1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang banyak melaksanakan usaha pembangunan di segala bidang. Pembangunan yang berlangsung saat ini tidak hanya membangun secara fisik tetapi juga non fisik seperti pembangunan mental bangsa yang semakin terpuruk. Hal ini perlu dilakukan karena mental maupun sikap-sikap sebagai seorang individu maupun masyarakat suatu negara harus dibangun sebagai pondasi dasar dalam suatu negara. Pembangunan ini bertujuan untuk mewujudkan tujuan bangsa Indonesia yaitu mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur serta mensejahterakan rakyat Indonesia. Dalam melaksanakan pembangunan ini semua pihak terlibat didalamnya baik rakyat yang berperan sebagai karyawannya, pihak pemerintah sebagai pelaksana dan pihak swasta yang juga turut berperan dalam menunjang laju pembangunan, sehingga mendorong perekonomian nasional yang dari tahun ke tahun berkembang semakin baik. Perkembangan masyarakat yang semakin maju dan kompleks membawa pengaruh yang sangat besar terhadap kelangsungan hidup umat manusia. Pengaruh perkembangan masyarakat berdampak kepada semakin meningkatnya persaingan diantara perusahaan-perusahaan. Untuk dapat mengantisipasi persaingan yang sangat ketat, setiap perusahaan harus menyusun strategi kebijakan. Salah satu bidang strategis yang menjadi perhatian yaitu Sumber daya manusia. Perusahaan yang mampu bersaing adalah perusahaan yang mempunyai sumber daya manusia yang berkualitas yang memiliki ilmu pengetahuan dan memiliki keterampilan. 1
2 Sumber Daya Manusia (SDM) menurut H. Edy Sutrisno (2009:3) adalah satu-satunya sumber daya yang memiliki akal perasaan, keinginan, keterampilan, pengetahuan, dorongan, daya dan karya (rasio, rasa dan karsa). Manusia memiliki karakter yang sangat kompleks baik dari segi sifat maupun tingkah laku yang dibentuk oleh lingkungan maupun pengalaman. Tujuan perusahaan dapat tercapai apabila perusahaan menerapkan manajemen yang baik. Salah satunya dengan menerapkan disiplin kerja. Kedisiplinan menurut Malayu S.P. Hasibuan (2007:193) adalah kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku. Sikap disiplin menunjukkan kualitas kepribadian seseorang atau suatu perusahaan dalam memiliki reputasi. Keberadaan disiplin kerja sangat diperlukan dalam suatu perusahaan karena dalam suasana disiplin perusahaan akan dapat melaksanakan program-program kerjanya untuk mencapai prestasi yang diinginkan. Disiplin yang baik mencerminkan besarnya rasa tanggung jawab seseorang terhadap tugas-tugas yang diberikan kepadanya. Semakin baik disiplin kerja karyawan pada suatu perusahaan, semakin tinggi pula prestasi kerja yang dicapainya. Sebaliknya tanpa adanya disiplin kerja yang baik, maka suatu perusahaan akan sulit untuk mencapai hasil yang optimal. Dinas Pendapatan Provinsi Wilayah XX Bandung Barat, yang bergerak dalam bidang pengelolaan pendapatan daerah, tentunya menerapkan disiplin kerja bagi para karyawannya. Penerapan disiplin kerja ini dimaksudkan agar para karyawan dapat melakukan pekerjaan dengan baik dalam rangka mempertahankan kondisi internal perusahaan agar dapat bertahan dalam persaingan global. Adapun peraturan kerja yang berlaku di Dinas Pendapatan Provinsi Wilayah XX Bandung Barat yaitu: 1. Jam Kerja Kerja diartikan sebagai proses penciptaan atau pembentukan nilai baru pada suatu unit sumber daya, pengubahan atau penambahan nilai pada suatu unit alat pemenuhan kebutuhan yang ada.
3 Menurut kamus besar bahasa Indonesia (2002:454) jam kerja adalah waktu yang dijadwalkan bagi pegawai dsb untuk bekerja. Jam kerja bagi seseorang sangat menentukan efisiensi dan produktifitas kerja. Peraturan jam kerja di Dinas Pendapatan Provinsi Wilayah XX Bandung Barat adalah 5 (lima) hari kerja dalam seminggu. Adapun peraturannya sebagai berikut: a. Senin sampai dengan kamis pukul 07.30 15.00 WIB dengan waktu istirahat 45 (empat puluh lima) menit mulai pukul 12.00 12.45 WIB. b. Jum at pukul 07.30 15.00 WIB dengan waktu istirahat 1 (satu) jam mulai pukul 11.45 12.45 WIB. 2. Apel Apel atau yang biasa disebut dengan upacara merupakan salah satu aktivitas yang wajib dilaksanakan oleh seluruh karyawan yang ada di Dinas Pendapatan Provinsi Wilayah XX Bandung Barat. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002:60) apel adalah wajib hadir dalam upacara resmi (bersifat kemiliteran) untuk diketahui hadir tidaknya atau untuk mendengar amanat. Pelaksanaan Apel di Dinas Pendapatan Wilayah XX Bandung Barat bertujuan untuk meningkatkan komunikasi dua arah antara pimpinan dan bawahan secara langsung. Apel ini dilaksanakan setiap hari mulai dari hari senin sampai dengan hari jum at pukul 07.30 08.00 WIB. 3. Seluruh karyawan diwajibkan untuk mengikuti apel. 4. Karyawan yang tidak masuk kerja, wajib memberitahukan kepada pimpinan langsung secara lisan dan atau tulisan sebelum jam masuk kerja. 5. Karyawan tidak diperbolehkan berkeliaran pada saat jam kerja kecuali ada keperluan yang penting dan atas seizin pimpinan. 6. Bekerja dengan jujur, tertib, cermat dan bersemangat untuk kepentingan negara.
4 Kondisi disiplin kerja di Dinas Pendapatan Provinsi Wilayah XX Bandung Barat dinilai masih kurang baik dalam hal tingkah laku dan sikap yang kurang mematuhi peraturan perusahaan. Berdasarkan observasi dan wawancara tingkah laku dan sikap yang kurang mematuhi peraturan perusahaan yaitu: 1. Karyawan yang tidak mengikuti apel Kegiatan Apel dilaksanakan setiap hari kerja di halaman Dinas Pendapatan Provinsi Wilayah XX Bandung Barat. Kegiatan Apel ini digunakan untuk memberikan informasi maupun evaluasi terhadap hasil kerja para karyawan. Mengingat pentingnya kegiatan apel maka pimpinan mewajibkan seluruh karyawan untuk melaksanakan apel. Pada kenyataannya tidak seluruh karyawan melaksanakan apel masih ada sebagian kecil karyawan yang terkadang tidak mengikuti apel. Contohnya apel dimulai pukul 07.30 dan selesai pada pukul 08.00 sedangkan karyawan tersebut datang pada pukul 08.15. 2. Karyawan yang terlambat untuk masuk kerja Keterlambatan karyawan memang bukan masalah yang sangat penting jika dibandingkan dengan masalah lain seperti karyawan yang menggelapkan uang atau menjual rahasia perusahaan. Tetapi keterlambatan karyawan dapat mempengaruhi produktivitas perusahaan dan kinerja karyawan yang lainnya. Keterlambatan karyawan ini pula yang masih terjadi di Dinas Pendapatan Provinsi Wilayah XX Bandung Barat. Contohnya jam masuk kerja pada pukul 07.30 dan selesai pada pukul 15.00 sedangkan karyawan tersebut datang pada pukul 08.30. 3. Karyawan tidak menyelesaikan tugas tepat waktu Tugas merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan oleh setiap karyawan. Setiap karyawan memiliki tanggung jawab terhadap tugasnya masing-masing tergantung pada jabatan yang diembannya. Salah satu tanggung jawabnya yaitu menyelesaikan tugas tepat waktu. Pada pelaksanaannya masih ada karyawan yang tidak menyelesaikan tugas tepat waktu. Hal ini juga yang masih terlihat di Dinas Pendapatan Provinsi Wilayah XX Bandung Barat meskipun hanya
5 sebagian kecil karyawan yang terkadang tidak menyelesaikan tugas tepat waktu tetapi sangat berpengaruh terhadap pencapaian tujuan perusahaan. 4. Karyawan yang tidak berlaku jujur pada saat bekerja Kejujuran merupakan suatu sikap keselarasan antara apa yang diucapkan dengan kenyataan. Kejujuran harus dimiliki oleh setiap karyawan karena dengan kejujuran seseorang akan bisa menyelesaikan tugasnya dengan baik dan dipercayai oleh pimpinan. Pada pelaksanaannya masih ada karyawan yang tidak berlaku jujur dalam bekerja. Contohnya pada saat jam kerja karyawan tersebut tidak mengerjakan tugasnya melainkan melakukan pekerjaan yang lain seperti mengoperasikan handphone atau mengobrol dengan karyawan lainnya. (sumber:wawancara dengan Edi Susanto,2011) Alasan-alasan tersebut disebabkan karena ketidakpuasan karyawan yang merasa diabaikan oleh perusahaan sehingga semangat dalam bekerja menjadi turun. Selain itu, peraturan yang dibuat oleh perusahaan tidak berjalan dengan optimal seperti dalam pemberian sanksi kepada karyawan yang cenderung pilih kasih. Dampak dari ketidakpatuhan karyawan terhadap peraturan-peraturan yang dibuat perusahaan yaitu: 1. Karyawan menjadi tidak patuh terhadap pimpinan Patuh terhadap pimpinan memang merupakan kewajiban dari setiap karyawan tetapi apabila pimpinan tersebut tidak berlaku adil maka karyawan akan menjadi tidak patuh terhadap pimpinan. Contoh ketidakpatuhan karyawan terhadap pimpinan yaitu tidak mendengarkan apa yang diperintahkan oleh pimpinan dan tidak mengerjakan tugas yang diperintahkan pimpinan. 2. Tujuan perusahaan tidak tercapai Tujuan perusahaan akan tercapai apabila semua pihak yang terlibat didalamnya bekerja sama dengan baik. Karyawan merupakan salah satu pihak yang terlibat dalam pencapaian tujuan perusahaan. Maka dari itu, perusahaan harus dapat memelihara karyawannya. Apabila karyawannya tidak dipelihara dengan baik maka karyawan akan cenderung bermalas-malasan dalam mengerjakan tugasnya. Hal ini akan berdampak pada tidak tercapainya tujuan perusahaan.
6 3. Suasana kerja menjadi tidak nyaman Suasana kerja yang nyaman memberikan semangat bagi para karyawan untuk bekerja dengan baik dan lebih giat. Suasana kerja yang nyaman tercermin dari ruangan yang tertata rapi, keharmonisan diantara para karyawan dan terjalinnya komunikasi dua arah antara pimpinan dan karyawan. Namun, apabila komunikasi dua arah antara pimpinan dan karyawan tidak berjalan dengan baik maka akan berdampak pada suasana kerja menjadi tidak nyaman. Contohnya karyawan mendapatkan kendala dalam menjalankan pekerjaannya tetapi tidak berani untuk mengatakan kepada pimpinan karena merasa takut dan canggung sehingga permasalahan tersebut disimpan sendiri. 4. Produktivitas karyawan menjadi menurun Perusahaan harus dapat menjaga, memelihara kesehatan dan semangat kerja karyawannya karena karyawan merupakan asset perusahaan. Apabila kesehatan karyawan terganggu dan semangat kerja karyawan menurun maka karyawan tidak akan bekerja dengan optimal. Hal ini akan berdampak pada menurunnya produktivitas karyawan. Contoh menurunnya produktivitas karyawan yaitu tugas yang diberikan oleh pimpinan tidak selesai tepat pada waktunya. Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas maka penulis bermaksud untuk melakukan penelitian dengan judul : TINJAUAN TENTANG PELAKSANAAN DISIPLIN KERJA KARYAWAN DINAS PENDAPATAN PROVINSI WILAYAH XX BANDUNG BARAT 1.2 Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah Disiplin kerja merupakan hal yang penting bagi perusahaan, oleh karena itu setiap perusahaan harus dapat menerapkan disiplin kerja dengan baik dalam rangka meningkatkan kualitas kerja karyawan. Pada pelaksanaannya disiplin kerja tidak diterapkan dengan baik. Hal ini yang membuat perusahaan mengalami hambatan untuk dapat mencapai tujuan perusahaan.
7 Berdasarkan uraian pada latar belakang yang telah dijelaskan diatas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana pelaksanaan disiplin kerja karyawan Dinas Pendapatan Provinsi Wilayah XX Bandung Barat? 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat disiplin kerja karyawan Dinas Pendapatan Provinsi Wilayah XX Bandung Barat? 3. Usaha-usaha apa saja yang bisa dilakukan oleh Dinas Pendapatan Provinsi Wilayah XX Bandung Barat dalam meningkatkan disiplin kerja karyawan? 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud dari penelitian ini adalah untuk memperoleh data dan informasi perusahaan sebagai bahan laporan tugas akhir dan untuk menambah pengetahuan mengenai disipin kerja di Dinas Pendapatan Provinsi Wilayah XX Bandung Barat. Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka tujuan penelitian adalah: 1. Untuk mengetahui pelaksanaan disiplin kerja karyawan yang ada di Dinas Pendapatan Provinsi Wilayah XX Bandung Barat. 2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat disiplin kerja karyawan di Dinas Pendapatan Provinsi Wilayah XX Bandung Barat. 3. Untuk mengetahui usaha-usaha apa saja yang bisa dilakukan oleh Dinas Pendapatan Provinsi Wilayah XX Bandung Barat dalam meningkatkan disiplin kerja karyawan? 1.4 Kegunaan Laporan Tugas Akhir Kegunaan laporan tugas akhir ini dapat dilihat dari dua sisi, yaitu sebagai berikut: 1. Kegunaan praktis a. Bagi Dinas Pendapatan Provinsi Wilayah XX Bandung Barat, sebagai bahan acuan untuk meningkatkan pelaksanaan disiplin kerja karyawan. b. Bagi karyawan, hasil penelitian ini diharapkan akan berguna sebagai informasi tentang bagaimana disiplin kerja yang ada di Dinas Pendapatan Provinsi Wilayah XX Bandung Barat.
8 2. Kegunaan akademis Bagi pihak lain, dapat menjadi salah satu sumbangan pemikiran bagi pihak lain yang tertarik pada pelaksanaan disiplin kerja karyawan dan selanjutnya dikembangkan dengan lebih mendalam lagi. 1.5 Metode Laporan Tugas Akhir Metode yang digunakan dalam penyusunan laporan tugas akhir ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2007:54) adalah metode penelitian yang ditunjukan untuk menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, yang berlangsung pada saat ini atau saat lampau. Jenis-jenis data dalam penelitian ini adalah: 1. Data primer Data primer menurut Umi Narimawati (2008:98) ialah data yang berasal dari sumber asli atau pertama. Data ini tidak tersedia dalam bentuk terkompilasi ataupun dalam bentuk file-file. Data ini harus dicari melalui narasumber atau dalam istilah teknisnya responden, yaitu orang yang kita jadikan objek penelitian atau orang yang kita jadikan sebagai sarana mendapatkan informasi ataupun data. Penulis memperoleh data primer ini dengan cara melakukan wawancara kepada karyawan Dinas Pendapatan Provinsi Wilayah XX Bandung Barat. 2. Data sekunder Data sekunder menurut Umi Narimawati (2008:94) merupakan data yang sudah tersedia sehingga kita tinggal mencari dan mengumpulkan data. Data sekunder yang diperoleh penulis dari perusahaan berupa profil perusahaan dan struktur organisasi perusahaan. Selain itu, data sekunder dapat diperoleh melalui studi dokumentasi yaitu dari buku, jurnal, situs internet yang dapat menjadi referensi pendukung yang dapat diolah lebih lanjut. Teknik penelitian data yang dipergunakan dalam penelitian ini meliputi: 1. Penelitian lapangan (field research) Teknik pengumpulan data ini dilaksanakan dengan melakukan peninjauan secara langsung terhadap objek penelitian yang dilakukan melalui:
9 a. Wawancara Wawancara menurut Herman Sofyandi (2010:75) merupakan proses interaksi antara dua orang atau lebih dalam sebuah proses komunikasi. Dimana penulis melakukan pengumpulan data secara lisan dengan mengadakan tanya jawab dengan responden untuk mendapatkan data yang berhubungan dengan objek penelitian. Jenis wawancara yang dipakai oleh penulis yaitu wawancara terstruktur. b. Observasi Observasi menurut Herman Sofyandi (2010:74) merupakan cara untuk mengamati perilaku karyawan yang dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung kepada individu dan kelompok. Penulis melakukan observasi secara langsung terhadap objek penelitian. 2. Penelitian kepustakaan (library research) Studi kepustakaan menurut Sukardi (2008:33) merupakan kegiatan yang diwajibkan dalam penelitian, khususnya penelitian akademik yang tujuan utamanya adalah mengembangkan aspek teoritis maupun aspek manfaat praktis. Teknik ini dilakukan dengan mempelajari buku-buku serta literatur lainnya. 1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian Untuk menyusun laporan tugas akhir ini penulis melakukan penelitian di Dinas Pendapatan Provinsi Wilayah XX Bandung Barat yang beralamat di Jl. Pajajaran No. 88 Bandung. Waktu pelaksanaan penelitian dilakukan pada tanggal 17 Februari 2011 sampai 17 Maret 2011.