Seleksi Aktinomisetes Isolat Lokal Dari Tanah Gambut Riau Sebagai Antipatogen Pada Streptococcus pyogenes

dokumen-dokumen yang mirip
POTENSI MIKROBA INDIGENUS ASAL TANAH GAMBUT DESA RIMBO PANJANG KABUPATEN KAMPAR RIAU DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN Xanthomonas oryzae pv.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. V.1 Seleksi aktinomisetes yang memiiiki aktivitas terhadap R. Solani

ISOLASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI AKTINOMISETES DARI ARBORETUM UNIVERSITAS RIAU

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. ekstrak kulit nanas (Ananas comosus) terhadap bakteri Porphyromonas. Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

SELEKSI DAN UJI ANTIBAKTERI AKTINOMISETES ASAL TANAH GAMBUT RIMBO PANJANG KAMPAR RIAU TERHADAP Escherichia coli DAN Salmonella typhi

BAB III METODE PENELITIAN. untuk mengisolasi Actinomycetes dan melihat kemampuannya dalam

Pengambilan sampel tanah yang terkontaminasi minyak burni diambil dari

BAB III METODE PENELITIAN. Biologi dan Laboratorium Biokimia, Departemen Kimia Fakultas Sains dan

Daya Antibakteri Ekstrak Tumbuhan Majapahit (Crescentia cujete L.)Terhadap Bakteri Aeromonas hydrophila

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas

3. HASIL PENELITIAN Acar Kubis Putih (Brassica oleracea)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Aktivitas antimikroba pada ekstrak sambiloto terhadap pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme di Indonesia masih mengkhawatirkan kehidupan masyarakat.

Uji Potensi Bakteri dan Resistensi terhadap Antibiotik

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pengukuran zona hambat yang berikut ini disajikan dalam Tabel 2 : Ulangan (mm) Jumlah Rata-rata

BAB III METODE PENELITIAN

ISOLASI DAN UJI POTENSI ANTIMIKROBA EKSTRAK ISOLAT AKTINOMISETES DARI SAMPEL TANAH ASAL TERNATE SERTA IDENTIFIKASI MOLEKULER ISOLAT AKTIF

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

25 Universitas Indonesia

AKTIVITAS PROTEASE ALKALIN OLEH BAKTERI TERMOFILIK ALKALITOLERAN DARI SUMBER AIR PANAS DESA SUNGAI PINANG KABUPATEN KUANTAN SINGINGI, RIAU

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian yang dilakukan menggunakan daun sirsak (Annona muricata) yang

Prosiding Seminar Nasional Kefarmasian Ke-1

BAB III METODE PENELITIAN

Riset Informasi Kesehatan, Vol. 5, No. 2 Juni Isolasi dan penapisan aktinomiset penghasil senyawa antibakteri dari lingkungan ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. D. Alat dan bahan Daftar alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Lampiran 2.

BAB 1 PENDAHULUAN. positif yang hampir semua strainnya bersifat patogen dan merupakan bagian dari

LAMPIRAN 1. Standar zona hambat antibiotik menurut CLSI

tanah tersebut. Kata rare untuk jenis bakteri Actinomycetes yang

AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL BIJI BUAH PEPAYA (Carica papaya L.) TERHADAP Escherichia coli DAN Staphylococcus aureus

Haris Dianto Darwindra BAB VI PEMBAHASAN

METODE PENELITIAN. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung.

BAB III METODE PENELITIAN. Februari sampai Juli 2012 di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi,

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. ke-20. Kemampuannya dalam menghasilkan senyawa antibiotik dapat memberikan

ISOLASI RARE ACTINOMYCETES DARI PASIR PANTAI DEPOK DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA YANG BERPOTENSI ANTIBIOTIK TERHADAP Staphylococcus SKRIPSI

Koloni bakteri endofit

BAB III METODE PENELITIAN. eksplorasi dengan cara menggunakan isolasi jamur endofit dari akar kentang

III. METODE PENELITIAN. Pengetahuan Alam, Universitas Lampung. reaksi, mikropipet, mikrotube, mikrotip, rak tabung reaksi, jarum ose,

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan Peremajaan Aktinomiset dari Kultur Penyimpanan Perbanyakan Sclerotium rolfsii dari Kultur Penyimpanan

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Februari 2014.

BAB III METODELOGI PENELITIAN

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DASAR ISOLASI MIKROORGANISME. Disusun Oleh: Rifki Muhammad Iqbal ( ) Biologi 3 B Kelompok 6

BAB III METODE PENELITIAN. reaksi, piring kultur sel atau di luar tubuh makhluk hidup, syarat penelitian

III. METODE PENELITIAN. Persiapan alat dan bahan yang akan digunakan. Pembuatan media PDA (Potato Dextrose Agar)

ISOLATION MICROBE Indigenous TO DEGRADE PROFENOFOS FROM SOIL BEDUGUL AREA.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dan eksplorasi. Penelitian ini

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik untuk menguji

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada Mei 2011 di Laboratorium Mikrobiologi dan

HASIL DA PEMBAHASA. Kadar Air

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga Surabaya dan

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari sampai bulan April 2014.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2012 sampai bulan Desember 2012 di

PENGERTIAN ISOLASI MIKROORGANISME

3. METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di laboratorium Mikrobiologi Pangan Universitas Katolik Soegijapranata pada Agustus 2013 hingga Januari 2014.

Teknik Isolasi Bakteri

BAB III METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat. Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi, FMIPA. Jika dalam

PENGARUH PERENDAMAN DALAM BERBAGAI KONSENTRASI EKSTRAK KELOPAK BUNGA ROSELLA

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret-November 2012 di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan November sampai Desember 2011

EFEKTIVITAS BERBAGAI MERK SABUN MANDI TERHADAP BAKTERI Staphylococcus aureus DAN Streptococcus pyogenes

III. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi dan Molekuler. Penelitian ini di lakukan pada Agustus 2011.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Efek Pasca Antibiotik Ciprofloxacin terhadap Staphylococcus aureus ATCC dan Escherichia coli ATCC 25922

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari bulan Juli 2014 sampai dengan bulan September

LAPORAN HASIL PENELITIAN PENENTUAN POTENSI JAMU ANTI TYPHOSA SERBUK HERBAL CAP BUNGA SIANTAN

BAB III METODE PENELITIAN. Departemen Biologi Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga,

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. Pada metode difusi, digunakan 5 perlakuan dengan masing-masing 3

III. METODE PENELITIAN

RINGKASAN BAB I PENDAHULUAN

aeruginosa ATCC secara in vitro Pembuatan filtrat Streptomyces sp... 25

UJI EFEK ANTIBAKTERI JAMUR ENDIFIT PADA DAUN MANGROVE Sonneratia alba TERHADAP BAKTERI UJI Staphylococcus aureus DAN Escherichia coli

MATERI DAN METODE. Kasim Riau yang beralamat di Jl. HR. Soebrantas KM 15 Panam, Pekanbaru.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari hingga Maret 2015.

Teknik Isolasi Bakteri

LAMPIRAN Lampiran 1: Komposisi dan Penyiapan Media Skim Milk Agar, Komposisi Media Feather Meal Agar, Komposisi Media Garam Cair.

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juni 2012

Uji Pembandingan Efektivitas Antiseptik Strong Acidic Water terhadap Antiseptik Standar Etanol 70%

II. METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian terapan dengan menggunakan

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. melanda peradaban manusia selama berabad-abad (Pelczar dan Chan, 2007).

LAMPIRAN. Lampiran 1. Foto Lokasi Pengambilan Sampel Air Panas Pacet Mojokerto

AKTIVITAS ANTIBAKTERI SARI BUAH BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi Linn.) TERHADAP BAKTERI PSEUDOMONAS AERUGINOSA DAN STAPHYLOCOCCUS EPIDERMIDIS

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian dan

EKSPLORASI Pseudomonad fluorescens DARI PERAKARAN GULMA PUTRI MALU (Mimosa invisa)

UJI EKSTRAK DAUN BELUNTAS

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Ekstraksi terhadap 3 jenis sampel daun pidada menghasilkan ekstrak

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE PENGUJIAN ANTIBIOTIK ISOLAT STREPTOMYCES DARI RIZOSFER FAMILIA POACEAE TERHADAP Escherichia coli

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. 3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif laboratorik dengan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pemotongan hewan Pacar Keling, Surabaya. dengan waktu pengamatan setiap 4 jam

BAB I. A. Latar Belakang Masalah. baik bagi masyarakat yang tinggal di perkotaan maupun pedesaan. Tanaman obat

Transkripsi:

Seleksi Aktinomisetes Isolat Lokal Dari Tanah Gambut Riau Sebagai Antipatogen Pada Streptococcus pyogenes TETTY MARTA LINDA 1, LAMISSI NAPITUPULI 1, RODESIA MESTIKA ROZA 1 1 Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu pengetahuan Alam, Universitas Riau Kampus Bina Wydia Km. 12,5 Simpang Baru Pekanbaru Email: tetty.martalinda@gmail.com ABSTRAK Dua puluh empat isolat aktinomisetes hasil isolasi dari tanah gambut Riau diseleksi menggunakan metode agar disk untuk dilihat aktivitas antipatogen pada Streptococcus pyogenes menggunakan medium Triptic Soy Agar (TSA). Hasil seleksi diperoleh lima isolat aktinomisetes (MH23, L313, L18, L223 dan MH11) menghasilkan zona bening disekitan bakteri uji. Isolat MH23 menghasilkan zona bening tertinggi yaitu 24 mm. Kelima isolat aktinomisetes berpotensi sebagai penghasil antibiotik yang bermanfaat bagi kesehatan. Kata kunci: Aktinomisetes, antibiotik, tanah gambut, Streptococcus pyogenes PENDAHULUAN Penelitian untuk mendapatkan antibiotik baru dengan spektrumnya lebih luas, lebih murah dan efektif terus dilakukan. Sejauh ini, mikroorganisme yang berasal dari alam merupakan sumber materi genetik yang terbaik yang merupakan sumber senyawa baru yang tidak pernah habis. Selain aktivitas antibiotik, metabolit mikroba juga menjadi sumber senyawa aktif farmakologis atau fisiologis yang berguna dibidang medis (Suwandi, 1993). Antibiotik sangat dibutuhkan terutama yang efektif melawan bakteri resisten maupun sumber infeksi. Salah satu mikroba penting penghasil antibiotik adalah aktinomisetes. Aktinomisetes adalah bakteri Gram positif berbentuk filamen yang menghasilkan antibiotik dan komponen terapeutik (Hirsch dan Christensen 1983). Selain itu, aktinomisetes juga menghasilkan substansi biologikal aktif seperti vitamin dan enzim (Basilio et al. 2003). Salah satu genus aktinomisetes yang terkenal karena potensinya memproduksi senyawa aktif adalah Streptomyces yang diketahui dapat menghambat pertumbuhan atau membunuh bakteri patogen Gram positif maupun Gram negatif. Seperti, antibiotik aminoglikosida, tetrasiklin, aureomisin dan kloramfenikol (Poernomo et al., 2005). Kemampuan aktinomisetes menghambat pertumbuhan atau membunuh bakteri patogen baik dari golongan Gram positif maupun Gram negatif merupakan dasar dari penggunaan aktinomisetes sebagai antipatogen terhadap Streptococcus pyogenes. Bakteri ini merupakan bakteri Gram positif yang patogen pada manusia penyebab infeksi supuratif maupun infeksi non supuratif. Infeksi tersebut disebabkan karena adanya interaksi antara faktorfaktor virulensi S. pyogenes dengan sel inang, baik berupa protein yang disekresikan maupun yang terdapat pada permukaan S.pyogenes (Kusuma, 2005). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyeleksi aktinomisetes indigenus asal tanah gambut Riau yang dapat digunakan sebagai antipatogen terhadap S. pyogenes. METODE PENELITIAN Peremajaan Aktinomisetes. Dua puluh empat isolat aktinomisetes adalah hasil isolasi dari tanah gambut di Riau. Masingmasing isolat aktinomisetes diremajakan dengan menumbuhkan secara streak plate ke medium Starch Casein Agar dengan komposisi: pati 10 g, kasein 0,3 g, KNO 3 2 g, K 2 HPO 4 2 g, NaCl 2 g, MgSO 4. 7H 2 O 0,05 g, CaCO 3 0,02 g, FeSO 4. 7H 2 O 0,01 g, agar 18 g dan 1000 ml aquades. Cawan petri 257

selanjutnya diinkubasi pada suhu kamar selama 7 hari (Yilmaz et al., 2008). Peremajaan dan Penyiapan Streptococcus pyogenes. S. pyogenes ditumbuhkan pada medium Triptic Soy Agar (TSA). Cawan petri selanjutnya diinkubasi pada suhu kamar selama 24 jam hingga koloni tumbuh. Setelah tumbuh disimpan ke refrigerator sampai pada tahap pengerjaan berikutnya. Biakan S. pyogenes yang berumur 24 jam media TSA miring digunakan sebagai sumber inokulum. Inokulum diperoleh dengan cara menambahkan 10 ml NaCl 0,85% steril ke tabung biakan isolat S. pyogenes lalu dikerik dan divortex hingga terlepas dari agar kemudian dipindahkan ke tabung steril. Inokulum ini selanjutnya dilakukan perhitungan suspensi selnya secara pour plate hingga diperoleh jumlah inokulum S. pyogenes 10 6 /ml. Seleksi Aktinomisetes terhadap S. pyogenes dengan Metode Agar Disk. Isolat aktinomisetes berumur 7 hari yang tumbuh di medium SCA dipotong (6x6 mm). Selanjutnya potongan agar (agar disk) ditransfer ke cawan TSA yang telah diinokulasikan isolat S. pyogenes (10 6 /ml) selanjutnya diinkubasi pada suhu kamar selama 7 hari. Masingmasing diseleksi dengan dua ulangan. Aktivitas diketahui dengan terbentuknya zona bening di sekitar koloni (Aghighi et al. 2004). HASIL DAN PEMBAHASAN Peremajaan dan Seleksi Aktinomisetes terhadap Pertumbuhan S. pyogenes. Peremajaan isolat aktinomisetes memerlukan waktu yang lama yaitu 714 hari. Sebanyak 24 isolat aktinomisetes hasil peremajaan diseleksi kemampuannya menghambat pertumbuhan bakteri S. pyogenes patogen. Hasil seleksi diperoleh 5 isolat yang mampu menghambat pertumbuhan S. pyogtogen dengan kemampuan masingmasing isolat aktinomisetes berbedabeda, seperti pada Tabel 1. Hal ini disebabkan tidak semua metabolit sekunder yang dihasilkan oleh masingmasing isolat aktinomisetes memiliki aktivitas antibakteri terhadap S. pyogenes. Hal ini diperkuat dengan laporan Linda et al. (2007) isolat aktinomisetes yang berhasil dieksplorasi dari tanah gambut Sei Mempura Kabupaten Siak Sri Indrapura (SM11, SM12, SM13, SM14, SM15, dan SM16) memiliki aktivitas antibakteri spektrum luas terhadap bakteri Gram positif (B.subtilis, S.aureus) dan bakteri Gram negatif ( E.coli, Pseudomonas sp.). Hasil penelitian lain telah dilaporkan isolat aktinomisetes SM11 dan SM 12 dan MH23 telah diketahui memiliki kemampuan daya hambat terhadap Rhizoctonia solani (Linda et al. 2009) dan isolat aktinomisetes L18, L223 dan L3133 diketahui memiliki kemampuan menghasilkan enzim protease (Linda et al. 2016). Basilio et al. (2003) menegaskan bahwa anggota dari famili dan genus aktinomisetes yang berbeda memperlihatkan perbedaan kemampuan mereka memproduksi senyawa antimikroba. Hal ini menunjukkan bahwa masingmasing isolat aktinomisetes memiliki kemampuan berbedabeda menghasilkan metabolit sekunder yang bersifat antibakteri atau anti jamur terhadap mikroba uji, sehingga memungkinkan masingmasing isolat aktinomisetes mampu menghambat pertumbuhan bakteri patogen atau jamur lainnya. Tabel 1. Daya hambat isolat aktinomisetes terhadap S.pyogenes No. Kode Isolat Diameter Zona Bening (mm) m) No Kode Isolat Diameter Zona Bening (mm) 1 L513 13 L512 2 L18 17 14 L13 3 L421 15 L321 4 L11 16 L311 5 L223 12 17 MH23 24 6 L15 18 MH11 10 7 L17 19 SM13 258

8 L12 20 SM11 9 L121 21 SM 12 10 L221 22 SM14 11 L313 13 23 SM15 12 L225 24 SM16 Ket: ( ) = Tidak memperlihatkan aktifitas antibakteri Daya hambat yang dihasilkan oleh ke5 isolat berkisar antara 1024 mm dengan diameter zona bening yang terbesar oleh isolat MH23 diikuti oleh isolat L18, L313, L223, dan MH11. Besar diameter zona bening yang terbentuk menandakan kemampuan aktinomisetes menghambat pertumbuhan S. pyogenes, semakin besar zona bening semakin besar pula kemampuannya menghambat pertumbuhan S. pyogenes. Zona bening yang terbentuk merupakan hasil dari senyawa bioaktif yang dikeluarkan oleh isolat aktinomisetes sebagai reaksi antagonis terhadap S.pyogenes dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 1. Aktivitas masingmasing isolat aktinomisetes umur 7 hari terhadap bakteri S. pyogenes medium TSA inkubasi i pada temperatur ruang selama 24 jam menggunakan metode agar disk. Ket: a: isolat S. pyogenes, b: zona hambat, c: isolat aktinomisetes. Aktivitas dari senyawa bioaktif yang dihasilkan oleh isolat aktinomisetes merupakan aktivitas antibakterii yang dapat membunuh ataupun menghambat pertumbuhan bakteri. Senyawa yang dihasilkan oleh mikroorganisme yang bersifat antibakteri yaitu antibiotik. Antibiotik merupakan metabolit sekunder karena dihasilkan alur metabolisme sekunder dan tidak diperlukan untuk pertumbuhan maupun pemeliharaan sel (Schlegel dan Hans 1994). Zona hambat yang dihasilkan oleh sebagian besar dari masingmasing isolat aktinomisetes yang mampu menghambat pertumbuhan S. pyogenes membentuk zona hambat jernih seperti pada isolat MH23, L313, L223, dan MH11, namun ada juga isolat yang membentuk zona hambat keruh seperti pada isolat L18. Akhdiya dan Susilowati (2008) berpendapat bahwa zona hambat yang jernih disebabkan oleh produksi senyawa bioaktif yang bersifat bakterisida (membunuh bakteri), sedangkan zona hambat yang keruh disebabkan oleh produksi senyawa bioaktif yang bersifat bakteriostatik (hanya menghambat pertumbuhan bakteri uji. Intensitas kejernihan zona hambat juga dipengaruhi oleh kuantitas senyawa antibakteri yang diekskresikan oleh isolat aktinomisetes. Hasil uji nilai tengah (median) kemampuan isolat aktinomisetes menghambat pertumbuhan bakteri patogen 259

S.pyogenes dikelompokkan ke kriteria tinggi, sedang, dan rendah.seperti pada pada Tabel 2. Isolat aktinomisetes yang memiliki kriteria tinggi yaitu isolat MH23 dengan diameter zona bening adalah 24 mm, sedangkan isolat yang memiliki kriteria sedang ada tiga isolat yaitu L18, L313, L223 dengan diameter zona bening masingmasing adalah 17 mm, 13 mm, dan 12 mm. Isolat aktinomisetes MH11 termasuk ke kriteria rendah dengan diameter zona bening 10 mm. Tabel 2. Kriteria aktivitas daya hambat isolat aktinomisetes terhadap S.pyogenes berdasarkan uji nilai tengah (median) Kode Isolat MH23 24 L18 17 L313 13 L223 12 MH11 10 Diameter Zona Bening (mm) Kriteria Tinggi Sedang Rendah Besar daya hambat yang dihasilkan oleh masingmasing isolat aktinomisetes diduga karena adanya perbedaan jumlah dan kualitas senyawa bioaktif yang terdifusii ke medium sehingga menghambat pertumbuhan bakteri patogen S.pyogenes. Sahin dan Ugur (2003) dan Ilic et al. (2005) mengelompokkan efek penghambatan isolat Streptomyces menghambat pertumbuhan S.aureus ke empat kelompok berdasarkan zona beningnya yaitu zona bening dengan diameter 10 mm merupakan kelompok pasif, 1120 mm sedikit aktif, 2130 mm cukup aktif dan 31 mm sangat aktif. Berdasarkan kriteria pengelompokan kemampuan isolat aktinomisetes tersebut, isolat aktinomisetes indigenus Riau yang digunakan sebagai antipatogen terhadap S. pyogenes termasuk kriteria cukup aktif. Perbedaan kriteria ini disebabkan oleh perbedaan isolat aktinomisetes dan bakteri uji yang digunakan. KESIMPULAN Seleksi 24 isolat aktinomisetes lokal Riau menggunakan metode agar disk diperoleh 5 isolat potensial sebagai antipatogen terhadap bakteri patogen Streptococcus pyogenes yaitu isolat MH23, L18, L313, L223, dan MH11. Hasil uji nilai tengah isolat aktinomisetes MH23 termasuk kriteria tinggi dengan diameter zona bening 24 mm, dan isolat MH11 termasuk kriteria rendah dengan diameter zona bening 10 mm. DAFTAR PUSTAKA Akhdiya A dan Susilowati DN. 2008. Aktivitas penghambatan dari aktinomiset terhadap bakteri patogen tanaman dan patogen tular makanan. Penelitian Pertanian Tanamann Pangan 27 (1): 55 60. Aghighi S, Bonjar GHS, Rawashdeh R, Batayneh S, Saadoun I. 2004. First report of antifungal spectra of acitvity of iranian Actinomycetes strains against Alternaria solani, Alternaria alternate, Fusarium solani, Phytophthora megasperma, Verticillium dahliae And Saccharomyces cerevisiae. Asian Journal of Plant Sciences 3: 463471. Basilio A, Gonzalez I, Vicente M. F, Gorrochategui J, Cabello A, Gonzalez A, Genilloud O. 2003. Patterns of antimicrobial activities from soil Actinomycetes isolated under different conditions of ph and salinity. Journal of Applied Microbiology 95: 814823. Hirsch CF And Christensen DL. 1983. Novel methode for selective isolation of Actinomycetes. Applied And Environmental Microbiology 46: 925 929. 260

Ilic SB, Konstantinovic SS, Todonovic ZB. 2005. UV/VIS analysis and antimicrobial activity of Streptomyces isolate. Facta UniversitatisMedicine and Biology 12 (1): 4446. Kusuma SAF. 2005. Regulasi produksi ornitin karbamoiltransferase Streptococcus pyogenes CS24 oleh albumin serum manusia secara In Vitro. Bandung: Department Of Pharmacy ITB. Linda, TM., Roza, RM., Yuliati, R., Wahyuliyanti. 2007. Isolasi dan aktivitas antibakteria aktinomisetes asal tanah gambut Riau. Jurnal Natur Indonesia. 10(1):1823. Linda, TM., Martina, A., Sinaga, J., Roza, RM. Emas, GM. 2009. Antifungal spectra of activity of actinomycetes strains against Rhizoctonia solani.. Proceeding International Conference on Natural and Environmental Sciences (Icones).Banda Aceh 68 May, 325. Linda TM, Martina A, Febrianti BL, Herlinda, Tabri. 2016. Seleksi aktinomisetes penghasil protease dari tanah gambut Desa Langkai, Siak, Riau. Jurnal Riau Biologia 1(10):6266. Poernomo AT, Lailiana M, Isnaeni. 2005. Aktivitas antibakteri sel amobil Streptomyces Sp1 matrik Caalginat dan Baalginat terhadap Staphylococcus aureus. Majalah Farmasi Airlangga 5 (2): 6568. Sahin N, Ugur A. 2003. Investigation of the antimicrobial activity of some Streptomyces Isolates. Turk J Biol 27: 79 84. Schlegel dan Hans. 1994. Mikrobiologi Umum. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Suwandi U. 1993. Skrining mikroorganisme penghasil antibiotik. Pusat Cermin Dunia Kedokteran No.89. Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan P.T Kalbe Farma. Yilmaz EI, Yuvuz M, Kizil M. 2008. Molecular characterization of rhizosperheric soil Streptomycetes isolated from Indigenous Turkish plant and their antimicrobial activity. World J Microbiol Biotechnol 24: 14611470. 261