BAB I PENDAHULUAN. kompleksitas yang tinggi dapat mempengaruhi performa suatu kinerja suatu bank.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Kompleksitas dalam sektor perbankan yang tinggi dapat meningkatkan resiko

BAB V PENUTUP. Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan Price Earning Ratio (PER),

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang produktif guna mengembangkan pertumbuhan jangka panjang.

BAB I PENDAHULUAN. biasanya ditandai dengan adanya kenaikan tingkat pendapatan masyarakat. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan kegiatan operasionalnya akan membutuhkan struktur. modal yang kuat untuk meningkatkan laba agar tetap mampu

BAB I PENDAHULUAN. telah memiliki perubahan pola pikir tentang uang dan pengalokasiannya. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dan penerimaan devisa. Di Negara yang sedang berkembang usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. satu pembiayaan eksternal bagi dunia usaha dan sebagai wadah investasi bagi

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang membutuhkan dana. Transaksi yang dilakukan dapat dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan wahana yang mempertemukan pihak yang. kelebihan dana (investor) dan pihak yang membutuhkan dana (peminjam)

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. yang ditetapkan dan struktur permodalan yang lemah dan sebagainya.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar Modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara yang

BAB 1 PENDAHULUAN. pengambilan keputusan investasi di pasar modal juga semakin kuat.

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengalami perbaikan. Hal tersebut dikarenakan perekonomian merupakan

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

BAB 1 PENDAHULUAN. investor dan perusahaan yang telah go public (emiten). Bagi emiten, pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perekonomian di Indonesia mengalami krisis moneter yang sempat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Saham (stock) merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling popular.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun belakangan ini, pelaku bisnis di Indonesia seakan

1.PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Jatuhnya perekonomian di Indonesia akibat krisis moneter yang sempat

BAB I PENDAHULUAN. Proses penghimpunan dan pengalokasian dana masyarakat terutama dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. memperbaiki perekonomian Indonesia. Tingginya laju inflasi yang terus

BAB I PENDAHULUAN. pasar keuangan indeks harga saham gabungan di perbankan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. (saham), reksa dana, instrumen derivatif maupun instrumen lainnya. Pasar Modal

EKA YULIANA B

I. PENDAHULUAN. Istilah penawaran umum atau sering juga disebut dengan go public semakin

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan. Meskipun saham memungkinkan para pemodal untuk. perubahan-perubahan yang terjadi. Baik pengaruh eksternal maupun

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan selalu membutuhkan dana untuk menunjang kelancaran

BAB I PENDAHULUAN. dipandang sebagai salah satu sarana efektif untuk mempercepat pembangunan. menjadi cerminan dinamika ekonomi suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. menggalang pergerakan dana jangka panjang dari masyarakat (investor) yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam bidang ekonomi secara global ini, menyebabkan berkembangnya

BAB I PENDAHULUAN. Asia. Langkah yang ditempuh dalam menghadapi krisis moneter salah satunya

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal Indonesia mengalami perkembangan yang pesat dari periode ke

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal di Indonesia telah menjadi salah satu alternatif pembiayaan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia saat ini telah memasuki era globalisasi dimana persaingan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sebuah perusahaan didirikan dengan tujuan untuk memaksimalkan

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. penelitian ini sebagai faktor internal perusahaan yaitu Return on Asset (ROA), Debt

ANALISIS PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN KEUANGAN GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA ( BEI )

Bab I PENDAHULUAN. ekspansi dengan lingkup ekonomi global seiring perkembangan ekonomi dunia.

BAB I PENDAHULUAN. investor atau calon investor menilai bahwa perusahaan berhasil dalam mengelola

BAB I PENDAHULUAN. alternatif pendanaan dan investasi bagi masyarakat. menyebabkan pertumbuhan pasar modal melambat dan penundaan Initial Public

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah telah memberikan beberapa kemudahan untuk dapat lebih

BAB I PENDAHULUAN. kali perusahaan tidak bisa memenuhi kebutuhan bisnisnya hanya dengan

BAB I PENDAHULUAN. krisis ekonomi yang mengguncang Asia. Krisis ekonomi tersebut menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. seluruh penghasilan saat ini, maka dia dihadapkan pada keputusan investasi.

BAB I PENDAHULUAN. kinerja keuangan perusahaan go publik. Harga saham terbentuk dari interaksi

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang membutuhkan dana. Menurut Fahmi dan Hadi (2009:41), pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. saham yang meningkat menggambarkan bahwa nilai perusahaan meningkat atau

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era globalisasi pada saat ini pertumbuhan perekonomian berkembang pesat

BAB 1 PENDAHULUAN. memaksimalkan nilai perusahaan. Fama (1987) menyebutkan bahwa nilai perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di era globalisasi seperti sekarang ini, persaingan dalam bidang ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Ketika Indonesia mengalami krisis ekonomi, naiknya suku bunga, dan

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian di Indonesia mengalami pertumbuhan yang cukup baik.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berkembangnya suatu perusahaan tergantung pada kinerja keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan lain setiap perusahaan harus mengembangkan usahanya yang

BAB I PENDAHULUAN. ini dikarenakan perusahaan sangat membutuhkan tambahan modal untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi sedangkan yang lain adalah lembaga keuangan non-bank (LKBB). Bank

BAB I PENDAHULUAN. menunjang perekonomian karena pasar modal dapat menghubungkan pihak yang membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan banyaknya perusahaan real estate dan properti yang go

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia usaha sudah semakin berkembang saat ini. Kemunculan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal. Dengan adanya pasar modal para investor dapat melakukan

BAB I BAB I PENDAHULUAN. Dalam era modernisasi saat ini, semua perusahaan yang ingin berhasil tentunya harus

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan setiap perusahaan akan berusaha menghasilkan nilai perusahaannya.

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan dana serta menawarkan surat berharga dengan cara listing

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan agar dapat bertahan dan mampu bersaing dalam dunia bisnis. Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan sebesar-besarnya. Untuk mencapai tujuan tersebut, salah satu cara

BAB I PENDAHULUAN. berbagai jenis tabungan di bank, digunakan untuk modal usaha sendiri maupun

BAB I PENDAHULUAN. dan valuta asing. IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) turun dari angka 2.830

BAB I PENDAHULUAN. adalah penanaman saham. Adanya penanaman saham, perusahaan. akan menyediakan lapangan pekerjaan sehingga pendapatan perkapita

BAB I PENDAHULUAN. Dalam situasi perekonomian yang sedang recovery ini masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi maka akan semakin meningkat pula upaya berbagai perusahaan untuk

ANALIS PENGARUH VARIABEL-VARIABEL FUNDAMENTAL YANG MEMPENGARUHI HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang memberikan return yang paling optimal. Tujuan utama investor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. juga memberikan pelayanan dalam bentuk jasa jasa perbankan. Bank memiliki

BAB I PENDAHULUAN. ini menjadi pemicu yang kuat bagi manajemen perusahaan untuk. membutuhkan pendanaan dalam jumlah yang sangat besar.

BAB I PENDAHULUAN. yang kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pelaporan keuangan merupakan sarana yang digunakan perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. jangka pendeknya saja, tetapi juga harus memiliki ketersediaan modal yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat atas pengelolaan dana yang dimiliki juga semakin meningkat. Bagi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pasar modal dipandang sebagai salah satu sarana efektif untuk

PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. yang membutuhkan dana. Agar para investor mau menanamkan dananya maka

BAB I PENDAHULUAN. bagi perusahaan. Termasuk didalamnya adalah perusahaan-perusahaan pada sektor

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Suatu perusahaan diharapkan dapat terus berkembang. Sementara pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. dan berarti perusahaan telah melakukan financial leverage. Semakin besar utang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) guna menjual saham

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan para pemodal (investor) untuk melakukan diversifikasi

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu alternatif bagi perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat (investor) yang kemudian disalurkan kepada sektor-sektor yang

BAB I PENDAHULUAN. beraneka ragam berawal dari krisis moneter pada bulan Juli-Agustus Krisis

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari beberapa variabel

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang semakin bertumbuh dan berkembang di Indonesia. Hal ini ditandai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Memasuki era globalisasi, perkembangan teknologi informasi dalam

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia perbankan yang sangat pesat disertai dengan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Gabungan (IHSG) turut mengalami peningkatan.

BAB I PENDAHULUAN. negara tersebut, atau pada saat yang sama, investasi portofolio di bursa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Pergerakan harga saham industri farmasi di Bursa Efek Indonesia mulai

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan di dunia perbankan yang sangat pesat serta tingkat kompleksitas yang tinggi dapat mempengaruhi performa suatu kinerja suatu bank. Kompleksitas dalam sektor perbankan yang tinggi dapat meningkatkan resiko yang dihadapi oleh bank-bank yang ada di Indonesia. Permasalahan sektor perbankan di Indonesia sendiri disebabkan oleh antara lain seperti, kebijakan moneter dan buruknya kualitas perbankan itu sendiri. Kondisi tersebut dapat tercermin dari lemahnya kondisi-kondisi internal sektor perbankan. Seperti penurunan tingkat suku bunga, buruknya moral sumber daya manusia, lemahnya manajemen bank, depresiasi rupiah serta belum ketatnya pengawasan yang dilakukan oleh Bank Indonesia (BI). Hubungan bank Indonesia (BI) dengan bank Komersial sendiri merupakan suatu bentuk hubungan antara pemilik modal (principal) dan manajemen (agent) yang tidak dapat terhindar dari konflik dan perbedaan kepentingan di dalamnya. Perbedaan tersebut terjadi ketika ada perbedaan antara Bank Indonesia (BI) sebagai (principal) dan Bank Komersil sebagai (agent) dikarenakan Bank Indonesia mengalami kesulitan di dalam mengetahui kebenaran atas pelaporan keuangan yang dihasilkan oleh Bank Komersil. Industri perbankan merupakan lembaga perantara yang mempunyai tugas pokok untuk menghimpun dana masyarakat serta menyalurkan kembali dan 1

2 tersebut kepada masyarakat. Sebagai lembaga yang mempunyai tugas pokok untuk menyalurkan dana dari pihak-pihak yang mempunyai kelebihan dana kepada pihak-pihak yang membutuhkan dana, maka diperlukan bank dengan kinerja keuangan yang sehat, sehingga intermediasi antara kedua pihak tersebut dapat berjalan lancar. Sektor perbankan memiliki kedudukan yang startegis dalam suatu negara, yaitu sebagai penunjang kelancaran sistem pembayaran, pelaksanaan kebijakan moneter dan pencapaian stabilitas sistem keuangan. Sehingga diperlukan perbankan yang sehat, transparan dan dapat dipertanggungjawabkan baik kepada investor maupun terhadap bank Indonesia (Kemenkeu, 1967). Tujuan fundamental dari bisnis perbankan sendiri adalah untuk memperoleh keuntungan optimal dengan memberikan layanan jasa keuangan kepada masyarakat. Bagi pemilik saham yang menanamkan modalnya pada bank berharap untuk memperoleh penghasilan berupa deviden atau mendapatkan keuntungan dari peningkatan harga saham yang dimiliki. Penting bagi bank untuk terus menjaga kinerjanya dengan baik, Terutama menjaga tingkat profitabilitas yang tinggi, mampu membagikan deviden dengan baik, dan prospek usaha kedepan yang selalu berkembang dengan baik. Apabila bank dapat menjaga kinerjanya dengan baik maka dipastikan dapat meningkatkan nilai saham. Nilai saham yang tinggi tersebut tentunya akan mempengaruhi kepercayaan investor terhadap perusahaan tersebut. Perusahaan perbankan yang telah dianggap go public apabila perusahaan tersebut melakukan kegiatan penawaran saham yang dilakukan oleh

3 emiten/perusahaan untuk menjual saham atau efek kepada masyarakat. Dengan berdasar pada tata cara yang diatur oleh undang-undang Pasar Modal dan peraturan serta pelaksanaannya. Dalam istilah pasar modal go public sering disebut sebaga IPO (initial public offering), yaitu penawaran pasar perdana kepada masyarakat. Dengan demikian perusahaan akan memiliki berbagai alternatif sumber pendanaan. Baik yang berasal dari dalam maupun dari luar perusahaan, Baik dari investor dalam negeri maupun luar negeri (Indonesia, U. U. R. (1995). Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin maju. Teknologi dan sumber daya manusia (SDM) yang tinggi juga sangat dibutuhkan untuk terus dapat bertahan dalam industri perbankan, baik saat ini maupun di masa yang akan datang. Dengan semakin ketatnya persaingan di era globalisasi ini peningkatan terhadap nilai perusahaan yang tinggi merupakan tujuan jangka panjang yang seharusnya dapat dicapai perusahaan perbankan. Hal tersebut akan tercermin dari harga pasar sahamnya, karena penilaian para investor terhadap perusahaan dapat diamati melalui pergerakan harga saham perusahaan yang ditransaksikan di bursa efek untuk perusahaan perbankan yang sudah go public. Krisis ekonomi yang melanda Yunani tahun 2011 menimbulkan efek domino. Berturut-turut ekonomi Irlandia, Portugal, Italia, dan Spanyol terguncang. Dampak krisis ini juga mulai terasa di Indonesia melalui jalur keuangan dan jalur perdagangan. Jalur keuangan terlihat dari anjloknya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Krisis ekonomi yang terjadi di Eropa pada tahun 2011 tersebut mempunyai efek yang sangat terasa di Indonesia. Dampak dari

4 krisis ekonomi global tersebut mengakibatkan penurunan pada indek harga saham gabungan (IHSG) di Indonesia. Dampak krisis keuangan Eropa ke pasar keuangan dalam negeri berupa perubahan harga saham dimana pasar bereaksi terhadap berita dan kondisi eksternal dan internal (Kompas.com, 2012). Nilai tukar rupiah mengalami tekanan pelemahan pada Agustus, 2011. Selama bulan Agustus, aliran portofolio di pasar modal yang keluar dari Indonesia sebesar 1,8 miliar dolar AS. Sebagian besar dana tersebut berbentuk ekuitas. Akibat kejadian tersebut, saham-saham di bursa efek Indonesia (BEI) turun sebesar 8,4% dan rupiah terdepresiasi 4,3% karena investor Global melakukan pelepasan portfolio investasi pada saham. Pelepasan surat-surat berharga tersebut memicu peningkatan pembelian US dolar yang pada akhirnya membuat nilai tukar mata uang Rupiah melemah. Pelepasan investasi portofolio yang dilakukan oleh investor baik asing maupun dalam negeri tentunya akan mempengaruhi nilai harga saham di dalam perusahaan tersebut (Bappenas, 2011). Dampak dari krisis ekonomi yang terjadi di eropa ternyata dapat mempengaruhi indeks harga saham di kawasan Asia dan regional lainnya. Di Indonesia sendiri sektor yang paling merasakan dampak Krisis ekonomi tersebut adalah sub sektor keuangan khususnya sektor industri perbankan devisa. Hal tersebut terjadi dikarenakan bank devisa merupakan bank yang aktivitas transaksinya sangat di pengaruhi keadaan perekonomian internasional, karena bank devisa aktivitasnya sangat di pengaruhi berita maupun fenomena yang terjadi baik di luar maupun dalam negeri (Bappenas, 2011). Munculnya fenomena tersebut mengakibatkan penurunan nilai perusahaan perbankan go public yang

5 diukur mengunakan price book value (PBV). Hal tersebut didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Pangulu, (2014). Fenomena menurunnya nilai perusahaan (PBV) sektor perbankan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 1.1 Rata-Rata Price Book Value (PVB) Perusahaan Perbankan Yang Tercatat Di BEI Tahun 2011-2013 Tahun Rata-Rata Price Book Value (PBV) (X) 2011 2.10 2012 1.92 2013 1.67 Sumber : Pangulu, (2014). Dari tabel 1.1 diatas dapat dilihat bahwa dari tahun 2011 hingga 2013 Price to book value (PBV) mengalami penurunan yang terus menerus. Hal ini ditunjukkan pada tahun 2011 rata-rata saham perbankan di hargai pasar sebesar 2,10 dari nilai buku sahamnya. Harga ini sangat tinggi karena saham sektor perbankan dihargai 2,10 kali dari nilai buku sahamnya. Sedangkan pada tahun 2012 menurun menjadi 1,92 yang berarti saham perbankan hanyan dihargai sebesar 1,92 kali dari nilai buku sahamnya. Dan hal ini berlanjut pada tahun 2013 saham perbankan menurun lagi sebesar 1,67 yang berarti saham-saham perbankan di Indonesian hanya di hargai pasar sebesar 1,67 dari nilai buku sahamnya. Hal ini dapat dipicu akibat krisis ekonomi yang melanda eropa yang mengakibattkan para investor global di indonesia mencabut investasi portofolionya, dan dampaknya berimbas pada penurunan Price To Book Value (PBV) industry perbankan di indonesia pada tahun 2012 dan pada tahun 2013

6 Di era masyarakat ekonomi asean (MEA) sekarang, banyak memberikan pilihan bagi investor dan calon investor asing yang berlomba-lomba menanamkan modalnya pada semua sektor ekonomi di Indonesia. Dampak positif lainnya adalah investor Indonesia dapat memperluas ruang investasinya tanpa ada batasan ruang antar negara anggota ASEAN. Begitu pula kita dapat menarik investasi dari para pemodal-pemodal dari Negara ASEAN. Para pengusaha akan semakin kreatif karena persaingan yang ketat dan para professional akan semakin meningkatakan tingkat skill, kompetansi dan profesionalitas yang dimilikinya (Kemenkeu, 2015). Gencarnya pemberitaan mengenai rupiah kembali menguat pada perdagangan di awal April 2016 ini. Pendorong penguatan rupiah tersebut masih dari faktor luar yaitu pelemahan dolar Amerika Serikat (AS) (liputan6.com, 2016). Posisi dolar AS terhadap rupiah yang berkisar Rp,13 ribu saat ini cukup bagus, karena memberikan kenyamanan bagi para investor asing maupun dalam negeri. Selain itu, angka tersebut dinilai tidak jauh dari angka fundamental (Viva.co.id, 2016). Hal ini terlihat dari secara konsisten rupiah dan indeks harga saham gabungan (IHSG) mengalami penguatan. Selain itu yang paling utama adalah foreign direct investment-nya juga meningkat. dalam beberapa hari terakhir. Dengan asumsi bahwa semakin nyaman investor asing yang menanamkan modalnya di Indonesia maka akan berimbas pada harga saham perusahaan tersebut (Viva.co.id, 2016). Adanya berita tersebut diharapkan penguatan rupiah tersebut terjadi secara berkelanjutan karena investor makin percaya pada kinerja perekonomian nasional dan pemerintah. Hal tersebut diharapkan dapat merangsang investor maupun

7 calon investor untuk menanamkan modal investasinya pada sektor perbankan. Semakin banyak permintaan saham dari investor, maka akan membuat harga saham suatu perusahaan perbankan naik. Semakin sering saham perusahaan diperjualbelikan maka akan turut mempengaruhi nilai harga saham perusahaan perbankan tersebut. Hal ini dapat menyebabkan meningkatnya nilai perusahaan khususnya nilai per lembar saham yang diperjualbelikan oleh perusahaan sektor perbankan di bursa efek Indonesia (BEI). Penelitian yang telah dilakukan oleh para peneliti terdahulu yang meneliti pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap nilai perusahaan yang diukur dengan Price To Book Value (PBV) antara lain dilakukan oleh Hasan, (2012) dan didapatkan hasil bahwa variabel Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan perbankan. Tetapi hal tersebut ditolak oleh penelitian yang dilakukan oleh Hidayat, (2014) yang menyatakan bahwa variabel Capital Adequacy Ratio (CAR) tidak berpengaruh tehadap nilai perusahaan perbankan didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Agustini (2015) dan Efendi (2016) juga mengatakan hal yang sama yaitu Capital Adequacy Ratio (CAR) tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Penelitian yang telah dilakukan oleh para peneliti terdahulu yang meneliti pengaruh Return On Asset (ROA) terhadap nilai perusahaan yang diukur dengan Price To Book Value (PBV) antara lain dilakukan oleh Panguluh, (2014) dan didapatkan hasil bahwa variabel Return On Asset (ROA) berpengaruh terhadap nilai perusahaan. hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Hidayat, (2014) yang mengatakan Return On Asset (ROA) berpengaruh terhadap nilai

8 perusahaan. dan hasil penelitian yang dilakukan oleh Efendi, (2016) dan Repii, (2016) juga mendukung dan mengatakan bahwa Variabel Return On Asset (ROA) berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Namun hal ini ditolak oleh penelitian yang dilakukan Agustini, (2015) yang mengatakan Return On Asset belum bisa mempengaruhi nilai perusahaan. Penelitian yang telah dilakukan oleh para peneliti terdahulu yang meneliti pengaruh Return On Equity (ROE) terhadap nilai perusahaan yang diukur dengan Price To Book Value (PBV) antara lain dilakukan oleh Hasan, (2012) dan didapatkan hasil bahwa variabel Return On Equity (ROE) berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. hal tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Novita, (2014) yang mengatakan bahwa Return On Equity (ROE) berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. namun hal ini ditolak oleh penelitian yang dilakukan oleh Repii, (2016) yang mengatakan bahwa Return On Equtiy (ROE) tidak bepengaruh terhadap nilai perusahaan. Penelitian yang telah dilakukan oleh para peneliti terdahulu yang meneliti pengaruh Earning Per Share (EPS) terhadap nilai perusahaan yang diukur dengan Price To Book Value (PBV) yang dilakukan oleh Latifah, (2012) menunjukkan bahwa variabel Earning Per Share (EPS) tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan. Tetapi hasil penelitian yang dilakukan oleh Novita, (2014) dan didapatkan hasil bahwa variabel Earning Per Share (EPS) berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. hal ini menunjukkan bahwa laba per lembar saham masih merupakan daya tarik untuk menarik para investor untuk berinvestasi.

9 Penelitian yang dilakukan oleh para peneliti terdahulu diatas mengenai Pengaruh Capital Adequacy Raio (CAR), Retun On Asset (ROA), Return On Equity (ROE) dan Earning Per Share (EPS) Terhadap Nilai Perusahaan Pada Sektor Perbankan menunjukkan terdapat ketidak konsistenan pada hasil penelitian. Perbedaan hasil penelitian terjadi kemungkinan dikarenakan perbedaan sampel penelitian, populasi, periode tahun penelitian dan variabel yang digunakan dalam penelitian. Sehingga permasalahan ini diangkat menjadi Reseach Gap dalam penelitian yang akan dilakukan. Oleh karena itu penelitian ini menarik untuk dilakukan penelitian ulang dan diharapkan mendapatkan hasil penelitian yang berbeda dari penelitian sebelumnya. Nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap tingkat keberhasilan perusahaan yang terkait erat dengan harga sahamnya. Nilai perusahaan yang tinggi tercermin dari harga saham yang tinggi. Hal ini juga meningkatkan kepercayaan pasar terhadap kinerja perusahaan juga pada prospek perusahaan di masa mendatang. Sehingga perusahaan berusaha untuk meningkatkan nilai perusahaan melalui maksimalisasi harga saham Nilai perusahaan dapat diukur dengan price to book value (PBV), yaitu perbandingan antara harga saham dengan nilai buku per saham. price to book value PBV merupakan perbandingan antara nilai saham dengan nilai buku per lembar saham. PBV yang tinggi akan meningkatkan kepercayaan pasar terhadap prospek perusahaan dan mengindikasikan kemakmuran pemegang saham yang tinggi (Panguluh, 2014).

10 Peningkatan pada nilai perusahaan juga dipengaruhi oleh sistem kinerja keuangan perusahaan. Baik atau buruknya nilai perusahaan tergantung pada kinerja keuangan perusahaan itu sendiri. Hal ini dapat dilihat ketika kebutuhan konsumen dan kebutuhan perusahaan lain dapat terpenuhi. Jika sudah ada kerjasama yang baik maka perusahaan dan konsumen tersebut akan semakin tertarik untuk menciptakan hubungan yang baik. Selanjutnya akan menarik pada perusahaan lainnya untuk bekerja sama. Namun, apabila suatu perusahaan kinerja keuangan perusahaannya memburuk, itu dapat dilihat dari semakin banyak maupun sedikitnya konsumen bahkan para investor bekerja sama dengan perusahaan. Prospek sebuah perusahaan dimasa yang akan datang dapat diukur dari keberhasilan kinerja manajemen perusahaan didalam operasi masa lalunya. Deviden yang tinggi dapat memberikan kemakmuran dan kesejahteraan kepada pemegang saham secara maksimum. Semakin besar deviden pada suatu perusahaan, maka semakin tinggi juga kemakmuran pemegang sahamnya. Hal tersebut merupakan konsep yang penting bagi investor. Karena merupakan indikator penilaian bagi pasar untuk menilai perusahaan secara keseluruhan. Dengan demikian nilai perusahaan merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon investor jika saham perusahaan tersebut akan dijual. Berdasarkan latar belakang serta fenomena yang terjadi di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengangkat topik Nilai Perusahaan pada Sektor Perbankan dengan mengangkat judul Capital Adequacy Raio (CAR), Retun On Asset (ROA), Return On Equity (ROE) dan Earning Per Share (EPS)

11 Terhadap Nilai Perusahaan Pada Sektor Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode Tahun 2012-2015 1.2 Perumusan Masalah Dalam penelitihan ini akan menguji pengaruh variabel-variabel tersebut terhadap nilai perusahaan pada sektor industri perbankan dengan menggunakan research question sebagai berikut: 1. Apakah terdapat pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap nilai perusahaan pada sektor perbankan? 2. Apakah terdapat pengaruh Return On Asset (ROA) terhadap nilai perusahaan pada sektor perbankan? 3. Apakah terdapat pengaruh Return On Equity (ROE) terhadap nilai perusahaan pada sektor perbankan? 4. Apakah terdapat pengaruh Earning Per Share (EPS) terhadap nilai perusahaan pada sektor perbankan? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Menguji secara empiris apakah ada pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap nilai perusahaan pada sektor perbankan. 2. Menguji secara empiris apakah ada pengaruh Return On Asset (ROA) terhadap nilai perusahaan pada sektor perbankan.

12 3. Menguji secara empiris apakah ada pengaruh Return On Equity (ROE) terhadap nilai perusahaan pada sektor perbankan. 4. Menguji secara empiris apakah ada pengaruh Earning Per Share (EPS) terhadap nilai perusahaan pada sektor perbankan. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi Perusahaan Dengan adanya penelitian ini ini diharapkan dapat digunakan sebagai sebagai bahan acuan perusahaan dalam menaikkan nilai perusahaan dan menarik minat investor di dalam industri sektor perbankan. 2. Bagi STIE Perbanas Surabaya Penelitian ini akan bermanfaat dan menambah koleksi bacaan di perpustakaan STIE Perbanas Surabaya dan sebagai bahan pembanding maupun bahan acuan bagi semua mahasiswa yang akan mengambil topik yang sama untuk bahan penelitian diwaktu yang akan datang. 3. Bagi Peneliti Menambah wawasan dan pengetahuan dalam bidang industri perbankan dan sebagai studi banding antara teori yang diperoleh dengan apa yang ada di dunia nyata, sehingga penulis bisa merealisasikannya. 4. Bagi calon investor Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai CAR, ROA, ROE dan EPS dalam pengambilan keputusan berinvestasi investor.

13 1.5 Sistematika Penulisan Skripsi Di dalam sistematika penulisan ini akan diuraikan secara garis besar mengenai isi dari setiap bab, agar dapat memberikan sedikit gambaran mengenai isi skripsi ini diantaranya : BAB I : PENDAHULUAN Dalam bab ini diuraikan yang diantaranya meliputi latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan proposal. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Bab ini menjelaskan mengenai penelitin terdahulu, landasan teori, pengertian variabel yang akan di teliti, kerangka pemikiran, dan hipotesis penelitian. BAB III : METODE PENELITIAN Dalam bab ini berisi tentang rancangan penelitian, batasan penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional, pengukuran variabel, populasi populasi, smpel dan teknik pengambilan data, serta teknik analisis data. BAB IV : GAMBARAN SUBYEK PENELITIAN DAN ANALISIS DATA Bab ini menjelaskan mengenai gambaran dari subyek penelitian dan membahas analisis data berdasarkan hasil pengujian data. BAB V : PENUTUP Bab ini berisi kesimpulan dari penelitian ini, keterbatasan yang terdapat selama penelitian dilakukan dan saran penelitian yang dapat digunakan bagi penelitian selanjutnya.