BAB I PENDAHULUAN. Renstra Pembangunan Pendidikan Nasional tahun (Depdiknas, 2010)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB 1 PENDAHULUAN. bangsa bukan hanya tugas pendidikan formal saja, tetapi pendidikan nonformal. terutama masyarakat sasaran pendidikan nonformal.

BAB I PENDAHULUAN. khususnya. Menurut Undang-undang Sisdiknas nomor 20 Tahun 2003 pasal 1:

BAB I PENDAHULUAN. sasaran pendidikan adalah warga masyarakat yang tidak pernah sekolah/ buta aksara,

Menumbuhkan Budaya Baca Di Lingkungan PKBM PELITA RIAU. : Adimir A. Baluka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan dan pemanfaatan teknologi di berbagai bidang kehidupan.

2015 MENINGKATKAN MINAT BACA MASYARAKAT MELALUI PROGRAM PERPUSERU DALAM PENGELOLAAN TAMAN BACAAN MASYARAKAT BERBASIS INFORMATION TECHNOLOGY

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kebutuhan mendasar untuk kehidupan yang

GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB III STRATEGI PEMERINTAH INDONESIA DALAM MENANGGULANGI BUTA. AKASARA SEBAGAI CAPAIAN MDGs

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam perjalanan sejarah masyarakat manusia umumnya, membaca merupakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu kegiatan penting dalam pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Sumatera Utara

Pentingnya Perpustakaan Sekolah Sebagai Pusat Sumber Belajar

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan masyarakat (Hamalik, 2013:2). Kegiatan belajar mengajar

Perlu menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan berkembangnya potensi atau daya yang dimiliki masyarakat dalam hal membaca.

BAB I PENDAHULUAN. diterima dari lingkungan. Rasa ingin tahunya yang sangat tiggi akan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai salah satu program pendidikan non formal dan dalam rangka ikut

Meningkatkan Minat Membaca Siswa Melalui Perpustakaan

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan perasaan yang jernih maka akan tercipta komunikasi yang jelas dan

INOVASI SISTEM PENGELOLAAN TAMAN BACAAN MASYARAKAT (TBM) UNTUK MENINGKATKAN MINAT BACA MASYARAKAT

PENGESAHAN NIP Tim Akademisi, Mengetahui: Kepala BPPAUDNI Regional III,

BAB I PENDAHULUAN. Menurut data Badan Pusat Statistik, Penduduk buta aksara usia tahun

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pendidikan nasional berfungsi mengembangkan. kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat.

POLA PEMANFAATAN DAN PELAYANAN ALUN-ALUN KOTA PATI BERDASARKAN PERSEPSI DAN PREFERENSI PENGUNJUNG TUGAS AKHIR TKPA 244

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Budaya minum kopi di Indonesia sudah berkembang sejak lama, sejak

PARIWISATA METLAND SCHOOL

BAB I PENDAHULUAN. karena tanpa minat seseorang sukar akan melakukan kegiatan membaca.

KEBIJAKAN PROGRAM PEMBERANTASAN BUTA AKSARA

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan deskripisi data hasil penelitian di bab sebelumnya, maka dari

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dapat berlangsung melalui lembaga pendidikan informal, lembaga

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah, (Jakarta: Hidakarya Agung, 1999), hlm Ibnu Ahmad Shaleh, Penyelenggaraan Perpustakaan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dila Farida Nurfajriah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. yang ada di Yogyakarta, baik secara fisik maupun secara psikis 1.

PENDIDIKAN SEPANJANG HAYAT. Imam Gunawan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nonformal merupakan jalur pendidikan di luar pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usaha pemerintah ke arah ini telah dilaksanakan dengan menambah jumlah

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang dibutuhkan oleh penggunanya jika suatu kebutuhan informasi

I. PENDAHULUAN. membaca itu hanya untuk golongan yang bergelut di bidang pendidikan, misalnya mahasiswa,

Pemetaan Minat Baca Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan sumber daya manusia untuk membangun bangsa dan negara.

PROFIL PAUD DAN NONFORMAL (Buku 5 : Pulau Sulawesi dan Papua)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Jakarta merupakan kota metropolitan di Indonesia yang sedang maju pesat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. 1.2 Tujuan dan Sasaran

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU (KPPG)

LAYANAN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN MASYARAKAT SUBDIT SARANA DAN PRASARANA DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN MASYARAKAT 2012

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 2013 TENTANG PENDIRIAN SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Shinta Yunita, 2013

BAB I PENDAHULUAN. masih mengalami hambatan sehingga program-program yang diluncurkan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BUPATI LABUHANBATU UTARA PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI LABUHANBATU UTARA NOMOR 31 TAHUN 2016 TENTANG KADER PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

BAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan utama dari pendidikan nasional adalah mencerdaskan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. belah pihak. Tujuan diciptakan fanpage sangat banyak. Perihal diterima baik oleh

Kesetaraan Gender Strategi Jitu dalam Pemberantasan Buta Aksara di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. penyandang buta aksara, agar memiliki kemampuan membaca, menulis, berhitung

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dilakukan, maka peneliti dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:

STUDI DESKRIPTIF KUANTITATIF TENTANG MOTIVASI BELAJAR WARGA BELAJAR KELAS XI PAKET C SETARA SMA DI SANGGAR KEGIATAN BELAJAR (SKB) PURWOKERTO

Please purchase PDFcamp Printer on to remove this watermark. BAB III. ELABORASI TEMA

PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

PERPUSTAKAAN SEBAGAI TEMPAT BELAJAR SEPANJANG MASA Oleh: Drs. Habib, M.M. 2014

VII. PROSES KEPUTUSAN KONSUMEN BERKUNJUNG KE OBJEK WISATA AGRO GUNUNG MAS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang diterapkan oleh pemerintah

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG GERAKAN LITERASI KABUPATEN SEMARANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Pemanfaatan resensi..., Yusuf Margono, FIB UI, 2009

PANDUAN PELAKSANAAN LOMBA KARYA TULIS INOVASI PENYULUH PERIKANAN TAHUN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah dan masyarakat baik pendidikan formal maupun non formal. Prioritas

BUPATI MESUJI PERATURAN BUPATI MESUJI NOMOR TAHUN 2017

2017, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Le

BAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling vital untuk memenuhi kebutuhan

MANFAAT PERPUSTAKAAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR DI SEKOLAH DASAR BAGI KECERDASAN ANAK. Dosen Pembimbing : Nanik Arkiyah,M.Ip

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu ujung tombak pembangunan suatu

2 semestinya memberikan nilai lebih yang bisa digali untuk kesejahteraan masyarakat pesisir. Namun pada kenyataannya kekayaan sumber daya alam tersebu

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG PENDIRIAN SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL

PERPUSTAKAAN HIBRIDA DI KOTA BOGOR TA 127

BUPATI KOTABARU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 20 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERANTASAN BUTA AKSARA DI KABUPATEN KOTABARU

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-I Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia. Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

BAB I PENDAHULUAN. membuat mereka tidak mendapatkan kesempatan untuk memperoleh. merupakan sektor penting yang berperan aktif dalam meningkatkan

PERAN PERPUSTAKAAN DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat hadir di Indonesia di tengah-tengah

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN

BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan umum sebagai sarana demokrasi telah digunakan di sebagian besar

PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR NASIONAL PERPUSTAKAAN PROVINSI

2016 PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYRAKAT

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Horne (Mulyasana, 2011, h. 5) menyatakan bahwa : peserta didik untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten Kabupaten Minahasa Selatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2014

PEN CANAN GAN GERAI<AN MEMBACA NASI 0 NAL

BAB VII OUTPUT PEMBELAJARAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Renstra Pembangunan Pendidikan Nasional tahun 2005-2009 (Depdiknas, 2010) merupakan penjabaran Peraturan Presiden No. 7 tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah tahun 2005 2009 sektor pendidikan Yaitu Program Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan Perpustakaan bertujuan untuk mendorong berkembangnya minat baca bagi anggota masyarakat melalui perluasan Taman Bacaan Masyarakat dan Pembinaan Perpustakaan, serta menyediakan bahan bacaan yang bermutu dan relevan dengan kebutuhan masyarakat. Berdasarkan kebijakan tersebut, pemerintah menugaskan pentingnya pengembengan minat baca masyarakat termasuk warga belajar Paket A, B dan C, Keangsaran fungsional dan masyarakat guna membangun masyarakat yang maju, berpengetahuan, berbudaya dan mandiri melalui beberapa kegiatan kampanye dan promosi budaya baca, baik melalui media massa maupun media elektronik guna meningkatkan minat baca pada institusi pendidikan maupun masyarakat luas. Sebagian masyarakat menganggap membaca belum merupakan kebiasaan serta belum ada rasa ketergantungan terhadap membaca sebagai suatu proses belajar, sebagaimana yang dikatakan oleh Muktiono (2003: 107) bahwa meskipun masyarakat menganggap pentingnya membaca, namun tidak disertai kegiatan membaca yang aktif dan kontinu. Membaca merupakan jantung pendidikan, tanpa adanya kegiatan membaca, proses pendidikan dan pembelajaran tak akan berlangsung. Syah, Mudakir Iskandar, (2007: 14) berpendapat bahwa : 1

Minat baca dikatakan rendah, pengunjung kaum pelajar mulai dari SD sampai tingkat perguruan tinggi relatif lebih sedikit dibandingkan pengunjung dari masyarakat umum. Pengunjung usia belajar ini pun juga kurang concern akan pengetahuan, terlihat dari besarnya angka layanan remaja yang notabane-nya sebagai sarana rohani dalam kaitannya dengan fungsi perpus sebagai sarana rekreatif saja. Tidak salah jika dikaitkan dengan upaya meningkatkan minat baca, apalagi bila ditekankan pada bacaan apa yang mereka sukai, hal ini baik dalam jangka pendek tetapi tidak untuk jangka panjang. Mulai sekarang kita harus mengubah mindset berkunjung keperpustakaan hanya sekedar mencari hiburan, jadikan itu sebagai kebutuhan tersier yang normalnya baru akan dikomsumsi setelah kebutuhan primer (dalam hal ini ilmu pengetahuan dan informasi) sudah terpenuhi dengan baik. Pikiran Rakyat (30 September 2005) : Indikator rendahnya minat baca masyarakat dapat dilihat dari rasio jumlah penduduk dengan jumlah bacaan, buku atau Koran yang diterbitkan di Indonesia serta jumlah Perpustakaan/Taman Bacaan Masyarakat yang ada masih jauh tertinggal dibandingkan dengan negara-negara di Asia seperti Singapur, Jepang, Malaysia dan Negara berkembang lainnya. Idealnya, satu bahan bacaan di gunakan oleh 10 orang. Senyatanya, satu bahan bacaan dibaca oleh 45 orang. Sebagai bahan perbandingan dapat dilihat indikator keberhasilan suatu Taman Baca Masyarakat (Depdiknas, 2008: 56) adalah: (1) Tersedianya Taman Baca Masyarakat dikawasan miskin perkotaan yang menyediakan berbagai jenis bahan bacaan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang ada di sekitar Taman Baca Masyarakat, (2) terlayaninya minimal 5-10 orang perhari, (3) terselenggaranya berbagai kegiatan untuk memotiasi masyarakat agar senang membaca, seperti lomba membaca yang diikuti oleh masyarakat, dan (4) terangkatnya kualitas sumber daya manusia sekitar taman Baca Mastarakat. Kota Makassar secara administratif berkedudukan sebagai ibu kota provinsi Sulawesi Selatan, dengan kedudukan yang strategis tersebut menjadikan kota masyarakat sebagai pusat pelayanan dan pengembangan kawasan Timur Indonesia. Kemajuan sebuah kota tidak hanya dilihat dari kemajuan fisik, tetapi juga pembangunan sumber daya manusia. Salah satu indikator kemajuan sebuah kota adalah kemampuan membaca masyarakatnya. Menurut Adisasmita

(2005), bahwa kepandaian membaca dan menulis serta kemampuan penduduk kota untuk menyesuaikan perkembangan mutakhir dalam segala bidang merupakan modal yang sangat berharga. Fajar (22 Juni 2008) Minat baca dan kemampuan membaca masyarakat di kota Makassar sangat rendah bila dibandingkan dengan kota lain di Indonesia. Hal ini diperkuat dengan pernyataan penggagas Gerakan Makassar gemar Membaca (GMGM) Ilham Arief Sirajuddin, sebagaimana yang dituturkan oleh motivator minat baca Bachtiar Adnan Kusuma, bahwa rendahnya minat baca masyarakat, berpengaruh pada ketidakmampuan masyarakat menjadikan budaya baca sebagai penting dalam hidupnya karena kebiasaan membaca belum dijadikan kebutuhan primer Upaya pengembangan program Taman Baca Masyarakat telah dilaksanakan beberapa kegiatan diantaranya: (1) penambahan jumlah koleksi bahan baca, (2) penambahan dan pengadaan perlengkapan sarana, (3) promosi budaya baca dan layanan, (4) perbaikan dan peningkatan tampilan ruang baca dan penataan buku, (5) membuka agen/usaha penjualan Koran dan majalah dan (6) melaksanakan kegiatan lomba membaca, mengarang, bercerita dan berdiskusi. Upaya pengembangan Program Taman Baca Masyarakat yang bertujuan untuk memelihara dan meningkatkan kemampuan keaksaraan bagi warga masyarakat yang telah bebas buta huruf sehingga tidak kembali, membangkitkan budaya membaca masyarakat agar terciptanya masyarakat gemar membaca yang sekaligus memberikan wadah kegiatan belajar masyarakat maka Pusat kegiatan belajar Masyarakat (PKBM) dan lembaga lainya yang berkompeten dalam Pendidikan Nonformal dan Informal Kota Makassar mengembangkan satu program yakni Pengembangan Program Taman Baca Masyarakat (TBM). Melalui

pengembangan program TBM, diharapkan dapat memberikan motivasi kepada warga masyarakat dalam meningkatkan minat dan budaya baca masyarakat yang pada gilirannya dapat meningkatkan Pengetahuan, keterampilan, sikap dan kemampuan warga masyarakat sehingga dapat memberikan kontribusi dalam upaya peningkatan sumber daya manusia. Kebiasaan membaca selain menambah informasi dan ilmu pengetahuan juga bisa meninkatkan mutu sumber daya manusia yang diharapkan mampu meningkatkan taraf hidup masyarakat. Tetapi permasalahannya minat baca sangat sulit ditumbuhkembangkan, khususnya kaum pelajar dan masyarakat pada umumnya. Berdasarkan pada observasi awal lembaga TBM Kedai Kopi Sipakainga 43 merupakan pusat berkumpulnya tukang ojek dan pedagang kaki lima (PKL) yang berlokasi sekitar Jl. Veteran Utara. Setiap harinya pengunjung tukang ojek, PKL maupun masyarakat umum datang ke TBM sekedar ngopi dan membaca Koran ataupun buku-buku pengetahuan umum lain yang disediakan oleh TBM. Bukan hanya sekadar itu, tukang ojek, PKL dan masyarakat umum sering kali terlibat perbincangan mengenai apa saja. Tak jarang pula mahasiswa dari berbagai kampus datang ke TBM Kedai Kopi Sipakainga 43 untuk mencari referensi untuk bahan diskusi maupun bahan skripsi mereka. Sekalipun jumlah mereka terbilang sedikit. Namun kedatangan kaum pelajar tersebut terbilang jarang. TBM Kedai Kopi Sipakainga 43 Kota Makassar telah mendapatkan berbagai penghargaan sebagai bentuk usaha membantu pemerintah mengurangi buta informasi dan Gerakan Masyarakat Gemar Membaca (GMGM) yang diperuntukkan masyarakat sekitar TBM Kedai Kopi Sipakainga 43 Kota Makassar. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka di rumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana gambaran umum Taman Bacaan Masyarakat Kedai Kopi Sinpakainga 43 Kota Makassar? 2. Bagaimanakah minat baca masyarakat pada Taman Bacaan Masyarakat Kedai Kopi Simpakainga 43 Kota Makassar? C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui gambaran umum Taman Bacaan Masyarakat Kedai Kopi Sipakainga 43 Kota Makassar. 2. Untuk mengetahui minat baca masyarakat pada Taman Bacaan Masyarakat Kedai Kopi Simpakainga 43 Kota Makassar. D. Manfaat Penelitian Dalam setiap penelitian mendatangkan manfaat sebagai tindak lanjut dari apa yang telah dirumuskan dalam tujuan penelitian. Adapun manfaat penelitian terbagi atas dua bagian yaitu : a. Manfaat teoritis antara lain : 1. Dapat menambah pengetahuan, pengalaman, dan pemahaman terhadap permasalahan yang diteliti 2. Sebagai bahan informasi dan tambahan referensi bagi calon peneliti lainnya untuk melakukan penelitian lanjutan terkait dengan Minat Baca Kelompok Masyarakat di Taman Bacaan Masyarakat Kedai Kopi Sipakainga 43 Kota Makassar. b. Manfaat praktis 1. Mampu memberikan kontribusi pemikiran atau masukan bagi para pihak yang berkepentingan khususnya bagi para pemerintah setempat yang berada dilingkungan Taman Bacaan Masyarakat Kedai Kopi Sipakainga 43.

2. Dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran bagi penulis terhadap pembuatan karya ilmiah dalam perkembangan ilmu pengetahuan.