BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilaksanakan merupakan deskriptif analitik. Menurut Sukardi

BAB III PENDEKATAN PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III. Metodelogi Penelitian

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian Tindakan Kelas SD Negeri Mangunsari 01 Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2013/2014

BAB III METODE PENELITIAN. didalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan penelitian. Berdasarkan

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada semester ganjil tahun pelajaran 2009/2010 di

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pertanian Pembangunan Cianjur (SMK-PP N Cianjur) mulai Januari-Februari

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. bersama. Mulyasa (2009 : 10) mengartikan penelitian tindakan kelas

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dengan kata lain, dalam penelitian kualitatif tidak dikenal istilah populasi dan sampel.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) kolaboratif.

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Setting dan Karaktersistik Subjek Penelitian. Lokasi penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SD 06 Bulungcangkring

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat yang dipilih untuk penelitian adalah SMA Muhammadiyah 1

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Bulan Februari Maret April Mei

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Perencanaan. Siklus I. Pengamatan. Perencanaan. Siklus III. Pengamatan. Perencanaan. Pengamatan. Hasil Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. subyek yang akan diteliti, teknik-teknik pengumpulan data, prosedur pengumpulan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun pelajaran 2012/2013 pada

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengumpulkan, menyusun, menganalisis serta menginterpretasi data menjadi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

(Luhut Panggabean, 1996: 31)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di kelas X Jurusan Akuntansi SMK PGRI 4 Bandar

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif ini hanya

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2014:2). Lebih lanjut lagi Sukardi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pengembangan berarti proses mengembangkan dari yang sederhana menjadi

BAB III METODE PENELITIAN. Dondong 01 Kecamatan Kesugihan Kabupaten Cilacap. Negeri Dondong 01 Kecamatan Kesugihan Kabupaten Cilacap Tahun

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK), yaitu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Negeri 2 Cilaku Cianjur Kecamatan Cilaku Kabupaten Cianjur. Jl.

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di SD Negeri Blotongan 01 Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari sampai minggu pertama bulan Maret semester II tahun ajaran 2015/2016. Subjek dari penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas 5 SD Negeri Blotongan 01 Salatiga yang berjumlah 21 siswa, yang terdiri dari 11 siswa lakilaki dan 10 siswa perempuan. Umur siswa kelas 5 sebagian berada pada rentang 10-12 tahun. Bagaimana peran guru kelas SD Negeri Blotongan 01 Salatiga dalam membimbing siswa mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan metode Role Playing untuk meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran IPS selama mengikuti proses pembelajaran akan menjadi subjek dalam penelitian ini. Objek penelitian ini adalah pembelajaran dengan menggunakan metode Role Playing. Pembelajaran IPS dengan menggunakan metode Role Playing tersebut diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar siswa kelas 5 SD Negeri Blotongan 01 Salatiga. 3.2 Variabel Penelitian Yang menjadi variabel dalam penelitian ini adalah : a. Variabel bebas yaitu dalam penelitian ini adalah penggunaan metode Role Playing. b. Variabel terikat yaitu dalam penelitian ini adalah peningkatan hasil belajar IPS materi Perjuangan para tokoh menuju kemerdekaan dan tokoh perjuangan proklamasi kemerdekaan. 3.3 Rencana Tindakan Penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas yang akan dilaksanakan terhadap siswa kelas 5 SD Negeri Blotongan 01 Salatiga. Dalam 37

penelitian ini, mahasiswa bertindak sebagai peneliti. Pada pelaksaannya, guru berperan memberikan tindakan kepada siswa sedangkan peneliti melakukan pengamatan terhadap kegiatan pembelajaran yang berlangsung. Penelitian tindakan kelas ini bukan kegiatan tunggal, melainkan berupa rangkaian kegiatan yang akan kembali ke asal yaitu dalam bentuk siklus. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dampak dari kegiatan yang telah dilakukan. Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama (Suharsimi Arikunto, dkk, 2006: 3). Hal ini, selaras dengan pendapat Hopkins (H. Sujati, 2000: 1) penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya, dimana guru melakukan suatu tindakan dengan tujuan meningkatkan kualitas mengajarnya. Berdasarkan pendapat di atas, dapat dirumuskan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan penelitian tindakan yang dilaksanakan guru dengan mencermati kejadian atau kegiatan yang disengaja dimunculkan di dalam kelas dengan tujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan kualitas pembelajaran. Dalam hal ini, penelitian tindakan kelas yang dimaksud berbentuk kolaboratif, dimana peneliti bekerjasama dengan guru kelas dalam kegiatan penelitian dan refleksi hasil penelitian. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain Kemmis dan MC Taggart yang biasa disebut dengan desain putaran spiral (Kasihani Kasbolah, 1998: 113). Penelitian ini dilaksanakan dalam beberapa siklus dengan setiap siklusnya terdiri dari tahapan-tahapan, yaitu: perencanaan (planning), tindakan (action), pengamatan (observation), dan refleksi (reflection). Siklus dihentikan jika peneliti dan guru kelas sepakat bahwa pembelajaran IPS menggunakan model Role Playing telah berhasil meningkatkan hasil belajar siswa. Gambar siklusnya adalah gambar 1 berikut: 38

Siklus I: 1. Perencanaan I. 2. Tindakan I. 3. Observasi I. 4. Refleksi I. Siklus II: 1. Revisi Rencana I. 2. Tindakan II. 3. Observasi II. 4. Refleksi II Gambar 1 Desain Penelitian menurut Kemmis dan Taggart (Suharsimi Arikunto, 2006: 92-93) Berdasarkan tahap kegiatan setiap siklus, tahap penelitian yang dilaksanakan dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Perencanaan Tindakan Pada tahap perencanaan tindakan dalam penelitian ini meliputi : a) Menentukan pokok bahasan yang akan dilaksanakan pada proses pembelajaran IPS semester II. Sebelumnya mencari Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar dan menentukan indikator-indikator pada Kompetensi Dasar tersebut. b) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tentang Kompetensi Dasar yang harus dicapai dengan menggunakan metode pembelajaran Role Playing. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran disusun oleh peneliti dengan bimbingan dari dosen pembimbing dan guru kelas yang bersangkutan. 39

c) Berdiskusi dengan guru mengenai persiapan pembelajaran menggunakan metode Role Playing yang akan dilaksanakan di kelas. d) Mempersiapkan sumber dan media pembelajaran yang akan digunakan dalam setiap kali pelaksanaan tindakan diantaranya adalah: buku paket yang relevan, dsb. e) Mempersiapkan lembar observasi pelaksanaan proses pembelajaran untuk guru dan siswa yang akan digunakan untuk mengetahui proses pembelajaran IPS materi peristiwa sekitar proklamasi menggunakan metode Role Playing. f) Mempersiapkan tes yang digunakan untuk mengumpulkan data hasil belajar IPS pada siswa kelas 5 SD Negeri Blotongan 01 Salatiga. Tes akan diberikan pada akhir siklus. Soal tes disusun oleh peneliti yang telah dikonsultasikan dengan dosen pembimbing dan guru kelas 5. g) Mempersiapkan kamera untuk mendokumentasikan proses pembelajaran yang berlangsung. 2. Pelaksanaan Tindakan Tindakan pada siklus I ini dilakukan dengan menggunakan paduan perencanaan dan dalam pelaksanaannya bersifat fleksibel serta terbuka terhadap perubahan-perubahan. Guru mengajar dengan menggunakan RPP yang telah disusun dan dipersiapkan sebelumnya. Sedangkan, peneliti dengan bantuan teman mengamati pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi yang telah dipersiapkan sebelumnya. Pembelajaran yang akan dilaksanakan pada siklus I adalah mata pelajaran Ilmu pengetahuan Sosial dengan Standar Kompetensi: 2. Menghargai peranan tokoh perjuangan dan masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Kompetensi Dasar: 40

2.3 Menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam memproklamasikan kemerdekaan indonesia. 3. Pengamatan (Observasi) Observasi dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar observasi yang telah dipersiapkan sebelumnya. Obyek pengamatan dalam penelitian ini adalah kegiatan pembelajaran dengan langkah-langkah Role Playing. Kegiatan pengamatan tersebut dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan lembar observasi yang telah disusun berdasarkan indikator-indikator yang terdapat pada variabel metode pembelajaran Role Playing yang dilakukan guru pada proses pembelajaran IPS. Pengamatan tersebut dilakukan untuk mengetahui aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran menggunakan metode Role Playing pada mata pelajaran IPS. Kegiatan pengamatan terhadap kegiatan siswa selama pembelajaran tersebut menggunakan lembar observasi aspek afektif. Pada tahap ini, dilakukan observasi terhadap semua proses tindakan, situasi tindakan, dan hasil tindakan. Lembar observasi akan membantu peneliti mengetahui penerapan metode pembelajaran Role Playing pada proses pembelajaran. Instrumen tes, berupa soal tes diberikan kepada siswa pada setiap akhir siklus, tujuannya adalah untuk mengetahui perkembangan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS. Soal terlebih dahulu dikonsultasikan dengan dosen pembimbing dan guru kelas 5. Siklus II soal tes untuk siswa dibuat dengan analisis mahasiswa berdasarkan pengalaman pembuat soal tes pada siklus I beserta yaitu guru kelas 5. 4. Refleksi Tahap refleksi dilakukan pada hasil yang diperoleh dalam tahap observasi dan evaluasi/ hasil belajar. Refleksi bertujuan untuk mengetahui kekurangan-kekurangan yang terjadi selama 41

pembelajaran berlangsung. Pelaksanaan refleksi berupa diskusi antara peneliti dan guru kelas yang bersangkutan. Diskusi tersebut bertujuan untuk mengkaji secara menyeluruh terhadap data yang telah terkumpul, baik data dari lembar observasi maupun data dari hasil tes siswa. Apabila suatu evaluasi pada siklus I ini menunjukkan terjadinya peningkatan ke arah yang lebih baik, maka peneliti dan guru kelas yang bersangkutan sepakat akan mengulangi kesuksesan guna meyakinkan dan menguatkan hasil yang diperoleh, serta memperbaiki setiap tahapan terhadap hambatan yang ditemukan pada siklus I. Hasil refleksi siklus I ini menjadi dasar atau acuan untuk membuat rencana perbaikan pada siklus II. 3.4 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data Jenis data yang dikumpulkan adalah data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif dalam penelitian ini berupa hasil dari lembar observasi aspek afektif siswa dengan menggunakan metode Role Playing. Sedangkan data kuantitatif didapat dari hasil belajar/ tes yang diperoleh siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu: 1. Observasi berupa lembar observasi aspek afektif siswa. 2. Tes berupa data hasil tes setiap akhir siklus yaitu soal pilihan ganda berjumlah 10 soal, isian singkat berjumlah 5 dan uraian berjumlah 5 pada setiap siklus. 3. Dokumentasi berupa foto proses pembelajaran IPS menggunakan metode Role Playing berlangsung, hasil observasi, dan hasil tes setiap akhir siklus. Instrumen penelitian merupakan alat atau fasilitas yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian (Wina Sanjaya, 2011: 84 ). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1. Tes Hasil Belajar 42

Tes merupakan sederetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam aspek kognitif atau tingkat penguasaan materi pembelajaran (Wina Sanjaya, 2011: 99). Tes tersebut diberikan pada akhir siklus yang digunakan untuk menunjukkan hasil belajar yang dicapai pada setiap siklus, yang bertujuan untuk mengetahui apakah ada peningkatan hasil belajar siswa setelah menerapkan pembelajaran dengan Role Playing. Soal tes pada siklus I dibuat peneliti dengan bimbingan dosen pembimbing dan guru kelas 5. Soal tes pada siklus II dan siklus. Kisi-kisi instrumen tes dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1 Kisi-Kisi Instrumen Tes Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator No Soal Jumlah Siklus I Siklus II Soal 2. Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. 2.2 Menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. 2.2.1 Menceritakan peristiwa penting perjuangan bangsa dalam usaha mempersiapkan kemerdekaan. (Misalnya: tanggal, tempat, penyusunan dan pengetikan, pembacaan penandatanganan naskah proklamasi). serta 2.2.2 Menjelaskan perlunya perumusan dasar negara sebelum kemerdekaan. 2.2.3 Menceritakan peranan beberapa tokoh yang terlibat dalam mempersiapkan A B C A B C 1, 1 1 1, 1 1 8 2 2 3, 4 5, 6 2 2 3, 4 3 3 5, 6 2 2 8 3 3 8 43

2.3 Menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam memproklamasika n kemerdekaan Indonesia. kemerdekaan. 2.2.4 Membuat riwayat singkat/ ringkasan tentang tokoh penting dalam rangka mempersiapkan kemerdekaan. 2.2.5 Memberikan contoh sikap cara menghargai jasa para tokoh dalam mempersiapkan kemerdekaan. 2.3.1 Menceritakan peristiwaperistiwa penting yang terjadi di sekitar proklamasi. (Peristiwa Rengasdengklok, penyusunan teks proklamasi, detikdetik proklamasi kemerdekaan). 2.3.2 Menjelaskan peranan BPUPKI dan PPKI dalam perumusan dasar negara dan UUD 1945. 2.3.3 Menceritakan peranan beberapa tokoh yang terlibat dalam mempersiapkan kemerdekaan. 2.3.4 Membuat riwayat singkat/ ringkasan tentang tokoh penting dalam rangka persiapan kemerdekaan. 2.3.5 Memberikan contoh sikap cara menghargai jasa para tokoh dalam 7, 8 9, 10 1, 2 3, 4 5, 6 7, 8 9, 10 4 4 7, 8 5 5 9, 10 1 1 1, 2 2 2 3, 4 3 3 5, 6 4 4 7, 8 5 5 9, 10 4 4 8 5 5 8 1 1 8 2 2 8 3 3 8 4 4 5 5 8 44

mempersiapkan kemerdekaan. Keterangan : A = pilihan ganda B = isian singkat C = uraian 2. Observasi Observasi ialah teknik pengumpulan data dengan cara pemusatan perhatian setiap kejadian yang sedang berlangsung dan mencatatnya dengan alat observasi tentang hal-hal yang akan diamati atau diteliti (Wina Sanjaya, 2011: 86). Observasi dilakukan pada saat proses pembelajaran IPS dengan menggunakan metode pembelajaran Role Playing berlangsung. Observasi ini dilaksanakan untuk memperoleh data tentang hasil belajar afektif siswa. Pengamatan dilakukan terhadap guru dan siswa serta pengelolaan pembelajaran menggunakan metode Role Playing. Pengamatan dilakukan terhadap siswa, baik sebelum, saat, maupun sesudah implementasi tindakan dalam pembelajaran di kelas. Kisi-kisi instrumen dapat dilihat dalam tabel 2. Tabel 2 Kisi-Kisi Lembar Observasi Aktifitas Belajar Siswa (Ranah Afektif) No Tingkatan Afektif 1. Kemauan menerima 2. Kemauan menanggapi Aspek Yang Diamati a. Memperhatikan jalannya pembelajaran b. Menghargai sikap kepahlawanan tokoh-tokoh kemerdekaan a. Memberikan tanggapan terhadap sikap kepahlawanan 45 Interval dan Skor 81-100 = sangat baik 71-80 = baik 61-70 = cukup 51-60 = kurang 81-100 = sangat baik 71-80 = baik 61-70 = cukup 51-60 = kurang

yang ditampilkan b. Mengajukan/me njawab pertanyaan tentang nilai moral yang terkandung dalam drama. 3. Dokumentasi Instrumen dokumentasi merupakan pengumpulan data dan pengkajian terhadap dokumen tertulis yang tersedia untuk ditarik kesimpulan sebagai bahan penelitian. Hal ini dilakukan agar mendapatkan gambaran secara kongkret mengenai aktivitas siswa selama proses pembelajaran dan untuk memperkuat data yang diperoleh. Dokumen-dokumen tersebut dapat berupa hasil observasi, hasil tes, dan foto yang memberikan gambaran kongkret mengenai kegiatan siswa. 3.5 Uji Instrumen Penelitian 3.5.1 Uji Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan suatu instrumen. Suatu Instrumen dinyatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat menggungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat (Suharsimi, 2006). Teknik yang digunakan untuk mengetahui kesejajaran adalah teknik korelasi product moment yang dikemukankan oleh Pearson (Arikunto, 2010 : 213). Rumus korelasi product moment dengan angka kasar. 46

Keterangan : r xy X Y N = koefisien validitas butir soal = jumlah skor item = jumlah skor total = banyak siswa peserta tes r xy dikonsultasikan dengan tabel harga kritis product moment. Dikatakan valid jika r hitung r tabel (Suharsimi Arikunto, 1996 : 162). Uji validitas dilakukan dengan SPSS 16,0. Tentang kriteria tinggi rendahnya validitas setiap butir instrumen, ada berbagai pendapat kriteria. Instrumen menurut (Saifuddin Azwar dalam Naniek Sulistya Wardani (2010 : 89) ) menyatakan bahwa suatu intem instrumen dianggap valid jika memiliki koefesien corrected item to total correlation 0,20 katagori inilah yang digunakan untuk menentukan apakah intem valid atau tidak. Menghitung vadilitas bertujuan untuk menilai ketepatan instrumen tersebut dalam mengukur kemampuan siswa. Penafsiran validitas yang berdasarkan koefisien korelasi disajikan dalam tabel berikut ini: No Indeks Interpretasi 1 0,81-1,00 Sangat tinggi 2 0,61 0,80 Tinggi 3 0,41 0,60 Cukup 4 0,21 0,40 Rendah 5 0.00 0,20 Sangat rendah 3.5.2 Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah ukuran koefesien reliabilitas dari indikatorindikator sebuah variabel yang menunjukkan derajat sampai dimana masing-masing indikator itu mengindeikasikan sebuah variabel bentukan yang umum. Reliabilitas menunjukkan pada satu pengertian bahwa sesuatu instrument cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data karena instrument sudah baik (Arikunto, 2010 : 221). Untuk mengetahui reliabilitas dalam suatu penelitian digunakan tes 47

tunggal dengan teknik non belah dua dari Kuder dan Richardson (KR-12) yaitu ; Keterangan : n = banyak sampel p i q i = proporsi subyek yang menjawab benar pada butir soal ke-i = proporsi subyek yang menjawab salah pada butir soal ke-i jadi q i = 1 p i s 2 = varians skor total (Suharsimi Arikunto, 1996 : 160) Hasil perhitungan r 11 diperoleh dikonsultasikan dengan r tabel product moment dengan taraf signifikasi 5%. Jika r 11 > r tabel maka soal instrumen tersebut reliabel (Suharsimi Arikunto, 1996 : 155). Uji reliabilitas penelitian ini dilakukan dengan bantuan SPSS 17,0 dan kriteria untuk menentukan tingkat reliabilitas instrumen digunakan pedoman yang dikemukan oleh George dan marllery dalam Naniek Sulistya Wardani (2010:35) sebagai berikut : a 0,7 : tidak dapat diterima 0,7 a 0,8 : dapat diterima 0,8 a 0,9 : reliabilitas bagus a 0,9 : reliabilitas memuaskan 3.6 Tingkat Kesukaran Soal Item yang baik adalah item yang tidak terlalu sukar dan tidak terlalu mudah. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha dalam menyelesaikannya. Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan 48

menyebabkan siswa putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi, karena diluar jangkauannya (Suharsimi Arikunto, 1989 : 206). Berkaitan dengan hal tersebut diatas ditetapkan bahwa tingkat kesukaran yang baik adalah pada interval 25% - 75%. Item yang empunyai tingkat kesukaran lebih dari 75% tersebut terlalu mudah. Rumus untuk menghitung tingkat kesukaran adalah sebagai berikut : Dengan : P = Tingkat kesukaran soal B = Banyak siswa menjawab dengan benar JS = Banyak siswa yang mengikuti tes Dengan kriteria : 0,00 P < 0,30 = soal dikatakan sukar 0,30 P < 0,70 = soal dikatakan sedang 0,70 P 1,00 = soal dikatakan mudah (Suharsimi Arikunto, 1989 : 210). 3.7 Analisis Daya Pembeda Daya pembeda digunakan untuk membedakan siswa yang berkemampuan tinggi dan siswa yang berkemampuan rendah. Untuk menghitung daya pembeda soal rumus yang digunakan sebagai berikut : Dengan : DP = daya pembeda soal JA = banyaknya peserta tes yang menjadi anggota kelompok atas JB = banyaknya peserta tes yang menjadi anggota kelompok bawah BA = banyaknya peserta tes yang menjadi anggota kelompok atas menjawab item tertentu dengan benar. 49

BB = banyaknya peserta tes yang menjadi anggota kelompok bawah menjawab item tertentu dengan benar. PA = proporsi peserta tes kelompok atas yang menjawab item tertentu dengan benar. PB = proporsi peserta tes kelompok atas yang menjawab item tertentu dengan benar. Kategori yang digunakan adalah : 0,00-0,20 = jelek 0,20-0,40 = cukup 0,40-0,70 = baik 0,70-0,100 = baik sekali (Suharsimi Arikunto, 1996 : 213). Daya pembeda yang bernilai negatif tidak baik dan soal harus diganti. Perangkat tes yang diujicobakan ditinjau dari daya pembeda soal, itam yang baik adalah item yang mempunyai daya pembeda lebih dari 0,20. 3.5 Indikator Kinerja Penelitian tindakan kelas ini dikatakan berhasil apabila pada setiap siklus dalam kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan terjadi perubahan yang ditunjukkan dengan adanya peningkatan hasil belajar IPS dengan indikator kenaikan nilai tes. Kriteria keberhasilan dalam penelitian ini adalah jika lebih dari 75% siswa mendapatkan nilai lebih dari atau sama dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditentukan oleh SD Negeri Blotongan 1 Salatiga. Adapun Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan oleh SD Negeri Blotongan 01 Salatiga dalam mata pelajaran IPS yaitu jika siswa mendapatkan nilai 60 untuk aspek kognitif, sedangkan aspek afektif Kriteria Ketuntasan Minimal kategorinya cukup dengan rentang internal nilai 61-70. 50

3.6 Teknik Analisis Data Analisis data yang digunakan adalah analisis data deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif. Proses analisis untuk data menurut Suharsimi Arikunto (2006: 235-238) adalah sebagai berikut. a. Persiapan Kegiatan yang dilakukan pada tahap persiapan ini yaitu: mengecek nama dan kelengkapan identitas pengisi, mengecek kelengkapan data yang diperlukan peneliti, serta mengecek macam isian data sesuai yang dikehendaki peneliti. b. Tabulasi Kegiatan yang dilakukan dalam tahap tabulasi data ini yaitu: menentukan skor (skoring) terhadap item-item yang perlu diberi skor maupun yang tidak diberi skor, menyesuaikan jenis data dengan teknik analisis yang digunakan. c. Penerapan data sesuai dengan pendekatan penelitian Pada tahap ini, data yang telah diperoleh diolah dengan menerapkan menggunakan rumus-rumus atau aturan-aturan yang ada, sesuai dengan pendekatan penelitian atau desain yang telah direncanakan Pada penelitian ini, data atau informasi yang relevan terkait langsung dengan pelaksanaan penelitian tindakan kelas yang diolah sebagai bahan evaluasi dapat diuraikan sebagai berikut. 1. Untuk mengetahui peningkatan aktivitas belajar dari hasil observasi Data observasi berupa lembar observasi aspek afektif siswa yang telah diperoleh akan dianalisis menggunakan deskriptif kualitatif dan sebagai hasil observasi akan dihitung. Berdasarkan hasil tersebut, dapat diketahui sejauh mana peningkatan yang dicapai dalam pembelajaran. Hasil lembar observasi aspek afektif siswa siswa dikelompokkan ke dalam kategori sangat baik, baik, cukup dan 51

kurang akan digunakan rumus tentang nilai (range) dan lebar kelas (M. Ngalim Purwanto, 2009: 97-98). a) Mencari R (range) terlebih dahulu dengan cara mengurangi skor maksimum dengan skor minimum. Range = skor maksimum - skor minimum b) Mencari banyaknya kelas interval dengan menggunakan rumus sebagai berikut: R I 1 Keterangan: R = Range I = interval 1 = bilangan konstanta Hasil belajar aspek afektif siswa yang diperoleh dari hasil perhitungan skor lembar observasi aspek afektif siswa akan dianalisis menggunakan deskriptif kualitatif. Teknik skoring digunakan pada lembar observasi aspek afektif. Adapun hasil dari penilaian lembar observasi aspek afektif siswa selama proses pembelajaran tersebut ditafsirkan dengan kategori interpretasi sebagai berikut: Pencapaian skor 81-100 = kategori sangat baik Pencapaian skor 71-80 = kategori baik Pencapaian skor 61-70 = kategori cukup Pencapaian skor 51-60 = kategori kurang 1. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar Data hasil belajar yang diperoleh berupa hasil belajar kognitif, hasil belajar afektif. Hasil belajar kognitif yang diperoleh dari hasil tes yang diadakan pada setiap akhir siklus dengan skor total setiap siklusnya adalah 100. 52

Hasil tes/ penilaian dikonsultasikan dengan kriteria ketuntasan belajar siswa pada mata pelajaran IPS yang ditentukan oleh SD Negeri Blotongan 01 Salatiga, yaitu siswa dikatakan tuntas jika siswa mendapatkan nilai 60 dengan ketuntasan belajar 75% dari jumlah siswa. Selanjutnya, dilakukan perbandingan presentase nilai siswa sebelum dan setelah pembelajaran menggunakan metode Role Playing. Menurut M. Ngalim Purwanto (2006: 102) untuk menghitung ketuntasan adalah sebagai berikut. Ketuntasan Siswa = Banyaknya siswa yang tuntas x 100% Jumlah seluruh siswa Selain menggunakan rumus di atas dalam menganalisa hasil belajar kognitif, maka diperlukan analisis deskriptif kuantitatif berupa nilai siklus I dan siklus II dari data siswa yang menjadi objek penelitian. 53