1
Gambaran Beban Kerja Perawat Dan Waktu Tanggap Pelayanan Keperawatan Gawat Darurat Menurut Persepsi Pasien di Ruang Instalasi Gawat Darurat RSUD Toto Kabila Kabupaten Bone Bolango JURNAL Sri Monalisa Madjid, Zuhriana K Yusuf, Wirda Y Dulahu 1 Jurusan Ilmu Keperawatan FIKK UNG E-mail : srimonalisa26@yahoo.com ABSTRAK Sri Monalisa Madjid. 2015. Gambaran Beban Kerja Perawat Dan Waktu Tanggap Pelayanan Keperawatan Gawat Darurat Menurut Persepsi Pasien di Ruang Instalasi Gawat Darurat RSUD Toto Kabila Kabupaten Bone Bolango. Skripsi, Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan dan Keolahragaan, Universitas negeri Gorontalo. Pembimbing I dr. Zuhriana K. Yusuf, M.Kes, Pembimbing II Ns. Wirda Y. Dulahu, M.Kep. Beban kerja merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja perawat dalam melakukan pelayanan. Serta waktu tanggap menjadi salah satu indikator penentu kualitas pelayanan di Rumah Sakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran beban kerja perawat dan waktu tanggap menurut persepsi pasien di ruang IGD. Desain penelitian yang digunakan adalah survey deskriftif. Populasi dalam penelitian adalah 18 orang perawat yang diambil dengan teknik sampling jenuh, dan 50 sampel pasien menggunakan teknik purposive sampling. Instrumen yang digunakan untuk beban kerja adalah kuesioner dan untuk waktu tanggap adalah observasi. Teknik analisa data menggunakan analisis univariat Hasil penelitian menunjukkan beban kerja perawat IGD RSUD Toto Kabila Kabupaten Bone Bolango adalah beban kerja ringan 16,7% dan beban kerja berat 83,3% dengan waktu tanggap cepat 100%. Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan upaya peningkatan kualitas pelayanan dengan penambahan jumlah tenaga perawat rumah sakit khususnya di Provinsi Gorontalo. Kata Kunci: Beban Kerja, Perawat, Waktu Tanggap, Pasien IGD 1 Sri Monalisa Madjid, 841413125,program Studi Ilmu Keperawatan FIKK UNG, dr Zuhriana K Yusuf M.Kes, Ns Wirda Y Dulahu S.Kep, M.Kep 2
Pendahuluan Peningkatan kualitas pelayanan tentu akan mempengaruhi kerja dari tiap pemberi jasa pelayanan. Umpan balik dan informasi merupakan elemen yang penting dalam membangun sistem pemberian pelayanan yang efektif, termasuk kualitas pelayanan. Semakin tinggi kualitas pelayanan yang ingin diberikan kepada pelanggan maka semakin besar pula waktu kerja yang harus disediakan oleh pemberi pelayanan agar dapat meninjau harapan dari pelanggan. Hal ini tentu dapat menambah beban kerja yang harus ditanggung oleh pemberi pelayanan (Muninjaya, 2011; 148). Rumah sakit menjadi ujung tombak pembangunan dan pelayanan kesehatan masyarakat, namun tidak semua rumah sakit yang ada di Indonesia memiliki standar pelayanan dan kualitas yang sama. Semakin banyak rumah sakit di Indonesia serta semakin tingginya tuntutan masyarakat akan fasilitas kesehatan yang berkualitas dan terjangkau, rumah sakit harus berupaya survive ditengah persaingan yang semakin ketat sekaligus memenuhi tuntutan tersebut. Dasar rumah sakit dalam memberikan pelayanan prima pada setiap jenis pelayanan yang diberikan baik untuk pelayanan rawat jalan, pelayanan rawat inap, maupun pelayanan gawat darurat (Muninjaya, 2011; 2). Salah satu unit di dalam rumah sakit yang bekerja 24 jam setiap harinya adalah Instalasi Gawat Darurat (IGD). IGD merupakan tempat pertama yang dikunjungi oleh pasien dengan berbagai macam keluhan dan tingkat keparahan penyakit yang dialami pasien. Perawat yang bekerja di IGD memiliki tanggung jawab besar untuk memberikan pelayanan terbaik (dalam Dini, 2013). Perawat merupakan salah satu indikator yang dinilai berperan penting dalam pelayanan kesehatan. Keperawatan sering disebut sebagai ujung tombak dari pelayanan yang ada di Rumah Sakit, sebagai pelaksana asuhan keperawatan, perawat selama 24 jam berada di dekat pasien, sehingga perawat memegang peranan yang cukup dominan dalam rangka memberikan pelayanan yang berkualitas (dalam Widodo dan Pratiwi, 2008). Dari hasil wawancara dari 2 pasien Tn.S,Ny.H, di dapatkan bahwa 1 orang pasien mengatakan waktu tanggap di IGD RSUD Toto kabila cepat karena pada saat itu pasien tidak antrian di IGD sedangkan pasien 1 lagi mengatakan waktu tanggap di IGD lambat karena pada saat itu pasien lagi full bed dan ada kecelakaan yang harus memerlukan perhatian khusus dan tenaga perawat terbatas sehingga pasiennya harus menunggu karena pasien juga menderita demam. Dari hasil wawancara dengan 2 orang perawat yang bertugas di ruang IGD RSUD Toto Kabila Ztr I,Ztr E mengatakan beban kerja yang dirasakan berat apabila berhadapan dengan jumlah pasien yang datang tiba-tiba dalam waktu bersamaan sehingga mempengaruhi waktu tanggap pelayanan yang diberikan. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti mengenai Gambaran Beban Kerja Perawat dan Waktu Tanggap Pelayanan Keperawatan Gawat Darurat Menurut Persepsi Pasien di Instalasi Gawat Darurat RSUD Toto Kabila. Tujuan Penelitian. Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran beban kerja perawat dan waktu tanggap pelayanan keperawatan gawat darurat menurut persepsi pasien di IGD RSUD Toto Kabila. Dan tujuan khusus untuk mengetahui gambaran beban kerja perawat di IGD RSUD Toto Kabila. Serta untuk mengetahui gambaran waktu tanggap pelayanan keperawatan gawat darurat menurut persepsi pasien di IGD RSUD Toto Kabila. 3
Manfaat Penelitian Bagi dunia keperawatan,hasil penelitian ini dapat memperkaya khasanah ilmu pengetahuan menambah wawasan pengetahuan yang berkaitan pelayanan keperawatan khususnya pada waktu tanggap pelayanan. Bagi institusi pendidikan hasil penelitian ini dapat digunakan oleh peserta didik untuk mengetahui gambaran beban kerja perawat IGD dan waktu tangap pelayanan keperawatan gawat darurat menurut persepsi pasien di ruang IGD. Bagi peneliti hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai data dasar untuk melakukan penelitian selanjutnya tentang beban kerja perawat. Bagi perawat hasil penelitian ini dapat di gunakan oleh perawat dalam rangka peningkatan pelayanan keperawatan gawat darurat. Metode penelitian Penelitian ini dilaksanakan di ruang IGD RSUD Toto Kabila dengan waktu penelitian pada tanggal 4 Desember sampai 18 Desember tahun 2014. Penelitian yang digunakan adalah Survey Deskriftif dengan pendekatan Cross Sectional serta menggunakan instrument kuesioner untuk beban kerja dan observasi untuk waktu tanggap, dengan jumlah sampel sebanyak 18 responden perawat dengan menggunakan teknik sampling jenuh dan 50 responden pasien menggunakan teknik purposive sampling. Analisis data yang digunakan yaitu uji statistic Chi-Squere. Hasil penelitian Distribusi responden berdasarkan umur Tabel 4.1 Distribusi Responden perawat Berdasarkan Umur di Ruang IGD RSUD Toto Kabila No Umur Jumlah % 17 25 (remaja akhir) 26 35 (dewasa awal) 9 9 50 50 Total 18 100 Berdasarkan tabel 4.1 diketahui bahwa dari 18 responden perawat di RSUD Toto Kabila, distribusi usia responden terbanyak adalah usia 17-25 tahun yaitu sebanyak 9 responden (50 %) dan responden yang berusia 26-35 tahun yaitu berjumlah 3 responden (50 %). Tabel 4.2 Distribusi Responden pasien Berdasarkan Umur di Ruang IGD RSUD Toto Kabila No Umur Jumlah % 3. 4. 5. 6. 17 25 (remaja akhir) 26 35 (dewasa awal) 36 45(dewasa akhir) 46 55 (lansia awal) 56 65 (lansia akhir) > 65 (manula) Total 50 100 Berdasarkan tabel 4.2 diketahui bahwa dari 50 responden pasien di RSUD Toto Kabila, distribusi usia responden tertinggi adalah yang berusia 36 45 tahun yaitu berjumlah 13 responden (26 %), responden yang terendah berusia di atas 65 tahun yaitu berjumlah 1 responden (2 %). 6 12 13 10 8 1 12 24 26 20 16 2 4
Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 4.3 Distribusi Responden perawat Berdasarkan Jenis Kelamin di Ruang IGD RSUD Toto Kabila No Jenis Kelamin Jumlah % Pria Wanita 6 12 33.3 66.6 Total 18 100 Dari tabel 4.3 dapat diketahui bahwa dari 18 responden RSUD Toto Kabila,distribusi responden perawat laki-laki berjumlah 6 responden (33,3%) dan responden perempuan berjumlah 12 responden (66,6%). Tabel 4.4 Distribusi Responden Pasien Berdasarkan Jenis Kelamin di Ruang IGD RSUD Toto Kabila No Jenis Kelamin Jumlah % Pria Wanita Total 50 100 Dari tabel 4.4 dapat diketahui bahwa dari 50 responden pasien RSUD Toto Kabila,distribusi responden laki-laki berjumlah 29 responden (58 %) dan responden perempuan berjumlah 21 responden (42 %). 3. Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Tabel 4.5 Distribusi Responden perawat Berdasarkan Pendidikan di Ruang IGD RSUD Toto Kabila No Pendidikan Jumlah % 29 21 58 42 D III 17 94,4 D IV 1 5,55 Total 18 100 Dari tabel 4.5 diketahui bahwa dari 18 responden RSUD Toto Kabila 17 responden berpendidikan D III Keperawatan (94,4%) dan D IV berjumlah 1 responden (5,55%). Analisis Univariat Distribusi Responden Berdasarkan Beban Kerja Tabel 4.6 Distribusi Responden Berdasarkan Beban Kerja perawat di Ruang IGD RSUD Toto Kabila. No Beban Kerja Jumlah % Berat Ringan 15 3 83,3 16,7 Total 18 100 Dari tabel 4.6 diketahui bahwa dari 18 responden RSUD Toto Kabila, distribusi responden berdasarkan beban kerja menunjukkan bahwa responden yang memiliki beban 5
kerja berat yaitu berjumlah 15 responden (83,3 %) dan responden yang memiliki beban kerja ringan yaitu berjumlah 3 responden (16,7 %). Distribusi Responden Berdasarkan Waktu Tanggap menurut persepsi pasien Tabel 4.7 Distribusi Responden Berdasarkan Waktu Tanggap menurut persepsi pasien di Ruang IGD RSUD Toto Kabila No Waktu Tanggap Jumlah % Cepat 50 100 Total 50 100 Dari tabel 4.8 diketahui bahwa dari 50 responden RSUD Toto Kabila, distribusi responden berdasarkan waktu tanggap menunjukkan bahwa persepsi responden yang memiliki waktu tanggap cepat berjumlah 50 responden (100 %), tidak ada yang memiliki waktu tanggap lambat. Pembahasan Beban Kerja Perawat di Ruang Instalasi Gawat Darurat RSUD Toto Kabila Berdasarkan analisa univariat diketahui bahwa dari 18 responden RSUD Toto Kabila, jumlah responden dengan beban kerja ringan sebanyak 16,7 % dan untuk beban kerja berat 83,3 %. Hasil observasi peneliti menunjukkan bahwa persentase perawat yang memiliki beban kerja berat lebih besar dari pada persentase perawat dengan beban kerja ringan. Hal ini dipengaruhi oleh faktor eksternal yaitu organisasi dan lingkungan kerja, dimana penempatan staf belum diatur dan belum dibagi perawat untuk pasien yang masuk dalam IGD bedah dan perawat untuk pasien non-bedah dan 1 perawat memegang 4 orang pasien pada saat full bed. Dengan demikian beban kerja perawat di IGD termasuk beban kerja berat. Namun demikian dengan lamanya masa kerja telah membuat perawat dapat beradaptasi dengan cepat pada pekerjaannya dalam memberikan pelayanan segera terhadap pasien dengan didukung oleh pendidikan terakhir adalah D III sehingga membuat perawat bisa siap bekerja. Menurut Kusmiati (2003,dalam Hendiati 2012) menjelaskan bahwa beban kerja dapat dipengaruhi oleh kondisi pasien yang selalu berubah ubah, jumlah rata rata jam perawatan yang dibutuhkan untuk memberikan pelayanan langsung pada pasien, serta banyaknya tugas tambahan yang harus dikerjakan oleh seorang perawat. Selain itu menurut Jauhari (2005), beban kerja perawat berdasarkan waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan setiap kegiatan pelayanan berbeda-beda untuk setiap jenis kegiatan, dengan demikian dalam pelayanan keperawatan kegawatdaruratan, beban kerja perawat juga terkait dengan waktu yang dibutuhkan dalam mencapai waktu tanggap (respon time) yang ditetapkan yaitu selama 5 menit. Peneliti berasumsi bahwa beban kerja perawat di ruang IGD RSUD Toto Kabila berada pada kategori beban kerja berat, karena belum maksimal tupoksi organisasi dan lingkungan kerja yang belum di atur dan disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan, sehingga apabila jumlah pasien meningkat dan dengan kondisi yang berubah-ubah perawat tetap dapat melakukan pelayanan kesehatan tanpa pasien harus menunggu antrian terlalu lama. Berdasarkan hasil penelitian melalui kuesioner terlihat bahwa sebagian besar responden menyatakan untuk melakukan observasi klien secara ketat selama jam kerja dan beragam serta banyaknya pekerjaan yang harus dilakukan di ruangan. Dan juga 6
tuntutan keluarga akan keselamatan klien dan harapan pimpinan RS terhadap kualitas pelayanan yang berkualitas merupakan beban kerja berat karena tenaga terbatas. Ini menunjukkan bahwa perawat yang bertugas di ruang IGD harus mampu memprioritaskan pelayanan yang tepat dan cepat, dengan adanya organisasi serta lingkungan kerja yang belum diatur membuat perawat yang menyatakan hal tersebut sebagai beban kerja berat. Waktu Tanggap Menurut Persepsi pasien di Ruang Instalasi Gawat Darurat RSUD Toto Kabila Berdasarkan analisa univariat diketahui bahwa dari 50 responden RSUD Toto Kabila, jumlah responden dengan waktu tanggap cepat sebanyak 100 %. Berdasarkan hasil observasi peneliti dapat diketahui bahwa sebagian besar perawat memiliki waktu tanggap cepat. Hal ini dipengaruhi oleh jumlah pasien pada saat masuk tidak bersamaan dan tidak terjadi antrian panjang, dan komponen pendukung seperti ketersediaan stretcher, kursi roda, brankar yang selalu tersedia untuk pasien yang baru tiba. Yoon et al (2003,dalam Widodo & Pratiwi, 2012) mengemukakan faktor internal dan eksternal yang memengaruhi keterlambatan penanganan kasus gawat darurat antara lain karakter pasien, waktu kedatangan pasien, penempatan staf, ketersediaan stretcher dan petugas kesehatan, pelaksanaan manajemen dan strategi pemeriksaan. Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh peneliti berasumsi bahwa waktu tanggap perawat IGD RSUD Toto Kabila Gorontalo berada pada kategori cepat. Hal ini dipengaruhi oleh jumlah pasien yang tidak datang secara bersamaan dan bertumpuk sehingga pasien dilayani berdasarkan kondisi atau tingkat kegawat daruratan, dimana pasien yang lebih gawat di dahulukan pelayanannya dari pasien yang tidak gawat. Selain itu komponen pendukung seperti ketersediaan stretcher yang selalu tersedia untuk pasien yang baru tiba juga ikut mempengaruhi kecepatan waktu tanggap perawat dalam memberikan pelayanan. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan tentang gambaran beban kerja perawat dan waktu tanggap terhadap pasien di ruang Instalasi Gawat Darurat RSUD Toto Kabila, dapat diambil kesimpulan beban kerja yang dimiliki oleh perawat di ruang Instalasi Gawat Darurat RSUD Toto Kabila adalah beban kerja ringan dengan jumlah 3 responden (16,7 %) dan beban kerja berat berjumlah 15 responden (83,3 %). Dan Waktu tanggap perawat menurut persepsi pasien di ruang Instalasi Gawat Darurat RSUD Toto Kabila adalah waktu tanggap cepat berjumlah 50 responden (100 %) Saran Berdasarkan kesimpulan tersebut, maka dapat diajukan beberapa saran untuk menjaga agar beban kerja perawat tidak berlebih diperlukan perhatian terhadap hal-hal yang dapat mempengaruhi seperti tugas yang diberikan, serta lingkungan kerja. Misalnya tata ruang tempat kerja, kondisi ruang kerja, waktu kerja, waktu istirahat, shif kerja, serta sistem kerja. Untuk mempertahankan waktu tanggap perawat, maka pihak manajemen sebaiknya membuat dan memperhatikan hal-hal yang dapat meningkatkan ketepatan waktu tanggap. Misalnya peralatan yang mendukung terlaksananya pelaksanaan waktu tanggap seperti stretcher, kursi roda, brankar, strategi pemeriksaan, jumlah tenaga perawat yang ada sebanding dengan jumlah pasien agar pelaksanaan waktu tanggap dapat terlaksana dengan maksimal. Diharapkan peneliti selanjutnya dapat meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi waktu tanggap menurut persepsi pasien. DAFTAR PUSTAKA 7
Ali, Z, 2010. Dasar-dasar Keperawatan Profesional. Jakarta: Widya medika. Anjaryani, W. 2009. Kepuasan Pasien Rawat Inap Terhadap Pelayanan Perawat di RSUD Tugorejo Semarang. Tesis, Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro. Dini. (2013). Gambaran Respon Time Penanganan Trauma di IGD Labuang Baji Makassar. Skripsi Universitas Hasanudin Makassar. Hendianti. 201 Gambaran Beban Kerja Perawat Pelaksana Unit Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung. Skripsi Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran Bandung. Jauhari. 2005. Pengaruh Beban Kerja Kuantitatif dan Kualitatif terhadap Kinerja Perawat dalam Pelayanan Kegawatdaruratan di RSUD dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar. Skripsi Universitas Sumatera Utara. Kepmenkes RI. 2009. No. 56 Tentang Standar Penanganan Pasien Gawat Darurat. Kurniadi,2013. Manajemen keperawatan dan Prospektifnya. FKUI. Jakarta Musliha.2010. Keperawatan Gawat Darurat. Yogyakarta: Nuha Medika Muninjaya. 201 Manajemen Kesehatan. Jakarta: EGC Munandar, A. 200 Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta: UI Press. Setiadi. 2007. Konsep & Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu. Sihotang, B. (2012). Pengaruh Beban Kerja Terhadap Kinerja Perawat Dalam Pelayanan Kegawatdaruratan di RSUD DR. Djasamen Saragih Pematangsiantar Medan: Tesis Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. Soleman. 201 Analisis Beban Kerja Ditinjau dari Faktor Usia dengan Pendekatan Recommended Weiht Limit. Jurnal Arika, Vol 5 No. Sugiyono. 2009. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Undang-undang No.36 tahun 2009 tentang Kesehatan Biro Hukum Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta. Widodo & Pratiwi. 2009. Hubungan Beban kerja dengan Waktu Tanggap Perawat Gawat Darurat Menurut Persepsi Pasien di Instalasi Gawat Darurat RSU Pandan Arang Boyolali. Jurnal Berita Ilmu Keperawatan Vol 1 No.3. Wibowo Adik (2014. Metodologi Penelitian Praktis Bidang Kesehatan.Jakarta: Rajawali Pers. 8