BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan masalah yang sangat kompleks dan bersifat multidimensional, kemiskinan dipicu kurang tersedianya lapangan pekerjaan dan ketidakmampuan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, BAPPENAS (1993) mendefinisikan kemiskinan sebagai situasi serba kekurangan yang terjadi bukan karena kehendak oleh si miskin, melainkan karena keadaan yang tidak dapat dihindari dengan kekuatan yang ada padanya. Kemiskinan juga disebabkan karena adanya ketidaksamaan atau kesenjangan akses untuk mendapatkan atau memanfaatkan sumber daya yang tersedia, seperti pendidikan, kesehatan, perumahan, peluang berusaha dan kerja, sarana pengembangan usaha, dan lain-lain. Menurut Suparlan dalam bukunya yang berjudul kemiskinan di perkotaan (1993) menyatakan bahwa : kemiskinan didefinisikan sebagai suatu standar tingkat hidup yang rendah, yaitu adanya suatu tingkat kekurangan materi pada sejumlah golongan orang dibandingkan dengan standar kehidupan yang umum berlaku dalam masyarakat yang bersangkutan. Masyarakat miskin diperdesaan sulit untuk bangkit dari ketidakberdayaan masyarakat itu sendiri, potensi yang ada pada umumnya lebih rendah dibandingkan dengan masyarakat kota, terutama dari segi sumber daya manusianya sehingga masyarakat desa tidak memiliki kemampuan yang baik untuk membangun walaupun didukung sumber daya alam yang melimpah. 1
2 Masyarakat menjadi miskin salah satunya karena produktivitas yang rendah. Produktivitas yang rendah itu diakibatkan oleh kurangnya akses dalam bidang ekonomi (modal), kesehatan dan pendidikan. Masyarakat miskin mempunyai sumber daya ekonomi yang rendah, dalam hal ini adalah sumber pendapatan yang rendah. Pendapatan yang rendah menyebabkan tingkat pendidikan dan kesehatan yang rendah. Salah satu jalan pengentasan kemiskinan adalah membuka akses modal kepada masyarakat miskin, sehingga mereka dapat mengakumulasikan modalnya hingga semakin meningkat pada akhirnya kesejahteraan juga akan meningkat, dengan begitu meningkat pula kesehatan dan pendidikan masyarakat miskin. Persoalan kemiskinan yang begitu rumit menjadi gambaran permasalahan yang harus segera diatasi. Oleh karena itu, dalam program pembangunan nasional untuk menanggulangi kemiskinan dan menciptakan lapangan kerja, pemerintah meluncurkan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri yang dimulai pada tahun 2007. PNPM Mandiri merupakan kelanjutan dari Program Pengembangan Kecamatan (PPK) sebagai dasar pengembangan pemberdayaan masyarakat di perdesaan. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri diharapkan dapat menangani permasalahan paling mendasar yang ada didalam masyarakat. Masyarakat dilibatkan dalam kegiatan dalam PNPM Mandiri, dengan adanya PNPM Mandiri ini masyarakat miskin tidak lagi dipandang sebagai obyek melainkan sebagai subyek dan obyek yang patut diberdayakan. Menurut Suparjan (2003) kebijakan pemberdayaan terhadap masyarakat
3 dibutuhkan bukan semata karena alasan kebutuhan jangka pendek, namun lebih jauh dari itu, pemberdayaan dilakukan untuk strategi kemandirian sosial ekonomi masyarakat dalam jangka panjang. Wilayah kecamatan Gondangrejo sebagian besar digunakan sebagai lahan pertanian serta pabrik-pabrik industri, sebagian besar kaum perempuan atau ibu rumah tangga miskin di kecamatan Gondangrejo hanya bekerja sebagai buruh tani, sebagai buruh pabrik atau buruh gendong pasar dengan penghasilan jauh dari cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Hal ini tidak lain di karenakan minimnya kualitas sumber daya manusia serta modal untuk usaha. Kecamatan Gondangrejo masuk dalam sasaran program dari PNPM Mandiri Perdesaan serta merupakan wilayah yang masuk dalam kategori jumlah rumah tangga miskin terbanyak dan menjadi prioritas utama dalam program pengentasan kemiskinan di kabupaten Karanganyar dengan jumlah rumah tangga miskin sebesar 1.905 keluarga dengan keseluruhan jumlah rumah tangga di kecamatan Gondangrejo sebanyak 19.193 keluarga. Untuk lebih jelasnya lihat pada tabel 1.1
4 No Tabel 1.1 Jumlah Rumah Tangga menurut kecamatan dan klasifikasi Kemiskinan di Kabupaten Karanganyar tahun 2011 Kecamatan Sangat miskin Miskin Hampir miskin Rawan miskin dan lainnya Sumber : Badan Pusat Statistik ( pendataan program perlindungan sosial tahun 2011) Jumlah 1 Jatipuro 319 455 1.000 1.516 3.290 2 Jatiyoso 715 855 1.505 1.036 4.111 3 Jumapolo 574 655 1.257 1.502 3.988 4 Jumantono 503 823 1.912 2.719 5.957 5 Matesih 367 482 1.313 2.402 4.564 6 Tawangmangu 297 497 1.246 1.794 3.834 7 Ngargoyoso 322 607 1.663 1.870 4.462 8 Karangpandan 332 647 1.753 2.729 5.461 9 Karanganyar 374 607 1.541 2.998 5.520 10 Gondangrejo 788 1.117 2.371 4.257 8.533 11 Kebakkramat 336 631 1.768 3.184 5.919 12 Mojogedang 835 1.101 2.472 3.898 8.306 13 Tasikmadu 294 610 1.745 3.342 5.991 14 Jaten 146 357 1.179 3.204 4.706 15 Colomadu 173 270 938 3.145 4.576 16 Kerjo 389 513 1.119 2.208 4.229 17 Jenawi 363 537 1.234 1.709 3.843 PNPM Madiri Perdesaan sebagai salah satu program pemberdayaan masyarakat dalam pelaksanaannya, program ini memprioritaskan kegiatan bidang infrastruktur desa, pengelolaan dana bergulir bagi kelompok perempuan, kegiatan pendidikan dan kesehatan bagi masyarakat di wilayah perdesaan. Permasalahan yang sering terjadi dalam pemberdayaan masyarakat adalah isu gender, dimana peran laki-laki dianggap mempunyai derajat lebih tinggi dibandingan dengan kaum perempuan, maka kaum perempuan sering kali dikesampingkan dalam pembangunan, sehingga potensi yang mereka miliki tidak dapat disalurkan. Salah satu solusi untuk mencapai pembangunan
5 dalam pengentasan kemiskinan dan pemberdayaan masyarakat adalah dengan memberdayakan perempuan dan kesetaraan derajat antara kaum laki-laki dan perempuan dalam segala bidang kehidupan. Kecamatan Gondangrejo merupakan kecamatan yang memperoleh kucuran dana paling banyak pada tahun 2012 dalam PNPM Mandiri Perdesaan, Sebanyak 25% anggaran dari BLM yang diberikan untuk mendanai kegiatan program simpan pinjam kelompok perempuan. Berdasarkan informasi yang didapat dari salah satu media massa, pada tahun 2012 kabupaten Karanganyar mendapat total alokasi dana Rp 12,4 miliar bagi 12 kecamatan. Dari jumlah itu kecamatan Mojogedang dan Gondangrejo mendapat kucuran dana terbanyak yakni 1,187 miliar, Sedangkan enam kecamatan Matesih, Karangpandan, Tawangmangu, Jumapolo, Jumantono serta Jatiyoso mendapat dana masing-masing 997,5 juta dan empat kecamatan Jatipuro, Jenawi, Kerjo dan Ngargoyoso masing-masing mendapat 855 juta, lima kecamatan seperti Karanganyar, Tasikmadu, Kebakkramat, Jaten serta Colomadu dianggap sudah termasuk kawasan pekotaan dan mendapat alokasi dana dari P2KP ( SuaraMerdeka, 19 Juni 2012 ). Permasalahan rumah tangga miskin dikecamatan Gondangrejo adalah akses modal yang ada, ketiadaan jaminan secara materi bagi pemberi modal inilah yang menyebabkan masyarakat saat ini tidak tersentuh oleh lembaga keuangan yang ada. Hal ini dikarenakan lembaga keuangan hanya akan memberikan kredit kepada pihak-pihak yang mampu memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan. Program pengentasan kemiskinan yang dianggap tepat
6 dalam pemberdayaan masyarakat miskin dikecamatan Gondangrejo adalah yang meniadakan jaminan berupa materi dan menggantinya dengan jaminan yang bersifat non-materi tak lain berupa modal sosial atau kepercayaan. Hal ini sesuai dengan apa yang ada dalam program simpan pinjam kelompok perempuan kecamatan Gondangrejo, seperti yang diungkapkan oleh Sekretaris UPK Gondangrejo : kalo pinjaman disini nggak ada jaminan apa-apa mas, kelompok perempuan cukup membuat proposal sama fotocopy ktp anggota kelompok saja, modalnya cuma percaya kok mas ( wawancara tanggal 3 oktober 2013) Simpan Pinjam Kelompok khusus Perempuan kecamatan Gondangrejo merupakan bagian dari PNPM Mandiri Perdesaan menerima dana BLM dan dana perguliran disertai dengan pembinaan dan pendampingan usaha. Dana yang diberikan kepada kelompok perempuan dengan potongan pinjaman 0%. Kebijakan pemberdayaan perempuan dalam pembangunan melalui program simpan pinjam kelompok perempuan PNPM Mandiri Pedesaan diharapkan dapat mengembangkan potensi kaum perempuan sehingga dapat berperan aktif dalam pembangunan. Kebijakan atau program pemberdayaan yang penting dilakukan bagi kaum wanita keluarga kurang mampu antara lain ialah pelatihan usaha ekonomi produktif dan pemberian modal usaha kepada wanita ibu rumah tangga kurang mampu, akan memungkinkan dan memampukan mereka untuk melakukan kegiatan usaha yang dapat mendatangkan penghasilan/pendapatan tambahan bagi keluarga ( Suharto, 2009 ).
7 Seluruh anggota kelompok perempuan dalam PNPM Mandiri Perdesaan di kecamatan Gondangrejo didorong untuk terlibat dalam setiap tahapan kegiatan secara partisipatif, mulai dari proses perencanaan, pengambilan keputusan dalam penggunaan dan pengelolaan dana, sampai pada pelaksanaan kegiatan. Dengan adanya Program Simpan Pinjam Kelompok Perempuan ini diharapkan adanya perubahan kondisi didalam masyarakat, khususnya anggota kelompok itu sendiri. Berdasarkan paparan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melihat sejauh mana pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan simpan pinjam kelompok perempuan dikecamatan Gondangrejo untuk itu penulis melakukan penelitian dengan judul IMPLEMENTASI PROGRAM SIMPAN PINJAM KELOMPOK PEREMPUAN (Analisis Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan di Kecamatan Gondangrejo Kabupaten Karanganyar ). B. Rumusan Masalah Dengan berdasarkan pada latar belakang permasalahan yang ada, maka pokok permasalahan yang akan dibahas pada penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah implementasi program Simpan Pinjam Kelompok Perempuan di kecamatan Gondangrejo kabupaten Karanganyar? 2. Apa sajakah faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi program Simpan Pinjam Kelompok Perempuan di kecamatan Gondangrejo?
8 C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai pada penulisan ini adalah : 1. Tujuan Operasional a. Mengetahui implementasi progam pemberdayaan masyarakat melalui program simpan pinjam kelompok perempuan dikecamatan Gondangrejo. b. Mengetahui apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan program simpan pinjam kelompok perempuan dikecamatan Gondangrejo. 2. Tujuan Fungsional Untuk mendapatkan gambaran mengenai implementasi program simpan pinjam kelompok perempuan dikecamatan Gondangrejo. 3. Tujuan Individual Untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana S1 pada jurusan Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Akademik a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan masukan bagi perkembangan ilmu administrasi negara pada umumnya dan kebijakan publik pada khususnya.
9 b. Penelitian ini diharapkan dapat menjadikan bahan referensi atau informasi ilmiah bagi penelitian-penelitian berikutnya. 2. Manfaat Praktis a. Untuk memberikan informasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai bagaimana implementasi program Simpan Pinjam Kelompok Perempuan di Kecamatan Gondangrejo Kabupaten Karanganyar. b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak sebagai bahan pemikiran untuk memperbaiki implementasi program Simpan Pinjam Kelompok Perempuan di Kecamatan Gondangrejo Kabupaten Karanganyar. c. Untuk memenuhi persyaratan dalam mencapai gelar Sarjana S-1 pada Jurusan Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di Universitas Sebelas Maret Surakarta.