BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Seiring dengan tuntutan globalisasi, perubahan status Bank Jabar membuka peluang untuk lebih memperluas ruang gerak operasional sekaligus mengubah citra Bank Jabar yang selama ini terbatas melayani masyarakat daerah Provinsi Jawa Barat menjadi sebuah bank daerah yang berwawasan global. Berdasarkan keputusan RUPS Bank Jabar tanggal 22 April 2002, pemegang saham Bank Jabar bertambah lagi dengan masuknya Pemerintah Daerah Kota Tasikmalaya, Pemerintah Daerah Kota Cimahi, dan Pemerintah Daerah Kota Cilegon Banten. Pada tahun 2007 Bank Jabar Cabang Taman Sari telah menerapkan Good Corporate Governance sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/4/PBI/2006 Tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank Umum akan menjadikan perbankan sebagai sektor yang mengedepankan prinsip kehati-hatian semakin bertambah baik. Langkah ini dilakukan oleh Bank Jabar Cabang Taman Sari dalam rangka memperkuat infrastruktur dan kapabilitas pengelolaan risiko di seluruh unit kerja Bank Jabar Cabang Taman Sari. Dengan demikian sejalan dengan upaya peningkatan kinerja ini, Bank Jabar Cabang Taman Sari menjadi lebih siap dalam menghadapi tantangan dunia perbankan ke depan serta memperkokoh diri dalam Arsitektur Perbankan Indonesia. Implementasi corporate governance oleh Bank Jabar Cabang Taman Sari diharapkan bermanfaat untuk menambah dan memaksimalkan nilai perusahaan. Bagi Bank Jabar Cabang Taman Sari, untuk berkembang dan maju, implementasi corporate governance secara serius dan efektif merupakan tuntutan yang semakin tidak dapat ditawar lagi. Good corporate governance tersebut diperlukan untuk mendorong terciptanya pasar yang efisien, transparan dan konsisten dengan peraturan perundangan, yang dapat membantu tercapainya kesinambungan perusahaan melalui pengelolaan berdasarkan asas transparansi, akuntabilitas, responsibilitas,
independensi serta kewajaran dan kesetaraan. Untuk itu, salah satu manfaat dari penerapan good corporate governance oleh Bank Jabar Cabang Taman Sari, dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas struktur pengelolaan dan pola kerja perusahaan. Sistem pengendalian internal Bank Jabar Cabang Taman Sari merupakan bagian dari praktik corporate governance, juga praktik manajemen, dimana didalamnya mencakup pengawasan yang memadai, etika bisnis, independensi, pengungkapan yang akurat dan tepat waktu, akuntabilitas dari seluruh pihak yang terlibat dalam proses pengelolaan perusahaan, serta mekanisme untuk memastikan adanya tindak lanjut yang seksama jika terjadi pelanggaran dalam perusahaan. Akuntan memiliki peranan yang penting terhadap peningkatan good corporate governance. Salah satu aplikasi profesi akuntan dalam perusahaan adalah Auditor Internal, yang memiliki fungsi sebagai complience auditor dan internal business consultant bagi perusahaan dituntut antara lain mampu memberikan nilai tambah untuk organisasinya dalam rangka mewujudkan good corporate governance. Dengan keberadaan fungsi audit internal yang efektif pada Bank Jabar Cabang Taman Sari, diharapkan dapat tercipta mekanisme pengawasan untuk memastikan bahwa sumber daya yang ada dalam perusahaan telah digunakan secara ekonomis dan efektif, dan pengendalian yang ada dalam perusahaan dapat memberikan kepastian lebih tinggi bahwa informasi yang dihasilkan terpercaya. Seiring dengan perbaikan dalam proses internal tersebut, keyakinan investor (termasuk kreditur) terhadap proses pengelolaan perusahaan juga akan meningkat. Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk melaksanakan penelitian dengan judul Hubungan Antara Audit Internal Dengan Good Corporate Governance. (Studi Kasus Pada Bank Jabar Cabang Taman Sari Bandung) 1.2. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka penulis berusaha untuk mengidentifikasi masalah yang ada sebagai berikut :
1. Apakah audit internal pada Bank Jabar Cabang Taman Sari Bandung sudah efektif? 2. Apakah good corporate governance pada Bank Jabar Cabang Taman Sari Bandung sudah diterapkan dengan baik? 3. Apakah hubungan audit internal yang efektif good corporate governance pada Bank Jabar Cabang Taman Sari Bandung? 1.3. Maksud dan Tujuan penelitian Maksud dari penelitian ini adalah untuk memperoleh data dan informasi yang berhubungan dengan penelitian yang diambil, di mana penelitian ini dilakukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi. Adapun tujuan penulis mengadakan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui fungsi audit internal pada Bank Jabar Cabang Taman Sari Bandung. 2. Untuk mengetahui penerapan good corporate governance pada Bank Jabar Cabang Taman Sari Bandung. 3. Untuk mengetahui hubungan audit internal dengan good corporate governance pada Bank Jabar Cabang Taman Sari Bandung. 1.4. Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat : 1. Pengembangan Ilmu a. Penelitian ini akan berguna untuk melatih diri dan menganalisa suatu permasalahan secara ilmiah dan sistematis dalam bentuk penulisan skripsi. b. Bagi peneliti lain dan pihak-pihak yang memerlukan dapat digunakan sebagai sumber referensi dari informasi yang dapat berguna bagi penelitian selanjutnya. 2. Pengembangan Praktis Hasil penelitian ini diharapkan bagi perusahaan dapat memperluas wawasan manajemen akan perlunya sistem Corporate Governance dan sebagai bahan
pertimbangan, jika perlu dapat dipakai untuk mengadakan perbaikan agar dapat meningkatkan nilai perusahaan. 1.5. Kerangka Pemikiran Dan Hipotesis Good corporate governance secara sempit diartikan sebagai pertanggung jawaban resmi direksi kepada pemegang saham. Sementara itu secara tertulis diartikan sebagai sistem dan struktur untuk mengelola perusahaan dengan tujuan meningkatkan nilai pemegang saham (stakeholders value) serta mengalokasikan berbagai pihak yang berkepentingan dengan perusahaan (stakeholders) seperti kreditur, supplier, asosiasi usaha, konsumen, pekerja, pemerintah dan masyarakat luas. Corporate governance menurut Organization for Economic Coorporation and Development (OECD) yaitu : sebagai sekumpulan hubungan antara pihak manajemen perusahaan, board dan pemegang saham dan pihak lain yang mempunyai kepentingan dengan perusahaan. Good corporate governance juga mensyaratkan adanya struktur, perangkat untuk mencapai tujuan dan pengawasan atas kinerja. Corporate governance yang baik dapat memberikan perangsang atau insentif yang baik dengan board dan manajemen untuk mencapai tujuan yang merupakan kepentingan perusahaan dan pemegang dan harus memfasilitasi pemonitaran yang efektif, sehingga mendorong perusahaan untuk menggunakan sumber daya yang efisien. Untuk meningkatkan corporate governance yang baik harus melaksanakan prinsip-prinsip : 1. Transparansi, yaitu keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam mengemukakan informasi materiil dan relevan mengenai perusahaan. 2. Kemandirian, yaitu suatu keadaan di mana perusahaan dikelola secara profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh/tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undang yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat.
3. Akuntabilitas, yaitu kejelasan fungsi, pelaksanaan dan pertanggungjawaban organ sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana secara efektif. 4. Pertanggungjawaban, yaitu kesesuaian di dalam pengelolaaan perusahaan terhadap peraturan perudang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasiyang sehat. 5. Kewajaran (fairness), yaitu keadilan dan kesetaraan di dalam memenuhi hak-hak stakeholder yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Kewajiban anggota direksi, komisaris atau dewan pengawas untuk melaksanakan good corporate governance saat ini sudah sewajarnya dan tidak berlebih-lebihan. Dalam meningkatkan good corporate governance itu sendiri ternyata sangat membutuhkan peran akuntan perusahaan, baik peran dari akuntan manajemen maupun auditor internal Auditor internal bertugas meneliti dan mengevaluasi bekerjanya sistem akuntansi disamping meneliti seberapa jauh kebijakan dan program kerja manajemen dijalankan. Audit internal sebagai salah satu profesi yang menunjang peningkatan good corporate governance, saat ini telah berkembang menjadi komponen utama dalam meningkatkan pengelolaan yang sehat. Tanpa fungsi audit internal dewan direksi dan atau pimpinan unit tidak memiliki sumber informasi internal yang bebas mengenai kinerja organisasi, menginat pengertian audit internal yang ditetapkan oleh IIA s Board of Directors pada bulan juni 1999 adalah : Internal auditing is an independent, objectives assurance and consulting activity designed to add value and improve an organization s operations it helps an organization accomplish its objectives by bringing a systematic, diciplined approach to evaluate and improve the effectiveness of risk management, control and governance process. Pengertian tersebut dapat diartikan bahwa audit internal adalah kegiatan assurance and konsultasi yang independen dan objektif yang dirancang untuk memberikan nilai tambah dan meningkatkan kegiatan operasi organisasi. Audit internal membantu organisasi untuk mencapai tujuannya, melalui suatu pendekatan yang sistematis dan teratur untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas pengelolaan risiko, pengendalian dan process governance.
Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, hipotesis yang diajukan penulis adalah : AUDIT INTERNAL YANG EFEKTIF BERHUBUNGAN KUAT DALAM MENINGKATKAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE. 1.6. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yaitu melalui pendekatan studi kasus yaitu metode dalam meneliti sekelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, aktual dan akurat mengenai fakta-fakta serta hubungan antara fenomena yang diselidiki. Jadi data yang diperoleh dari penelitian dikumpulkan, dipelajari, dianalisis dan dibandingkan dengan teori yang telah dipelajari oleh penulis. 1. Penelitian lapangan (field research) Penelitian dilakukan dengan menggunakan pertanyaan (questionnarie) untuk mendapatkan data primer sebagai bahan analisis. Yang dimaksud daftar pertanyaan adalah alat komunikasi antara peneliti dengan yang diteliti (responden) yang dibagikan oleh peneliti untuk diisi oleh responden. Serta wawancara dengan pejabat yang berwenang dan bagian yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. 2. Penelitian kepustakaan (library research) Penelitian kepustakaan dimaksudkan untuk memperoleh data sekunder yang sumber informasi dari para ahli atau penulis yang kompeten dalam membahas masalah yang diteliti dengan mengumpulkan bahan-bahan teoritis agar diperoleh suatu pengertian yang mendalam dan menunjang proses pembahasan terhadap data faktual. Teknik yang digunakan adalah dengan cara mengumpulkan referensi dari berbagai sumber buku, makalah, catatan-catatan kuliah, internet dan lainnya.
1.7. Lokasi dan Waktu Penelitian Untuk tujuan penelitian ini, penulis memilih lokasi penelitian di Bank Jabar Cabang Taman Sari Bandung yang berlokasi di Jalan Taman Sari No.8 Bandung. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai bulan Desember 2008.