BAB I PENDAHULUAN. atas (Undang-Undang Republik Indonesia No 13 tahun 1998). Tahun

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya tekanan darah arteri lebih dari normal. Tekanan darah sistolik

BAB I PENDAHULUAN. mmhg. Penyakit ini dikategorikan sebagai the silent disease karena penderita. penyebab utama gagal ginjal kronik (Purnomo, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. suatu kondisi dimana pembuluh darah secara terus-menerus mengalami

BAB I PENDAHULUAN. sistolic dan diastolic dengan konsisten di atas 140/90 mmhg (Baradero, Dayrit &

BAB I PENDAHULUAN. kardiovaskular (World Health Organization, 2010). Menurut AHA (American

BAB I PENDAHULUAN. tekhnologi dan industri telah banyak membuat perubahan pada perilaku dan

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan gejala terlebih dahulu dan ditemukan secara kebetulan saat

BAB I PENDAHULUAN. normal yang ditunjukkan oleh angka bagian atas (systolic) dan angka

BAB I PENDAHULUAN. abnormal tekanan darah dalam pembuluh darah arteri secara terus menerus

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan terutama di bidang kesehatan,

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan lebih dari 629 juta jiwa, dan pada tahun 2025 diproyeksikan

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan Usia Harapan Hidup penduduk dunia dan semakin meningkatnya

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakitpenyakit

BAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia karena prevalensi yang masih tinggi dan terus meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dalam suatu sistem sosial (Friedman, 2010). Setiap individu

BAB I PENDAHULUAN. terus menerus mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dari data WHO

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit tekanan darah tinggi menduduki peringkat pertama diikuti oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penduduk Indonesia pada tahun 2012 mencapai 237,64 juta jiwa. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pemeriksaan tekanan darah dengan menggunakan sphygmomanometer


BAB I PENDAHULUAN. mellitus dan hanya 5% dari jumlah tersebut menderita diabetes mellitus tipe 1

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi merupakan penyakit yang semakin sering dijumpai

BAB I PENDAHULUAN. (Kemenkes RI, 2013). Hipertensi sering kali disebut silent killer karena

BAB 1 PENDAHULUAN. tekanan darah diatas normal yang mengakibatkan peningkatan angka morbiditas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesejahteraan penduduk saat ini diketahui menyebabkan peningkatan usia harapan

BAB I PENDAHULUAN. Prevention (CDC) memperkirakan jumlah penderita hipertensi terus

BAB I PENDAHULUAN. penyebab kematian di dunia termasuk di negara berkembang seperti

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kardiovaskuler (PKV) (Kemenkes RI, 2012). World Health Organization. yang berpenghasilan menengah ke bawah (WHO, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. kesakitan yang tinggi. Darah tinggi sering diberi gelar The Silent Killer karena

HERNAWAN TRI SAPUTRO J

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh perilaku yang tidak sehat. Salah satunya adalah penyakit

BAB I PENDAHULUAN. terjadi peningkatan secara cepat pada abad ke-21 ini, yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. penyakit infeksi ke penyakit tidak menular ( PTM ) meliputi penyakit

BAB I PENDAHULUAN. oleh penduduk Indonesia. Penyakit ini muncul tanpa keluhan sehingga. banyak penderita yang tidak mengetahui bahwa dirinya menderita

BAB 1 PENDAHULUAN. Lansia (lanjut usia) adalah seseorang yang usia 65 tahun keatas (Potter

BAB I PENDAHULUAN. terus meningkat. Penyakit ini diperkirakan mengenai lebih dari 16 juta orang

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. killer) diantara pembunuh lainnya seperti diabetes, hiperkolesterolemia dan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang dapat timbul akibat perkembangan jaman. adalah gaya hidup tidak sehat yang dapat memicu munculnya penyakit

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes

BAB I PENDAHULUAN. setelah stroke dan tuberkulosis dan dikategorikan sebagai the silent disease

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Secara individu, pada usia diatas 55 tahun terjadi proses penuaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

HUBUNGAN PENGETAHUAN HIPERTENSI DENGAN POLA HIDUP SEHAT LANSIA DI UNIT REHABILITASI SOSIAL PUCANG GADING SEMARANG ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. pada beban ganda, disatu pihak penyakit menular masih merupakan

BAB I PENDAHULUAN. menular (PTM) yang meliputi penyakit degeneratif dan man made diseases.

BAB I PENDAHULUAN. 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keluarga merupakan unit terkecil dalam suatu masyarakat yang terdiri

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kemasan merupakan hal yang penting dan diperlukan oleh konsumen, terutama bagi konsumen dengan kondisi medis tertentu yang

82 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes

HUBUNGAN PERAN SERTA KADER POSYANDU DENGAN PERAWATAN HIPERTENSI PADA LANJUT USIA (LANSIA) DI DESA SALAMREJO SENTOLO KULON PROGO

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian kerena payah jantung, infark miocardium, stroke, atau gagal. ginjal (Pierece, 2005 dalam Cahyani 2012).

BAB I PENDAHULUAN. psikologis dan sosial. Hal tersebut menimbulkan keterbatasan-keterbatasan yang

BAB I PENDAHULUAN. pada abad ini. Dijelaskan oleh WHO, di dunia penyakit tidak menular telah

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular dan penyakit kronis. Salah satu penyakit tidak menular

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan masalah yang. ditemukan pada masyarakat baik di negara maju maupun berkembang

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk. Menurut Kemenkes RI (2012), pada tahun 2008 di Indonesia terdapat

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus dilindungi dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Insiden hipertensi mulai terjadi seiring bertambahnya usia. Pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ada sekitar 1 milyar penduduk di seluruh dunia menderita hipertensi,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi merupakan suatu keadaan terjadinya peningkatan tekanan

BAB I PENDAHULUAN. Triple Burden Disease, yaitu suatu keadaan dimana : 2. Peningkatan kasus Penyakit Tidak Menular (PTM), yang merupakan penyakit

BAB I PENDAHULUAN. merealisasikan tercapainya Millenium Development Goals (MDGs) yang

BAB I PENDAHULUAN. insulin atau keduanya (American Diabetes Association [ADA] 2010). Menurut

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. Pola penyakit yang ada di Indonesia saat ini telah. mengalami pergeseran atau sedang dalam masa transisi

2014 GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN LANSIA TENTANG HIPERTENSI DI RW 05 DESA DAYEUHKOLOT KABUPATEN BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Depkes (2008), jumlah penderita stroke pada usia tahun berada di

2 Penyakit asam urat diperkirakan terjadi pada 840 orang dari setiap orang. Prevalensi penyakit asam urat di Indonesia terjadi pada usia di ba

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dasar Disamping itu, pengontrolan hipertensi belum adekuat

BAB I PENDAHULUAN. jantung beristirahat. Dua faktor yang sama-sama menentukan kekuatan denyut nadi

I. PENDAHULUAN. akan mencapai lebih dari 1,5 milyar orang (Ariani,2013). Hipertensi telah

BAB I PENDAHULUAN. kualitas makanan sehari-hari. Namun, akhir-akhir ini muncul berbagai. garam yang mampu memicu penyakit hipertensi.

BAB 1 PENDAHULUAN. penyakit tidak menular banyak ditemukan pada usia lanjut (Bustan, 1997).

HUBUNGAN POLA TIDUR TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI SEJAHTERA MARTAPURA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak terdeteksi meskipun sudah bertahun-tahun. Hipertensi dapat

1

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mencapai 400 per kematian (WHO, 2013).

Lampiran Kuesioner KUESIONER GAMBARAN PERILAKU PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS NANGGALO TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat, baik di negara maju maupun di negara berkembang. Kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. disikapi dengan baik. Perubahan gaya hidup, terutama di perkotaan telah

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Penyakit degeneratif biasanya disebut dengan penyakit yang

BAB I PENDAHULUAN. kematian yang terjadi pada tahun 2012 (WHO, 2014). Salah satu PTM

KORELASI PERILAKU MEROKOK DENGAN DERAJAT HIPERTENSI PADA PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS WILAYAH KERJA DINAS KESEHATAN BANJARBARU

BAB 1. mempengaruhi jutaan orang di dunia karena sebagai silent killer. Menurut. WHO (World Health Organization) tahun 2013 penyakit kardiovaskular

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia. Dewasa ini perilaku pengendalian PJK belum dapat dilakukan secara

BAB I PENDAHULUAN. pada jutaan orang di dunia (American Diabetes Association/ADA, 2004).

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN TEKANAN DARAH LANSIA DI MANCINGAN XI PARANGTRITIS KRETEK BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB 1 PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) memperkirakan jumlah penderita hipertensi akan terus meningkat seiring

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lansia merupakan seseorang yang mencapai umur 60 tahun ke atas (Undang-Undang Republik Indonesia No 13 tahun 1998). Tahun 2010 jumlah lansia di Indonesia sebanyak 18,1 juta jiwa meningkat di tahun 2014 menjadi 18,781 juta jiwa dan di tahun 2025 mancapai 36 juta jiwa (Kemenkes, 2015). Populasi lansia di Indonesia diperkirakan akan mengalami peningkatan dibanding populasi lansia di dunia pada tahun 2100. Persentasi penduduk lansia di Indonesia tahun 2013 adalah 8,9% sedangkan tahun 2050 diperkirakan meningkat sekitar 21,4% dan pada tahun 2100 diperkirakan meningkat mencapai 41% sedangkan persentasi lansia di dunia pada tahun 2100 adalah 35,1% (Infodatin, 2014). Jumlah lansia yang meningkat tiap tahunnya akan menimbulkan dampak diberbagai aspek kehidupan. Ditinjau dari aspek kesehatan, peningkatan usia tersebut diikuti dengan penurunan fungsi fisiologis akibat proses degeneratif (penuaan) sehingga banyak penyakit atau masalah kesehatan lain yang muncul pada lansia. Penyakit hipertensi merupakan salah satu gangguan yang terjadi pada sistem kardiovaskuler dan masalah kesehatan akibat dari proses degeneratif (Potter & Perry, 2009). 1

2 World Health Prganization (WHO, 2012) mengemukakan hipertensi merupakan salah satu pemicu terjadinya penyakit jantung dan stroke yang menjadi penyebab kematian pada lansia didunia yaitu sebesar 9,4 juta jiwa. Prevalensi penyakit hipertensi lansia di Indonesia diperkirakan akan terus meningkat hal ini didukung dengan persentasi pada kelompok usia 55 sampai 64 tahun yaitu sebanyak 45,9%, kelompok usia 65-74 tahun sebanyak 57,6% dan kelompok usia lebih dari 75 tahun sebesar 63,8%. Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan salah satu provinsi yang menempati urutan 14 dengan prevalensi hipertensi sebesar 25,7 % (Riset Kesehatan Dasar, 2013). Bantul merupakan salah satu kabupaten di DIY yang memiliki prevalensi hipertensi yang tinggi. Kejadian hipertensi di Bantul menempati urutan 10 besar penyakit puskesmas dan menduduki posisi ke dua dengan angka 18259 kejadian hipertensi (Dinas Kesehatan Bantul, 2013). Stroke, serangan jantung, dan gagal ginjal kronik merupakan komplikasi dari hipertensi dalam jangka waktu yang lama dan terus menerus (Purnomo, 2009). Faktor - faktor yang menyebabkan terjadinya hipertensi diantaranya adalah kebiasaan merokok, kurang olahraga, mengkonsumsi garam berlebih, lemak jenuh, minuman beralkohol, dan obesitas (Kemenkes RI, 2014). Salah satu cara untuk mengontrol penyakit hipertensi yaitu dengan manajemen hipertensi non farmakologi yaitu dengan diet hipertensi. Cara mengontrolnya dengan mengurangi asupan garam dan mengontrol pola makan (Sudjaswandi, et al., 2003 dalam Khomarun, et al., 2014). Seperti yang tercantum di dalam QS Al-Baqarah ayat 168 dan Al-A raaf ayat 31 :

3 Artinya: Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu. Artinya: Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebihan. Berdasar QS Al-Baqarah ayat 168 dan Al-A raaf ayat 31, Allah meganjurkan bahwa manusia senantiasa memilih makanan yang halal dan baik dalam memenuhi kebutuhan hidup, tidak mengikuti hawa nafsu seperti jejak syaitan. Halal dan baik memiliki kaitan dengan kesehatan manusia, karena makanan yang halal belum tentu baik bagi kesehatan manusia, seperti mengkonsumsi makanan yang berlebih-lebihan, terlebih bagi penderita yang mengalami hipertensi harus mengurangi asupan garam dan lemak sesuai anjuran Dietary Approaches to Stop Hypertension. Pola makan yang tidak sehat dan tidak menjaga gaya hidup yang sehat akan mengalami risiko hipertensi berulang atau kekambuhan hipertensi (Arista, 2013). Lansia yang mengalami hipertensi masih buruk dalam melakukan penatalaksanaan dietnya hal ini didukung oleh penelitian Megha (2012) menunjukkan lansia tidak mengetahui penyebab tekanan darahnya dan di kehidupan sehari-harinya lansia sering menerapkan pola makan yang tidak teratur, mengkonsumsi makanan yang rendah serat, tinggi garam dan lemak yang dapat menyebabkan hipertensi.

4 Peran keluarga sangat berpengaruh dalam merawat lansia karena keluarga merupakan support system utama pasien penderita hipertensi dalam mempertahankan kesehatan sehingga pasien dapat patuh terhadap program diet rendah garam. Keluarga juga memberikan dukungan dan membuat keputusan mengenai perawatan dari anggota keluarga yang sakit (Reber, 2010). Penelitian Suwandi (2016), menunjukkan 72,2% dukungan keluarga kepada lansia kurang dalam menunjang diet hipertensinya, hal tersebut menunjukkan kesadaran keluarga masih rendah dalam memberikan informasi kepada lansia penderita hipertensi. Pengetahuan, sikap, dan tindakan keluarga sangatlah penting terhadap asupan makan lansia hipertensi yang menunjang kesehatan lansia (Yenni, 2011). Kurangnya pengetahuan keluarga tentang suatu penyakit yang di derita oleh anggota keluarga khususnya lansia yang mengalami hipertensi akan mengakibatkan tidak patuhnya terhadap pemberian diet hipertensi pada lansia (Santoso & Ulfa, 2016). Partilia (2013), meneliti adanya hubungan yang kuat antara dukungan keluarga dengan kepatuhan diet rendah garam pada pasien hipertensi. Berdasar penelitian tersebut maka perlu adanya upaya meningkatkan peran dari keluarga. Hasil studi pendahuluan yang dilakukan di Pukesmas Kasihan 1 Bantul pada hari jumat 29 September 2017, didapatkan data dari Januari sampai dengan September 2017 terdapat 78 orang lansia megalami penyakit hipertensi di Posyandu Lansia Ngebel Tamantirto Kasihan Bantul, hal ini ditandai dengan tingginya tekanan darah yang dialami sekitar 150/90 mmhg sampai 200/100

5 mmhg. Hasil wawancara pada 5 lansia yang menderita hipertensi diketahui bahwa keluarga tidak memasak makanan yang rendah garam dan keluarga lebih suka membeli makanan yang siap saji, hal ini menunjukkan pengetahuan keluarga masih dalam kategori rendah. Berdasar data tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut dan berharap penelitian ini sebagai screening awal bagaimana tingkat pengetahuan keluarga dalam upaya diet hipertensi di Posyandu Lansia Ngebel. B. Rumusan Masalah Berdasar penjelasan diatas, maka rumusan masalah penelitian sebagai berikut : Bagaimana Gambaran Tingkat Pengetahuan Keluarga dalam Upaya Diet Hipertensi di Posyandu Lansia Ngebel Tamantirto Kasihan Bantul Tahun 2017?. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Tujuan dalam penelitian ini ingin mengetahui gambaran tingkat pengetahuan keluarga dalam upaya diet hipertensi di Posyandu Lansia Ngebel Tamantirto Kasihan Bantul Tahun 2017. 2. Tujuan Khusus Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui : a. Data demografi keluarga lansia penderita hipertensi b. Tingkat pengetahuan keluarga tentang diet hipertensi pada lansia c. Tingkat pengetahuan keluarga berdasarkan usia. d. Tingkat pengetahuan keluarga berdasarkan tingkat pendidikan

6 e. Tingkat pengetahuan keluarga berdasarkan status pekerjaan D. Manfaat Penelitian 1. Posyandu Lansia Ngebel Tamantrito Kasihan Bantul Bagi Posyandu Lansia Ngebel Tamantrito Kasihan Bantul diharapkan menjadi masukan dalam perencanaan program - program promosi kesehatan untuk mensosialisasikan pentingnya peran keluarga dalam upaya diet hipertensi pada lansia. 2. Bagi Pukesmas Hasil dari penelitian dapat menjadi masukan dan informasi baru di Pukesmas Kasihan 1 Bantul dalam merencanakan program promosi kesehatan untuk meningkatkan diet hipertensi pada lansia. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya Bagi peneliti selanjutnya penelitian ini dapat dijadikan acuan dan bahan untuk penelitian dalam bidang keperawatan khususnya masalah pengetahuan keluarga tentang diet hipertensi pada lansia. E. Penelitian Terkait 1. Penelitian Senoaji (2017), dengan judul, Hubungan Tingkat Pengetahuan Keluarga Tentang Diit Hipertensi dan Tingkat Stress dengan Frekuensi Kekambuhan Hipertensi pada Lansia. Populasi berjumlah 74 lansia menggunakan teknik total sampling. Menggunakan deskriptif korelatif dan pendekatan cross sectional. Analisis data dilakukan dengan uji

7 korelasi dan regresi linier berganda. Hasil yang di teliti ada hubungan signifikan antara tingkat pengetahuan keluarga tentang diit hipertensi dengan frekuensi kekambuhan hipertensi (p-value 0,001). Hasil penelitian tersebut dapat dijadikan gambaran bahwa tingkat pengetahuan keluarga berhubungan dengan diit hipertensi. Kesamaan penelitian adalah terdapat variabel tingkat pengetahuan keluarga dan diit hipertensi, pengumpulan data menggunakan kuesioner. Penelitian yang menjadi pembeda adalah lokasi penelitian, jumlah responden, dan teknik sampel. Lokasi penelitian dilakukan di di Posyandu Lansia Ngebel Tamantirto Kasihan Bantul Jumlah responden penelitian sebanyak 74 sedangkan responden penelitian yang akan dilakukan pada keluarga penderita hipertensi menggunakan teknik purposive sampling. 2. Penelitian Zaini et al., (2015), dengan judul, Hubungan Antara Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Keluarga tentang Diet Rendah Garam dengan Konsumsi Lansia Hipertensi. Penelitian menggunakan pendekatan cross sectional dan sampel sebanyak 53 responden. Data dianalisis menggunakan spearman s rho dengan α=0,05. Persamaan penelitian yang telah dilakukan adalah terdapat variabel pengetahuan keluarga. Perbedaan dengan penelitian ini adalah lokasi, variabel yang di teliti, jumlah responden dan data penelitian. 3. Penelitian Ulfa & Santoso (2016), dengan judul, Hubungan Pengetahuan Keluarga Tentang Diet Hipertensi dengan Kepatuhan Pemberian Diit Hipertensi pada Lansia. Rancangan penelitian menggunakan analitik deskriptif dengan pendekatan

8 cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah keluarga penderita hipertensi orang tua di RT 09 RW 02 Pojok, Kediri yang berjumlah 21 responden, Teknik pengambilan sampel adalah Purposive Sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Dari hasil penelitian, diperoleh perhitungan rs (0,54)> rstable (0,45) H0 ditolak dan Hi diterima. Ada hubungan antara pengetahuan keluarga dengan diet hipertensi dengan melakukan pemberian diit hipertensi lansia. Persamaan dari penelitian ini adalah rancangan penelitian menggunakan deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Selain itu, pengumpulan data menggunakan kuesioner. Perbedaan dari penelitian ini adalah lokasi, jumlah responden dan variabel yang di teliti.