BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Batik adalah seni tradisi asli Indonesia yang sudah ada sejak zaman dahulu. Batik sudah ada sejak zaman kerajaan Majapahit pada abad XVIII atau awal abad XIX. Batik adalah kerajinan yang memiliki nilai seni tinggi dan telah lama menjadi bagian dari kebudayaan Indonesia khususnya Jawa. Batik merupakan salah satu kekayaan bangsa Indonesia yang telah diakui oleh UNESCO sebagai warisan budaya asli Indonesia. Batik Indonesia telah ditetapkan oleh UNESCO sebagai warisan kemanusiaan untuk budaya lisan dan non-bendawi pada tanggal 2 Oktober 2009 (Herry, 2013: 6). Batik adalah sehelai wastra, yakni sehelai kain yang dibuat secara tradisional dan terutama juga digunakan dalam matra tradisional, beragam hias pola batik tertentu yang pembuatannya menggunakan teknik celup rintang dengan malam lilin batik sebagai bahan perintang warna. Dengan demikian suatu wastra dapat disebut batik bila mengandung dua unsur pokok, yaitu teknik celup rintang yang menggunakan lilin sebagai perintang warna dan pola yang beragam hias khas batik (Santosa, 2002 : 10). Kata batik berasal dari dua kata dalam bahasa Jawa yaitu amba yang berarti menulis dan titik yang mempunyai arti titik. Pembuatan batik sebagian prosesnya dilakukan dengan menulis dan sebagian dari tulisan tersebut berupa titik. Titik berarti juga tetes. Diketahui 1
bahwa dalam proses membuat kain batik dilakukan pula penetesan malam atau lilin di atas kain putih.(herry, 2013: 6-7). 2 Teknik produksi batik terus berkembang, awalnya batik menggunakan bubur ketan sebagai perintang warna yang terkenal dengan nama kain simbut. Alat untuk membatiknya semacam pensil dari bambu. Setelah itu ditemukan bahan perintang dari malam tawon (bees-wax), yang lama kelamaan dikembangkan menjadi lilin batik dengan menggunakan berbagai campuran bahan seperti damar mata kucing, lemak hewan, parafin, gondorukem, micro-wax, lilin lanceng, lilin kote dan minyak kelapa dengan takaran tertentu. Canthing tulis, diperkirakan diciptakan di lingkungan kraton Mataram pada abad ke-17 (Santosa, 2002: 10). Tahun 1815, dibuat stempel dari tembaga untuk membuat lukisan pada kain dengan cara mencapkan stempel yang sudah dibubuhi malam ke kain. Pada tahun 1902 pernah dibuat stempel cap dari kayu, namun alat ini tidak dapat berkembang dalam pembatikan Jawa, tapi di Sumatera dan Bukit Tinggi cap ini masih digunakan. Tahun 1966 mulai muncul beberapa seniman batik yang memperkenalkan teknik batik lukis atau batik painting. Alat untuk melukisnya yakni kuas atau sendok, batik yang dibuat dengan teknik lukis ini berkembang pada tahun 1967 yang kini dikenal dengan nama Batik Modern, Batik Gaya Bebas, Batik Painting atau batik bukan tradisional (Sewan, 1980: 306). Tahun selanjutnya yakni 1970 pernah dicoba canting tulis yang dipanaskan dengan menggunakan listrik atau yang sering disebut dengan canting listrik, namun alat ini sampai sekarang belum berkembang pemakainnya. Para pembatik tulis masih nyaman menggunakan canting manual karena dinilai lebih aman dan nyaman. Sekarang muncul teknik batik yang disebut batik sablon dan pemalaman dengan
3 malam dingin. Sablon malam atau screen sablon digunakan untuk pembuat motif dengan teknik cetak saring atau yang kita kenal dengan istilah printing atau sablon. Teknik printing atau sablon adalah menyaring zat pewarna melalui motif diatas kain hingga menghasilkan motif tertentu. Namun pada teknik sablon malam yang dilakukan bukan menyaring zat pewarna, melainkan menyaring malam yang sudah dicairkan ke atas lembaran kain. Selanjutnya kain tersebut mengalami proses pewarnaan dan penghilangan lilin malam seperti teknik batik lain (Lucky, dkk. 2013: 7-8). Proses ini banyak digunakan dalam pembuatan batik kreasi baru dan batik-batik diluar Jawa (Riyanto dkk. 1997: 15-16). Selama lebih dari 150 tahun terakhir, produksi batik terlibat dengan berbagai perkembangan gagasan, baik pada aspek estetis, teknologi maupun fungsionalnya (Asti Musman, 2011: 9). Teknik yang digunakan dalam proses pembuatan batik sangat terkait dengan produk batik yang akan dihasilkan. Teknik batik tulis akan berbeda hasilnya dengan batik cap baik dari segi visual maupun harga. Batik Danarhadi merupakan perusahaan yang menghasilkan batik untuk Indonesia dan macanegara, yaitu terbukti dengan kerjasama yang dilakukan Batik Danar Hadi dengan Department Store peritel asing terkenal seperti Sogo, Seibu dan Seiyu. Batik Danar Hadi yang kita kenal hingga saat ini mulai berdiri pada akhir tahun 1967 pada masa batik Indonesia berkembang di lingkungan masyarakat saudagaran. Dari awal berdiri hingga sekarang Danar Hadi konsisten memproduksi kain batik, baik dengan teknik batik tulis, batik cap dan batik kombinasi tulis dan cap. Meskipun demikian batik Danar Hadi tampil dalam berbagai wajah yang menampilkan jenis-jenis batik yang berkembang sesuai zaman dan lingkungan. Didukung oleh koleksi batik dari semua jenis batik di
4 seluruh dunia yang ada di Museum Batik Danar Hadi menjadi sumber kreasinya. Batik Danar Hadi memiliki rancangan yang beraneka ragam tanpa batasan mahzab tertentu. Penampilan batik Danar Hadi yang sangat responsif terhadap perkembangan batik dalam pengaruh zaman dan lingkungan ini dapat dipandang sebagai wujud usaha melestarikan berbagai jenis batik yang pernah ada sekaligus memperkaya khasanah batik Indonesia melalui kreasi-kreasi baru dalam memadukan pola satu dengan yang lain, atau proses tertentu dengan proses yang lain. Sampai saat ini pernah dilakukan beberapa penelitian terkait perusahaan batik Danar Hadi. Penelitian terkait batik Danar Hadi antara lain, Maulana Khadafie, 2006, Tugas Akhir Analisis Network Proses Produksi Batik Cap Pada PT Batik Danarhadi Surakarta yang membahas tentang urutan dan jaringan kerja dalam proses produksi, jalur kritis dalam proses produksi, dan probabilitas penyelesaian proses produksi sesuai dengan waktu yang ditargetkan. Menggunakan metode analisis Network PERT (program evaluation and review technique). Neni Fitriani, 2010, Tugas Akhir Penerapan Analisis Network dalam proses Produksi Batik Pada PT Batik Danarhadi Surakarta yang membahas tentang urutan kegiatan produksi batik printing KBS 1205, serta ketepatan waktu penyelesaian produksi sesuai dengan jadwal yang ditargetkan menggunakan metode analisis Network PERT (program evaluation and review technique). Fokus penelitian ini adalah mengkaji tentang teknik produksi batik di PT Batik Danarhadi dengan pendekatan desain. Pertama mengkaji teknik dan proses
5 produksi batik yang diterapkan di Danar Hadi. Kedua, mengkaji keterkaitan visual motif dengan teknik batik yang diterapkan. Ketiga, mengkaji latar belakang pemilihan teknik batik yang diterapkan. B. Batasan Masalah Teknik dan proses batik yang terus mengalami perkembangan dan perubahan, maka penelitian ini hanya dibatasi pada teknik dan proses batik yang diterapkan PT Batik Danarhadi pada tahun 2014-2015. C. Perumusan Masalah Adapun permasalahan dalam penelitian adalah : 1. Bagaimana teknik dan proses produksi batik yang diterapkan di PT Batik Danarhadi? dihasilkan? 2. Bagaimana keterkaitan antara teknik dan visual motif batik yang 3. Bagaimana latar belakang pemilihan teknik dan proses produksi terkait kebutuhan produk batik saat ini? D. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
6 1. Mengetahui teknik dan proses yang dilterapkan di Perusahaan Batik Danar Hadi. 2. Mengetahui keterkaitan antara teknik dengan visual motif batik yang dihasilkan. 3. Memahami latar belakang pemilihan teknik dan proses produksi batik yang diterapkan di PT Batik Danarhadi. E. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah : 1. Bagi Penulis pada saat ini. Hasil penelitian menambah pengetahuan tentang teknik dan proses batik 2. Bagi Lembaga Pendidikan Hasil penelitian ini memberikan sumbangan kelimuan kepada Kriya Tekstil, khususnya tentang pembatikan. 3. Bagi Masyarakat Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan wawasan kepada masyarakat luas tentang teknik produksi batik dan sebagai referensi bagi masyarakat yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut. 4. Bagi Pihak Terkait
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan referensi kepada Batik Danar Hadi dalam melakukan pengembangan diri. 7 F. Sistematika Penulisan Penulisan skripsi ini dibagi menjadi lima bab, yakni: Bab I berisi tentang pendahuluan yang mencakup latar belakang permasalahan penelitian, pembatasan masalah penelitian, perumusan masalah penelitian, tujuan penelitian dan manfaat penelitian. Bab II berisi kajian pustaka yang mencakup tinjauan pustaka dan penjelasan teori pendekatan. Tinjauan pustaka berisi tentang pengertian batik, perkembangan teknik produksi batik, motif batik dan profil batik Danar Hadi. Pada sub bab teori pendekatan menjelaskan tentang desain sebagai kegiatan manusia yang berhubungan desain sains, teknologi dan ekonomi. Bab III berisi tentang metode penelitian yang akan digunakan untuk menjawab permasalahan, mencakup jenis penelitian, lokasi penelitian, populasi dan sample, strategi, bentuk pendekatan, sumber data, teknik pengumpulan data, validitas dan teknik analisa data. Bab IV berisi hasil penelitian yang meliputi teknik dan proses produksi batik di Danar Hadi. Keterkaitan antara visual motif batik dengan teknik yang digunakan dilihat dari pola motif, struktur motif dan komposisi warna. Latar belakang pemilihan teknik batik.
Bab V adalah penutup yang terdiri dari kesimpulan hasil penelitian dan saran terkait dengan hasil penelitian. 8