Disusun Oleh : LUKEY MAULANA B

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KINERJA NERACA TRANSAKSI BERJALAN DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. lalu-lintas modal, dan neraca lalu-lintas moneter. perdagangan dan neraca jasa. Terdapat tiga pokok persoalan dalam neraca

BAB 1 PENDAHULUAN. lainya sangatlah terbuka mengenal dan memahami bangsa lain untuk saling

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sebagai negara yang menganut sistem perekonomian terbuka,

ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR RUPIAH, INFLASI, SUKU BUNGA, DAN JUMLAH UANG BEREDAR TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI SURAKARTA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan yang signifikan. Setelah melihat kesuksesan bank-bank syariah yang

BAB I PENDAHULUAN. seberapa besar kontribusi perdagangan internasional yang telah dilakukan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan fenomena shock ini adalah sangat menarik berbicara tentang

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan jasa meliputi barang-barang tidak kasat mata, seperti potong. rambut, layanan kesehatan, dan pendidikan (Mankiw, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. dari keadaan ekonomi negara lain. Suatu negara akan sangat tergantung dengan

BAB I PENDAHULUAN. diartikan sebagai nilai tambah total yang dihasilkan oleh seluruh kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas dalam perdagangan internasional seperti ekspor dan impor sangat

Sella Widya Prafajarika Edy Yulianto Wilopo Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang ABSTRACT ABSTRAK

DETERMINAN PERMINTAAN EKSPOR UDANG BEKU JAWA TIMUR KE AMERIKA SERIKAT PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian internasional, diantaranya yaitu impor. Kegiatan impor yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tolok ukur keberhasilan pembangunan di bidang ekonomi

PENGARUH NILAI KURS RUPIAH TERHADAP INFLASI DI INDONESIA. Oleh : Natalia Artha Malau, SE, M.Si Dosen Universitas Negeri Menado

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NERACA PEMBAYARAN INDONESIA. Oleh : Amanda C. Anisa Pembimbing : Yusbar Yusuf dan Anthony Mayes

PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMI TERHADAP INDEKS SAHAM SYARIAH INDONESIA (ISSI) DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE JANUARI 2014 JULI 2016

III. METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Analisis Faktor-Faktor Yang

Pengaruh Nilai Tukar Rupiah per Dollar AS terhadap Neraca Pembayaran di Indonesia Periode

PENGARUH NILAI TUKAR RUPIAH DAN HARGA TERHADAP EKSPOR TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (TPT) DI PROVINSI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. proses kegiatan ekonomi dan perdagangan, dimana negara-negara di seluruh dunia

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara sedang berkembang selalu berupaya untuk. meningkatkan pembangunan, dengan sasaran utama adalah mewujudkan

Herdiansyah Eka Putra B

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR INDONESIA, 2000.I-2008.I

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia di tengah perekonomian global semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. ekspor dan impor ke atas pengeluaran agregat (Sadono, 2015). Menurut I Gede

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Produk Domestik Bruto adalah perhitungan yang digunakan oleh suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. negara yang mengimpor maupun mengekspor akan menimbulkan suatu

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. tabungan masyarakat, deposito berjangka dan rekening valuta asing atau

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dan nilai tukar mengambang, tentu saja Indonesia menjadi sangat rentan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia menetapkan perubahan manajemen nilai tukar dari sistem nilai tukar

KAJIAN TEORI 1. NilaiTukar Rupiah

BAB I PENDAHULUAN. lebih terbuka (openness). Perekonomian terbuka dalam arti dimana terdapat

Analisis impor Indonesia dari Cina

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah makroekonomi jangka

BAB I PENDAHULUAN. tersebut di banding dengan mata uang negara lain. Semakin tinggi nilai tukar mata

PENGARUH EKSPOR, IMPOR, DAN NILAI TUKAR TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PERIODE

PENGARUH IMPOR DAN NILAI TUKAR TERHADAP INVESTASI LANGSUNG ASING DI INDONESIA (Studi pada Bank Indonesia Periode Kuartal I 2006 Kuartal IV 2013)

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu periode tertentu, baik atas dasar harga berlaku maupun atas

BAB I PENDAHULUAN. Cadangan devisa merupakan salah satu indikator yang sangat penting untuk

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN DI KOTA MEDAN TAHUN

III. METODELOGI PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah current account

BAB 1 PENDAHULUAN. Liberalisasi dan globalisasi membawa konsekuensi pada fundamental

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengelola sumber daya ekonomi daerah yang berdaya guna dan berhasil

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dihasilkannya (Hariyani dan Serfianto, 2010 : 1). Menurut Tri Wibowo dan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR INDONESIA, 2000.I-2008.I

BAB I PENDAHULUAN. dan jasa dalam perekonomian dinilai dengan satuan uang. Seiring dengan

Miranti Sedyaningrum Suhadak Nila Firdausi Nuzula Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

Faktor Faktor yang Mempengaruhi Penawaran Kredit Konsumsi Bank Persero di Indonesia Tahun

ANALISIS FLUKTUASI KURS RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA TAHUN

I.PENDAHULUAN. antar negara. Nilai tukar memainkan peran vital dalam tingkat perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. Monetaris berpendapat bahwa inflasi merupakan fenomena moneter. Artinya,

BAB I PENDAHULUAN. dana untuk pembiayaan pembangunan sangatlah besar. Tabungan domestik

BAB I PENDAHULUAN. menerus dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu indikator

PENGARUH PENDAPATAN RIIL, SUKU BUNGA DEPOSITO DOMESTIK, SUKU BUNGA DEPOSITO VALUTA ASING, DAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DEPOSITO VALUTA ASING

Pengantar Ekonomi Makro. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM

Pengaruh Jumlah Produksi, Harga Ekspor, Dan Kurs Dollar Amerika Serikat Terhadap Volume Ekspor Batu Bara Indonesia Tahun

ANALISIS DETERMINASI INFLASI DI INDONESIA TAHUN Oleh: Anggun Sundari

Oleh: KURNIAWAN HASLAMIYANTO B / I

PENENTUAN TINGKAT KURS RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA SERIKAT DI PASAR VALUTA ASING INDONESIA (PERIODE )

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan uraian dan pembahasan mengenai pengaruh selisih M2, selisih GDP,

PENGARUH EKSPOR DAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP FOREIGN DIRECT INVESTMENT DI INDONESIA (Studi Pada Bank Indonesia Tahun )

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terhadap agregat makro ekonomi. Pertama, inflasi domestik yang tinggi

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN AGREGAT DI SUMATERA BARAT

V. KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Berdasarkan hasil estimasi dapat diketahui bahwa secara parsial variabel

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. dampak krisis keuangan yang terjadi di Indonesia beberapa waktu yang lalu,

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi ekonomi mendorong perekonomian suatu negara kearah yang

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang sehingga perekonomian

Faculty of Economics Riau University,Pekanbaru, Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan) dan keseimbangan eksternal (keseimbangan neraca pembayaran) demi

ANALISIS BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENANAMAN MODAL ASING PADA INDUSTRI MANUFAKTUR DI JAWA TIMUR. Suwarno Fakultas Ekonomi UPN Veteran Jatim

BAB I PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan pembangunan ekonomi. Dimana pertumbuhan ekonomi

ANALISIS KAUSALITAS GRANGER ANTARA JUMLAH UANG BEREDAR DENGAN INFLASI PERIODE Disusun Oleh : NURING TYAS KUSUMO WARDANI B

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. motor penggerak perekonomian nasional. Perdagangan internasional dapat

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, JUMLAH TENAGA KERJA, DAN INFLASI TERHADAP KEMISKINAN DI KOTA SURAKARTA TAHUN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Strategi yang pertama sering dikatakan sebagai strategi inward looking,

Analisis penyerapan tenaga kerja pada sektor pertanian di Kabupaten Tanjung Jabung Barat

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan

I.PENDAHULUAN. Meningkatnya peran perdagangan internasional dibandingkan dengan. perdagangan domestik merupakan salah satu ciri yang menandai semakin

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan tingginya ketidakpastian perekonomian global, nilai tukar

BAB I PENDAHULUAN. lebih tinggi. Di lain segi istilah tersebut bertujuan untuk menggambarkan

PERKEMBANGAN EKONOMI, KETENAGAKERJAAN, DAN KEMISKINAN

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pembangunan ekonomi Indonesia. Perbankan nasional mengalami krisis

IDENTIFIKASI VARIABEL MAKRO EKONOMI YANG BERPENGARUH PADA PERMINTAAN UANG DI INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja perekonomian secara umum.

BAB I PENDAHULUAN. Uang merupakan suatu alat tukar yang memiliki peranan penting dalam

BAB III METODE PENELITIAN. analisis tersebut untuk memperoleh kesimpulan. 68 Jenis penelitian kuantitatif

I. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode penelitian deskriptif terapan ( Applied

PENGARUH TINGKAT INFLASI DAN PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP NILAI TUKAR RUPIAH (STUDI PADA BANK INDONESIA PERIODE TAHUN )

BAB III METODE PENELITIAN. (time series data). Dalam penelitiaan ini digunakan data perkembangan pertumbuhan ekonomi,

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN SEKTOR PERDAGANGAN DI JAWA TENGAH TAHUN SKRIPSI

Transkripsi:

ANALISIS VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KINERJA NERACA TRANSAKSI BERJALAN DI INDONESIA Disusun sebagai salah satu syarat memperoleh gelar strara I pada Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Disusun Oleh : LUKEY MAULANA B 300 140 051 PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2018 1

i 2

ii 3

iii 4

ANALISIS VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KINERJA NERACA TRANSAKSI BERJALAN DI INDONESIA ABSTRAK Neraca transaksi berjalan menggambarkan kondisi eksternal perekonomian suatu negara. Kondisi neraca transaksi berjalan di Indonesia cenderung tidak seimbang. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan menganalisis variabel-variabel yang mempengaruhi kinerja neraca transaksi berjalan di Indonesia. Penelitian ini menggunakan tiga variabel independen yaitu nilai tukar, inflasi dan PDB. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder deret waktu (time series) berupa kuartal dari tahun 2007.I sampai 2016.IV bersumber dari Bank Indonesia dan Badan Pusat Statistika. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi dengan model penyesuaian parsial (PAM: Partial Adjustment Model) dan Uji Asumsi Klasik yang diolah dengan software E-Views. Berdasarkan hasil uji Partial Adjustment Model (PAM) menunjukkan bahwa variabel inflasi dalam jangka pendek dan jangka panjang tidak berpengaruh terhadap neraca transaksi berjalan. Sedangkan variabel nilai tukar dalam jangka pendek dan jangka panjang berpengaruh positif signifikan terhadap neraca transaksi berjalan dan variabel PDB dalam jangka pendek dan jangka panjang berpengaruh negatif signifikan terhadap neraca transaksi berjalan. Kata Kunci: Neraca Transaksi Berjalan, Nilai Tukar, Inflasi, PDB ABSTRACT The current Account representative the external conditions of a country s economy. The condition of the current account balance in Indonesia tends to imbalanced. This study is aim to analyse the variables that affect the current account performance in Indonesia. This study uses three independent variables namely exchange rate, inflation and GDP. The data used are secondary data (time series) in the form of quarter from years 2007.I until 2016.IV that sourced from Bank Indonesia and Badan Pusat Statistik Indonesia. The analytical tool used in this study is a partial adjustment regression model (PAM: Partial Adjustment Model) and Classical Assumption Test to treat with Soffware E-Views. Based on the test results Partial Adjustment Model (PAM) indicates that the inflation variabel in the short and long term does not affect the current account balance. While the exchange rate variable in the short and long term have positive significant effect to the current account balance and the GDP variable in the short and long term have significant negative effect to the current account balance. Keywords: Current Account Balance, Exchange Rate, Inflation, GDP 1

1. PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara dengan sistem perekonomian terbuka. Negara yang menggunakan sistem perekonomian terbuka melakukan kegiatan ekonomi dengan negara lain salah satunya melakukan transaksi internasional seperti sebagian output dijual secara domestik dan sebagian di jual ke luar negeri (Mankiw, 2000). Perdagangan internasional dapat membawa pengaruh yang cukup signifikan terhadap perekonomian suatu negara. Di era globalisasi dan perdagangan bebas saat ini, negara tidak bisa lepas dari hubungan dengan negara lain. Adanya keterkaitan dan ketergantungan serta persaingan antar negara membuat perekonomian suatu negara tidak bisa lepas dari pengaruh ekonomi negara lain. Konstribusi perdagangan internasional yang telah di lakukan negara Indonesia, dapat dilihat dalam sebuah laporan yang disebut neraca pembayaran. Neraca pembayaran (Balance Of Payment) merupakan dokumen sistematis dari semua transaksi ekonomi antara penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain dalam jangka waktu tertentu (Apridar, 2009). Komponen neraca pembayaran terdiri atas tiga bagian yaitu transaksi berjalan, transaksi modal dan transaksi finansial. Perdagangan internasional ini terjadi antara dua negara atau lebih dengan landasan saling menguntungkan satu sama lain. Salah satu pihak mendapatkan keuntungan berupa uang atau pendapatan, sementara pihak lain menerima barang atau jasa yang dibutuhkan. Neraca transaksi berjalan merupakan salah satu indikator makroekonomi yang sering dijadikan acuan dalam menilai stabilitas eksternal ekonomi suatu negara. Salah satu alasannya bahwa neraca transaksi berjalan mencerminkan kekuatan daya saing internasional suatu bangsa dan sejauh mana bangsa tersebut memanfaatkan sumberdaya yang dimilikinya (Uneze dan Ekor, 2012). Neraca transaksi berjalan merupakan selisih atau perbedaan antara ekspor dan impor. Jika impor lebih tinggi dari ekspor, maka yang terjadi adalah defisit neraca transaksi berjalan. Sebaliknya, jika ekspor lebih tinggi dari impor yang terjadi adalah surplus. 2

Dalam perdagangan internasional, upaya pemerintah dalam menjaga kestabilan daya saing ekspor dan menekan impor dapat dipengaruhi oleh kebijakan nilai tukar terhadap valuta asing. Perubahan nilai tukar terhadap valuta asing dapat dilihat dari perubahan harga barang-barang dan jasa ekspor dan impor. Semakin tinggi harga barang dan jasa yang diekspor, maka semakin rendah nilai mata uang negara pengekspor. Sebaliknya semakin tinggi harga barang dan jasa yang diimpor, maka semakin tinggi nilai tukar mata uang negara pengimpor. Di sisi lain inflasi merupakan gejala ekonomi yang menarik untuk diperhatikan. Setiap kali ada gejolak sosial, politik, dan ekonomi di dalam maupun luar negeri, masyarakat akan selalu mengaitkannya dengan masalah inflasi. Inflasi yang tinggi menyebabkan harga barang impor lebih murah dari pada barang yang diproduksi dalam negeri. Oleh karena itu, inflasi akan membuat impor berkembang lebih cepat dibandingkan dengan ekspor. Demikian pula dengan pertumbuhan ekonomi erat kaitannya dengan neraca transaksi berjalan, dimana pertumbuhan ekonomi suatu negara yang digambarkan dalam Produk Domestik Bruto, menunjukkan kemampuan konsumen domestik dalam membeli barang konsumsi. Oleh karena itu, kenaikan PDB akan menyebabkan meningkatnya belanja masyarakat terhadap barang-barang impor. Sebaliknya, jika PDB turun maka belanja terhadap barang-barang impor akan turun. 2. METODE PENELITIAN 2.1 Jenis dan Sumber Data Wilayah yang dijadikan objek dalam penelitian ini adalah negara Indonesia pada tahun 2007.I 2016.IV. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder berupa time series. Dimana peneliti bermaksud untuk menganalisis pengaruh nilai tukar (kurs), inflasi, dan pertumbuhan ekonomi (PDB) terhadap neraca transaksi berjalan. Sumber data diperoleh dari laporan Bank Indonesia dan Badan Pusat Statistika. 3

2.2 Metode Analisis Data Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif dengan alat analisis Model Penyesuaian Parsial (Partial Adjusment Model), dan Uji Asumsi Klasik. Model Penyesuaian Parsial (PAM) merupakan model dinamik, yang mengasumsikan keberadaan suatu hubungan equilibrium jangka panjang antara dua atau lebih variabel ekonomi, sedangkan dalam jangka pendek terjadi disequilibrium. Kriteria yang harus dipenuhi dari model PAM adalah koefisien lamda (λ) variabel tak bebas (variabel dependen) terletak 0 < β < 1 dan β harus signifikan secara statistik dengan tanda koefisien adalah positif (Insukindro, 2000). Model PAM dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Model penyesuaian parsial memformulasikan hubungan atau fungsi jangka panjang sebagai berikut: (NTB) * t = β 0 + β 1 (KURS) t + β 2 (INF) t + β 3 (PDB) t + u t Di mana: NTB : Neraca transaksi berjalan (juta USD) KURS : Nilai tukar rupiah terhadap dolar (rupiah/usd) INF : Inflasi (persen) PDB : Pertumbuhan ekonomi (milyar rupiah) β 0 : Konstanta β 1, β 2, β 3 : Koefisien Regresi u t : Eror 2) Sedangkan perilaku penyesuaian parsialnya diformulasikan dengan persamaan sebagai berikut: NTB t NTB t-1 = δ (NTB * t NTB t-1 ) Di mana δ adalah koefisien penyesuaian parsial, yang karenanya memiliki nilai 0 < δ 1; NTB t NTB t-1 adalah koefisien aktual; sementara NTB * t NTB t-1 adalah penyesuaian yang diinginkan. 3) Penataan dan subtitusi persamaan adjustment NTB t NTB t-1 = δ ( NTB * t - NTB t-1 ) NTB t NTB t-1 = δ NTB * t - δ NTB t-1 4

NTB t = δ NTB * t + NTB t-1 δ NTB t-1 NTB t = δ NTB * t + (1- δ) NTB t-1 Subtitusi: NTB t = δ (β 0 + β 1 KURS t + β 2 INF t + β 3 PDB t + u t ) + (1- δ) NTB t-1 NTB t = δβ 0 + δβ 1 KURS t + δβ 2 INF t + δβ 3 PDB t + δu t + (1- δ)ntb t-1 4) Parameterisasi model jangka pendek dalam penelitian ini sebagai berikut : (NTB) t = α 0 + α 1 (KURS) t + α 2 (INF) t + α 3 (PDB) t + λ (NTB) t-1 + v t Di mana: 0 < λ < 1, α 0 : δβ 0 α 1 : δβ 1 α 2 : δβ 2 α 3 : δβ 3 λ : (1 δ) v t : δu t 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Variabel Kurs Variabel kurs memiliki pengaruh signifikan terhadap neraca transaksi berjalan dalam jangka pendek dan jangka panjang. Dalam jangka pendek, apabila nilai tukar rupiah mengalami kenaikan sebesar satu rupiah/usd maka akan menyebabkan peningkatan neraca transaksi berjalan sebesar 0,764 juta USD. Sedangkan dalam jangka panjang, jika nilai tukar rupiah mengalami kenaikan sebesar satu rupiah/usd maka akan menyebabkan peningkatan neraca transaksi berjalan sebesar 2,081 juta USD. Hal tersebut sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Sukirno (2010: 412) bahwa nilai tukar merupakan salah satu yang mempengaruhi neraca transaksi berjalan di Indonesia. Apabila nilai tukar rupiah (kurs) mengalami depresiasi (penurunan nilai mata uang domestik ) 5

menyebabkan harga barang luar negeri naik sehingga cenderung menurunkan impor dengan begitu neraca transaksi berjalan mengalami surplus. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wulansari (2014) yaitu depresiasi rupiah telah meningkatkan daya saing produk Indonesia sehingga meningkatkan ekspor yang pada akhirnya memperbaiki neraca transaksi berjalan Indonesia. Sejalan juga dengan penelitian Santoso (2012) yaitu dengan terdepresiasinya rupiah dalam teori perdagangan internasional, berdampak menurunnya harga barang/jasa yang diproduksi oleh Indonesia. Penurunan tersebut menyebabkan permintaan barang/jasa oleh luar negeri meningkat, sehingga nilai ekspor barang/jasa meningkat. Kondisi ini mendorong terjadinya surplus neraca transaksi berjalan. Selanjutnya penelitian di Turkey yang dilakukan oleh Fazil Kayikci (2012) juga menunjukkan hal yang sama seperti di Indonesia, bahwa depresiasi nilai tukar Turkey memperbaiki kondisi neraca transaksi berjalan. 3.2 Variabel Inflasi Variabel inflasi tidak berpengaruh terhadap neraca transaksi berjalan dalam jangka pendek maupun panjang. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Wida Wulansari (2015) dan Effendy (2014) bahwa tidak ada pengaruh antara inflasi dan neraca pembayaran. Dalam penelitian ini diterlihat bahwa laju inflasi dibawah 10 persen merupakan kategori inflasi ringan atau rendah. Tingkat inflasi rendah tidak terlalu berpengaruh signifikan terhadap neraca transaksi berjalan di Indonesia. Selain itu pemerintah cukup tanggap dengan peningkatan harga dalam hal ini inflasi, mulai dari daerah dengan adanya Tim Pengendali Inflasi Daerah atau TPID sehingga tingkat inflasi masih stabil berkategori rendah. 6

3.3 Variabel PDB Variabel PDB memiliki pengaruh signifikan terhadap neraca transaksi berjalan dalam jangka pendek dan jangka panjang. Dalam jangka pendek, apabila produk domestik bruto mengalami kenaikan sebesar satu milyar rupiah maka neraca transaksi berjalan akan mengalami penurunan sebesar 0,007 juta USD. Sedangkan dalam jangka panjang, jika nilai produk domestik bruto mengalami kenaikan sebesar satu milyar rupiah maka neraca transaksi berjalan akan mengalami penurunan sebesar 0,019 juta USD. Hasil penelitian ini juga sesuai dengan yang dikemukakan Krugman (1999) bahwa PDB meningkat, kemudian diikuti dengan peningkatan pendapatan per kapita mengakibatkan para konsumen domestik menjadi konsumtif sehingga lebih banyak melakukan impor barang-barang luar negeri. Hal tersebut juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan Santosa (2012) bahwa peningkatan pendapatan masyarakat menyebabkan kemampuan (daya beli) meningkat sehingga akan meningkatkan pula konsumsi barang atau jasa. Berdasarkan teori tersebut dapat disimpulkan bahwa kenaikan PDB akan menyebabkan permintaan barang atau jasa impor meningkat, sehingga cenderung akan menurunkan surplus neraca transaksi berjalan. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Ramadhani (2014) di Indonesia dan di Turkey oleh Fazil Kayikci (2012) yaitu adanya hubungan negatif antara PDB dengan neraca transaksi berjalan. 4. PENUTUP 4.1 Kesimpulan Berdasarkan estimasi regresi Partial Adjustment Model (PAM) tentang pengaruh nilai tukar (kurs), inflasi dan PDB terhadap neraca transaksi berjalan di Indonesia, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1) Berdasarkan hasil olah data Partial Adjusment Model (PAM), menunjukkan bahwa nilai koefisien lamda (λ) variabel dependen NTB 7

terletak diantara 0 < λ < 1, yaitu sebesar 0 < 0,633 < 1. Dari hasil tersebut telah membuktikan bahwa secara statistik besar λ harus signifikan dengan tanda koefisien adalah positif. Maka dapat disimpulkan, bahwa model tersebut benar-benar model penyesuaian parsial (PAM). 2) Berdasarkan uji asumsi klasik pada model, penelitian ini dinyatakan lolos semua uji dengan α = 0,1. Berdasarkan uji koefisien determinasi diperoleh nilai R 2 sebesar 0,7926 atau 79,26 persen, itu artinya variabel independen (kurs, inflasi dan PDB) mampu menjelaskan variasi pengaruhnya terhadap neraca transaksi berjalan atau NTB sebesar 79,26 persen dan sisanya 20,74 persen variasi dari variabel yang mempengaruhi NTB dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian. 3) Berdasarkan Uji kebaikan model yang dilakukan bahwa model yang dipakai eksis atau baik. 4) Dari ketiga variabel independen dalam penelitian hanya variabel inflasi yang tidak berpengaruh signifikan terhadap neraca transaksi berjalan. Sedangkan variabel kurs berpengaruh positif signifikan dan PDB berpengaruh negatif signifikan terhadap neraca transaksi berjalan di Indonesia. 4.2 Saran Berdasarkan kesimpulan, maka saran-saran yang dapat diberikan penulis melalui hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Bagi pemerintah perlu mengambil kebijakan untuk mencapai keseimbangan eksternal seperti memperbaiki sektor perdagangan melalui peningkatan daya saing dan kualitas produk, sehingga dapat meningkatkan ekspor dalam rangka mengkoreksi defisit neraca transaksi berjalan. Pemerintah juga dapat menggunakan kurs dan inflasi sebagai otoritas moneter serta menjaga pertumbuhan ekonomi sehingga pendapatan nasional dapat meningkat secara stabil. 8

2) Bagi penelitian selanjutnya diharapkan dapat menganalisis variabelvariabel lain yang mempengaruhi neraca transaksi berjalan di Indonesia. Oleh karena itu, perlu dikembangkannya pembahasan dan penelitian lebih lanjut untuk kesempurnaan penelitian yang sudah ada. DAFTAR PUSTAKA Apridar, A. 2009. Ekonomi Internasional: Sejarah, Teori, Konsep, dan Permasalahan dalam Aplikasinya. Yogyakarta: Graha Ilmu. Effendy. 2014. Analisa Neraca Pembayaran Indonesia dengan Pendekatan Keynesian dan Monetaris. Jurnal Ilmiah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Vol. 2 No. 2 Fitri, Wulansari. 2014. Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Neraca Transaksi Berkalan: Studi Kasus Indonesia Tahun 1990-2011. ISSN: 2252-6889. Universitas Negeri Semarang. Insukindro. 2000. Dasar-Dasar Ekonometrika. Kerjasama Bank Indonesia dengan Program Studi MEP UGM. Yogyakarta. Kayikci, Fazil. 2012. Determinans of the Current Accounts Balance in Turkey: Vector Auto Regression (VAR) Approach. Vol. 6(17) ISSN: 5725-5736 Krugman, Paul dan Obstfeld Maurice. 1999. Ekonomi Internasional: Teori dan Kebijakan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Mankiw, N. Greorgy. 2000. Teori Makro Ekonomi. Edisi Keempat. Alih Bahasa : Imam Nurmawam. Jakarta : Erlangga. Ramadhani dan Murni Daulay. 2015. Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi Transaksi Berjalan Indonesia Periode 2006-2013. Jurnal Ekonomi dan Keuangan Vol. 2 No. 10 p. 634-644. Universitas Sumatra Utara. Santosa, Agus Budi. 2010. Pengaruh Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah Terhadap Neraca Transaksi Berjalan. Vol. 2 No. 2 p. 169-181 ISSN: 1979-4878. Universitas Stikubank Semarang. Sukirno, Sadono. 2010. Makroekonomi: Teori Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers. Wulandari, Wida. 2015. Pengaruh Inflasi, Produk Domestik Bruto(PDB) dan Cadangan Valas Terhadap Neraca Pembayaran Indonesia. Vol. 3 No.2 p.1-10. Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Surabaya. 9