BAB I PENDAHULUAN. mengkonsumsi makanan yang mengandung serat ( sayur dan buah buahan ),

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Demam Typhoid (typhoid fever) merupakan salah satu penyakit

BAB I PENDAHULUAN. abdomen darurat. Pria lebih banyak terkena daripada wanita, remaja lebih. berusia 10 sampai 30 tahun (Brunner & Suddarth, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. dan atau eliminasi karbondioksida pada membrane alveolar kapiler. (Heardman,2012). Gangguan pertukaran gas adalah kelebihan atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penurunan angka kematian ibu per kelahiran hidup masih

BAB 1 PENDAHULUAN. Penurunan curah jantung merupakan suatu keadaan di mana pompa darah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bangsa Indonesia sedang berkembang dan terus mencanangkan

BAB I PENDAHULUAN. penyakit yang menyerang seperti typhoid fever. Typhoid fever ( typhus abdominalis, enteric fever ) adalah infeksi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lahir. Hal ini merupakan suatu pergeseran paradigma dari sikap menunggu

BAB I PENDAHULUAN. melalui struktur yang secara normal berisi (Ester, 2001).

BAB I PENDAHULUAN. Apendisitis paling sering terjadi pada usia remaja dan dewasa muda. Insidens

BAB I PENDAHULUAN. Apendisitis adalah peradangan pada apendiks vermiforis, biasanya

BAB I PENDAHULUAN. Apendiks merupakan organ berbentuk tabung, panjangnya kira-kira 10 cm

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit tuberkulosis masih menjadi masalah kesehatan dunia,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut WHO upaya untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Menurut data World Health Organization (WHO), masalah gangguan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengetahuan perawat tentang penilaian nyeri dan intervensi sangat

BAB I PENDAHULUAN. komunitas miskin dan berpendidikan rendah. Meningkatnya kesehatan ibu

BAB I PENDAHULUAN. hati. Deskripsi sirosis hati berkonotasi baik dengan status pato-fisiologis

BAB I PEDAHULUAN. A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. Proses persalinan merupakan proses kompleks untuk. menggunakan alat dan persalinan operatif yaitu Sectio Caesaria (SC).

BAB I PENDAHULUAN. tuba falopi kemudian berimplantasi di endometrium. (Prawiroharjho, ketidakpuasan bagi ibu dan bayinya (Saifuddin. 2000).

BAB I PENDAHULUAN. kecil) atau appendiktomi. Appendiktomi adalah pembedahan untuk mengangkat

BAB I PENDAHULUAN. tengkorak, percepatan dan perlambatan (accelerasi-decelerasi) yang

BAB 1 PENDAHULUAN. priyanto,2008). Apendisitis merupakan peradangan akibat infeksi pada usus

BAB I PENDAHULUAN. banyak timbul penyakit yang ditimbulkan salah satu hernia, penyakit ini

BAB I PENDAHULUAN. kearah perilaku hidup bersih dan sehat dalam tatanan keluarga dan

BAB I PENDAHULUAN. padalaki-laki dibandingkan perempuan. Sebagai contoh penelitian dari. dan perempuan 35,90% dengan rerata umur 49,13 tahun.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Badan kesehatan dunia (WHO) mencatat pada tahun terdapat

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi pada usus kecil yang disebabkan oleh kuman Salmonella Typhi.

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu target yang telah ditentukan dalam tujuan pembangunan Millenium

BAB I PENDAHULUAN. individu mempunyai hak untuk lahir sehat maka setiap individu berhak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Gagal jantung adalah keadaan patofisiologi dimana jantung sebagai pompa

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Hiperplasia (BPH) dilaporkan terus meningkat yang banyak dijumpai pada

BAB I PENDAHULUAN. penduduk tiap tahunnya. Insiden tertinggi demam thypoid terdapat pada anakanak. kelompok umur 5 tahun (Handini, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. yang menderita penyakit ini adalah Amerika Serikat dengan penderita

BAB I PENDAHULUAN. diagnosa secara individual (Ralph. C Benson, 2009). Adapun Komplikasi

BAB I PENDAHULUAN. melalui suatu defek pada fasia dan muskuloaponeuretik dinding perut, secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Asuhan masa nifas diperlukan dalam periode ini karena merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. DHF (Dengue Haemorraghic Fever) pada masyarakat awam sering

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut hasil survey kesehatan rumah tangga (SKRT) tahun 2004, angka

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Seiring dengan perkembangan zaman, ilmu pengetahuan, dan

BAB I PENDAHULUAN. penuaan (Madjid dan Suharyanto, 2009). tindakan untuk mengatasi BPH yang paling sering yaitu Transurethral

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan salah satu factor penting dalam kehidupan, hal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Salah satu masalah kesehatan yang kita hadapi sekarang ini adalah

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. J POST APPENDIKTOMY DI BANGSAL MAWAR RSUD Dr SOEDIRAN MANGUN SUMARSO WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan sistem simbol (Wilkinson, 2012) keseluruhan terhenti. Hal ini disebabkan oleh aterosklerosis yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar bealakang. Setiap wanita menginginkan persalinannya berjalan lancar dan dapat

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya kesejahteraan dan ketersediaan pangan dapat. mengakibatkan sejumlah masalah, termasuk meningkatnya kejadian penyakit

UKDW BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Apendisitis adalah suatu peradangan pada apendiks, suatu organ

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan batu ini disebut urolitiasis, dan dapat terbentuk pada ginjal. dan uretra (urethrolithiasis) (Basuki, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. dijumpai pada anak. Bangkitan kejang ini terjadi karena adanya kenaikan suhu

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. H DENGAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN: POST APPENDIKTOMY DI RUANG MELATI I RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. pada iklim, tetapi lebih banyak di jumpai pada negara-negara berkembang di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Penyakit Paru Obstruktif Kronik selanjutnya disebut PPOK atau

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu masalah sistem pencernaan yang sering dijumpai oleh masyarakat yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman modern ini banyak ibu yang memilih melakukan

BAB I PENDAHULUAN. tahun. Data rekam medis RSUD Tugurejo semarang didapatkan penderita

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hemoroid adalah bagian vena yang berdilatasi dalam kanal anal.

BAB I PENDAHULUAN. rectal yang terkadang disertai pendarahan. mengenai gejala-gejala yang timbul dari penyakit ini.

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan salah satu faktor terpenting dalam kehidupan. Hal

BAB I PENDAHULUAN. atraumatic care atau asuhan yang terapeutik. 500/ penduduk dengan angka kematian antara 0,6 5 %.

BAB I PENDAHULUAN. cacing (appendiks). Infeksi ini bisa terjadi nanah (pus) (Arisandi,2008).

BAB 1 PENDAHULUAN. apendisitis akut (Lee et al., 2010; Shrestha et al., 2012). Data dari WHO (World Health Organization) menyebutkan bahwa insiden

BAB I PENDAHULUAN. banyak penyakit yang menyerang seperti dengue hemoragic fever.

BAB I PENDAHULUAN. paling sering ditemukan didunia. Tumor ini sangat prevalen didaerah tertentu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Cidera kepala merupakan proses dimana terjadi trauma langsung

BAB 1 PENDAHULUAN. Apendisitis akut merupakan penyebab akut abdomen yang paling sering memerlukan

BAB I PENDAHULUAN. dengan bantuan atau tanpa bantuan (Manuaba, 2010). waktu (yaitu 12 hari atau lebih melewati tanggal taksiran partus) dan ketuban

BAB I PENDAHULUAN. Kajian epidemiologi menunjukkan bahwa ada berbagai kondisi yang. non modifiable yang merupakan konsekuensi genetik yang tak dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. tujuan mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit, mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. metode deteksi dini yang akurat. Sehingga hanya 20-30% penderita kanker

BAB I PENDAHULUAN. perut kuadran kanan bawah (Smeltzer, 2002). Di Indonesia apendisitis merupakan

BAB I PENDAHULUAN. wabah berkala termasuk Vietnam, Cambodia, Myanmar, Nepal, dan. Anopheles sp. Reservoir utama dari virusnya adalah babi.

BAB 1 PENDAHULUAN. menyerang lebih dari 25% populasi dewasa. (Smeltzer & Bare, 2001)

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keperawatan jiwa adalah proses interpesonal yang berupaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembangunan menuju Indonesia sehat 2015 yang diadopsi dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat-alat serta tidak melukai ibu

BAB I PENDAHULUAN. dapat digunakan sebagai indikator dalam penilaian keberhasilan pelayanan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak merupakan individu yang berada dalam suatu rentang

BAB I PENDAHULUAN. darah tersebut melintas kelipatan paha (Oswari, 2000). penurunan fungsi organ (Oswari, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh Salmonella Typhi yang masih dijumpai secara luas di berbagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perdarahan merupakan penyebab kematian ibu pertama di indonesia,

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Stroke merupakan masalah kesehatan yang utama bagi masyarakat modern

BAB 1 PENDAHULUAN. inflamasi akut, demam, otalgia, dan iritabilitas. (WHO, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut. Section Caesarea

BAB 1 PENDAHULUAN. vermiformis. Apendiks vermiformis memiliki panjang yang bervariasi dari

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit pada sistem reproduksi yang menyebabkan kematian yaitu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit tidak menular (PTM) merupakan masalah kesehatan utama di

BAB I PENDAHULUAN. Asia Timur seperti Jepang dan China memiliki kejadian terendah PPOK, dengan

Belakangan banyak berita di media massa tentang wabah diare. Yang paling

BAB I PENDAHULUAN. jalan operasi atau sectio caesarea hal ini disebabkan karena ibu memandang

BAB I PENDAHULUAN. darah yang melalui ginjal, reabsorpsi selektif air, elektrolit dan non elektrolit,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu indikator untuk mengetahui derajat kesehatan masyarakat

mengalami gangguan jiwa ditemukan di negara-negara berpenghasilan rumah tangga menderita gangguan kesehatan jiwa (Yosep, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. kematian pada perempuan. Penyakit ini telah merenggut nyawa lebih dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Bayi lahir dengan berat lahir rendah (BBLR) merupakan masalah kesehatan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Di era globalisasi ini, seiring dengan majunya perkembangan zaman banyak membuat pola hidup masyarakat menjadi berubah. Masyarakat cenderung lebih memilih semua hal yang bersifat instan dan kurang mengkonsumsi makanan yang mengandung serat ( sayur dan buah buahan ), sehingga angka kejadian Apendisitis meningkat ( Mahardiana, 2009 ). Apendisitis merupakan peradangan akut sehingga memerlukan tindakan bedah ( apendictomy ) segera untuk mencegah komplikasi yang umumya berbahaya ( Wim de Jong et al, 2005). Apendictomy merupakan jenis pembedahan darurat abdomen yang paling sering dilakukan. Insiden tertinggi apendictomy terjadi pada orang dewasa tetapi tidak menutup kemungkinan dapat terjadi pada segala usia. Istilah usus buntu yang dikenal di masyarakat awam adalah kurang tepat karena usus yang buntu sebenarnya adalah sekum. Organ yang tidak diketahui fungsinya ini sering menimbulkan masalah kesehatan ( Samsuhidajat & Jong, 2004 ). Insiden apendisitis di negara maju lebih tinggi dari pada di negara berkembang. Namun, dalam tiga - empat dasawarsa terakhir kejadiannya menurun secara bermakna. Hal ini di duga disebabkan oleh meningkatnya penggunaan makanan berserat pada diit harian ( Santacroce, 2009 ). 1

Di Amerika, 7 % penduduknya menjalani operasi apendictomy ( pembedahan untuk mengangkat apendiks ) dengan insidens 1,1 / 1000 penduduk pertahun, sedang di wilayah benua Eropa sekitar 16 %. Di Afrika dan Asia prevalensinya lebih rendah akan tetapi cenderung meningkat oleh karena pola diitnya yang mengikuti orang barat ( www.ilmubedah.info.com, 2011 ). Dari hasil Survey Kesehatan Rumah Tangga ( SKRT ) di Indonesia, insiden apendisitis di Indonesia menempati urutan tertinggi di antara kasus kegawatan abdomen lainnya ( Depkes 2008 ). Dinkes Jawa Tengah menyebutkan pada tahun 2009 jumlah kasus apendisitis di Jateng sebanyak 5.980 penderita dan 177 penderita diantaranya menyebabkan kematian ( Dinkes Jateng, 2009 ). Dengan demikian peran perawat dalam menanggulangi dan mengatasi hal tersebut sangatlah penting dan dibutuhkan terutama perawatan yang mencakup empat aspek diantaranya : promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Menurut data dari rekam medis rumah sakit dr. R Goeteng Taroenadibrata Purbalingga di dapat penderita Apendisitis yang dirawat di rumah sakit dr. R Goeteng Taroenadibrata Purbalingga selama tahun 2013 sebanyak 86 penderita. Dari jumlah tersebut jumlah penderita laki laki sebanyak 57 penderita dan jumlah penderita perempuan sebanyak 29 penderita. Sedangkan pada bulan Januari sampai Juni 2014 sebanyak 49 penderita, dengan jumlah penderita laki laki 33 dan jumlah penderita perempuan 16 penderita. 2

.Berdasarkan hal tersebut, penulis merasa tertarik untuk melakukan Asuhan Keperawatan secara komprehensif pada An. F dengan Post Operasi Apendictomy et causa Apendisitis acute hari ke 2-3 di ruang rawat inap Dahlia rumah sakit dr. R Goeteng Taroenadibrata Purbalingga selama dua hari tanggal 18 19 Juni 2014. B. Tujuan 1. Tujuan Umum Melaporkan penerapan atau aplikasi Asuhan Keperawatan pada pasien dengan masalah Apendictomy et causa Appendisitis acute hari ke 2-3 secara komprehensif. 2. Tujuan Khusus Tujuan khusus dari penulisan laporan ini adalah untuk : a. Memperoleh gambaran tentang pengkajian pada An. F dengan Post Operasi Apendictomy et causa Apendisitis acute. b. Menentukan analisa data hasil pengkajian dan penetapan diagnosa keperawatan pada An. F dengan Post Operasi Apendictomy et causa Apendisitis acute. c. Menetapkan rencana tindakan keperawatan pada An. F dengan Post Operasi Apendictomy et causa Apendisitis acute. d. Menerapkan implementasi keperawatan pada An. F dengan Post Operasi Apendictomy et causa Apendisitis acute. 3

e. Evaluasi terhadap pelaksanaan Asuhan Keperawatan yang telah dilakukan pada An. F dengan Post Operasi Apendictomy et causa Apendisitis acute. f. Pendokumentasian terhadap pelaksanaan Asuhan Keperawatan pada An. F dengan Post Operasi Apendictomy et causa Apendisitis acute. C. Pengumpulan Data Pengumpulan data untuk penyusunan laporan kasus ini digunakan tehnik pengumpulan data dengan cara sebagai berikut : 1. Observasi dan Partisipasi Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan observasi terhadap pasien dan dengan melakukan Asuhan Keperawatan dimana terdapat interaksi antara perawat dan klien. 2. Anamnesa Pengumpulan data dilakukan dengan cara tanya jawab atau anamnesis kepada klien, keluarga klien atau orang terdekat dengan klien atau kepada tenaga kesehatan lainnya. 3. Keperpustakaan Pengumpulan data dilakukan dengan cara menggali sumber - sumber pengetahuan melalui buku - buku jurnal terkini ( melalui browsing atau telusur internet ) yang berkaitan dengan asuhan keperawatan pada klien. 4

4. Rekam Medik Pengumpulan data dilakukan dengan cara menelaah catatan - catatan tentang kasus klien yang tedapat pada format - format dokumentasi maupun yang terdapat pada rekam medik. D. Tempat dan Waktu Asuhan keperawatan pada An. F dengan Post Operasi Apendictomy et causa Apendisitis acute hari ke 2 3 di Ruang Dahlia Rumah Sakit Umum Goeteng Taroenadibrata Purbalingga selama 2 hari terhitung dari tanggal 18-19 Juni 2014. E. Sistematika Penulisan Adapun sistematika penulisan ini adalah BAB I : PENDAHULUAN Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, tujuan pembahasan, pengumpulan data, tempat dan waktu serta sistematika penulisan. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan pustaka yang terdiri dari pengertian, anatomi, fisiologi, etiologi, patofiosiologi, klasifikasi, tanda dan gejala, penatalaksanaan, pathways dan fokus intervensi. BAB III : TINJAUAN KASUS Tinjauan kasus, membahas tentang tinjaun kasus 5

BAB IV : PEMBAHASAN Pembahasan yang meliputi pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi dan evaluasi. BAB IV : PENUTUP Penutup berisi kesimpulan dan saran. 6