BAB II TINJAUAN PUSAKA. Berikut ini merupakan berbagai penelitian terdahulu antara lain :

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. investor untuk menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya. Tanpa

BAB II TIMJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. macam aktivitas. Menginvestasikan sejumlah dana pada aset rill (tanah, emas, satu tahun, seperti saham dan oblogasi.

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Model estimasi..., Andriyatno, FE UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN. yang tak kalah baik dari pelaku usaha pendahulunya. Hal ini mendorong para pelaku

BAB I PENDAHULUAN. dapat mereka peroleh dengan melakukan penerbitan saham kepada masyarakat luas yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan bagi para pemiliknya. Untuk mencapai tujuannya perusahaan harus selalu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. luar negeri. Sementara itu bagi investor, pasar modal merupakan wahana untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi Indonesia. Hal ini dimungkinkan karena pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal. Dengan adanya pasar modal para investor dapat melakukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. bab sebelumnya, maka peneliti mengambil kesimpulan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. yang cukup besar. Hal ini dapat dilihat dari perusahaan go public semakin

BAB I PENDAHULUAN. Investasi adalah penempatan uang atau dana dengan harapan untuk

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan berlomba-lomba untuk dapat menghasilkan keuntungan atau laba yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam mengambil keputusan investasi. Investor tidak terlibat secara langsung dalam

ANDRI HELMI M, SE., MM ANALISIS INVESTASI DAN PORTOFOLIO ANALISIS PERUSAHAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. / stock. Saham merupakan surat bukti kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan suatu aktivitas pengerahan dana jangka panjang dari

BAB I PENDAHULUAN. go public yang terdaftar di bursa efek setiap tahun berkewajiban untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemegang saham maupun calon investor sangat berkepentingan terhadap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kinerja keuangan dapat diartikan sebagai kondisi perusahaan. Untuk

MATERI 10 ANALISIS PERUSAHAAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

ANALIS PENGARUH VARIABEL-VARIABEL FUNDAMENTAL YANG MEMPENGARUHI HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI TAHUN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. jangka panjang seperti obligasi saham, dan lainnya (Wikipedia). penjualan saham meningkat secara signifikan.

BAB I PENDAHULUAN. mencari keuntungan sebesar-besarnya demi menyejahterakan karyawan dan

BAB I PENDAHULUAN. alternatif bagi perusahaan (Lubis, 2006). Dari sudut pandang ekonomi, pasar modal

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu hal yang dapat menunjukkan trend negatif dalam pergerakan saham

BAB I PENDAHULUAN. dana ke dalam lembaga investasi dan atau suatu benda dengan harapan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu fungsi utama pasar modal adalah sebagai sarana untuk

BAB I PENDAHULUAN. diperjualbelikan, salah satunya dalam bentuk ekuitas (saham). Pasar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1) Ni Luh Putu Ari Cintya Devi dan Luh Komang Sudjarni (2012)

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal, para investor perlu melakukan kegiatan untuk menilai atas saham.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu kebijakan keuangan yang dilakukan oleh perusahaan adalah UKDW

BAB I PENDAHULUAN. melakukan investasinya selain di bank atau investasi berwujud seperti emas

ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Tujuan utama suatu perusahaan menurut theory of the firm adalah

PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. Saham adalah salah satu instrumen investasi yang dapat memberikan return UKDW

BAB 1 PENDAHULUAN. telah memperlihatkan kemajuan seiring dengan perkembangan ekonomi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia khususnya dalam bidang investasi saham. Pasar modal merupakan sarana

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. yang ditetapkan dan struktur permodalan yang lemah dan sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang membutuhkan dana. Transaksi yang dilakukan dapat dengan

CAKUPAN PEMBAHASAN 1/23

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham juga berarti sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seorang

BAB I PENDAHULUAN. ekspansi bisnis dengan berbagai cara agar investor mendapatkan keuntungan yang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan lain setiap perusahaan harus mengembangkan usahanya yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai pedoman agar dapat digunakan didalam penelitian ini. Sebagai berikut

BAB I PENDAHULUAN. return yang optimal melalui dividen dan capital gain. Investor yang

BAB II URAIAN TEORITIS. Parwati (2005) melakukan penelitian yang berjudul: Faktor-Faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Aktvitas investasi yang dilakukan investor dihadapkan pada berbagai macam resiko

BAB I PENDAHULUAN. tersebut. Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen

BAB I PENDAHULUAN. debt to equity ratio, rasio profitabilitas yaitu return on equity, earning per

BAB I PENDAHULUAN. nilai investasi di masa yang akan datang. (Jones, 2004). Tujuan kegiatan investasi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

MATERI 10 ANALISIS PERUSAHAAN. Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. CAKUPAN PEMBAHASAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Sutrisno (2003: 266) Rasio profitabilitas merupakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Saat ini kebanyakan masyarakat mengukur keberhasilan sebuah

MATERI 10 ANALISIS PERUSAHAAN. Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si.

BAB I PENDAHULUAN. dapat menjalankan dua fungsi sekaligus, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam situasi perekonomian yang sedang recovery ini masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. yang perlu dipertimbangkan perusahaan dalam melakukan kebijaakn

BAB I PENDAHULUAN. investasi, terlebih dahulu melakukan pengamatan dan penilaian terhadap

Analisis Fundamental untuk menentukan nilai intrinsik saham sebagai dasar pengambilan keputusan investasi saham pada PT. Kimia Farma, Tbk.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Di dalam Undang-undang Pasar Modal no. 8 tahun 1995: Pasar Modal

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengalami perbaikan. Hal tersebut dikarenakan perekonomian merupakan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Salah satu kebijakan yang utama untuk memaksimalisasi keuntungan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Return investasi dapat berupa return realisasi dan return ekspektasi. Return

BAB I PENDAHULUAN. proporsi dana dan sumber daya yang mereka miliki untuk konsumsi saat ini dan

ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP RETURN SAHAM

BAB I PENDAHULUAN. individu-individu atau badan usaha yang mempunyai kelebihan dana (surplus

BAB I PENDAHULUAN. tertarik dengan Earning per Share (EPS). Selain melakukan pengukuran laba

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan perusahaan adalah memberi keuntungan yang maksimal

BAB I PENDAHULUAN. memberikan keuntungan di masa yang akan datang bagi investornya secara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Pendapatan Nasional Per Kapita berinvestasi pada saham yang dapat memberikan penghasilan (return) yang

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan (Darmadji dan Fakhruddin, 2006:111). investasi dalam bentuk saham. Saham (stock atau share) adalah tanda

BAB I PENDAHULUAN. jangka pendeknya saja, tetapi juga harus memiliki ketersediaan modal yang cukup

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian tentang pengaruh faktor ekonomi makro dan faktor

BAB I PENDAHULUAN. investasi disebut return. Investasi dapat didefinisikan sebagai penundaan

BAB I PENDAHULUAN. Investor dalam menanamkan dananya di pasar modal tidak hanya. bertujuan dalam jangka pendek tetapi bertujuan untuk memperoleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (shahib al-mal) juga memiliki tujuan investasi yang berbeda, yaitu untuk

BAB I PENDAHULUAN. Ketika Indonesia mengalami krisis ekonomi, naiknya suku bunga, dan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan property dan real estate semakin marak diberbagai penjuru

BAB I PENDAHULUAN. modal dan industri-industri sekuritas pada negara tersebut. Pasar modal

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Berikut ini merupakan berbagai penelitian terdahulu antara lain : 1. Danta Sitepu dan Linda (2013) Penelitiannya yang berjudul Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi Price Earning Ratio Perusahaan Manufaktur di BEI. Pada penelitian ini dilakukan pengujian terhadap Current Ratio, Total Asset Turnover, Dividend Payout Ratio, Price to Book Value, dan Inventory Turnoveryang sama-sama berpengaruh signifikan terhadap Price Earning Ratio (PER) perusahaan Manufaktur. Variabel Dependen yang digunakan adalah Price Earning Ratio (PER). Sedangkan variabel independen yang digunakan adalah Current Ratio, Total Asset Turnover, Dividend Payout Ratio, Price to Book Value, dan Inventory Turnover. Populasi dari penelitian ini adalah semua perusahaan manufaktur yang tercatat di BEI. Penelitian ini dilakukan dalam rentang waktu empat tahun yaitu tahun 2008-2011. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah secara simultan Current Ratio, Total Asset Turnover, Dividend Payout Ratio, Price to Book Value, dan Inventory Turnover berpengaruh signifikan terhadap Price Earning Ratio (PER). Secara parsial Current Ratio, Total Asset Turnover, Dividend Payout Ratio, dan Inventory Turnover tidak 8

9 berpengaruh signifikan terhadap Price Earning Ratio. Sedangkan Price to Book Value berpengaruh signifikan terhadap Price Earning Ratio. 2. Danta Sitepu dan Johan Effendi (2014) Meneliti tentang Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi Price Earning Ratio Perusahaan Consumer Goods di BEI. Penelitian ini menguji signifikansi Harga Saham, Laba Bersih, Jumlah Saham Beredar, dan Dividen terhadap Price Earning Ratio (PER) secara parsial dan simultan. Poulasi dalam penelitian ini adalah perusahaan Consumer Goods yang tercatat di BEI. Hasil yang diperoleh dari penelitian adalah secara simultan Harga Saham, Laba Bersih, Jumlah Saham Beredar, dan Dividen berpengaruh signifikan terhadap Price Earning Ratio (PER). Dan secara parsial Laba Bersih, Jumlah Saham Beredar, dan Dividen berpengaruh signifikan terhadap Price Earning Ratio (PER). Sedangkan Harga Saham tidak berpengaruh Signifikan Terhadap Price Earning Ratio (PER) dikarenakan kemungkinan terjadi ketidakcocokkan data yang digunakan, karena biasanya Price Earning Ratio (PER) menggunakan harga saham penutupan akhir tahun (closing price) sedangkan harga saham yang digunakan dalam penelitian ini adalah rata-rata harga saham per tahun. 3. Lidia Kristiani (2014) Penelitiannya berjudul Analisis Pengaruh DER, ROA, PBV, ROE, dan FIRM SIZE terhadap Price Earning Ratio (PER). Pada penelitian ini dilakukan pengujian terhadap DER, ROA, PBV, ROE, dan FIRM SIZE terhadap Price Earning Ratio (PER).

10 Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah pada perusahaan sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI Tahun 2008-2012. Hasil yang diperoleh adalah secara simultan DER, ROA, PBV, ROE, dan FIRM SIZE berpengaruh signifikan terhadap Price Earning Ratio (PER). Secara parsial hanya PBV yang berpengaruh positif signifikan terhadap PER sedangkan DER, ROA, ROE, dan FIRM SIZE tidak berpengaruh terhadap PER dikarenakan investor lebih memperhatikan perkembangan harga saham dibanding kinerja perusahaan yang bersangkutan sehinggga dalam mengambil keputusan investasi para investor lebih mempertimbangkan analisis teknikal daripada analisis fundamentalnya. 4. Endang Purwaningrum (2011) Penelitiannya berjudul Factors Affecting Price Earning Ratio of Company s Share in the Manufacture Sector. Pada penelitian ini dilakukan pengujian terhadap Dividend Payout Ratio, Return on Equity, dan Operating Profit Margin secara parsial dan bersama sama berpengaruh terhadap Price Earning Ratio (PER) Perusahaan Manufaktur. Variabel dependen yang digunakan adalah Price Earning Ratio (PER) sedangkan variabel independen yang digunakan adalah Dividend Payout Ratio, Return on Equity, dan Operating Profit Margin. Hasil yang diperoleh dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa secara parsial Dividend Payout Ratio, Return on Equity, dan Operating Profit Margin berpengaruh signifikan terhadap Price Earning Ratio (PER). Dan

11 Dividend Payout Ratio, Return on Equity, dan Operating Profit Margin bersama sama berpengaruh signifikan terhadap Price Earning Ratio (PER). 5. Vahid Faezinia (2012) Penelitiannya berjudul The Quantitative Study of Effective Factors on Price Earning Ratio in Capital Market of IRAN. Pada penelitian ini dilakukan pengujian untuk mengetahui pengaruh Earning per share growth, Interest Rate, Systematic Risk, Debt to Equity Ratio, Dividend Yield, Market Value (Firm Size), Return on Equity, dan Inflation terhadap Price Earning Ratio (PER). Veriabel dependen yang digunakan adalah Price Earning Ratio (PER) sedangkan variabel independen yang digunakan adalah Earning per share growth, Interest Rate, Systematic Risk, Debt to Equity Ratio, Dividend Yield, Market Value (Firm Size), Return on Equity, dan Inflation. Hasil dari penelitian tersebut dikatakan bahwa Earning per share growth, Interest Rate, Systematic Risk, Debt to Equity Ratio, Dividend Yield, Market Value (Firm Size), Return on Equity, dan Inflationberpengaruh signifikan terhadap Price Earning Ratio (PER) Penelitian ini mempunyai persamaan dan perbedaan dengan penelitian sebelumnya. Persamaan dan perbedaan yang ada sebagai berikut: 1. Penelitian Danta Sitepu dan Linda (2013) Persamaannya dalam penelitian ini adalah: a. Variabel dependen yang digunakan sama-sama PER.

12 b. Sama-sama menggunakan data perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI c. Menggunakan variabel DPR untuk diteliti Perbedaanya dalam penelitian ini adalah : a. penelitian terdahulu tidak terdapat variabel independen Return on Asset,Size dan variabel kontrol status perusahaan. Sedangkan dalam penelitian ini menggunakan Return on Asset, Size, dan Variabel Kontrol Status Perusahaan. b. Penelitian terdahulu menguji pengaruh antara periode tahun 2008 sampai dengan tahun 2011 sedangkan penelitian ini menggunakan periode tahun 2012 sampai tahun 2014. 2. Penelitian Danta Sitepu dan Johan Effendi (2014) Persamaannya dengan penelitian ini adalah sama-sama meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi Price Earning Ratio (PER) Perbedaannya dengan penelitian ini adalah : a. Perusahaan yang digunakan dalam penelitian terdahulu adalah perusahaan manufaktur khususnya perusahaan Consumer Goods b. Variabel yang digunakan pada penelitian terdahulu tidak terdapat DPR, ROA, Size, dan Tingkat Risiko dan Variabel kontrol Status Perusahaan sedangkan penelitian ini menggunakan variabel tersebut. c. Periode penelitian terdahulu adalah tahun 2007 sampai tahun 2011 sedangkan dalam penelitian ini menggunakan periode tahun 2012 sampai tahun 2014.

13 3. Penelitian Lidia Kristiani (2014) Persamaan dengan penelitian ini adalah variabel dependen yang digunakan sama yaitu PER. Salah satu variabel independen yang digunakan juga sama yaitu ROA. Perbedaan dengan penelitian saat ini adalah: a. Periode yang digunakan untuk penelitian berbeda yaitu tahun 2008 sampai dengan tahun 2012. Sedangkan dalam penelitian saat ini menggunakan periode tahun 2012 sampai dengan tahun 2014. b. Penelitian terdahulu tidak menggunakan variabel independen DPR dan Risiko Investasi 4. Penelitian Endang Purwaningrum (2011) Persamaan dengan penelitian ini adalah variabel dependennya yaitu PER dan sama-sama meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi Price Earning Ratio (PER) pada perusahaan manufaktur dan salah satu variabel yang diteliti sama yaitu DPR. Perbedaanya dengan penelitian saat ini adalah : a. Periode penelitian yang digunakan yakni tahun 2005 sampai dengan tahun 2007 sedangkan penelitian ini menggunakan tahun 2012 sampai dengan tahun 2014. b. Penelitian terdahulu tidak terdapat variabel independent Size, ROA, dan Tingkat Risiko dan Variabel kontrol status perusahaan sedangkan pada penelitian ini menggunakan variabel tersebut.

14 5. Penelitian Vahid Faezinia (2012) Persamaan dengan penelitian ini adalah sama-sama meneliti tentang faktorfaktor yang mempengaruhi Price Earning Ratio (PER). Selain itu variabel dependennya juga sama yaitu Price Earning Ratio (PER). Perbedaanya dengan penelitian ini adalah : a. Periode yang digunakan pada penelitian terdahulu adalah tahun 2005 sampai dengan tahun 2010 sedangkan periodeyang digunakan pada penelitian ini adalah tahun 2013 sampai dengan 2015. b. Penelitian terdahulu tidak terdapat variabel independent DPR, ROA, Size, dan Tingkat Risiko dan Variabel kontrol stat us perusahaan sedangkan pada penelitian ini menggunakan variabel tersebut.

15 Tabel 2.1 Persamaan dan Perbedaan dengan penelitian terdahulu Nama Peneliti Persamaan Perbedaan Danta Sitepu dan Linda (2013) - Variabel dependen yang digunakan sama-sama PER, - Sama-sama menggunakan data perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI, - Menggunakan variabel DPR untuk diteliti - Dalam penelitian terdahulu tidak terdapat variabel independen Size, ROA, dan variabel kontrol status perusahaan. Sedangkan dalam penelitian ini menggunakan Size, Profit Margin, Leverage, dan variabel kontrol status perusahaan. - Penelitian terdahulu menguji pengaruh antara periode tahun 2008 sampai dengan tahun 2011 sedangkan penelitian ini menggunakan periode tahun 2012 sampai tahun 2014 Danta Sitepu dan Johan Effendi (2014) penelitian ini adalah sama-sama meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi Price Earning Ratio (PER) - Perusahaan yang digunakan dalam penelitian terdahulu adalah perusahaan manufaktur khususnya perusahaan Consumer Goods - Variabel yang digunakan pada penelitian terdahulu tidak terdapat DPR, ROA, Size, dan Tingkat Risiko dan Variabel kontrol status perusahaan sedangkan penelitian ini menggunakan variabel tersebut. - Periode penelitian terdahulu adalah tahun 2007 sampai tahun 2011 sedangkan dalam penelitian ini menggunakan periode tahun 2012 sampai tahun 2014 Lidia Kristiani (2014) - Variabel dependen yang digunakan sama yitu PER - Salah satu varibel yang diteliti sama yaitu ROA Endang Purwaningrum (2011) - variabel dependennya yaitu PER - sama-sama meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi Price Earning Ratio (PER) pada perusahaan manufaktur - salah satu variabel yang diteliti sama yaitu DPR. Vahid Faezinia (2012) - sama-sama meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi Price Earning Ratio (PER). - Selain itu variabel dependennya juga sama yaitu Price Earning Ratio (PER). Sumber: Penelitian Terdahulu - Periode penelitian yang digunakan yaitu tahun 2008 hingga tahun 2012. Sedangkan dalam penelitian saat ini menggunakan tahun 2012 hingga tahun 2014. - Penelitian terdahulu tidak menggunakan variabel DPR, Tingkat Risiko Investasi, dan Variabel kontrol perusahaan. - Periode penelitian yang digunakan yakni tahun 2005 sampai dengan tahun 2007 sedangkan penelitian ini menggunakan tahun 2012 sampai dengan tahun 2014. - Dalam penelitian terdahulu tidak terdapat variabel independent Size, ROA Tingkat Risiko dan Variabel kontrol status perusahaan sedangkan pada penelitian ini menggunakan variabel tersebut. - Periode yang digunakan pada penelitian terdahulu adalah tahun 2005 sampai dengan tahun 2010 sedangkan periodeyang digunakan pada penelitian ini adalah tahun 2013 sampai dengan 2015. - Dalam penelitian terdahulu tidak terdapat variabel independent DPR, ROA, Size, dan Tingkat Risiko dan Variabel kontrol status perusahaan sedangkan pada penelitian ini menggunakan variabel tersebut.

16 2.2 Landasan Teori Penelitian ini ada beberapa teori yang dipakai untuk mendukung penjelasan-penjelasan pada analisis dan pembahasan yang dilakukan. Landasan teori tersebut adalah : 2.2.1 Analisis Fundamental Pendekatan selain analisis teknikan di dalam menganalisis harga saham yaitu dengan analisis fundamental. Analisis fundamental adalah teknik analisa yang umunya digunakan oleh investor untuk membantu keputusan jual beli saham dengan cara menghitung nilai intrinsik saham dengan menggunakan data keuangan perusahaan. Analisis fundamental dilakukan untuk menentukan harga saham dengan melakukan analisis terhadap kondisi ekonomi makro, industri, data keuangan suatu perusahaan (Jogiyanto 2008:126). Analisis fundamental menyatakan bahwa setiap sekuritas (saham) mempunyai nilai intrinsik (nilai wajar) yang dapat ditentukan melalui analisis yang sangat hati-hati terhadap kondisi perusahaan pada saat sekarang dan prospeknya dimasa mendatang. Nilai intrinsik adalah unsur kekayaan perusahaan dan potensi perusahaan untuk memperoleh laba dimasa yang akan datang. Dengan kata lain, nilai intrinsik suatu saham ditentukan oleh faktor-faktor fundamental yang dapat berasal dari dalam perusahaan industri, maupun keadaan ekonomi makro. Berdasarkan nilai intrinsik suatu saham, maka analisis fundamental akan membandingkan dengan harga pasar saham, guna menentukan apakah harga pasar saham tersebut sudah benar-benar mencerminkan nilai intrinsiknya. Kemudian dari perbandingan tersebut akan dapat ditentukan strategi investasi. Apabila nilai

17 intrinsik suatu saham lebih besar daripada harga saham yang sesungguhnya maka saham dikatakan Underpriced, sehingga saham tersebut sebaiknya dibeli, sebaliknya jika nilai intrinsik suatu saham lebih kecil daripada harga saham yang sesungguhnya maka saham tersebut dinilai Overpriced sehingga saham tersebut sebaiknya dijual. Menurut Eduardus Tandelilin (2001) untuk analisis fundamental ada dua pendekatan untuk menghitung nilai intrinsik saham yaitu : a. Pendekatan nilai sekarang (Present Value Approach) Pendekatan nilai sekarang dilakukan dengan menghitung seluruh aliran kas yang akan diterima pemegang saham dari suatu saham di masa yang akan datang dan kemudian di diskontokan dengan tingkat bunga diskonto (biasanya sebesar tingkat retur yang disyaratkan). b. Pendekatan PER (Price Earning Ratio ) Pendekatan PER dilakukan dengan menghitung berapa rupiah uang yang diinvestasikan ke dalam suatu saham untuk memperoleh suatu rupiah pendapatan (Earning) dari saham tersebut. 2.2.2 Price Earning Ratio (PER) PER adalah rasio perbandingan harga saham (yang di peroleh di pasar modal) dengan laba perlembar saham yang akan diperoleh pemilik perusahaan pendekatan ini disebut juga pendekatan Earning Multiplier(Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti;76). PER menunjukkan rasio dari harga saham terhadap earning, rasio ini menunjukkan berapa besar investor menilai harga saham terhadap kelipatan dari earning. PER juga memberikan indikasi tentang jangka waktu yang diperlukan untuk mengembalikan dana pada tingkat harga saham dan keuntungan

18 perusahaan padasuatu periode. Semakin tinggi PER maka semakin besar harapan investor untuk meraih pendapatan investasi saham tersebut. PER merupakan salah satu pendekatan dalam analisis fundamental yang sering digunakan dalam penilaian saham. PER juga digunakan untuk menentukan apakah suatu saham tersebut Overpriced, Underpriced, atau wajar. Suatu saham dikatakan Underprice jika PER wajar > PER aktual, artinya saham tersebut terlalu rendah oleh karena itu layak dibeli. Overprice jika PER wajar < PER aktual, artinya harga saham terlalu tinggi dan layal untuk dijual. PER wajar dapat diperoleh dari rumus PER yang dihasilkan regresi. 2.2.3 Deviden Payout Ratio (DPR) Deviden Payout Ratio (DPR) merupakan presentase laba yang dibayar kepada pemegang saham dalam bentuk kas, mengurangi jumlah laba yang ditahan perusahaanmaka keputusan deviden jelas melibatkan keputusan pembiayaan. Semakin besarnya deviden yang mampu dibayarkan oleh perusahaan akan mengundang minat investasi daripara investor, sehingga saham perusahaan akan mengalami peningkatan akibat naiknya permintaan, sehingga dapat meningkatkan harga dari saham perusahaan. Perusahaan yang mempunyai tingkat pertumbuhan tinggi akan mempunyai rasio pembayaran dividen yang rendah, sebaliknya perusahaan yang tingkat pertumbuhannya rendah akan mempunyai rasio pembayaran deviden yang tinggi.

19 2.2.4 Return on Asset (ROA) Menurut (Mahmud dan Abdul;2014;81) Return on Asset merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat aset yang tertentu. ROA juga sering disebut ROI (Return on Investment). Semakin tinggi rasio ini maka semakin baik produktivitas asset dalam memperoleh keuntungan bersih. Hal ini selanjutnya akan meningkatkan daya tarik perusahaan kepada investor karena tingkat pengembalian atau deviden akan semakin besar. Hal ini juga akan berdampak pada harga saham pada perusahaan di pasar modal yang akan semakin meningkat. Maka hal ini akan berpengaruh terhadap harga saham perusahaan dan nilai perusahaan. Sehingga dengan harga saham yang tinggi akan dapat mempengaruhi PER perusahaan. 2.2.5 Size (besaran perusahaan) Besaran perusahaan menunjukkan besar kecilnya perusahaan yang dapat dilihat dari tingkat penjualan, jumlah tenaga kerja, atau jumlah aktiva yang dimiliki oleh perusahaan serta kapitalisasi pasar sahamnya. Besar kecilnya suatu perusahaan akan mempengaruhi kemampuannya menanggung risiko yang mungkin timbul akibat berbagai situasi yang dihadapi perusahaan yang berkaitan dengan operasinya. Saham perusahaan yang mempunyai ukuran perusahaan besar lebih mudah serta sering ditransaksikan dari pada saham perusahaan yang mempunyai ukuran kecil sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa perusahaan kecil memiliki risiko lebih tinggi dibandingkan perusahaan besar. Perusahaan yang berada pada tahap pertumbuhan akan mempunyai PER yang

20 lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang berada pada industri yang sudah mapan. 2.2.6 Risiko Investasi Risiko investasi bisa diartikan sebagai kemungkinan terjadinya perbedaan antara Return aktual dan Return yang diharapkan (Eduardus Tandelilin 2001:47). Risiko merupakan sisi lain dari Return artinya dalam berinvestasi selain menghitung return yang diharapkan investor juga harus memperhatikan risiko yang ditanggungnya. Dalam menghitung risiko dari suatu investasi adapun alat pengukur risiko yang sering digunakan adalah tingkat risiko, yang bisa dihitung dengan menggunakan varians dan standar deviasi return investasi yang bersangkutan. Besarnya risiko mempengaruhi harga saham karena risiko mempengaruhi penetapan tingkat diskon dalam penilaian saham sehingga tingkat risiko akan mempengaruhi PER. 2.2.7 Status Perusahaan Regulasi dan Non-Regulasi Menurut Sekar Mayangsari (2003) Perusahaan regulasi adalah perusahaan yang terpengaruh oleh ketentuan-ketentuan tertentu seperti perusahaan yang penentuan tarifnya oleh pemerintah atau pihak tertentu atau mendapat pengaturan khusus. Sedangkan perusahaan Non-Regulasi diartikan sebagai perusahaan yang tidak terpengaruh oleh ketentuan-ketentuan tertentu.

21 Menurut Pancawati Hardiningsih (2010) yang termasuk dalam perusahaan regulsi salah satunya adalah perusahaan industri makanan. Dalam penelitian ini status perusahaan merupakan variabel kontrol yang bersifat dummy variabel. Variabel kontrol didefinisikan sebagai variabel yang faktornya dikontrol peneliti untuk menetralisir pengaruhnya. 2.3 Kerangka Pemikiran Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh DPR, ROA, Size, dan tingkat risiko investasi dengan Status Perusahaan sebagai variabel kontrol terhadap PER perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Faktor-Faktor yang mempengaruhi PER penting untuk diketahui sebab pemahaman tentang faktor-faktor yang mempengaruhi PER dapat membantu manajemen perusahaan dalam meningkatkan PERnya. Makin tinggi PER saham makin tinggi harga investor yang bersedia membayar untuk setiap laba per saham, berarti pula bahwa nilai perusahaan itu makin tinggi. Di dalam penelititan ini kerangka pemikiran yang dapat disusun secara sistematis adalah sebagai berikut: Variabel Independen: Variabel Dependen: DPR ROA Size Price Earning Ratio Tingkat Risiko Investasi Status Perusahaan (SP) Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pemikiran

22 Berdasarkan tujuan dan landasan teori yang telah dijelaskan sebelumnya, beberapa faktor yang mempengaruhi PER adalah DPR dapat berpengaruh terhadap PER karena apabila laba ditahan semakin kecil maka pertumbuhan laba yang akan dibagikan kepada para investor akan semakin besar sehingga membuat penilaian saham meningkat dan PER juga akan meningkat. ROA dapat berpengaruh terhadap PER karena semakin tinggi rasio ini maka akan semak arti mempunyai banyak proyek investasi, memiliki pertumbuhan, dan laba yang tinggi sehingga dapat dikatakan bahwa size mempengaruhi PER. Risiko dapat berpengaruh negatif terhadap PER karena semakin tinggi tingkat risiko sedangkan faktor-faktor yang lain tetap maka akan mengakibatkan harga saham yang investor bersedia membayar setiap rupiah laba perusahaan turun. Selain itu dalam penelititan ini juga menggunakan variabel kontrol Status Perusahaan regulasi dan non-regulasi yang merupakan variabel yang bersifat dummy. Banyak penelitian yang telah dilakukan untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi PER perusahaan manufaktur. Salah satunya adalah penelitian Danta Sitepu dan Linda (2013) dengan hasil penelitian bahwa secara simultan Current Ratio, Total Asset Turnover, Dividend Payout Ratio, Price to Book Value, dan Inventory Turnover berpengaruh signifikan terhadap Price Earning Ratio. Dan secara parsial Current Ratio, Total Asset Turnover, Dividend Payout Ratio, dan Inventory Turnover tidak berpengaruh signifikan terhadap Price Earning Ratio. Sedangkan Price to Book Value secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Price Earning Ratio.

23 2.4 Hipotesis Penelitian Adapun rumusan hipotesis yang dapat d ikemukakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: H 1 : DPR berpengaruh terhadap PER perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. H 2 : ROA berpengaruh terhadap PER perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. H 3 : Size berpengaruh terhadap PER perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. H 4 : Tingkat Risiko berpengaruh terhadap PER perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. H 5 : Status perusahaan berpengaruh terhadap PER perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.