BAB I PENDAHULUAN. disebut tenaga kerja harian lepas termasuk dalam katagori Precarious. maksud untuk menekan tingginya angka pengangguran.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. produk barang maupun jasa yang ditemukan di pasaran. Barang dan jasa yang

BAB I PENDAHALUAN. kehidupan sehari-hari entah untuk kebutuhan pokok, kebutuhan sekunder

BAB I PENDAHULUAN. maupun waktu dalam menjalin bekerja sama. Transaksi-transaksi perdagangan

BAB I PENDAHULUAN pada alinea keempat yang berbunyi Kemudian dari pada itu untuk

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat melepaskan diri dari berinteraksi atau berhubungan satu sama lain

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan ketenagakerjaan sebagai bagian integral dari

BAB I PENDAHULUAN. dalam pasal 27 ayat (2) yang berbunyi: Tiap tiap warga Negara berhak atas. pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.

BAB I PENDAHULUAN. dalam waktu yang sama menuntut kewajiban ditunaikan. Hubungan hak dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 28D ayat (2) mengatur bahwa,

BAB I PENDAHULUAN. menjadi pemikiran selanjutnya adalah apakah besarnya upah yang diterima

BAB I PENDAHULUAN. diatur tegas di dalam Pasal 27 ayat (2) Undang-Undang Dasar Tahun penghidupan yang layak bagi kemanusian.

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat". untuk kebutuhan sendiri atau untuk masyarakat.

PELAKSANAAN JAMSOSTEK UNTUK KECELAKAAN KERJA DI PTP NUSANTARA IX ( PERSERO ) PG. PANGKA DI KABUPATEN TEGAL

BAB I PENDAHULUAN. A Latar Belakang Masalah. Pekerja baik laki-laki maupun perempuan bukan hanya sekedar sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Perseroan Terbatas (PT) Telkom Cabang Solo merupakan salah satu badan

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN KERJA, PERLINDUNGAN HUKUM DAN TENAGA KONTRAK

BAB I PENDAHULUAN. perjanjian pada umumnya memuat beberapa unsur, yaitu: 1

BAB I PENDAHULUAN. guna memenuhi kebutuhan hidupnya. Sesuai dengan Pasal 5 Undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan zaman, para wanita ikut berpartisipasi meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan hidup. Manusia sebagai makhluk sosial (zoon politicon)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. jasa tenaga kerja atau sering disebut dengan perusahaan outsourcing.

BAB I PENDAHULUAN. rakyatnya, hal tersebut tertuang dalam Pasal 27 ayat 2 UUD 1945 yaitu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan zaman dewasa ini, Indonesia mengalami berbagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ekonomi global dan kemajuan teknologi yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. terdapat dalam Pasal 1 ayat (3) dan Pasal 27 ayat (1) UUD 1945 yang. menegaskan tentang adanya persamaan hak di muka hukum dan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu upaya tersebut adalah dengan melakukan sistim outsourcing.

BAB I PENDAHULUAN. ketenagakerjaan untuk meningkatkan kualitas buruh, dan peningkatan

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan keberadaan anak sebagai anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa.

PELAKSANAAN PERJANJIAN ASURANSI KESEHATAN DI PT.BUMIDA SURAKARTA

PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA KARYAWAN MENURUT UNDANG-UNDANG N0. 13 TAHUN 2003 DI PT. BATIK DANAR HADI SOLO

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan ekonomi global dan perkembangan teknologi yang demikian cepat

BAB I PENDAHULUAN. sebagai karyawannya. Ditengah-tengah persaingan ekonomi secara global, sistem

BAB II PERLINDUNGAN HAK-HAK PEKERJA KONTRAK YANG DI PHK DARI PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia adalah negara yang berdasarkan hukum sebagaimana diatur

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah negara hukum. Sebagai negara hukum, penyelenggaraan

BAB I PENDAHULUAN. manusia karena mencakup dimensi sosial dan ekonomi. Salah satu tujuan penting

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan

BAB IV PENUTUP. atas, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: a) Perlindungan hukum yang diberikan oleh PT. Wahyu Septyan dan PT

TINJAUAN TENTANG BENTUK DAN PELAKSANAAN PELINDUNGAN ASURANSI BAGI PEKERJA PADA DINAS KEBAKARAN KOTA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Baik pekerjaan yang diusahakan sendiri maupun bekerja pada orang lain. Pekerjaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan ekonomi saat ini memiliki dampak yang positif, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. semua warga negara bersama kedudukannya di dalam hukum dan. peradilan pidana di Indonesia. Sebelum Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981

BAB I PENDAHULUAN. Sabang sampai Merauke, di mana di dalamnya terdapat populasi

BAB I PENDAHULUAN. Perjanjian Perburuhan antara Serikat Buruh dengan Pengusaha/Majikan, Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. yang membutuhkan orang lain karena keterbatasan modal bahkan sebaliknya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hukum dapat diartikan sebagai norma hukum yakni norma yang dibuat

BAB I PENDAHULUAN. ayat (4) dari UU No. 7 tahun 1974 tentang penertiban perjudian, telah

BAB III TINJAUAN UMUM TERHADAP PERJANJIAN KERJA SECARA YURIDIS. tegas dan kuat. Walaupun di dalam undang-undang tersebut hanya diatur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara normatif sebelum diatur dalam Undang-Undang Nomor 13

BAB 1 PENDAHULUAN. boleh ditinggalkan oleh warga negara, penyelenggara negara, lembaga

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 1 ayat 3 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang. Ketenagakerjaan menyebutkan bahwa yang dimaksud pekerja/buruh adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia pada hakekatnya adalah makhluk sosial sehingga mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. suatu usaha/bisnis. Tanpa dana maka seseorang tidak mampu untuk. memulai suatu usaha atau mengembangkan usaha yang sudah ada.

BAB I PENDAHULUAN. kepercayaan pada diri sendiri. Pembangunan ketenagakerjaan merupakan

PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK) (Studi Tentang Perlindungan Hukum Bagi Karyawan)

BAB I PENDAHULUAN. landasan konstitusional bahwa Indonesia adalah negara yang berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. faktor yang sangat penting dalam suatu kegiatan produksi.

BAB I PENDAHULUAN. maupun antar negara, sudah sedemikian terasa ketatnya. 3

STUDI TENTANG TANGGUNG JAWAB KASIR TERHADAP KERUGIAN AKIBAT KELALAIAN DI SUPERMARKET WILAYAH SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional yang sedang giat dilaksanakan oleh

Disusun oleh: INDRIANTO HERIBOWO C

BAB V PENUTUP DAFTAR PUSTAKA. Buku

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia sebagai makhluk sosial yang selalu membutuhkan bantuan

BAB I PENDAHULUAN. Hukum ketenagakerjaan merupakan keseluruhan peraturan baik tertulis

BAB I PENDAHULUAN. hubungan antara perusahaan dengan para pekerja ini saling membutuhkan, di. mengantarkan perusahaan mencapai tujuannya.

KONTRAK DAN OUTSOURCING HARUS MAKIN DIWASPADAI

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan tersebut dapat melalui jalur pendidikan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. namanya menjadi BPJS Ketenagakerjaan. 1 Jaminan Sosial adalah salah satu

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan pembahasan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab. sebelumnya, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

PENGANGKUTAN BARANG (Studi Tentang Tanggung Jawab Pengangkutan Kereta Api dalam Penyelengaraan Melalui Kereta api Oleh PT Bimaputra Express)

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UUD 1945 Pasal 27 ayat 2 yang berbunyi Tiap-tiap warga negara. pernyataan tersebut menjelaskan bahwa negara wajib memberikan

KREDIT TANPA JAMINAN

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila dan Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEKERJA OUTSOURCING (Alih Daya) PADAA PT. SUCOFINDO CABANG PADANG SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan sosial ekonomi sebagai salah satu pelaksanaan kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Sebagai negara yang telah meratifikasi konvensi hak anak (United

BAB I PENDAHULUAN. Aliran sumber daya jenis ini entah dipakai atau tidak, terus menerus ada dan. diperbaharui ini dapat mengakibatkan kerugian.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan negara Indonesia dirumuskan dalam Undang-undang. Dasar Tahun Untuk menggapai cita-cita bangsa Indonesia dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Konstitusi bangsa Indonesia adalah Undang-Undang Dasar 1945 yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. seperti bersekolah dan mengurus rumah tangga 1. Pekerja adalah setiap orang yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam Pasal 27 ayat (2) dan Pasal 28 UUD 1945 yang menyatakan: Tiap-tiap

Penjelasan Mengenai Sistem Ketenagakerjaan di Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalan penelitian normatif empiris. Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. hukum tidak berdasar kekuasaan belaka. 1 Permasalahan besar dalam. perkembangan psikologi dan masa depan pada anak.

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan mengenai Pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia. Sumber daya manusia dalam

BAB III AKIBAT HUKUM APABILA PERJANJIAN KERJA TIDAK DILAPORKAN KE INSTANSI YANG MEMBIDANGI MASALAH KETENAGAKERJAAN

JURNAL BERAJA NITI ISSN : Volume 3 Nomor 9 (2014) Copyright 2014

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan. dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

BAB I PENDAHULUAN. gamelan, maka dapat membeli dengan pengrajin atau penjual. gamelan tersebut dan kedua belah pihak sepakat untuk membuat surat

BAB I PENDAHULUAN. keluarganya dengan cara pemberian upah yang sesuai dengan undang-undang dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dimaksudkan kesejahteraan masyarakat Indonesia, sehingga pemerintah. dan prasarana bagi masyarakat seperti jalan raya.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu syarat keberhasilan pembangunan nasional kita adalah kualitas

BAB I PENDAHULUAN. suatu badan hukum adalah sudah tentu pertama-tama, bahwa manusia juga

BAB I PENDAHULUAN. dengan memperkerjakan tenaga kerja seminimal mungkin untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Dan Rumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN. DI HARI LIBUR DI PT. MATAHARI PUTRA PRIMA Tbk (HYPERMART) BANDUNG DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG UNDANG NOMOR 13

PELAKSANAAN PEMBERIAN SANTUNAN DALAM KECELAKAAN LALU LINTAS PADA PT, JASA RAHARJA (PERSERO) CABANG PEKALONGAN SKRIPSI

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tenaga kerja merupakan setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan suatu barang ataupun jasa dan mendapatkan suatu imbalan untuk memenuhi kebutuhan diri sendiri ataupun masyarakat. Dalam pelaksanaan pembangunan nasional, tenaga kerja mempunyai peranan sangat penting sebagai pelaku dan tujuan pembangunan. Salah satunya yakni tenaga outsourcing atau yang biasa disebut tenaga kerja harian lepas termasuk dalam katagori Precarious Work 1. Tenaga outsourcing memiliki sifat hanya sementara, tidak dapat diperpanjang. Sistem tenaga kerja outsourcing sendiri apabila masa kontrak telah habis maka tenaga kerja tersebut harus memulai dari awal atau melamar di perusahaan penyedia jasa outsourcing yang lain. Penerapan sistem kerja outsourcing ini dilakukan oleh pemerintah dengan maksud untuk menekan tingginya angka pengangguran. 2 1 Precarius Work yaitu istilah yang biasa dipakai secara internasional untuk menunjukan situasi tenaga kerja yang tidak tetap, waktu tertentu, kerja lepas, tidak terjamin atau tidak aman dan tidak pasti. ( Lihat Kontrak dan Outsourcing harus makin diwaspadai, Bandung :Yayasan AKATIGA dan FES, 2010, hal. 1). 2 Ari Fitri.M.L, Peran Dinas Tenaga Kerja Pemerintah Kota Surabaya dalam Menangani Masalah yang Ditimbulkan oleh Outsorcing dalam Jurnal Kebijakan dan Manajemen Publik, Januari 2013,http://journal.unair.ac.id/download-fullpapers-13%20Arie_KMP%20V1%20N1% 20Jan-April%202013.pdf, diunduh 28 November 2017, pukul 18:30. 1

2 Ketenagakerjaan diatur dalam Undang-Undang No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Di dalam dalam dalam Undang-Undang No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan tidak ditemukan kata Outsourcing, namun menggunakan istilah lain yakni perjanjian pemborongan pekerjaan atau penyedia jasa pekerja atau buruh dalam Pasal 64 yang berbunyi: Perusahaan dapat menyerahkan sebagian pelaksanaan pekerjaan kepada perusahaan lainnya melalui perjanjian pemborongan pekerjaan atau penyediaan jasa pekerja/buruh yang dibuat secara tertulis. 3 Pengaturan tentang outsourcing juga dibahas dalam Pasal 65 dan 66 Undang-Undang No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Tenaga kerja outsourcing biasanya disediakan oleh perusahaan penyedia jasa, dimana penyedia jasa akan melakukan proses administrasi dan manajemen berdasarkan definisi serta kriteria yang telah disepakati. Tenaga kerja outsourcing sendiri hanya melakukan pekerjaan penunjang atau kegiatan yang tidak berhubungan langsung dengan proses produksi. Banyak instansi-instansi yang lebih memilih menggunakan tenaga kerja outsourcing untuk kegiatan-kegiatan penunjang, karena tenaga outsourcing sendiri dinilai lebih murah dibandingkan menggunakan tenaga kerja kontrak. Peran tenaga kerja outsourcing sebagai pelaksana pembangunan harus didukung dengan jaminan hak setiap pekerja. 4 Di dalam putusan 3 Pasal 64 Undang-Undang No 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan 4 Asri Wijayanti, 2009, Hukum Ketenagakerjaan Pasca Reformasi, Jakarta: Sinar Grafika, hal. 6.

3 Makamah Konstitusi No 27/PUU-IX/2011 menyatakan bahwa tidak disyaratkan adanya pengalihan perlindungan hak-hak bagi pekerja/buruh yang objek kerjanya tetap ada, walaupun terjadi pergantian perusahaan yang melaksanakan sebagian pekerjaan borongan dari perusahaan lain atau perusahaan penyedia jasa pekerja/buruh. Perusahaan penyedia jasa outsourcing sangat bermanfaat, karena menyerap banyak tenaga kerja. Perusahaan penyedia jasa outsourcing salah satunya yakni Koperasi Maju Bersama yang berada di Desa Wangen, Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten. Koperasi Maju Bersama bekerjasama dengan beberapa perusahaan yang membutuhkan tenaga kerja outsourcing untuk kegiatan penunjang seperti tenaga bongkar muat barang pabrik. Tenaga kerja outsourcing sendiri tidak lepas dari adanya resiko kecelakaan kerja yang terjadi dalam hubungan kerja, dan penyakit yang disebabkan oleh lingkungan kerja. Untuk menanggulanginya, maka diperlukan adanya suatu perlindungan hukum bagi tenaga kerja outsourcing. Kesehatan dan keselamatan tenaga kerja outsourcing merupakan tanggung jawab perusahaan penyedia tenaga kerja outsourcing. Berdasarkan uraian tersebut diatas maka peneliti tertarik untuk mengambil penelitian dengan judul PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP TENAGA KERJA OUTSOURCING BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NO.13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN

4 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, untuk mempermudah pemahaman dalam pembahasan permasalahan yang akan diteliti, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut? 1. Bagaimana perlindungan hukum yang diberikan Koperasi Maju Bersama terhadap tenaga kerja outsourcingnya? 2. Bagaimana kesesuaian perlindungan hukum yang diberikan oleh Koperasi Maju Bersama dengan Peraturan Perundang-undangan? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian dalam permasalahan yang akan diteliti adalah sebagai berikut : 1. Untuk menjelaskan perlindungan hukum yang diberikan Koperasi Maju Bersama terhadap tenaga kerja outsourcingnya. 2. Untuk mengetahui apakah perlindungan hukum yang diberikan Koperasi Maju Bersama sudah sesuai atau belum dengan Peraturan Perundang-undangan. D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat atau berguna baik secara teoritis maupun praktis sebagai berikut : 1. Manfaat Secara Teoritis Penulisan secara teoritis diharapkan dapat menambah wawasan dan pemahaman mengenai perlindungan hukum dari Koperasi Maju Bersama terhadap tenaga outsourcing. Dan untuk memberi sumbangan

5 pikiran dan manfaat dalam mengembangkan ilmu pengetahuan pada umumnya dan ilmu hukum pada khususnya. 2. Manfaat Secara Praktis Penelitian ini bermanfaat bagi masyarakat umum maupun bagi mahasiswa sebab dengan adanya penelitian ini maka dapat menambah pemahaman dan wawasan terkait dengan perlindungan hukum dari Koperasi Maju Bersama terhadap tenaga kerja outsourcing. E. Kerangka Pikiran Tenaga kerja outsourcing atau yang biasanya diesbut dengan tenaga kerja harian lepas ini merupakan tenaga penunjang kegiatan pekerjaan pada instansi-instansi yang menggunakan jasa tenaga outsourcing ini. Tenaga kerja outsourcing tidak serta-merta direkrut oleh instansi yang membutuhkan tenaga kerja outsourcing namun ada perusahaan lain yang menyediakan jasa tenaga kerja outsourcing. Tenaga kerja outsourcing sendiri mempunyai sistem kerja outsourcing yakni berupa pemindahan atau pendelegasian beberapa proses bisnis kepada suatu badan penyedia jasa yang melakukan proses administrasi dan manajemen berdasarkan definisi serta kriteria yang telah disepakati oleh para pihak. 5 Tenaga kerja outsourcing disini juga sama dengan tenaga kerja/buruh lain yang mempunyai hak secara umum yakni : (1). Mendapatkan upah sesuai dengan acuan penetapan upah, digunakan UMR 5 Suprihanto, Bima Setya & Prihanti Putri, 2016, Hubungan Industrial Pendekatan Kasus, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, hal. 210

6 (Upah Minimum Regional) sesuai daerah masing-masing, (2) mendapatkan uang lembur, (3) mendapatkan hak cuti, (4) mendapatkan THR (Tunjangan Hari Raya), (5) mendapatkan perlindungan Jamsostek (Jaminan Sosial Tenaga Kerja), (6) mendapatkan kompensasi PHK (Pemutusan Hubungan Kerja). 6 Tenaga kerja outsourcing sendiri mempunyai sifat hanya sementara, melakukan kegiatan penunjang pekerjaan pokok, apabila masa kontrak kerja sudah habis maka tenaga outsourcing harus memulai mendaftar dari awal atau melamar ke perusahaan penyedia jasa tenaga outourcing yang lain. Didalam melaksanakan pekerjaanya tenaga outsourcing tidak lepas dari resiko kecelakaan kerja yang mengancam keselamatan tenaga outsourcing. Kecelakaan kerja dapat terjadi karena banyak faktor yakni (1) faktor teknis yang meliputi (tempat kerja, kondisi peralatan, bahan-bahan dan peralatan yang bergerak, transportasi, alat), (2) faktor non teknis, (3) faktor alam. Perlindungan hukum tenaga kerja bertujuan untuk menjamin berlangsungnya sistem hubungan kerja secara harmonis tanpa disertai adanya tekanan yang kuat terhadap pihak yang lemah. Pengertian perlindungan hukum sendiri yakni perlindungan yang diberikan dalam lingkungan kerja itu sendiri, denan jalan memberikan tuntutan, maupun dengan cara meningkatkan pengakuan hak-hak asasi 6 Ari Fitri.M.L, Op.Cit., hal. 5.

7 manusia, perlindungan fisik dan teknis serta sosial dan ekonomi melalui norma yang berlaku. 7 Perusahaan penyedia jasa outsourcing sangat bermanfaat, karena menyerap banyak tenaga kerja. Perusahaan penyedia jasa outsourcing salah satunya yakni Koperasi Maju Bersama yang berada di Desa Wangen. Koperasi Maju Bersama bekerjasama dengan beberapa perusahaan yang membutuhkan tenaga kerja outsourcing untuk kegiatan penunjang seperti tenaga bongkar muat barang pabrik. Tenaga kerja outsourcing sendiri tidak lepas dari adanya resiko kecelakaan kerja yang terjadi dalam hubungan kerja, dan penyakit yang disebabkan oleh lingkungan kerja. Untuk menanggulanginya, maka diperlukan adanya suatu perlindungan hukum bagi tenaga kerja outsourcing. Kesehatan dan keselamatan tenaga kerja outsourcing merupakan tanggung jawab perusahaan penyedia tenaga kerja outsourcing. Sehingga hal inilah yang membuat penulis tertarik dalam mengkaji kasus ini lebih lanjut terkait perlindungan hukum yang diberikan Koperasi Maju Bersama terhadap tenaga kerja outsourcing. F. Metode Penelitian 1. Metode Pendekatan Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan yuridis empiris yakni penelitian dengan berusaha memecahkan masalah dengan mengadakan penelitian secara langsung di lapangan. Penelitian ini mengacu pada peraturan perundang-undangan untuk 7 Abdul R. Saliman, 2010, Hukum Bisnis untuk Perusahaan: Teori dan Contoh Kasus, Jakarta: Kencana, hal. 270.

8 kemudian diteliti mengenai penerapan atau implementasi di lapangan, dalam hal ini terkait dengan peran Koperasi Maju Bersama terhadap perlindungan hukum tenaga kerja outsourcing. 2. Jenis penelitian Jenis penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian diskriptif merupakan penelitian yang merupakan prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau menuliskan keadaan subyek atau obyek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta yang tampak. 8 Sehingga akan dideskripsikan secara rinci dan mendalam mengenai kondisi sebenarnya yang terjadi atau nampak di lapangan untuk kemudian diperoleh analisa dan fakta secara cermat, teliti, dan jelas tentang peran Koperasi Maju Bersama terhadap perlindungan hukum tenaga kerja outsourcing 3. Lokasi Penelitian Dalam penelitian ini penulis mengambil lokasi di Koperasi Maju Bersama. Pengambilan lokasi ini dengan pertimbangan bahwa sumber data lokasi terebut tepat dengan penelitian yang akan dikaji berkaitan dengan peran Koperasi Maju Bersama terhadap perlindungan hukum tenaga kerja outsourcing 4. Jenis Data 8 Soerjono & Abdul Rahman, 2003, MetodePenelitian Hukum, Jakarta: Rineka Cipta, hal.23.

9 Data yang akan disajikan dari sumber-sumber data yang meliputi data primer dan data sekunder. Adapun penjelasannya sebagai berikut : a. Data Primer Yaitu data yang diperoleh berupa fakta atau keterangan hasil penelitian secara langsung dilokasi penelitian dan hasil wawancara dengan narasumber yang mengelola Koperasi Maju Bersama, meliputi Direktur Koperasi Maju Bersama, Manajer Opersional Koperasi Maju Bersama, maupun tenaga kerja outsourcing dari Koperasi Maju Bersama itu sendiri. b. Data Sekunder Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berupa bahan-bahan hukum yang terdiri dari bahan hukum primer, yaitu bahan hukum yang bersifat mengikat dan bahan hukum sekunder. 9 Bahan hukum primer merupakan bahan hukum yang bersifat autoritatif yaitu norma, kaidah dasar, dan peraturan perundang-undangan. Dalam penelitian ini, bahan hukum primer yang digunakan adalah Undang-Undang No.13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaaan, KEPMENAKERTRANS No. KEP.101/MEN/VI/2004 tentang Tata Cara Perijinaan Perusahaan Penyedia Jasa Pekerja/Buruh, KEPMENAKETRANS No.KEP/220/MEN/X/2004 tentang Syarat-Syarat Penyerahan Sebagian Pelaksanaan Pekerjaan 9 Khudzaifah Dimyati & Kelik Wardiono, 2015, Metode Penelitian Hukum (Buku Pegangan Kuliah), Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta, hal.8

10 Kepada Perusahaan Lain, Undang-Undang No. 40 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional. Sedangkan badan hukum sekunder berupa semua publikasi tentang hukum yang bukan merupakan dokumen resmi 10, yang memberikan penjelasan terhadap bahan hukum sekunder berupa literatur, buku maupun jurnal yang berkaitan dengan perlindungan hukum tenaga kerja outsourcing. 5. Metode Pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan metode studi kepustakaan adalah dengan merujuk kepada bahan-bahan yang didokumentasikan, sedangkan alat yang dipergunakan adalah studi dokumen, yaitu studi dengan cara mempelajari data baik berupa buku, laporan hasil penelitian, makalah seminar, tulisan para ahli, dan semua peraturan yang berkaaitan dengan materi penelitian. 11 Selain itu juga dengan studi lapangan yang dilakukan secara langsung dilokasi penelitian. Studi lapangan dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara dengan tenaga kerja outsourcing dari Koperasi Maju Bersama. 10 Ayu Putriyanti, Kajian Undang-Undang Administrasi Pemerintahan dalam Kaitan dengan Pengadilan Tata Usaha Negara, dalam Jurnal Pendecta, Desember, 2015, http://journal.unnes.ac.id, diunduh 5 Juli 2017, pukul 17: 00. 11 Ari Hermawan & Murti Pramuwardhani Dewi, Pemberangusan Serikat di Daerah Istimewa Yogyakarta, Jurnal Hukum Yustisia, Mei- Agustus 2013,https://jurnal.uns.ac.id/yustisia/ article/ view/10178, diunduh 28 November 2017, pukul : 11:00.

11 6. Metode Analisis Data Analisa data akan dilakukan secara kualitatif yang berupa data dalam bentuk kata-kata atau kalimat. Metode analisis data dilakukan dengan menggunakan logika deduktif, untuk menarik kesimpulan dari hal yang bersifat umum menjadi kasus yang bersifat khusus atau individual. 12 Proses analisis data yang diperoleh dari penelitian lapangan dan studi kepustakaan selanjutnya dianalisis secara kualitatif. Hasil analisis kemudian disajikan secara deskriptif, untuk disusun sebagai kesimpulan dalam menjawab permasalahan terkait perlindungan hukum dari Koperasi Maju Bersama terhadap tenaga kerja outsourcing G. Sistematika Penulisan Hasil penelitian ini akan disusun dalam format empat bab untuk mendapatkan gambaran secara menyeluruh mengenai apa yang akan penulis uraikan dalam penelitian ini. Adapun sistematika penulisan adalah sebagai berikut : BAB I berisi tentang pendahuluan terdiri dari uraian tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka pemikiran, metode penelitian, dan sistematika skripsi. BAB II berisi tentang tinjauan pustaka, dalam bab ini penulis akan menguraikan mengenai ketentuan-ketentuan tentang tinjauan umum perlindungan hukum,tinjauan umum perjanjian, bentuk dan jenis 12 Jhony Ibrahim, 2006, Teori dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif, Banyumedia Publishing, hal.242. Malang:

12 perjanjian kerja pada umumnya dan ketentuan-ketentuan penyedia jasa tenaga kerja yang meliputi pengertian outsourcing, pelaksanaan outsourcing, dan peran penyedia jasa outsourcing dalam pemberian perlindungan hukum terhadap tenaga kerja outsourcingnya. BAB III berisi tentang uraian-uraian pembahasan tentang hasil penelitian yang dapat berguna dalam menjawab rumusan masalah. Sehingga dapat menjawab masalah-masalah sebagai berikut : 1. Perlindungan hukum yang diberikan Koperasi Maju Bersama terhadap tenaga kerja outsourcing 2. Kesesuaian perlindungan hukum yang diberikan oleh Koperasi Maju Bersama dengan Peraturan Perundang-undangan BAB IV berisi tentang penutup yang terdiri atas kesimpulan dan saran terhadap permasalahan pemberian Perlindungan Hukum yang diberikan Koperasi Maju Bersama terhadap tenaga kerja outsourcingnya. DAFTAR PUSTAKA