PENGARUH PENGGUNAAN MINYAK PELUMAS BEKAS PADA BETON ASPAL YANG TERENDAM AIR HUJAN. Laporan Tugas Akhir. Universitas Atma Jaya Yogyakarta.

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH PENAMBAHAN KARET PADA ASPAL BETON YANG TERENDAM AIR LAUT

KOLABORASI LIMBAH STYROFOAM DAN MINYAK PELUMAS BEKAS SEBAGAI BAHAN TAMBAH PADA BETON ASPAL

POLYPROPYLENE SEBAGAI BAHAN TAMBAH PADA CAMPURAN ASPAL BETON (LASTON)

PENGARUH PENGGUNAAN STYROFOAM SEBAGAI BAHAN TAMBAH TERHADAP KARAKTERISTIK BETON ASPAL

PENGARUH PENGGUNAAN LIMBAH BOTOL PLASTIK SEBAGAI BAHAN TAMBAH (ADDITIVE) TERHADAP KARAKTERISTIK BETON ASPAL

KARAKTERISTIK MARSHALL DENGAN BAHAN TAMBAHAN LIMBAH PLASTIK PADA CAMPURAN SPLIT MASTIC ASPHALT (SMA)

PENGARUH KOMBINASI SEKAM PADI DAN SEMEN SEBAGAI FILLER TERHADAP KARAKTERISTIK MARSHALL CAMPURAN LAPIS ASPAL BETON

PENGARUH SAMPAH PLASTIK SEBAGAI BAHAN TAMBAH TERHADAP KARAKTERISTIK MARSHALL

PENGARUH PENGGUNAAN ABU VULKANIK GUNUNG KELUD SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT HALUS PADA CAMPURAN ASPAL BETON

PENGARUH PENAMBAHAN LIMBAH PLASTIK SEBAGAI BAHAN TAMBAH PADA BETON ASPAL AC-WC DENGAN FILLER GYPSUM

PENGARUH PENAMBAHAN LATEKS PEKAT PADA CAMPURAN ASPAL BETON

BAB I PENDAHULUAN. menjadi prioritas utama pemerintah pada saat ini. Meningkatnya prasarana

PENGGUNAAN PLASTIK POLIPROPILENA SEBAGAI BAHAN TAMBAH PADA CAMPURAN LASTON AC-WC

PENGARUH PENGGUNAAN MINYAK PELUMAS BEKAS PADA BETON ASPAL YANG TERENDAM AIR LAUT DAN AIR HUJAN

PENGARUH VARIASI TEMPERATUR PADA PROSES PEMADATAN TERHADAP CAMPURAN ASPAL BETON. Oleh : HIZKIA HENDRI KADARWANTO NPM.

BAB III LANDASAN TEORI

PENGARUH PENAMBAHAN KARET SOL PADA BETON ASPAL YANG TERENDAM AIR LAUT (204M)

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan untuk menunjang dan menggerakkan bidang bidang kehidupan

ANTHONY FERNANDUS WIJAYA

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

PENGARUH PENAMBAHAN KARET BAN-DALAM BEKAS SEBAGAI BAHAN TAMBAH TERHADAP SIFAT MARSHALL HRA ( HOT ROLLED ASPHALT )

BAB I PENDAHULUAN. disektor ekonomi, sosial budaya, politik, industri, pertahanan dan keamanan.

TUGAS AKHIR KARAKTERISTIK LABORATORIUM CAMPURAN AC-BC METODA WARM MIX DENGAN ASBUTON DAN FILLER ZEOLIT

BAB III LANDASAN TEORI

PEMANFAATAN ABU VULKANIK GUNUNG KELUD PADA CAMPURAN ASPAL BETON

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Yogyakarta dapat disimpulkan sebagai berikut : meningkat dan menurun terlihat jelas.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Jalan merupakan prasarana transportasi darat yang memiliki peranan yang

2.4 Daur Ulang Lapis Keras Aspal (Asphalt Pavement Recycling) 6

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERSETUJUAN HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL

DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR NTISARI BAB I PENDAHULUAN 1

Pengaruh Plastik Polyethylene Perephtalate Pada HRS-WC

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Jalan merupakan unsur penting dalam kehidupan manusia. Jalan

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. dengan variasi sekam padi dan semen sebagai filler, dapat disimpulkan sebagai

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

PENGARUH POLYPROPYLENE TERHADAP STABILITAS DAN NILAI MARSHALL LASTON (205)

PERBANDINGAN PENGARUH PENGGANTIAN AGREGAT KASAR No. 1/2 dan No. 3/8 TERHADAP PARAMETER MARSHALL PADA CAMPURAN HRS-WC 1 Farid Yusuf Setyawan 2

BAB III DESAIN DAN METODE PENELITIAN

3.1 Lataston atau Hot Rolled Sheet

Islam Indonesia, maka dapat diketahui nilai-nilai yang berpengaruh terhadap

PENGGUNAAN METODE CAKAR AYAM MODIFIKASI SEBAGAI SOLUSI PEMBANGUNAN JALAN DI ATAS TANAH EKSPANSIF

BAB III LANDASAN TEORI

BAB IV Metode Penelitian METODE PENELITIAN. A. Bagan Alir Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Jalan sebagai prasarana transportasi adalah salah satu faktor yang sangat

3. pasir pantai (Pantai Teluk Penyu Cilacap Jawa Tengah), di Laboratorium Jalan Raya Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Islam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di zaman yang berkembang seperti saat ini pembangunan sarana

PENGARUH GRADASI AGREGAT TERHADAP PERILAKU CAMPURAN BETON ASPAL

PENGARUH GRADASI AGREGAT TERHADAP PERILAKU CAMPURAN BETON ASPAL

PENGARUH LIMBAH BAJA ( STEEL SLAG ) SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT KASAR NO. ½ DAN NO.8 PADA CAMPURAN HRS-WC TERHADAP KARAKTERISTIK MARSHALL 1

PENGARUH PENGGUNAAN STEEL SLAG

BAB I PENDAHULUAN. dalam penunjang aktivitas di segala bidang. Berbagai aktivitas seperti

PENGARUH PENAMBAHAN MINYAK PELUMAS BEKAS DAN STYROFOAM PADA BETON ASPAL

BAB III LANDASAN TEORI. keras lentur bergradasi timpang yang pertama kali dikembangkan di Inggris. Hot

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia sehari-hari, selain itu jalan juga memegang peranan penting

KARAKTERISTIK MARSHALL ASPHALT CONCRETE-BINDER COURSE (AC-BC) DENGAN MENGGUNAKAN LIMBAH BETON SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN AGREGAT KASAR

OPTIMASI KADAR ASPAL BETON AC 60/70 TERHADAP KARAKTERISTIK MARSHALL PADA LALU LINTAS BERAT MENGGUNAKAN MATERIAL LOKAL BANTAK PROYEK AKHIR

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN. HALAMAN PERSEMBAHAN " iv. KATA PENGANTAR '" vi Daftar Isi *"* Daftar Tabel Daftar Gambar

PENGARUH PENGGUNAAN COPPER SLAG PADA BETON ASPAL

I. PENDAHULUAN. diperkirakan km. Pembangunan tersebut dilakukan dengan kerja paksa

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Pada campuran beton aspal dengan penambahan plastik, karakteristik

Penelitian ini menggunakan tiga macam variasi jumlah tumbukan dan

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil penelitian mengenai penggunaan Low Density Poly Ethylene

Pada pengujian ini agregat berasal dari Clereng, Kulon Progo hasil dari mesin pemecah batu (Stone Crusher) PT. Perwita Karya, Piyungan, Yogyakarta.

BAB IV HASIL DAN ANALISA DATA. penetrasi, uji titik nyala, berat jenis, daktilitas dan titik lembek. Tabel 4.1 Hasil uji berat jenis Aspal pen 60/70

TUGAS AKHIR KARAKTERISTIK CAMPURAN HOT MIX ASPAL UNTUK LAPISAN PERMUKAAN AC-WC DENGAN STANDAR KEPADATAN MUTLAK

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

konstruksi lapisan perkerasan dimaksudkan agar tegangan yang terjadi sebagai

ANALISA LENDUTAN DAN MODEL RETAK LAPIS PERKERASAN AC- WC DAUR ULANG YANG DIPERKUAT GEOGRID PRA-TEGANG. Tugas Akhir

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI. Gambar 3.1.a. Bagan Alir Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melebihi daya dukung tanah yang diijinkan (Sukirman, 1992).

STUDI PENGARUH WAKTU CURING TERHADAP PARAMETER MARSHALL CAMPURAN AC - WC FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG

PEMANFAATAN ASPAL STARBIT E-55 UNTUK MENAHAN PENURUNAN KINERJA AKIBAT RENDAMAN AIR HUJAN PADA CAMPURAN SPLIT MASTIC ASPHALT

ANALISA UJI KUAT TEKAN AGREGAT HALUS PASIR BESI TULUNGAGUNG PADA CAMPURAN ASPAL DENGAN MENGGUNAKAN MARSHALL TEST TUGAS AKHIR

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan kebutuhan pokok dalam kegiatan masyarakat sehari-hari. Kegiatan

ANALISIS KARAKTERISTIK LAPISAN CAMPURAN ASPAL BETON DITINJAU DARI ASPEK PROPERTIES MARSHALL TUGAS AKHIR

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

PENGARUH PERENDAMAN BERKALA PRODUK MINYAK BUMI TERHADAP DURABILITAS CAMPURAN BETON ASPAL

KINERJA CAMPURAN SPLIT MASTIC ASPHALT SEBAGAI LAPISAN WEARING COURSE (WC)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Gambar 4.1. Bagan Alir Penelitian

PENGGUNAAN SPEN KATALIS PADA CAMPURAN ASPHALT CONCRTE-WEARING COURSE ABSTRAK

PENGARUH PENGGUNAAN LIMBAH SERBUK BESI TERHADAP CAMPURAN ASPAL PANAS JENIS AC-WC

BAB III LANDASAN TEORI

sampai ke tanah dasar, sehingga beban pada tanah dasar tidak melebihi daya

ANALISA BAHAN TAMBAHAN SERAT POLYPROPYLENE ( FIBER PLASTIC BENESER ) PADA CAMPURAN ASPAL BETON TUGAS AKHIR

BAB 1 PENDAHULUAN. ini pemerintah DKI Jakarta mencoba mengeluarkan salah satu solusi yaitu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini perkembangan dan pertumbuhan penduduk sangat pesat.

PENGARUH STYROFOAM TERHADAP STABILITAS DAN NILAI MARHALL BETON ASPAL

BAB V METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini dilakukan serangkaian pengujian yang meliputi :

DAFTAR PUSTAKA. Abdullah.(1998):Pemanfaatan Asbuton untuk Lasbutag dan Latasbusir, Direktorat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang terletak pada lapis paling atas dari bahan jalan dan terbuat dari bahan khusus

BAB III LANDASAN TEORI

HASIL DAN PEMBAHASAN

EVALUASI KINERJA ANGKUTAN UMUM PERKOTAAN PADA JALUR B2 DI KOTA PURWOKERTO

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Bagan Alir Penelitian. Mulai. Studi Pustaka. Persiapan Alat dan Bahan. Pengujian Bahan

TINGKAT KEMUDAHAN MEMENUHI SPESIFIKASI PADA BERBAGAI JENIS CAMPURAN PANAS ASPAL AGREGAT.

ANALISIS ITS (INDIRECT TENSILE STRENGTH) CAMPURAN AC (ASPHALT CONCRETE) YANG DIPADATKAN DENGAN APRS (ALAT PEMADAT ROLLER SLAB) Naskah Publikasi

BAB III LANDASAN TEORI

Transkripsi:

PENGARUH PENGGUNAAN MINYAK PELUMAS BEKAS PADA BETON ASPAL YANG TERENDAM AIR HUJAN Laporan Tugas Akhir Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta Oleh: ADITYO WAHYU WERDORO SUNU NPM. : 07 02 12863 PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA YOGYAKARTA, Juli 2011

KATA HANTAR Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat, rahmat serta bimbingan-nya atas terselesaikannya Laporan Tugas Akhir dengan judul : PENGARUH PENGGUNAAN MINYAK PELUMAS BEKAS PADA BETON ASPAL YANG TERENDAM AIR HUJAN. Adapun maksud dari penyusunan tugas akhir ini adalah untuk memenuhi persyaratan akademis guna memperoleh kesarjanaan strata satu (S-1) pada Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Selesainya penelitian dan penyusunan tugas akhir ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan serta arahan dan bimbingan dari banyak pihak kepada penulis. Bersama ini, dengan segala kerendahan hati penulis ucapkan terima kasih kepada: 1. Dr. Ir. AM. Ade Lisantono, M.Eng. selaku Dekan Fakultas Teknik, Universitas Atma Jaya Yogakarta. 2. Ir. Junaedi Utomo, M.Eng. selaku Ketua Program Studi Teknik Sipil, Universitas Negeri Yogyakarta. 3. Ir. JF. Soandrijanie Linggo, MT. selaku Dosen Pembimbing I, atas segala bimbingan, arahan, bantuan, dukungan, pengertian, dan ketulusannya pada saat membimbing penulis dalam penyusunan laporan tugas akhir ini, juga sebagai mentor dan ibu untuk berdiskusi tentang banyak hal dengan penulis. 4. Benidiktus Susanto, ST.,MT. selaku Dosen Pembimbing II, atas segala bimbingan dan arahan serta dukungan kepada penulis. 5. Ir. JF. Soandrijanie Linggo, MT. selaku Koordinator TGA Transportasi dan Kepala Laboratorium Transportasi Fakultas Teknik, Universitas Atma Jaya Yogyakarta. 6. Seluruh Dosen Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Atma Jaya Yogyakarta atas segala didikan, bimbingan dan pengarahannya selama belajar di UAJY. 7. Mas Beny Antana, yang selalu siap membantu selama melakukan penelitian di laboratorium.

8. PT. Perwita Karya atas segala bantuan pengadaan bahan penelitian. 9. Babe dan Mama, yang dengan tulus mendoakan, memberi semangat, membiayai dan mendukung setiap proses pendidikanku. 10. Adikku Arum yang telah memberikan dukungan setiap hari. 11. Seluruh keluarga besar Soemarsoen Jojomardiraharjan yang telah mendukung dan menyemangati ku. 12. Yustinus Anang dan Dimas Raditya teman senasib seperjuangan di dalam penyelesaian penelitian, atas segala dukungan, bantuan, semangat dan kerjasamanya. 13. Cocot, Abud, Leo, Domi, Lisa, Heru, Marthin, Krisna, Dytha, Leo yang telah membantu pelaksanaan penelitian di Laboratorium. 14. Robby, Jaya, Tami, Puspus, Alfa, Nerissa, Felix, Adi, Nadia, Acil, Nuel, Ukay yang selalu mendukung dan menyemangati. 15. Teman-teman UAJY angkatan 2007, yang kompak selalu. 16. Serta semua pihak yang telah membantu, memudahkan dan memperlancar tugas akhir ini yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu. Penulis menyadari bahwa penulisan Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna perbaikan TGA ini. Yogyakarta, Juli 2011 Penulis Adityo Wahyu Werdoro Sunu 12863 / TS

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN... LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... KATA HANTAR... DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... INTISARI... Bab I Pendahuluan.. 1.1 Latar Belakang Masalah.. 1.2 Rumusan Masalah... 1.3 Batasan Masalah...... 1.4 Keaslian Tugas Akhir..... 1.5 Tujuan Penelitian...... 1.6 Manfaat Penelititan..... 1.7 Hipotesis..... Bab II Tinjauan Pustaka... 2.1 Perkerasan Jalan.... 2.1.1 Konstruksi perkerasan lentur (flexible pavement) 2.1.2 Konstruksi perkerasan kaku (rigid pavement) 2.1.3 Konstruksi perkerasan komposit (composite pavement) 2.2 Bahan Penyusun Aspal Beton... 2.2.1 Agregat... 2.2.2 Aspal... 2.2.3 Filler... 2.3 Bahan Pengganti.... 2.4 Kerusakan Lapisan perkerasan Jalan 2.5 Sifat-sifat Marshall. 2.5.1 Stabilitas.. 2.5.2 Kelelehan (flow).. 2.5.3 Kepadatan (Density).... 2.5.4 Void Filled With Asphalt (VFWA)..... 2.5.5 Void In The Mix (VITM)... 2.5.6 Marshall Quotient... Bab III Landasan Teori. 3.1 Beton Aspal... 3.2 Bahan Penyusun Beton Aspal dengan Minyak Pelumas Bekas... i ii iii iv v vii x xii xiii xiv 1 1 3 3 4 5 5 5 6 6 6 10 10 10 10 11 12 12 13 15 15 15 16 16 16 17 18 18 21 vii

3.2.1 Agregat...... 3.2.2 Aspal.... 3.2.3 Bahan pengisi (filler).... 3.2.4 Minyak pelumas bekas.... 3.3 Air Hujan Dan Pengaruhnya Pada Perkerasan Jalan... 3.3.1 Air hujan......... 3.3.2 Pengaruhnya pada perkerasan..... 3.4 Pengujian Marshall... 3.4.1 Stabilitas... 3.4.2 Kelelehan (flow)... 3.4.3 Kepadatan (Density).... 3.4.4 Void Filled With Asphalt (VFWA)...... 3.4.5 Void In The Mix (VITM).... 3.4.6 Marshall Quotient... Bab IV Metodologi Penelitian... 4.1 Metodologi Penelitian... 4.2 Persiapan Bahan dan Peralatan..... 4.2.1 Bahan....... 4.1.2 Peralatan..... 4.3 Pemeriksaan Bahan..... 4.3.1 Pemeriksaan aspal...... 4.3.2 Pemeriksaan agregat...... 4.4 Pembuatan Benda Uji.... 4.4.1 Pembuatan benda uji...... 4.4.2 Pembuatan benda uji pembanding...... 4.5 Pengujian Marshall... 4.6 Bagan Alir Penelitian..... Bab V Hasil Penelitian dan Pembahasan 5.1 Hasil Penelitian... 5.1.1 Hasil pemeriksaan agregat..... 5.1.2 Hasil pemeriksaan aspal....... 5.1.3 Hasil pemeriksaan campuran....... 5.2 Analisis dan Pembahasan........ 5.2.1 Pengaruh penggunaan minyak pelumas bekas sebagai pengganti aspal terhadap density campuran beton aspal yang terendam air hujan... 5.2.2 Pengaruh penggunaan minyak pelumas bekas sebagai pengganti aspal terhadap VITM campuran beton aspal yang terendam air hujan... 5.2.3 Pengaruh penggunaan minyak pelumas bekas sebagai pengganti aspal terhadap VFWA campuran beton aspal yang terendam air hujan... 21 23 24 24 25 25 25 26 26 28 28 28 29 29 30 30 30 30 31 33 33 42 51 52 53 54 55 56 56 56 57 61 61 63 65 viii

5.2.4 Pengaruh penggunaan minyak pelumas bekas sebagai pengganti aspal terhadap stabilitas campuran beton aspal yang terendam air hujan... 5.2.5 Pengaruh penggunaan minyak pelumas bekas sebagai pengganti aspal terhadap flow campuran beton aspal yang terendam air hujan... 5.2.6 Pengaruh penggunaan minyak pelumas bekas sebagai pengganti aspal terhadap QM campuran beton aspal yang terendam air hujan... 5.2.7 Pengaruh penambahan minyak pelumas bekas terhadap karakteristik Marshall... 5.3 Penentuan Kadar Minyak Pelumas Bekas Optimum... Bab VI Pendahuluan..... 6.1 Kesimpulan..... 6.2 Saran..... DAFTAR PUSTAKA.. LAMPIRAN... 67 69 71 73 74 79 79 81 82 84 ix

DAFTAR TABEL Tabel 3.1. Persyaratan Campuran Lapis Aspal Beton. Tabel 3.2. Spesifikasi Agregat Kasar... Tabel 3.3. Spesifikasi Agregat Halus... Tabel 3.4. Batas-Batas Gradasi Menerus Agregat Campuran. Tabel 3.5. Persyaratan Aspal Keras. Tabel 3.6. Angka Kalibrasi Alat.. Tabel 3.7. Angka Koreksi Tebal Benda Uji Tabel 4.1. Benda Uji... Tabel 5.1. Persyaratan dan Hasil Pemeriksaan Agregat Kasar. Tabel 5.2. Persyaratan dan Hasil Pemeriksaan Agregat Halus. Tabel 5.3. Persyaratan dan Hasil Pemeriksaan Aspal.. Tabel 5.4. Hasil Pemeriksaan Awal. Tabel 5.5. Kadar Aspal Optimum Tanpa Penggunaan Minyak Pelumas Bekas... Tabel 5.6. Kadar Aspal Optimum Tanpa Penggunaan Minyak Pelumas Bekas 5% dari Kadar Aspal... Tabel 5.7. Kadar Aspal Optimum Tanpa Penggunaan Minyak Pelumas Bekas7,5% dari Kadar Aspal... Tabel 5.8. Kadar Aspal Optimum Tanpa Penggunaan Minyak Pelumas Bekas 10% dari Kadar Aspal... Tabel 5.9. Hasil Pengujian Karakteristik Marshall... Tabel 5.10. Hasil Penelitian density... Tabel 5.11. Hasil Penelitian VITM...... Tabel 5.12. Hasil Penelititan VFWA.... Tabel 5.13. Hasil Penelitian Stabilitas... Tabel 5.14. Hasil Penelitian flow... Tabel 5.15. Hasil Penelitian QM Tabel 5.16. Kadar Minyak Pelumas Bekas Optimum Pada Perendaman Air Hujan Selama 12 jam... Tabel 5.17. Kadar Minyak Pelumas Bekas Optimum Pada Perendaman Air Hujan Selama 24 jam... Tabel 5.18. Kadar Minyak Pelumas Bekas Optimum Pada Perendaman Air Hujan Selama 36 jam... Tabel 5.19. Kadar Minyak Pelumas Bekas Optimum Pada Perendaman Air Hujan Selama 48 jam... Tabel 5.20. Kadar Minyak Pelumas Bekas Optimum Pada Perendaman Air Hujan Selama 60 jam... 21 21 22 22 23 26 27 52 56 56 57 57 58 59 59 59 60 61 63 65 68 70 72 75 75 75 76 76 x

Tabel 5.21. Kadar Minyak Pelumas Bekas Optimum Pada Perendaman Air Hujan Selama 72 jam... Tabel 5.22. Umur Ketahanan Perkerasan Terhadap Perendaman Air Hujan Dengan Penggunaan Kadar Minyak Pelumas Bekas 5% Dari Kadar Aspal... Tabel 5.23. Umur Ketahanan Perkerasan Terhadap Perendaman Air Hujan Dengan Penggunaan Kadar Minyak Pelumas Bekas 7,5% Dari Kadar Aspal... Tabel 5.24.Umur Ketahanan Perkerasan Terhadap Perendaman Air Hujan Dengan Penggunaan Kadar Minyak Pelumas Bekas 10% Dari Kadar Aspal... 76 77 77 77 xi

DAFTAR GAMBAR Gambar 4.1. Alat Penetrasi... Gambar 4.2. Cetakan Daktilitas.... Gambar 4.3. Tabung Sand Equivalent... Gambar 4.4. Bola Baja... Gambar 4.5. Bagan Alir Penggunaan Minyak Pelumas Bekas pada Beton Aspal yang Terendam Air Hujan... Gambar 5.1. Grafik Hubungan Penggunaan Minyak Pelumas Bekas sebagai pengganti aspal pada Berbagai Rentang Waktu Perendaman dengan Density... Gambar 5.2. Grafik Hubungan Lama Perendaman pada Berbagai Variasi Penggunaan Minyak Pelumas Bekas Sebagai Pengganti Aspal dengan Density... Gambar 5.3. Grafik Hubungan Penggunaan Minyak Pelumas Bekas Sebagai Pengganti Aspal pada Berbagai Rentang Waktu Gambar 5.4. Perendaman dengan VITM... Grafik Hubungan Lama Perendaman pada Berbagai Variasi Penggunaan Minyak Pelumas Bekas Sebagai Pengganti Aspal dengan VITM... Gambar 5.5. Grafik Hubungan Penggunaan Minyak Pelumas Bekas Sebagai Pengganti Aspal pada Berbagai Rentang Waktu Perendaman dengan VFWA... Gambar 5.6. Grafik Hubungan Lama Perendaman pada Berbagai Variasi Penggunaan Minyak Pelumas Bekas Sebagai Pengganti Aspal dengan VFWA... Gambar 5.7. Grafik Hubungan Penggunaan Minyak Pelumas Bekas Sebagai Pengganti Aspal pada Berbagai Rentang Waktu Perendaman dengan Stabilitas... Gambar 5.8. Grafik Hubungan Lama Perendaman pada Berbagai Variasi Penggunaan Minyak Pelumas Bekas Sebagai Pengganti Aspal dengan Stabilitas... Gambar 5.9. Grafik Hubungan Penggunaan Minyak Pelumas Bekas Sebagai Pengganti Aspal pada Berbagai Rentang Waktu Perendaman dengan Flow... Gambar 5.10. Grafik Hubungan Lama Perendaman pada Berbagai Variasi Penggunaan Minyak Pelumas Bekas Sebagai Pengganti Aspal dengan Flow... Gambar 5.11. Grafik Hubungan Penggunaan Minyak Pelumas Bekas Sebagai Pengganti Aspal pada Berbagai Rentang Waktu Perendaman dengan QM... Gambar 5.12. Grafik Hubungan Lama Perendaman pada Berbagai Variasi Penggunaan Minyak Pelumas Bekas Sebagai Pengganti Aspal dengan QM... 35 39 47 49 55 62 62 64 64 66 66 68 68 70 70 72 72 xii

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Foto Foto Pembuatan Briket Aspal... Lampiran 2. Foto Foto Tes Marshall... Lampiran 3. Pemeriksaan Penetrasi Aspal.. Lampiran 4. Pemeriksaan Kehilangan Berat Aspal. Lampiran 5. Pemeriksaan Kelarutan Aspal Terhadap CCL 4.. Lampiran 6. Pemeriksaan Daktilitas Lampiran 7. Pemeriksaan Titik Nyala dan Titik Bakar Aspal Lampiran 8. Pemeriksaan Titik Lembek Aspal... Lampiran 9. Pemeriksaan Berat Jenis Aspal... Lampiran 10.Pemeriksaan Sand Equivalent.. Lampiran 11.Pemeriksaan Soundness.. Lampiran 12.Pemeriksaan Abrasi dengan LAA.. Lampiran 13.Pemeriksaan Berat Jenis Agregat Kasar. Lampiran 14.Pemeriksaan Berat Jenis Agregat Halus. Lampiran 15.Pemeriksaan Kelekatan Agregat Terhadap Aspal.. Lampiran 16.Pemeriksaan Penetrasi Aspal + MPB... Lampiran 17.Lembar Kalibrasi Proving Ring.. Lampiran 18.Tabel Angka Korelasi. Lampiran 19.Pemeriksaan Marshall campuran beton aspal yang direndam selama 12 jam Lampiran 20.Pemeriksaan Marshall campuran beton aspal yang direndam selama 24 jam Lampiran 21.Pemeriksaan Marshall campuran beton aspal yang direndam selama 36 jam Lampiran 22.Pemeriksaan Marshall campuran beton aspal yang direndam selama 48 jam Lampiran 22.Pemeriksaan Marshall campuran beton aspal yang direndam selama 60 jam Lampiran 23.Pemeriksaan Marshall campuran beton aspal yang direndam selama 72 jam 84 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 xiii

INTISARI PENGARUH PENGGUNAAN MINYAK PELUMAS BEKAS PADA BETON ASPAL YANG TERENDAM AIR HUJAN, Adityo Wahyu Werdoro Sunu, No. Mhs: 07 02 12863 tahun 2011, PKS Teknik Sipil Transportasi, Program Studi Teknik Sipil, Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Kebutuhan akan prasarana transportasi khususnya jalan raya di Indonesia pada saat ini terus meningkat sehingga prasarana transportasi khususnya jalan menjadi prioritas utama pemerintah pada saat ini. Meningkatnya prasarana transportasi khususnya jalan raya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang sangat membutuhkan prasarana jalan raya untuk melakukan aktifitasnya sehari-hari. Melihat kondisi saat ini khususnya pada musim penghujan, sering kali terjadi banjir yang merendam banyak ruas jalan raya. Masalah banjir ini biasanya dikarenakan karena intensitas curah hujan yang tinggi dengan saluran drainase yang tidak dapat menampung seluruh air hujan yang ada sehingga air hujan meluap dan menggenangi jalan raya. Hal ini dapat mengakibatkan perkerasan jalan terutama pada daya ikat aspal menjadi berkurang dikarenakan aspal terendam air hujan secara terus menerus. Minyak pelumas bekas adalah limbah yang mengandung logam berat dari bensin atau mesin bermotor. Proses pengolahan minyak pelumas bekas salah satunya adalah dengan cara dibakar hingga suhu 250 derajat celcius untuk menghilangkan air dan bahan bakar yang terdapat pada minyak pelumas bekas tersebut. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui sifat-sifat campuran beton aspal yang terendam air hujan serta mengamati dan mengetahui pengaruh minyak pelumas bekas terhadap campuran lapis aspal beton (Laston) yang telah terendam air hujan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen, yaitu metode yang dilakukan dengan mengadakan kegiatan percobaan untuk mendapatkan data. Variasi kadar minyak pelumas bekas yang digunakan adalah 5%, 7,5%, dan 10% dari kadar aspal. Variasi lama perendaman adalah 12 jam, 24 jam, 36 jam, 48 jam, 60 jam, dan 72 jam. Dari hasil penelitian diperoleh hasil bahwa semakin lama campuran beton aspal direndam dalam air hujan, maka nilai Karakteristik Marshall density, VFWA, stabilitas dan QM cenderung menurun, sedangkan VITM dan flow meningkat. Dengan penggunaan minyak pelumas bekas sebagai pengganti aspal membuat nilai density, VFWA, stabilitas dan QM semakin menurun pula, sedangkan nilai VITM, dan flow cenderung meningkat. Berdasarkan spesifikasi SKBI-2.4.26.1987, didapatkan kadar aspal dengan penggunaan minyak pelumas bekas optimum yang mampu menahan kerusakan akibat air hujan selama 48 jam yaitu kadar aspal 5% dengan penggunaan minyak pelumas bekas 6,25% dari kadar aspal. Kata kunci : Air Hujan, Laston, Marshall, Minyak Pelumas Bekas. xiv