BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa kanak-kanak adalah masa penting yang menentukan perkembangan mental dan fisik buah hati. Anak usia prasekolah menurut para ahli psikologi disebut sebagai masa penjelajah dan usia bertanya karena mereka pada masa kini gemar menjelajahi lingkungan, terdapat dorongan rasa ingin tahu mengenai apa yang ada disekitarnya baik perasaan maupun mekanisme kehidupan yang ada di lingkungannya. Anak-anak cenderung sering bertanya, oleh karena itu lingkungan tidak bosan menjawab pertanyaan mereka. Alternatif untuk anakanak yaitu sering diajak jalan-jalan untuk menyalurkan hasrat ingin tahu mengenai lingkungan dan alam sekitarnya (Sabri,1993:1) Anak memiliki pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh dari keluarga, sekolah dan lingkungan pergaulannya (masyarakatnya). Lingkungan berperan dalam proses pembelajaran anak. Secara keseluruhan lingkungan sekolah yang mempunyai pengaruh besar terhadap anak TK/Anak Usia Prasekolah. Seusia anak TK adalah masa bermain sehingga lebih banyak waktu berinteraksi dengan lingkungannya. Lingkungan pada dasarnya juga sangat penting dalam pembentukan kepribadian yang baik terhadap anak sejak usia dini dan untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Lingkungan harus memberikan respon yang positif terhadap anak agar terbentuk kepribadian yang baik, yang beriman, dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Sekolah diselenggarakan dalam upaya membantu meletakkan dasar perkembangan semua aspek tumbuh kembang bagi anak usia sebelum memasuki pendidikan dasar. Usia prasekolah merupakan masa peka untuk menerima rangsangan dan sangat menentukan bagi tumbuh kembang anak pada masa selanjutnya. Anak yang memperoleh pendidikan prasekolah diharapkan dapat mempersiapkan diri untuk memasuki pendidikan dasar secara lebih baik. 1
NAEYC (National Association for the Education of Young Children) dalam NAEYC Position Statement menyebutkan bahwa Program Anak Usia Dini adalah program pada sekolah, pusat, atau lembaga lain yang memberikan layanan bagi anak sejak lahir hingga usia 8 tahun. Program tersebut termasuk penitipan anak, penitipan anak pada keluarga (family child care home), pendidikan prasekolah baik swasta maupun negeri, Taman Kanak-kanak, dan Sekolah Dasar. Dalam pelayanannya mereka mengelompok kan usia anak dalam 0-3 tahun (First Three Years of life), 3-5 tahun dan 6-8 tahun. Berdasarkan uraian di atas terlihat bahwa Pendidikan Prasekolah tidak dapat dipisahkan dengan Pendidikan Anak Usia Dini yang dibagi dalam 4 kelompok, yaitu: Bayi (0 1 tahun), Toddler (2-3 tahun), Prasekolah (4-6 tahun) dan Kelas Awal SD (7-8 tahun). Berdasarkan penelitian para ahli tentang perkembangan anak yang sangat pesat pada usia sebelum memasuki sekolah dasar dan pernyataan tentang pentingnya lingkungan bagi perkembangan dini otak anak, maka kita harus mulai memikirkan secara serius untuk menyelamatkan generasi yang akan datang dengan memberikan pelayanan pendidikan sebaikbaiknya bagi anak sebelum masuk sekolah dasar. Suasana lingkungan pembelajaran hendaknya dapat menimbulkan rasa betah dan nyaman bagi siswa didik. Suasana ruang yang tematik di sekolah memberikan pengaruh suasana gerak dan visual yang menarik. Namun sarana pendidikan di Indonesia umumnya kurang memfasilitasi kebutuhan anak. Terutama untuk pendidikan prasekolah, masih banyak ditemui prasekolah dengan penataan ruang yang kurang efektif, ergonomi yang tidak sesuai dengan kebutuhan fisik anak usia prasekolah, furniture masih banyak yang menggunakan bahan yang berbahaya untuk anak. Peran desainer interior sangat dibutuhkan dalam hal ini, agar anak dapat bersekolah dengan nyaman, aman, tidak membosankan dan menunjang pembelajaran agar lebih optimal. 2
B. Ruang Lingkup Perancangan Perencanaan dan perancangan Interior Pendidikan Anak Usia Dini di Kota Solo. Luas lahan yang dibutuhkan 1400m 2, mengutamakan permasalahan pada fasilitas: 1. Lobby 2. Ruang Kelas 3. Ruang Guru 4. Ruang Kesehatan UKS 5. Ruang Perpustakaan 6. Ruang makan 7. Wc/Toilet 8. Musholla 9. Art Room 10. Music Area 11. Hall 12. Ruang Kepala Sekolah Dari batasan permasalahan tersebut, memusatkan pada perencanaan dan perancangan pada penempatan layout, furnture, pemilihan material yang aman dan tidak berbahaya tetapi menarik bagi anak sehingga mereka merasa nyaman. Perencanaan dan perancangan ini juga mempertimbangkan pemilihan warna secara psikologis untuk disesuaikan dengan kegiatan dan sifat anak. C. Rumusan Masalah Perancangan 1. Bagaimana menciptakan desain ruang kelas dan ruang pendukung agar dapat mengakomodasi kebutuhan utama maupun pendukung dengan pertimbangan bentuk ruang, layout, sirkulasi dengan pola kegiatan? 2. Bagaimana pengaplikasian ergonomi yang sesuai untuk anak usia prasekolah pada perancangan Interior Pendidikan Anak Usia Dini di Kota Solo? 3. Bagaimana mewujudkan desain Interior Pendidikan Anak Usia Dini di Kota Solo dengan menggunakan konsep Montessori? 3
D. Tujuan Perancangan 1. Menciptakan desain ruang kelas dan ruang ruang pendukung agar dapat mengakomodasi kebutuhan utama maupun pendukung dengan pertimbangan bentuk ruang, layout, sirkulasi dengan pola kegiatan. 2. Pengaplikasian ergonomi yang sesuai untuk anak usia prasekolah pada perancangan Interior Pendidikan Anak Usia Dini di Kota Solo. 3. Mewujudkan desain Interior Pendidikan Anak Usia Dini di Kota Solo dengan menggunakan konsep Montessori. E. Sasaran Fasilitas perancangan ini ditujukan untuk anak anak usia prasekolah 0-6 tahun sebagai pengguna utama dan pengajar, pengelola, dan orang tua/ pengunjung pada umumnya. F. Manfaat Desain 1. Bagi Desainer Eksplorasi ide gagasan dan tema pada perancangan Desain Interior Pendidikan Anak Usia Dini di Kota Solo akan menambah wawasan dengan informasi studi lapangan atau literatur selama proses desain, seperti hal baru terkait perancangan ruang kelas untuk usia dini, fasilitas pada sekolah PAUD. 2. Bagi Masyarakat Solo Dengan adanya perancangan Interior Pendidikan Anak Usia Dini ini masyarakat di Kota Solo memiliki tempat untuk membantu meletakkan dasar perkembangan semua aspek tumbuh kembang bagi anak usia sebelum memasuki pendidikan dasar. 3. Bagi Pemilik dan Karyawan Perencanaan dan perancangan interior sebuah PAUD dan Daycare ini dapat meningkatkan kenyamanan dan menjamin kinerja maksimal guru, pengajar, dan pengelola. 4
G. Metode Desain Desain Interior Pendidikan Anak Usia Dini di Solo dengan Konsep Pendidikan Montessori Latar Belakang Studi Literatur Studi Lapangan Rumusan Masalah Fasilitas standar Sekolah Pendidikan Anak Usia Dini Kegiatan dalam Sekolah Pendidikan Anak Usia Dini Lokasi Site Surakarta, Jawa Tengah Konsep Montessori Tujuan Analisa Programmin Pra Desain Bagan I.1 Metode Desain 5
H. SISTEMATIKA PENULISAN BAB I Pendahuluan Latar Belakang Masalah, Batasan Masalah, Rumusan Masalah,Tujuan Desain, Manfaat Desain, Metode Desain, Sistematika Penulisan. BAB II Tinjauan Literatur Teori, Pendekatan Desain. BAB III Tinjauan Lapangan Tinjauan Umum, Tinjauan Khusus BAB IV Analisa Desain Programming Definisi, Proyek, Asumsi Lokasi, Status Kelembagaan, Struktur Organisasi, Program Kegiatan, Alur Kegiatan, Program Ruang, Besaran Ruang, Pembentuk Ruang,Pengisi Ruang [Kriteria dan Kuantitas], Sistem Interior, Sistem Keamanan, Sistem organisasi Ruang, Sistem Sirkulasi, Pola Hubungan antar Ruang,Zoning dan Grouping. Konsep Desain BAB V Penutup Ide Gagasan,Tema,Suasana Ruang,Pola Penataan Ruang,Pembentuk Ruang,Pengisi Ruang,Sistem Interior,Sistem Keamanan Kesimpulan, Daftar Pustaka, Lampiran 6