serat larut yang tidak dapat dicerna, namun larut dalam air (Khomsan, 2003).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kembangnya dan untuk mendapatkan derajat kesehatan yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. penambahan bahan-bahan lain. Bahkan fast food (makanan cepat saji) semakin

BAB I PENDAHULUAN. untuk menghindar dari fast food. Fast food memiliki beberapa kelebihan antara lain

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dilakukan sebelum mengisi aktivitas yang lain setiap hari. Sarapan dibutuhkan

Latar Belakang Berdasarkan Sensus Penduduk 2010, jumlah penduduk Indonesia sudah mencapai 237,6 juta jiwa atau bertambah 32,5 juta jiwa sejak tahun

BAB I PENDAHULUAN. lum masa dewasa dari usia tahun. Masa remaja dimulai dari saat pertama

BAB I PENDAHULUAN. kemasan merupakan hal yang penting dan diperlukan oleh konsumen, terutama bagi konsumen dengan kondisi medis tertentu yang

BAB I PENDAHULUAN. Masalah gizi dapat dilihat dari sudut pandang yang umum disebut sebagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sayur-mayur adalah bahan makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. makanan dan penggunaan zat-zat gizi yang dibedakan menjadi status gizi

BAB I PENDAHULUAN. usia dini sangat berdampak pada kehidupan anak di masa mendatang. Mengingat

BAB I PENDAHULUAN. fast food maupun health food yang popular di Amerika dan Eropa. Budaya makan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama pembangunan nasional adalah peningkatan kualitas Sumber

BAB I PENDAHULUAN. sel-sel termasuk sel otak, mengatur proses kerja fisiologi tubuh dan

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi maka selera terhadap produk teknologi pangan

BAB I PENDAHULUAN. yang ditanam di Malang mempunyai nama Apel Malang. Buah dan sayur memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Serat termasuk bagian dari makanan yang tidak dapat dicerna dan. sumbangan gizinya dapat diabaikan, namun serat makanan sebenarnya

BAB I PENDAHULUAN. demikian derajat kesehatan di Indonesia masih terhitung rendah apabila

BAB I PENDAHULUAN. higienis. Menurut (Irianto,2007) fast food memiliki beberapa kelebihan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masalah umum yang biasa ditemui dalam peggunaan hasil protein

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan degenerasi organ tubuh yang dipengaruhi gaya hidup. Gaya

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

BAB I PENDAHULUAN. perubahan kematangan fisiologis sehubungan dengan adanya pubertas

BAB I PENDAHULUAN. terutama di bidang kesehatan berdampak pada penurunan angka kelahiran,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan sektor yang berperan penting terhadap pemenuhan

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes

BAB I PENDAHULUAN. secara Nation Wide mengingat prevalensinya cukup tinggi umumnya sebagian

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mencapai 400 per kematian (WHO, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. makanan pada masa itu menjadi penyebab utama munculnya masalah gizi remaja

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan gizinya serta aktif dalam olahraga (Almatsier, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia (SDM) ke arah peningkatan kecerdasan dan produktivitas kerja.

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB 1 : PENDAHULUAN. antara jumlah energi yang masuk dengan yang dibutuhkan oleh tubuh untuk

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Gizi lebih adalah masalah gizi di negara maju, yang juga mulai terlihat

HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN FREKUENSI KONSUMSI FAST FOOD DENGAN STATUS GIZI SISWA SMA NEGERI 4 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. badan menjadi gemuk (obese) yang disebabkan penumpukan jaringan adipose

tersebut dibanding produk lainnya (BPOM, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. gemuk adalah anak yang sehat merupakan cara pandang yang telah dibangun sejak lama oleh

BAB I PENDAHULUAN. menjadi pilihan yang banyak disukai masyarakat (Anonim, 2007).

BAB 1 PENDAHULUAN. akan menjadikan masyarakat Indonesia untuk dapat hidup dalam lingkungan sehat

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Gizi Prof.DR.Dr.Poorwo Soedarmo melalui Lembaga Makanan Rakyat

BAB I PENDAHULUAN. jantung dimana otot jantung kekurangan suplai darah yang disebabkan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Berbasis Sumber Daya Lokal yang tertulis dalam Peraturan Presiden RI

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi atau tekanan darah tinggi yang biasa disebut sebagai silent

BAB I PENDAHULUAN. anak menjadi lemah dan cepat lelah serta berakibat meningkatnya angka absensi serta

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai akibat dari kecenderungan pasar global, telah memberikan

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN

BAB 1 PENDAHULUAN. (SDM) yang berkualitas, sehat, cerdas, dan produktif (Hadi, 2005). bangsa bagi pembangunan yang berkesinambungan (sustainable

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gizi merupakan salah satu faktor penentu kualitas sumber daya manusia. Masalah gizi rentan terjadi pada semua

BAB I PENDAHULUAN. lebih memilih makanan instan yang biasa dikenal dengan istilah fast food. Gaya

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum SMP Muhammadiyah 10 Surakarta. SMP Muhammadiyah 10 Surakarta terletak di Jl. Srikoyo No.

BAB I PENDAHULUAN. mereka dalam dekade pertama kehidupan. Masa remaja merupakan jembatan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat. Terciptanya SDM yang berkualitas ditentukan oleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam gizi makanan. Hal ini disebabkan karena serat pangan tidak

BAB I PENDAHULUAN. masa atau usia antara anak-anak dan dewasa. Perubahan fisik pada masa

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dan berdaya saing, maka

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan. penduduk yang mempunyai angka pertumbuhan yang tinggi sekitar 1.

BAB I PENDAHULUAN. depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan adalah masyarakat, bangsa

BAB 1 : PENDAHULUAN. kemungkinan diskriminasi dari lingkungan sekitar. Gizi lebih yang terjadi pada remaja,

BAB V PEMBAHASAN. Penerapan dan penyelenggaraan gizi kerja PT. X Plant Pegangsaan. Ruang/tempat Makan yang menyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. adalah kesejahteraan rakyat yang terus meningkat dan ditunjukan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. Kebiasaan makan..., Evi Heryanti, FKM UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. makan, faktor lingkungan kerja, olah raga dan stress. Faktor-faktor tersebut

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi masalah kesehatan di dunia. Insidens dan prevalens penyakit ini terus

BAB I PENDAHULUAN. perhatian serius dari pemerintah. Gizi yang baik merupakan pondasi bagi

BAB I PENDAHULUAN. asupan makanan yang semakin mengarah kepada peningkatan asupan makanan siap saji

BAB I PENDAHULUAN. salah satu tanda gangguan metabolisme lipid (dislipidemia). Konsekuensi

BAB I PENDAHULUAN. dunia, lebih dari 1 milyar orang dewasa adalah overweight dan lebih dari 300

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tingkat kesehatan dan kesejahteraan manusia. Masalah gizi, tidak terlepas

BAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan yang baik dan setinggi-tingginya merupakan suatu hak yang fundamental

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Makanan jajanan sekolah merupakan masalah yang perlu menjadi perhatian

BAB 1 PENDAHULUAN. lingkungan sosial yang ada di masyarakat umum di luar rumah. Seorang anak TK

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. namun WHO menetapkan remaja (adolescent) berusia antara tahun.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mencapai Indonesia Sehat dilakukan. pembangunan di bidang kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu studi telah menunjukkan bahwa obesitas merupakan faktor

BAB I PENDAHULUAN. Makanan cepat saji termasuk ke dalam junk food atau makanan sampah. Makanan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sampai usia lanjut (Depkes RI, 2001). mineral. Menurut Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi VI 1998

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang memerlukan zat gizi untuk hidup, tumbuh, berkembang, Energi dibutuhkan oleh setiap orang untuk mempertahankan hidup,

BAB I PENDAHULUAN. pengukuran Indeks Pembangunan Manusia ( IPM ), kesehatan adalah salah

BAB I PENDAHULUAN. dan dewasa sampai usia lanjut. Dari seluruh siklus kehidupan, program perbaikan

Milik MPKT B dan hanya untuk dipergunakan di lingkungan akademik Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan pangan manusia berasal dari tumbuh-tumbuhan (pertanian primer) serta

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran fast food dalam industri makanan di Indonesia mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. penduduk usia lanjut di Indonesia mengalami peningkatan yang cukup

BAB 1 : PENDAHULUAN. kelompok yang paling rawan dalam berbagai aspek, salah satunya terhadap

BAB I PENDAHULUAN. kegemukan merupakan status gizi tidak seimbang akibat asupan giziyang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak usia sekolah adalah generasi penerus bangsa, kualitas suatu bangsa ditentukan oleh kualitas anak-anak saat ini. Upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang akan datang harus dilakukan sejak dini, terutama pada anak sekolah. Tumbuh kembang anak usia sekolah yang optimal tergantung pada pemberian gizi dengan kualitas dan kuantitas yang baik serta benar. Untuk melihat tumbuh kembang yang optimal dapat dilihat melalui status gizi anak usia sekolah tersebut. Kebutuhan keseimbangan gizi pada anak usia sekolah sangat dipengaruhi oleh pola konsumsi pangannya, menu yang disediakan baik di lingkungan rumah maupun di lingkungan sekolah akan mempengaruhi tingkat asupan gizi anak usia sekolah tersebut. Makanan yang disediakan kebanyakan makanan-makanan cepat saji atau yang disebut dengan fastfood. Pada umumnya makanan cepat saji ini mengandung tinggi kalori namun rendah serat. Dewasa ini pola makan modern sering dihubungkan dengan tingginya kolesterol yang berasal dari pangan hewani. Kolesterol adalah pemicu munculnya penyakit degeneratif seperti stroke dan penyakit jantung koroner. Salah satu upaya untuk menekan tingginya kolesterol darah adalah dengan meningkatkan konsumsi serat larut yang tidak dapat dicerna, namun larut dalam air (Khomsan, 2003). 1

2 Buah dan sayur memiliki berbagai manfaat bagi tubuh, kurang mengonsumsi buah dan sayur dapat mengakibatkan kekurangan zat gizi seperti mineral, vitamin terutama serat sehingga dapat menimbulkan terjadinya berbagai penyakit. WHO merekomendasikan agar mengonsumsi buah dan sayur sebanyak 400 gram per hari. Di Indonesia menurut kepala pusat Promkes Depkes menganjurkan agar makan buah dan sayur sebanyak 5 kali atau 5 porsi per hari dengan jenis yang berbeda. Menurut Winarti (2010) sumber serat pangan yang baik adalah sayur-sayuran dan buah-buahan, serealia dan kacang-kacangan. Menurut Lubis (2009) jumlah asupan serat makanan yang dianjurkan untuk dikonsumsi untuk masyarakat Indonesia sebesar 25-30 gram setiap hari, untuk tujuan terapi lebih tinggi lagi. Dalam hasil Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi (2012), kecukupan serat makanan dianjurkan untuk anak yang berusia 9-13 tahun sebesar 19-30 g setiap hari. Beberapa peneliti mengemukakan adanya keragaman respon tubuh untuk meningkatkan intake serat makanan karena komponen serat yang berbeda akan memberikan efek fisiologis yang berbeda pula (Rusilanti & Kusharto, 2007). Pentingnya mengonsumsi sayur dan buah yang merupakan sumber serat paling banyak masih kurang disadari oleh masyarakat Indonesia khususnya penduduk yang ada di Sumatera Utara. Di Indonesia prevalensi konstipasi adalah sebesar 3. 857.327 jiwa pada tahun 2003. Menurut Departemen Kesehatan pada tahun 2008 rata-rata konsumsi serat makanan per orang di Indonesia adalah 10,5 gram. Di perkotaan rata-ratanya 9,9 gram dan di pedesaan adalah 10,7 gram per hari. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) provinsi Sumatera Utara (2007), konsumsi serat masyarakat Sumatera Utara tergolong rendah dan secara

3 keseluruhan hanya 5,5 % warga Sumatera Utara usia diatas 10 tahun yang mengonsumsi buah dan sayur sesuai dengan anjuran WHO. Menurut Riskesdas (2007) prevalensi kurang makan buah dan sayur penduduk 10 tahun ke atas menurut provinsi sumatera utara adalah 94,4 %. Dari hasil survei awal yang saya lakukan ternyata anak sekolah dasar khususnya Sekolah Dasar Negeri (SDN) 060870 Medan sebanyak 12 siswa yang menjadi sampel survei awal dengan hasil suka sayur dan buah 3 orang, hanya menyukai 1 jenis sayur dan buah 3 orang, dan yang sama sekali tidak suka buah dan sayur 6 orang. Frekuensi siswa SDN 060870 mengonsumsi buah adalah 2 kali seminggu yaitu hari sabtu dan minggu, 1 kali seminggu yaitu hanya hari minggu, dan ada juga yang mengonsumsi buah hanya saat keluarga lain datang berkunjung. Dan beberapa siswa mengonsumsi hanya 1 jenis sayur seperti kangkung dan tidak mau makan sayur yang lain, siswa SDN 060870 lebih sering mengonsumsi buah jeruk dan pisang sedangkan sayur hanya kangkung sehingga tidak beranekaragam dan kantin yang tersedia di dalam sekolah maupun di halaman luar sekolah tidak menyediakan jajanan sayur yang diolah dan buah-buahan. Lokasi SDN 060870 ini sangat strategis dari lokasi pasar yang mudah dijangkau oleh masyarakat dan transportasi yang lancar, sehingga mudah untuk penyediaan bahan makanan termasuk buah dan sayuran setiap saat. Pola konsumsi buah dan sayur ini perlu diperhatikan, khususnya pada anak sekolah. Anak sekolah perlu mendapatkan perhatian yang besar karena kualitas

4 sumber daya manusia masa datang ditentukan oleh kualitas generasi muda masa kini, sehingga untuk menunjang tercapainya kualitas tersebut diperlukan zat gizi seimbang. Umumnya anak kota banyak mengonsumsi makanan kurang serat seperti fastfood dan junkfood dan sangat sedikit mengonsumsi sayuran dan buah. Ditambah lagi gaya hidup kurang bergerak atau lebih banyak duduk di depan televisi, komputer, dan bahkan sambil ngemil dan makan makanan manis (Devi 2012). Menurut Khomsan (2003), gemuk saat usia belum dewasa akan memberi peluang untuk gemuk saat usia dewasa. Bila saat usia 7 tahun gemuk, maka peluang gemuk saat dewasa adalah sebanyak 40 %. Bila usia remaja gemuk, maka peluang gemuk saat dewasa adalah 70 %. 1.2 Perumusan Masalah Bagaimana gambaran konsumsi buah, sayur dan kecukupan serat pada anak sekolah dasar di SDN 060870 Medan pada tahun 2014. 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui konsumsi buah, sayur dan kecukupan serat pada anak sekolah dasar di SDN 060870 Medan. 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Mengetahui frekuensi konsumsi buah dan sayur pada anak SDN 060870 Medan. 2. Mengetahui jumlah buah dan sayuran yang dikonsumsi anak SDN 060870 Medan. 3. Mengetahui jenis buah dan sayur yang dikonsumsi anak SDN 060870 Medan.

5 4. Mengetahui kecukupan serat anak SDN 060870 Medan. 1.4 Manfaat Penelitian 1. Sebagai tambahan pengetahuan tentang manfaat buah dan sayur serta kecukupan serat. 2. Sebagai masukan kepada pihak sekolah dalam perbaikan gizi khususnya kecukupan serat anak SDN 060870 Medan.