BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pembagian riset kolaborasi mengenai Corporate Social

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan adalah dengan melihat nilai perusahaan. Nilai perusahaan adalah sangat penting karena dengan nilai perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. sangat krusial demi berlangsungnya kestabilan dalam sebuah perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. memaksimumkan kemakmuran pemegang saham. antara manajemen perusahaan dengan pihak lain yang meliputi shareholder

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keputusan pendanaan merupakan salah satu keputusan penting yang

BAB 1 PENDAHULUAN. kelangsungan tujuan perusahaan. Kegiatan pendanaan berhubungan penting

@UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada saat ini tantangan dalam dunia usaha semakin dirasakan oleh para pengusaha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada umumnya tujuan utama dengan mendirikan suatu perusahaan

I. PENDAHULUAN. Dewasa ini pesatnya perkembangan dunia bisnis menyebabkan perusahaan harus

BAB I PENDAHULUAN. nilai perusahaan dengan menetapkan keputusan struktur modalnya.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. tersebut diikuti oleh naiknya harga saham. Peningkatan nilai perusahaan dapat

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan agar dapat bertahan dan mampu bersaing dalam dunia bisnis. Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. sistem ekonomi untuk industri yang sama. Pertumbuhan perusahaan menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. berperan serta dalam menunjang perkembangan perusahaan-perusahaan yang ada

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah ingin memakmurkan pemilik perusahaan atau para pemilik saham.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Di era globalisasi ini perkembangan perusahaan semakin lama semakin pesat.

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan munculnya persaingan yang semakin ketat, sehingga perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Berdirinya sebuah perusahaan memiliki tujuan yang jelas, ada beberapa hal yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Semakin ketatnya persaingan di dunia bisnis menyebabkan setiap perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. serta menjaga kelangsungan hidup perusahaan. adalah keputusan pendanaan atau keputusan struktur modal, yaitu keputusan

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan yaitu mencapai laba yang sebesar-besarnya dan memakmurkan. pemilik perusahaan atau para pemilik saham (stockholders).

BAB I PENDAHULUAN. Pendirian sebuah perusahaan memiliki tujuan yang jelas. Tujuan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. harga saham semakin tinggi pula nilai perusahaan sebaliknya semakin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di era ekonomi global yang semakin maju saat ini, akan menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dan menjadi pusat perhatian stakeholders. Keputusan finansial

BAB I PENDAHULUAN. karena bagi para investor dividen merupakan return (tingkat pengembalian) atas

BAB I PENDAHULUAN. tidak. Bagi perusahaan yang terdaftar di pemerintah, mereka mempunyai badan usaha

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. komprehensif untuk mengungkapkan (disclosure) semua fakta, baik transaksi

BAB I PENDAHULUAN. menyejahterakan para stakeholder dan shareholder, yang lainnya yaitu untuk

BAB I PENDAHULUAN. perusahaannya. Ini tercermin pada manajer keuangan juga berperan aktif dalam

BAB I PENDAHULUAN. Struktur pendanaan merupakan indikasi bagaimana perusahaan membiayai

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan melonjaknya jumlah saham yang ditransaksikan dan semakin UKDW

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami krisis yang berkepanjangan karena lemahnya praktik corporate

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan agar tetap bertahan dalam persaingan adalah dengan meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan,dapat melakukan menahan uang sebagai laba. yang tepat dan memaksimalisasi keuntungan untuk perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang mengalami pertumbuhan ekonomi. Kondisi ini didukung oleh adanya

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha membangun sebuah perusahaan dibutuhkan dana

BAB I PENDAHULUAN. kreditur, serta pihak manajemen perusahaan itu sendiri. Selain itu pendanaan

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya investor melakukan investasi adalah untuk mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. institusional serta profitabilitas. Menurut Verawaty dkk, (2015), nilai

BAB I PENDAHULUAN. saham yang meningkat menggambarkan bahwa nilai perusahaan meningkat atau

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sebuah organisasi yang didirikan oleh seseorang atau sekelompok orang

ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE, DAN HARGA SAHAM TERHADAP JUMLAH DIVIDEN TUNAI. (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar

BAB I PENDAHULUAN. mengelolah dan menjalankan perusahaannya. Seorang manajer harus berhati-hati

BAB I PENDAHULUAN. keuangan, dasar akrual dipilih karena lebih rasional dan adil dalam

BAB I PENDAHULUAN. dana maka diperlukan keputusan pendanaan yang tepat. Keputusan pendanaan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan saat ini juga diiringi dengan ketatnya persaingan bisnis.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN DAN SARAN PENELITIAN LANJUTAN

BAB I PENDAHULUAN. diikuti oleh tingginya kemakmuran pemegang saham. Pada awalnya perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan proporsi penggunaan sumber dana internal yang didapat dari

BAB 1 PENDAHULUAN. akan dikeluarkan oleh perusahaan itu sendiri. keputusan pendanaan yang baik untuk menentukan pertimbanganpertimbangan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan baru yang terjadi pada era globalisasi saat ini

BAB I PENDAHULUAN. memberikan informasi atas hasil yang diperoleh dari seluruh aktivitas perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. dalam kaitannya dengan kelangsungan operasi perusahaan adalah keputusan

BAB I PENDAHULUAN. karena laporan keuangan memperlihatkan kondisi perusahaan pada tahun bersangkutan. Laporan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. terhadap harga belinya (Handoko, 2002). Manajer sebagai agent pengelola. mengurangi unsur ketidakpastian dalam investasi.

BAB I PENDAHULUAN. dari pemegang saham dan hutang. Menurut sifatnya ada dua macam tipe

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya masyarakat maupun investor mengukur sebuah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan adalah suatu organisasi yang didirikan oleh perseorangan atau

BAB I PENDAHULUAN. rekayasa, melalui tindakan oportunis manajemen (agent) untuk memaksimumkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan adalah setiap bentuk badan usaha dan merupakan tempat

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan membuat persaingan di dunia usaha semakin ketat. Pada era

BAB I PENDAHULUAN UKDW. melalui Foreign Direct Investment (FDI). Investor menganggap bahwa

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia usaha sudah semakin berkembang saat ini. Kemunculan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Sejarah perkembangan akuntansi yang berkembang pesat setelah terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan membutuhkan pendanaan untuk kegiatan investasi yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam persaingan bisnis yang ketat. Sehingga setiap perusahaan harus selalu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebuah perusahaan yang baik adalah perusahaan yang bisa menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ekonomi suatu negara dapat diukur dengan banyak

BAB I PENDAHULUAN. Secara normatif tujuan keberadaan setiap perusahaan adalah memperoleh

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi karena harga saham menunjukkan prestasi emiten, pergerakan harga

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Manajemen keuangan dalam sebuah perusahaan bertujuan untuk

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan penelitian yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan teknologi dan cara berpikir manusia yang semakin pesat,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal di Indonesia saat ini semakin berkembang, dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Persaingan bisnis saat ini semakin ketat pada perusahaan, agar

BAB 1 PENDAHULUAN. kredibilitas yang dijunjung tinggi, mempunyai kualitas bagus dan harus bisa

BAB I PENDAHULUAN. produksi barang atau jasa. Tujuan dari perusahaan yaitu untuk meningkatkan nilai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Industri manufaktur merupakan industri yang mendominasi perusahaanperusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. optimal bagi perusahaan. Kinerja manajemen dapat tercermin dalam laporan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang buruk, maka perusahaan tersebut akan memiliki nilai buruk di mata

BAB I PENDAHULUAN. berharga seperti saham, sertifikat saham, dan obligasi. 1 Bursa Efek Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dapat tercapai dan lebih unggul dari perusahaan lain dalam

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. harga saham meningkat berarti nilai perusahaan meningkat dan kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya. Peran sektor perbankan dalam memobilisasikan dana

BAB I PENDAHULUAN. modal sehingga mengakibatkan orientasi perusahaan lebih berpihak kepada

BAB I PENDAHULUAN. yang dihasilkan, maupun sumber daya manusianya. Merupakan tantangan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Nilai Perusahaan sangat penting dalam tingkat keberhasilan perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Modal merupakan unsur penting dalam suatu perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Dividen merupakan bagian dari keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan yang UKDW

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Aktvitas investasi yang dilakukan investor dihadapkan pada berbagai macam resiko

BAB I PENDAHULUAN. atau kekayaan bagi para pemegang saham. Nilai perusahaan merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Besar atau kecilnya suatu perusahaan tidak mempengaruhi perusahaan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berdasarkan pembagian riset kolaborasi mengenai Corporate Social Responsibility (CSR) maka dibuat model kerangka penelitian secara menyeluruh seperti gambar berikut ini: Kebijakan Hutang Nilai Perusahaan Ukuran Perusahaan Leverage Corporate Social Responsibility (CSR) Umur Perusahaan Good Corporate Governance (GCG) Kinerja Keuangan Gambar 1.1 Kerangka Menyeluruh Riset Kolaborasi Berdasarkan pemikiran tersebut diatas, maka kerangka berpikir dalam penelitian ini adalah Nilai Perusahaan dipengaruhi oleh Corporate Social Responsibility (CSR), Leverage, Kebijakan Hutang, dan Ukuran Perusahaan. Perkembangan jumlah perusahaan manufaktur yang semakin pesat tidak atau belum didukung oleh pengawasan yang ketat, hal ini menimbulkan banyak permasalahan dalam dunia manufaktur. Sebagaimana telah diketahui perusahaan 1

2 manufaktur merupakan industri yang dalam kegiatannya mengandalkan modal dari investor, oleh karena itulah perusahaan manufaktur harus dapat menjaga kesehatan keuangan dan likuiditasnya. Keadaan tersebut menuntut kebutuhan dana yang cukup bagi perusahaan manufaktur untuk dapat bertahan dan bersaing. Salah satu cara yang diambil perusahaan untuk memenuhi kebutuhan guna mengembangkan agar teteap dapat bersaing adalah penjualan saham perusahaan kepada masyarakat melalui pasar modal. Salah satu faktor yang diperhatikan calon investor dalam menginvestasikan dananya di pasar modal yaitu dengan melihat kinerja keuangan perusahaan. Selain kinerja keuangan, nilai perusahaan merupakan hal yang penting bagi calon investor dalam menanamkan modal. Nilai perusahaan menurut Nurlela dan Islahudin (2008) didefinisikan sebagai nilai pasar. Nilai perusahaan dapat menggambarkan keadaan perusahaan. Dengan baiknya nilai perusahaan maka perusahaan akan dipandang baik oleh para calon investor. Ketidakberhasilan untuk meningkatkan nilai dikarenakan tidak cermatnya pihak manajemen mengaplikasikan faktor-faktor yang dapat memaksimalisasi nilai perusahaan. Faktor-faktor tersebut dapat berupa faktor internal maupun eksternal dari perusahaan. Menurut Rahmawati (2002) dalam Yangs Analisa (2011) faktor eksternal yang dapat memaksimalisasi nilai perusahaan berupa tingkat bunga, fluktuasi nilai valas, dan keadaan pasar modal. Sedangkan faktor internal yang dapat memaksimalisasi nilai perusahaan berupa pembayaran pajak, ukuran perusahaan, pertumbuhan, keunikan, risiko keuangan, nilai aktiva yang diagunkan profitabilitas, pembayaran dividen, non debt tax shield.

3 Peningkatan nilai perusahaan dapat tercapai apabila ada kerjasama antara manajemen perusahaan dengan pihak lain yang meliputi stakeholder maupun shareholder dalam membuat keputusan-keputusan keuangan dengan tujuan memaksimumkan modal kerja yang dimiliki oleh perusahaan. Apabila tindakan antara manajer dan pihak lain tersebut berjalan sesuai, maka masalah diantara kedua pihak tersebut tidak akan terjadi. Kenyataannya penyatuan kepentingan kedua pihak tersebut sering kali menimbulkan masalah. Adanya masalah diantara pihak manajemen dengan pemegang saham disebut masalah agensi (agency problem). Adanya maslaah agensi tersebut akan menyebabkan tidak tercapainya tujuan perusahaan, yaitu meningkatkan nilai perusahaan. Hal ini membutuhkan sebuah kontrol dari pihak luar dimana peran monitoring dan pengawasan yang baik akan mengarahkan tujuan sebagaimana mestinya. (Laila, 2011). Akuntansi mengalami perkembangan pesat setelah terjadi revolusi industri, menyebabkan pelaporan akuntansi lebih banyak digunakan sebagai akibat alat pertanggungjawaban kepada pemilik modal sehingga mengakibatkan orientasi perusahaan lebih berpihak kepada pemilik modal yang mengakibatkan perusahaan melakukan eksploitasi sumber-sumber alam dan masyarakat (sosial) secara tidak terkendali yang berakibat kerusakan lingkungan alam dan akhirnya mengganggu kehidupan manusia. Kegiatan tanggungjawab sosial (CSR) di beberapa negara sudah lazim dilakukan oleh suatu korporasi. Bukan karena diatur oleh pemerintahnya, melainkan untuk menjaga hubungan baik sengan stakeholders. Pelaksanaan program CSR atau pertanggungjawaban sosial perusahaan merupakan investasi

4 yang penting bagi perusahaan dalam meningkatkan nilai perusahaan. Pengembangan program sosial perusahaan dapat berupa bantuan fisik, pelayanan kesehatan, pembangunan masyarakat, beasiswa, dan sebagainya. Pengungkapan tanggungjawab sosial perusahaan merupakan proses pengkomunikasian dampak sosial dan lingkungan dari kegiatan ekonomi perusahaan terhadap masyarakat. Perusahaan akan mengungkapkan suatu informasi jika informasi tersebut dapat meningkatkan nilai perusahaan. Perusahaan yang kinerja sosial dan lingkungannya baik akan direspon positif oleh calon investor. Penelitian KT. Yeni, Ananta, dan Gede Adi (2014) menunjukkan bahwa Corporate Social Responsibility (CSR) berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Namun penelitian Faddly Akbar (2012) mengemukakan bahwa corporate social responsibility (CSR) tidak memiliki pengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan. Adanya hubungan antara CSR dengan nilai perusahaan menunjukkan bahwa semakin luas pengungkapan CSR maka nilai perusahaan juga akan semakin meningkat. Pelaksanaan CSR akan meningkatkan laba perusahaan dilihat dari harga saham dan laba perusahaan (earning) sebagai akibat dari para investor yang menanamkan saham di perusahaan. Nilai perusahaan dapat pula dipengaruhi oleh besar kecilnya leverage yang dihasilkan oleh perusahaan. Leverage dapat dipahami sebagai penaksir dari risiko yang melekat pada suatu perusahaan. Artinya semakin besar leverage akan

5 menunjukkan risiko investasi yang semakin besar pula. Perusahaan dengan tingkat leverage-nya rendah memiliki risiko investasi yang lebih kecil. Sebuah perusahaan dikatakan tidak solvable apabila total hutang perusahaan lebih besar daripada total asset yang dimiliki oleh perusahaan. Semakin tinggi leverage maka nilai perusahaan rendah dan semakin rendah leverage maka nilai perusahaan tinggi. Hal tersebut akan membuat investor berhati-hati untuk berinvestasi di perusahaan yang rasio leveragenya tinggi karena semakin tinggi rasio leveragenya maka semakin tinggi pula risiko investasinya (Weston dan Copeland, 2010). Penelitian Siska, Restu, dan Yesi (2014) menunjukkan bahwa leverage tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Besar kecilnya hutang yang dimiliki perusahaan tidak terlalu dilihat oleh investor, karena investor lebih melihat bagaimana pihak manajemen perusahaan menggunakan dana tersebut dengan efektif dan efisien untuk mencapai nilai tambah bagi nilai perusahaan. Berbanding terbalik dengan hasil penelitian Verawati dan Juniarti (2014) yang menyatakan bahwa leverage memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Kebijakan hutang dapat dihubungkan dengan nilai perusahaan. Kebijakan hutang merupakan kebijakan perusahaan tentang seberapa jauh sebuah perusahaan menggunakan pendanaan hutang. Kebijakan hutang termasuk kebijakan pendanaan perusahaan yang bersumber dari eksternal perusahaan. Penentuan kebijakan hutang ini berkaitan dengan struktur modal, karena hutang merupakan salah satu struktur komposisi dalam struktur modal. (Dwi Sukirni, 2012).

6 Penggunaan hutang sangat sensitif pengaruhnya terhadap perubahan naik atau turunnya nilai perusahaan. Penggunaan hutang yang tinggi akan meningkatkan nilai perusahaan karena penggunaan hutang dapat menghemat pajak (Titin, 2013). Penggunaan hutang yang tinggi juga dapat menurunkan nilai perusahaan karena adanya kemungkinan timbulnya biaya kepailitan dan biaya keagenan (Weston dan Copeland, 1996:53). Besarnya hutang akan ditetapkan oleh perusahaan dan akan mempengaruhi nilai perusahaan itu sendiri. Penelitian Dwi Sukirni (2012) menyatakan bahwa kebijakan hutang berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Namun penelitian Umi, Gatot, dan Ria (2012) mengemukakan bahwa kebijakan hutang berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Ukuran perusahaan adalah suatu skala dimana dapat diklasifikasikan besar kecilnya perusahaan menurut berbagai cara antara lain dengan total aktiva, log size, nilai pasar saham, dan sebagainya. Ukuran perusahaan dianggap mampu mempengaruhi nilai perusahaan. Karena semakin besar ukuran atau skala perusahaan maka akan semakin mudah pula perusahaan memperoleh sumber pendanaan baik yang bersifat internal maupun eksternal. Penelitian yang dilakukan oleh Verawati dan Juniarti (2014) menyatakan bahwa ukuran perusahaan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Namun ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan menurut Ayu dan Ary (2013). Ketidakkonsistenan dari hasil beberapa penelitian di atas memberikan motivasi untuk meneliti kembali Pengaruh Corporate Social Responsibility

7 (CSR), Leverage, Kebijakan Hutang, dan Ukuran Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di BEI Tahun 2012-2014. Dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh corporate social responsibility, leverage, kebijakan hutang, dan ukuran perusahaan pada nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2012-2014. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi bahasan dalam penelitian ini, adalah: 1. Apakah corporate social responsibility (CSR) berpengaruh pada nilai perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2012-2014? 2. Apakah leverage berpengaruh pada nilai perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2012-2014? 3. Apakah kebijakan hutang berpengaruh pada nilai perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2012-2014? 4. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh pada nilai perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2012-2014? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui pengaruh corporate social responsibility pada nilai perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2012-2014.

8 2. Untuk mengetahui pengaruh leverage pada nilai perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2012-2014. 3. Untuk mengetahui kebijakan hutang pada nilai perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2012-2014. 4. Untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan pada nilai perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2012-2014. 1.4 Manfaat Penelitian Adapun beberapa manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian yang akan dilakukan, diantaranya: 1. Bagi pembaca: Diharapkan dapat menambah wawasan mengenai topik yang dibahas serta dapat dijadikan referensi dan dasar untuk melakukan penelitian sejenis di masa yang akan datang. 2. Bagi penulis: Dapat memberikan wawasan mengenai pengaruh corporate social responsibility, leverage, kebijakan hutang, dan ukuran perusahaan pada nilai perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2012-2014. 3. Bagi STIE PERBANAS: Dapat memberikan manfaat serta tambahan informasi dan sebagai referensi ilmiah bagi mahasiswa lain yang sedang melakukan penelitian dengan topik sejenis.

9 1.5 Sistematika Penulisan Skripsi BAB I: PENDAHULUAN Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai latar belakang dari penelitian yang akan dilakukan. Pengungkapan permasalahan yang diangkat serta tujuan dan manfaat yang ingin dicapai dari penelitian ini juga akan disajikan dalam bab ini. BAB II: TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini terpaparkan mengenai penelitian-penelitian terdahulu yang menunjang dan landasan teori yang mendukung menjadi acuan dari penelitian ini. Penjelasan singkat tentang kerangka pemikiran. BAB III: METODE PENELITIAN Dalam bab ini dipaparkan mengenai populasi, sampel, variabel dan teknik pengambilan sampel penelitian serta dugaan-dugaan tentang penelitian ini juga dituliskan pada bab ini Selain itu dipaparkan pula mengenai teknik analisis yang akan dilakukan dalam penelitian ini. BAB IV: GAMBARAN SUBYEK PENELITIAN DAN ANALISIS DATA Dalam bab ini berisi tentang gambaran subyek penelitian dan analisis data yang memuat analisis dari hasil penelitian dalam bentuk analisis deskriptif, analisis statistik, dan pembahasan.

10 BAB V: PENUTUP Dalam bab ini menjelaskan kesimpulan yang berisi hasil akhir dari analisis data, keterbatasan penelitian, dan saran bagi pihak-pihak yang terkait dengan hasil penelitian.