BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi belajar merupakan salah satu hal yang sangat diperlukan

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif. luas kedepan untuk mencapai suatu cita-cita yang diharapkan dan mampu

BAB I PENDAHULUAN. soal matematika apabila terlebih dahulu siswa dapat memahami konsepnya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berbicara tentang pendidikan, berarti membicarakan tentang hidup dan kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. Materi dalam pembelajaran IPS mengandung konsep-konsep yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. bimbingan, pengajaran dan latihan bagi perannya dimasa mendatang. Pendidikan di Indonesia diselenggarakan guna memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah untuk dilaksanakan secara menyeluruh pada setiap sekolah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengajar. Karena dengan adanya keaktifan saat proses pembelajaran maka

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah merupakan salah satu tempat dimana siswa mendapatkan ilmu secara

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keberadaan manusia bukan sekedar bentuk yang bisa kita lihat. Selain itu,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Matematika sebagai salah satu ilmu dasar, sekarang ini makin banyak digunakan dalam berbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, manusia hampir tidak pernah dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dapat dikatakan sebagai salah satu kebutuhan manusia yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berilmu, kreatif, mandiri, serta mampu

BAB I PENDAHULUAN. menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari. Hal semacam itulah yang

BAB I PENDAHULUAN. berdampak positif dalam pencapaian prestasi belajar yang optimal. Hasil

BAB 1 PENDAHULUAN. segala sesuatu yang ada di alam semesta ini. pada rumpun ilmu dimana obyeknya merupakan benda-benda alam dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini peran dan fungsi pendidikan sekolah semakin penting dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam berinteraksi dengan

BAB I PENDAHULUAN. kualitasnya sehingga harapan dan cita-cita pendidikan dapat tercapai.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

A UMS - Copy SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sudah dapat kita rasakan. Menurut pandangan ini, bukanlah satu-satunya sumber belajar bagi siswa sehingga pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas hasil belajar anak didik yang diperoleh melalui jalur pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang masih bersifat teacher-centered karena tidak memerlukan alat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu usaha masyarakat untuk memajukan peradaban dan pengetahuan. Pendidikan berperan

BAB I PENDAHULUAN. yang akan dihadapi peserta didik dimasa yang akan datang. menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar yang terencana untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. jenjang pendidikan menengah, sehingga tanggung jawab para pendidik di

BAB I PENDAHULUAN. dengan keadaan alam yaitu dengan cara mencari tahu tentang alam secara

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Course Review Horay Dalam Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dan nantinya dapat menjadi salah satu jembatan yang

dengan memberi tekanan dalam proses pembelajaran itu sendiri. Guru harus mampu menciptakan kondisi pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif,

BAB I PENDAHULUAN. berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif serta kemampuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang

Oleh : SUBIARTI A

PENINGKATAN MINAT DAN KEAKTIFAN BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF COURSE REVIEW HORAY (CRH)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh peran guru dan siswa sebagai induvidu- individu yang terlibat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kelangsungan kehidupan dalam masyarakat, bangsa dan negara, karena dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kemajuan suatu bangsa adalah mengembangkan ilmu. Diperlukan strategi maupun model pembelajaran yang tepat agar proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pembelajaran adalah suatu proses yang tidak hanya sekedar menyerap

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PEDAHULUAN. Keberhasilan proses pembelajaran dalam kegiatan pendidikan di suatu

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sarana penting pengembangan ilmu dan pondasi

BAB I PENDAHULUAN. dengan bahasa melalui model matematika. sebagai produk yang siap pakai. Selain itu guru-guru tidak mengetahui bahwa

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. usaha sistematis yang terorganisasi untuk memajukan belajar, membina

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI PEMBELAJARAN MODEL CHILDREN LEARNING IN SCIENCE (CLIS)

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. untuk membelajarkan siswa. Kemampuan pengelolaan guru sangat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

2014 PENGGUNAAN ALAT PERAGA TULANG NAPIER DALAM PEMBELAJARAN OPERASI PERKALIAN BILANGAN CACAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan merupakan mata

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin pesat, arus globalisasi semakin hebat.

BAB I PENDAHULUAN. yang diperlukan dirinya dan masyarakat (Anonim 2008). pembelajaran saat pembelajaran berlangsung.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 1 ayat 1).

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. perkembangan. Perubahan atau perkembangan pendidikan adalah hal yang memang

tanya jawab, pemberian tugas, atau diskusi kelompok) dan kemudian siswa merespon/memberi tanggapan terhadap stimulus tersebut. Pembelajaran harus

BAB I PENDAHULUAN. demi kelangsungan masa depannya. Demikian halnya dengan Indonesia menaruh

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Matematika merupakan disiplin ilmu yang mempunyai

IMPLIKASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan terutama pendidikan IPA di Indonesia dan negara-negara maju.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. dan guru. Proses kegiatan belajar mengajar perlu dibina hubungan dengan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas biasanya masih berfokus

I. PENDAHULUAN. Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang semakin pesat menuntut sumber

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah sesuatu yang penting di dalam kehidupan. Baik itu kehidupan berbangsa dan bernegara, bermasyarakat ataupun dalam kehidupan berkeluarga. Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam dunia pendidikan. Faktor tersebut antara lain adalah kurikulum, sarana prasarana, input siswa dan terutama faktor tertentu dari keberhasilan tersebut adalah guru sebagai tenaga pendidik. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No 20 tahun 2003 Bab XI Pasal 39 ayat 2 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dijelaskan bahwa pendidik merupakan tenaga professional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, melakukan bimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik di perguruan tinggi. Matematika merupakan suatu bahan kajian yang memiliki obyek abstrak dan dibangun melalui proses penalaran deduktif, kebenaran suatu konsep diperoleh sebagai akibat logis dari kebenaran sebelumnya sudah diterima sehingga keterkaitan antar konsep dalam matematika bersifat sangat kuat dan jelas (Standar Kompetensi, 2004: 3). Dalam proses belajar mengajar matematika di Sekolah Dasar kita harus mengacu pada tujuan pengajaran dalam standar kompetensi yang telah ditentukan. Agar tujuan pengajaran tersebut tercapai, guru harus dapat memilih strategi pembelajaran, pembelajaran, dan media pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa dan karakteristik mata pelajaran. Ratumanan (2000) menyatakan bahwa dalam pengajaran matematika guru cenderung mentransfer pengetahuan yang mereka miliki ke dalam pikiran siswa. Siswa sering diposisikan sebagai orang yang tidak tahu apa-apa yang hanya menunggu apa yang guru berikan. 1

2 Sementara itu Soedjadi (2001a) menyatakan bahwa dalam kurikulum matematika sekolah di Indonesia dan dalam pembelajarannya selama ini terpateri kebiasaan dengan urutan sajian pembelajaran sebagai berikut: (1) diajarkan teori/teorema/definisi (2) diberikan contoh-contoh dan (3) diberikan latihan soalsoal. Kebiasaan pembelajaran semacam ini menyebabkan guru mendominasi kegiatan belajar mengajar, sementara siswa hanya menjadi pendengar dan pencatat yang baik. Hasilnya adalah siswa yang kurang mandiri tidak berani mengemukakan pendapat sendiri, selalu meminta bimbingan guru dan kurang gigih melakukan ujicoba dalam menyelesaikan masalah matematika, sehingga pengetahuan yang dipahami siswa hanya sebatas apa yang diberikan guru. Hal ini juga sejalan dengan pendapat Sumani (2000: 29) yang menyatakan bahwa salah satu kemampuan yang harus dimiliki guru adalah memotivasi siswanya untuk belajar sendiri, artinya bagaimana guru mampu menumbuhkan motivasi intrinsic (dari dalam) siswa untuk belajar. Peran guru dalam kegiatan belajar mengajar adalah sebagai fasilitator dan motivator untuk mengoptimalkan belajar siswa. Darmawati, Arnentis dkk dalam Jurnal Biogenesis, Vol. 8, Nomor 1, Juli 2011 yang menyatakan bahwa hasil belajar siswa dalam pembelajaran kooperatif tipe CRH (Course Review Horay) tidak terlepas dari penghargaan kelompok yang memotivasi siswa dalam meningkatkan hasil belajar di setiap pertemuannya. Sehingga hal ini menjadi salah satu alasan peneliti menambahkan variabel motivasi karena tidak hanya model maupun aktivitas dalam belajar saja yang mempengaruhi hasil belajar siswa. Pendapat ini sejalan dengan Setyaningsih di jurnalnya Economic Education Analysis Journal 2 (3) (2014) berpendapat bahwa metode CRH (Course Review Horay)mempunyai karakteristik, yaitu merupakan pembelajaran kooperatif yang melibatkan aktivitas seluruh siswa dimana pembelajaran berpusat pada siswa. Selain itu CRH (Course Review Horay) membuat siswa lebih antusias dalam mengikuti pelajaran dan siswa lebih aktif dalam proses belajar mengajar

3 sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Efektifitas pembelajaran oleh guru profesional adalah faktor utama dalam peningkatan mutu pendidikan tersebut. Guru sebagai pendidik dengan tugas utama yaitu mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan dan mengevaluasi peserta didik membutuhkan peningkatan profesional secara terus menerus. Oleh karena itu pembaharuan pendidikan harus dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan suatu bangsa (Slameto, 2003: 97). Untuk menimbulkan motivasi yang akan mendorong anak agar berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan belajarnya, maka diperlukannya metode yang tepat dalam pembelajaran yang membuat anak mampu menyelesaikan soal-soal yang diberikan oleh gurunya. Salah satu alternatif model pembelajaran yang digunakan adalah CRH (Course Review Horay). Menurut Marteni Dewi di Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014) mengatakan bahwa kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model CRH (Course Review Horay) memiliki hasil belajar kognitif yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model konvensional. Model pembelajaran CRH (Course Review Horay) memberikan kesempatan kepada siswa untuk membentuk kelompok dan berdiskusi. Hal tersebut menyebabkan siswa terlatih berpartisipasi dalam kelompoknya secara demokratis. Pada umumnya masalah yang dihadapi siswa SD terhadap pelajaran adalah siswa merasa takut, bosan, dan bahkan tidak mau memperhatikan apa yang diajarkan oleh gurunya. Sehingga mata pelajaran matematika dianggap sebagai pelajaran yang tidak menyenangkan, karena pembelajaran matematika bagi siswa SD selama ini masih berbasis pada teacher centered learning (belajar yang berpusat pada guru). Sehingga siswa tidak terlatih untuk menemukan dan membangun sendiri pengetahuannya. Kondisi seperti tersebut di atas menyebabkan hasil belajar siswa cenderung rendah. Seperti yang terjadi pada siswa kelas 5 semester 2 SD Negeri

4 Banyurip tahun pelajaran 2015/2016. Pada saat guru melaksanakan pembelajaran Matematika dengan Kompetensi Dasar menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah, diperoleh data dari 16 siswa yang mengikuti evaluasi pembelajaran terdapat 5 siswa (31%) mampu mencapai KKM (65) dan 11 siswa (69%) masih belum berada dibawah KKM. Hasil pembelajaran sebelum tindakan disajikan dalam Tabel 1.1 Tabel 1.1 Hasil Tes Matematika Sebelum Tindakan Siswa Kelas 5 semester 2 SD Negeri Banyurip 05 Kecamatan Andong Kabupaten Boyolali Ketuntasan Frekuensi Prosentase ( % ) Tuntas 5 31 % Tidak tuntas 11 69 % Jumlah 16 100 % Maximum 85 Minimum 40 Rata rata 64,68 Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa, penyebab rendahnya motivasi belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran matematika berada pada kategori sebagai berikut: 87,5% rendah, 12,5% sedang, dan 0% tinggi. Hal ini menunjukkan masih begitu rendahnya motivasi yang dimiliki oleh siswa dalam setiap mengikuti pembelajaran matematika. Tabel 1.2 Motivasi Belajar Siswa Sebelum Tindakan Siswa Kelas 5 semester 2 SD Negeri Banyurip 05 Kecamatan Andong Kabupaten Boyolali No Kriteria Jumlah siswa Persentase (%) 1 Rendah 14 87,5% 2 Sedang 2 12,5% 3 Tinggi 0 0% Jumlah 16 100 Selanjutnya, penyebab utama rendahnya hasil belajar pada mata pelajaran matematika adalah sebagai berikut: 55% menjawab tidak paham dengan materi pelajaran yang diajarkan, 20% menjawab takut bertanya pada guru, dan 25% bosan karena guru terus berceramah. Ketika diajukan pertanyaan lanjut sebab siswa tidak paham dengan materi, 50% menjawab karena siswa tidak terlibat aktif dan hanya pasif dalam

5 pembelajaran, 40% menjawab materi yang diajarkan tidak sesuai dengan pengalaman nyata siswa, dan 10% siswa menjawab bosan dengan materi pelajaran. Mengacu pada hasil wawancara awal dengan siswa diatas, maka dilakukan wawancara berikutnya dengan guru kelas pada mata pelajaran matematika kelas 5 semester 2 pada SD Negeri Banyurip tahun pelajaran 2015/2016. Pertanyaan wawancara yang diajukan kepada guru adalah metode apa yang sering ibu pakai dalam pembelajaran matematika?. Guru menjawab bahwa ia sering menggunakan ceramah dan tanya jawab, terkadang menggunakan kerja kelompok. Pertanyaan berikutnya apakah siswa sering diajak bekerja dalam sebuah kelompok?. Guru menjawab bahwa ia terkadang menggunakan kerja kelompok tetapi belum efektif karena masih didominasi siswa berkemampuan tinggi. Berdasarkan pada kenyataan di atas, maka untuk mengubah situasi pembelajaran, yaitu suasana pembelajaran dan juga hasil belajaran Matematika siswa, maka diusulkan topik untuk dilakukan penelitian yaitu: Upaya Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar Matematika Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe CRH (Course Review Horay) Pada Siswa Kelas 5 SD Negeri Banyurip semester 2 Tahun Pelajaran 2015/2016. Untuk mengatasi permasalahan tersebut peneliti berkolaborasi dengan teman sejawat untuk menemukan penyebab masalah dan menentukan alternatif tindakan yang akan diterapkan untuk mengatasi rendahnya motivasi dan hasil belajar siswa kelas 5 semester 2 SD Negeri Banyurip tahun pelajaran 2015/2016 pada pelajaran matematika. Dari berbagai identifikasi masalah pembelajaran di atas, peneliti menjadi tertarik untuk mengajukan topik kajian, dimana topik ini sekaligus menjadi pembatas bagi peneliti atau titik fokus untuk melakukan penelitian ini. Dengan demikian batasan atau topik yang diajukan melalui penelitian ini adalah:

6 Upaya Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Matematika Melalui Pembelajaran Kooperatif tipe CRH (Course Review Horay Siswa Kelas 5 SD Negeri Banyurip Semester 2 Tahun Pelajaran 2015/2016. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, dapat d2dentifikasi masalah yang timbul dalam proses pembelajaran matematika diantaranya, siswa kurang antusias dalam mengikuti pelajaran matematika. Siswa juga merasa jenuh dan bosan karena pembelajaran kurang menarik, dan siswa hanya mendengarkan guru berceramah. Hasil belajar siswa dari pembelajaran tersebut juga relatif rendah karena masih banyak yang mendapat nilai di bawah KKM. Pembelajaran hanya terpusat pada guru, sehingga siswa kurang mengalami pengalaman sendiri dalam belajar dan cenderung pasif. Jika gejala-gejala masalah tersebut tidak segera diatasi, dampak akan muncul baik bagi siswa, guru maupun sekolah tersebut. Dampak yang signifikasi akan muncul bagi siswa diantaranya, hasil belajar siswa menurun, siswa tidak dapat mengikuti materi selanjutnya. Siswa merasa minder karena tertinggal pelajaran. Jika hal ini terjadi pada akhir semester, bisa jadi siswa tidak naik kelas. Selain bagi murid, guru juga mengalami dampak dari masalah tersebut. Guru merasa gagal dalam proses belajar mengajar, guru tidak dapat menyelesaikan kompetensi yang menjadi tuntutan kurikulum dengan tepat waktu. Untuk mengatasi masalah-masalah tersebut, maka penelitian merencanakan untuk menerapkan pembelajaran kooperatif tipe CRH (Course Review Horay) untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar dalam pembelajaran matematika. Penulis juga optimis dengan penerapan model ini, melihat hasil penelitian tindakan yang dilakukan oleh Setyaningsih (2014) yang menunjukkan bahwa pembelajaran CRH (Course Review Horay) mampu meningkatkan aktivitas dan hasil belajar pada siswa kelas VIII SMP N 1 Bulu Kabupaten Sukoharjo. Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Marteni Dewi (2014) juga menunjukkan hal yang sama, yaitu Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif

7 Tipe CRH (Course Review Horay) Terhadap Hasil Belajar IPA Pada Siswa Kelas 5 SD Tahun Pelajaran 201/2014 Di Gugus IV Kecamatan Buleleng. 1.3 Rumusan Masalah Berangkat dari batasan masalah yang diajukan, maka rumusan masalah penelitian yang diajukan adalah: a. Apakah penggunaan pembelajaran CRH (Course Review Horay) meningkatkan motivasi siswa kelas 5 SD Negeri Banyurip semester 2 tahun pelajaran 2015/2016? b. Apakah penggunaan pembelajaran CRH (Course Review Horay) meningkatkan hasil belajar siswa kelas 5 SD Negeri Banyurip semester 2 tahun pelajaran 2015/2016? 1.4 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk: a. Mengetahui apakah upaya peningkatan motivasi dapat dicapai menggunakan pembelajaran CRH (Course Review Horay) siswa kelas 5 SD Negeri Banyurip semester 2 tahun pelajaran 2015/2016. b. Mengetahui apakah upaya peningkatan hasil belajar dapat dicapai menggunakan pembelajaran CRH (Course Review Horay) siswa kelas 5 SD Negeri Banyurip semester 2 tahun pelajaran 2015/2016. 1.5 Manfaat Penelitian Penelitian merupakan kegiatan mengungkap fakta, dengan menggunakan prosedur yang terstuktur dan sistematis. Hasilnya kemudian menjadi rujukan bagi bidang keilmuan dimana penelitian ini diangkat dalam hal ini adalah ilmu pendidikan dan juga menjadi rujukan atau memiliki manfaat bagi para praktisi atau kepada institusi dimana penelitian ini diajukan. Berdasarkan pengertian demikian, maka penelitian seharusnya memiliki manfaat dalam dua ranah, yaitu:

8 1.5.1 Manfaat Teoritis Adapun beberapa manfaat dari penelitian ini secara teoritis yaitu sebagai berikut: 1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan wawasan untuk melakukan kajian-kajian teoritis ilmu pendidikan, secara khusus dalam menemukan solusi teoritis mengenai model pembelajaran aktif juga menyenangkan bagi peserta didik. 2. Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk penelitian berikutnya yang berhubungan dengan hal yang sama yaitu tentang model kooperatif tipe CRH (Course Review Horay). 3. Memberikan sumbangan dan pengetahuan baru bagi dunia pendidikan dan memperkaya penelitian yang sudah ada sebelumnya serta dapat memberikan gambaran dalam Upaya Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar Matematika Melalui Pembelajaran CRH (Course Review Horay). 1.5.2 Praktis 1. Bagi institusi yaitu sekolah, penelitian ini memberikan masukan untuk menjadikan pembelajaran CRH (Course Review Horay) sebagai pembelajaran lain, yang dapat diterapkan pada mata pelajaran yang diajarkan, demi meningkatkan hasil belajar siswa. 2. Bagi siswa, penelitian ini dapat mendorong kemampuan bernalar siswa dalam mengajukan masalah dan menemukan solusi atas masalah yang dihadapi siswa. Disamping itu, penerapan pembelajaran CRH (Course Review Horay), dapat mendorong siswa menjadi aktif dalam belajar demi tercapainya hasil belajar yang memuaskan. 3. Peneliti, model pembelajaran ini, dapat memberikan masukan untuk diterapkan dalam pengajaran yang akan dilakukan oleh peneliti sebagai pengajar dikemudian hari nanti.