Lampiran 6 Analisis ekonomi proyeksi pengembangan sapi potong pola digembalakan

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. pasokan sumber protein hewani terutama daging masih belum dapat mengimbangi

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan daging sapi setiap tahun selalu meningkat, sementara itu pemenuhan

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sektor potensial yang memegang peranan penting

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Usaha sektor peternakan merupakan bidang usaha yang memberikan

X. REKOMENDASI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN BERKELANJUTAN BERBASIS PETERNAKAN SAPI POTONG TERPADU DI KABUPATEN SITUBONDO

I. PENDAHULUAN. yang memiliki potensi hijauan hasil limbah pertanian seperti padi, singkong, dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Ternak kambing merupakan salah satu ternak ruminansia penghasil protein

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Penentuan Responden Data yang dikumpulkan meliputi:

Lingkup Kegiatan Adapun ruang lingkup dari kegiatan ini yaitu :

I. PENDAHULUAN. kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia.

PENDAHULUAN Latar belakang

20.1. Mengembangkan Potensi Peternakan Ruminansia Menerapkan Tingkah laku Ternak Ruminansia Menerapkan Penanganan Ternak ruminansia

TINJAUAN PUSTAKA. Sapi Bali

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kondisi Peternakan Sapi Perah di Indonesia

I. PENDAHULUAN. sangat diperlukan untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia.

RINGKASAN EKSEKUTIF DASLINA

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian adalah suatu proses perubahan sosial. Hal tersebut tidak

VII. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

TINJAUAN PUSTAKA Peternakan Sapi Potong di Indonesia

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian, pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan

BAB I IDENTIFIKASI KEBUTUHAN

A. Luas potensi lahan sumber pakan ternak (Ha) Luas Potensi Hijauan (Ha) No Kabupaten/Kota Tanaman Padang. Pangan Rumput

Lampiran 1. Kuisioner Penelitian Desa : Kelompok : I. IDENTITAS RESPONDEN 1. Nama : Umur :...tahun 3. Alamat Tempat Tinggal :......

UPAYA PENGEMBANGAN AGRIBISNIS TERNAK DOMBA MELALUI PERBAIKAN MUTU PAKAN DAN PENINGKATAN PERAN KELOMPOKTANI DI KECAMATAN PANUMBANGAN KABUPATEN CIAMIS

POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN TERNAK KERBAU DI KALIMANTAN SELATAN

PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN PEMBIBITAN BABI TAHUN 2012 DIREKTORAT PERBIBITAN TERNAK

I. PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhan protein hewani adalah sapi perah dengan produk

Faktor-faktor yang Mempengaruhi lingkungan Usaha Peternakan. Faktor Lingkungan Makro. Faktor Lingkungan Mikro

I. PENDAHULUAN. yang keduanya tidak bisa dilepaskan, bahkan yang saling melengkapi.

Johanis A. Jermias; Vinni D. Tome dan Tri A. Y. Foenay. ABSTRAK

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. efetivitas rantai pemasok. Menurut Wulandari (2009), faktor-faktor yang

POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN TERNAK SAPI DI LAHAN PERKEBUNAN SUMATERA SELATAN

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sub sektor peternakan merupakan bagian dari pembangunan

I. PENDAHULUAN. Provinsi Lampung adalah provinsi yang memiliki luas wilayah ,50 km 2

STRATEGI USAHA PENGEMBANGAN PETERNAKAN YANG BERKESINAMBUNGAN

Ditulis oleh Mukarom Salasa Jumat, 03 September :04 - Update Terakhir Sabtu, 18 September :09

- 1 - PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PENGENDALIAN SAPI DAN KERBAU BETINA PRODUKTIF

Integrasi Tanaman Jeruk dengan Ternak Kambing

I PENDAHULUAN. pedesaan salah satunya usaha ternak sapi potong. Sebagian besar sapi potong

PENDAHULUAN. Daging unggas adalah salah jenis produk peternakan yang cukup disukai. Harga yang relatif terjangkau membuat masyarakat atau

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

I. PENDAHULUAN. sapi yang meningkat ini tidak diimbangi oleh peningkatan produksi daging sapi

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan yang dihadapi Provinsi Jambi salah satunya adalah pemenuhan

PENDAHULUAN. yang sangat penting untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia.

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. karena karakteristiknya, seperti tingkat pertumbuhan cepat dan kualitas daging cukup

: PERTANIAN ORGANISASI : DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN Halaman sebelum perubahan

BAB I PENDAHULUAN. Strategis Kementerian Pertanian tahun adalah meningkatkan

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

BAB I PENDAHULUAN. Tahun (juta orang)

TINJAUAN PUSTAKA. Gaduhan Sapi Potong. Gaduhan adalah istilah bagi hasil pada bidang peternakan yang biasanya

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu dari 21 program utama Departemen Pertanian terkait dengan

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013

PENDAHULUAN. Kemajuan pembangunan nasional tidak terlepas dari peran bidang peternakan.

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Sapi perah merupakan sumber penghasil susu terbanyak dibandingkan

TERNAK PERAH SEBAGAI PRODUSEN SUSU

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembangunan peternakan di Indonesia lebih ditujukan guna

TINJAUAN PUSTAKA Sapi Perah Sapi Friesian Holstein (FH) Produktivitas Sapi Perah

LAPORAN KINERJA 2014 BAB I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

PENDAHULUAN. Hasil sensus ternak 1 Mei tahun 2013 menunjukkan bahwa populasi ternak

ANALISIS POTENSI KERBAU KALANG DI KECAMATAN MUARA WIS, KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA, KALIMANTAN TIMUR

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Uraian Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Tanjung Bintang Kabupaten Lampung

PENDAHULUAN. memadai, ditambah dengan diberlakukannya pasar bebas. Membanjirnya susu

Keberhasilan Pembangunan Peternakan di Kabupaten Bangka Barat. dalam arti yang luas dan melalui pendekatan yang menyeluruh dan integratif dengan

Tatap muka ke : 10 POKOK BAHASAN VII VII. SISTEM PRODUKSI TERNAK KERBAU

PENGANTAR. Latar Belakang. merupakan keharusan untuk memenuhi kebutuhan pangan, papan, dan bahan

LAPORAN REALISASI KEGIATAN APBN PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2015 KEADAAN s/d AKHIR BULAN : DESEMBER 2015

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BAB I PENDAHULUAN. Balai Pembibitan Ternak Unggul Hijauan Pakan Ternak (BPTU-HPT)

TINJAUAN PUSTAKA. keberhasilan usaha pengembangan peternakan disamping faktor bibit dan

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang memiliki sumber daya alam

PENDAHULUAN. Kambing perah merupakan salah satu ternak penghasil susu. Susu

III KERANGKA PEMIKIRAN

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA. Berikut ini merupakan gambaran umum pencapaian kinerja Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur :

I. PENDAHULUAN. pertumbuhan tubuh dan kesehatan manusia. Kebutuhan protein hewani semakin

PENGEMBANGAN SISTEM INTEGRASI SAPI PERKEBUNAN SEBAGAI UPAYA PEMBANGUNAN PETERNAKAN SAPI MENUJU SWASEMBADA DAGING 2010

I. PENDAHULUAN. Permintaan pangan hewani terutama daging sapi meningkat cukup besar

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

KERAGAAN PENGEMBANGAN TERNAK SAPI POTONG YANG DIFASILITASI PROGRAM PENYELAMATAN SAPI BETINA PRODUKTIF DI JAWA TENGAH

Lampiran 3. PENGUKURAN KINERJA KEGIATAN TAHUN 2014 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Lingkungan Eksternal Penggemukan Sapi. diprediksi oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional

BAB I PENDAHULUAN. nutrisi makanan. Sehingga faktor pakan yang diberikan pada ternak perlu

INTEGRASI SAPI-SAWIT DI KALIMANTAN TENGAH (Fokus Pengamatan di Kabupaten Kotawaringin Barat)

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

BAB I PENDAHULUAN. ada kebanyakan hanya untuk menghasilkan hewan kesayangan dan materi

BAB I PENDAHULUAN. Susu merupakan salah satu produk peternakan yang berperan dalam

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN EVALUASI KINERJA DINAS PERTANIAN DAN PERIKANAN KOTA SALATIGA TAHUN 2017

7.2. PENDEKATAN MASALAH

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Peternakan Sapi Perah

1.1. VISI DAN MISI DINAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN KOTA PRABUMULIH. pedoman dan tolak ukur kinerja dalam pelaksanaan setiap program dan

I. PENDAHULUAN. keanekaragaman hayati yang sangat besar (mega biodiversity) berupa sumber

2013, No.6 2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini, yang dimaksud dengan: 1. Pemberdayaan Peternak adalah segala upaya yang dila

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dunia. Kebutuhan jagung dunia mencapai 770 juta ton/tahun, 42%

Transkripsi:

102 Lampiran 6 Analisis ekonomi proyeksi pengembangan sapi potong pola digembalakan PENERIMAAN AWAL 1 2 3 4 5 Jual Pejantan 903.756.000 947.246.264 875.392.835 1.326.469.524 1.310.793.700 1.339.896.600 Afkir Pejantan 46.110.000 101.828.973 144.439.818 305.087.991 301.482.551 308.176.218 Afkir Induk 731.250.000 1.477.704.172 2.048.419.233 2.759.056.611 2.726.450.895 2.786.984.928 Afkir dara 20.022.453 30.033.679 154.469.343 180.284.601 329.517.580 379.894.012 Jual dara Jual jantan 429.605.149 1.539.940.525 1.797.488.862 2.201.604.610 2.538.184.480 2.965.186.889 TOTAL PENERIMAAN 2.130.743.602 4.096.753.613 5.020.210.090 6.772.503.337 7.206.429.206 7.780.138.647 PENJUALAN PUPUK 294.167.481 1.208.451.101 1.391.192.255 1.553.122.498 1.710.308.360 1.914.338.480 PENERIMAAN +PUPUK 2.424.911.083 5.305.204.714 6.411.402.346 8.325.625.835 8.916.737.566 9.694.477.127 PENGELUARAN Sewa padang gembala 29.825.314,09 559.468.102,51 644.070.488,53 719.038.193,75 791.809.425,75 886.267.814,93 Tenaga Kerja 735.418.703,71 1.007.042.584,52 1.159.326.879,35 1.294.268.748,75 1.425.256.966,35 1.595.282.066,88 Bangunan kandang 69.913.804,77 95.736.181,70 110.213.342,00 123.041.815,71 135.494.428,93 151.658.148,49 Kesehatan 128.698.273,15 176.232.452,29 202.882.203,89 226.497.031,03 249.419.969,11 279.174.361,70 Peralatan 31.900.829,10 43.683.269,44 50.289.023,74 56.142.502,17 61.824.479,96 69.199.790,99 TOTAL PENGELUARAN 995.756.924,82 1.882.162.590,47 2.166.781.937,50 2.418.988.291,41 2.663.805.270,11 2.981.582.183,00 KEUNTUNGAN + PUPUK 1.429.154.158,44 3.423.042.123,82 4.244.620.408,12 5.906.637.543,61 6.252.932.295,60 6.712.894.944,22 R/C 2,44 2,82 2,96 3,44 3,35 3,25

Lampiran 2 Komposisi zat-zat makanan dalam pakan hijauan di lokasi penelitian Zat-zat makanan Pola dige mbalaka n Pola dikandangkan Protein kasar 10.14 11.85 Serat kasar 24.64 25.08 Kalsium (Ca) 0.75 0.52 BTEN 44.92 44.68 Gross Energi (BE) 3 845.36 3 750.21 Sumber : Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak Unpad (2010)

91 Lampiran 3 Rumusan strategi pengembangan sapi potong pola digembalakan Eksternal Internal KEKUATAN (S) 1. Agrofisik, lahan pertanian dan kehutanan cukup potensial 2. Sumberdaya ternak dengan populasi yang cukup tinggi 3. Sumberdaype peternak dengan ngalaman beternak sapi potong cukup lama KELEMAHAN (W) 1. Rendahnya partisipasi dan motivasi peternak 2. Rendahnya upaya peternak dalam pemenuhan kebutuhan pakan ternak 3. Kurangnya penguasaan dan penerapan teknologi tepat guna 4. Kelembagaan kelompok ternak tidak berjalan sebagaimana mestinya PELUANG (O) SO STRATEGIES WO STRATEGIES 1. Prospek pasar kebutuhan daging Jawa Barat masih terbuka 2. Dukungan kebijakan pemerintah pusat dan daerah 3. Kekuatan komponen strategik perguruan tinggi, LSM, swasta Optimalisasi sumberdaya lahan pertanian, kehutanan, peternak dengan mangadopsi teknologi informasi dengan melibatkan perguruan tinggi, swasta, LSM dan instansi pemerintah dalam memanfaatkan peluang pasar local dengan cara meningkatkan produktivitas ternak, skala usaha, dan pendapatan petani peternak Meningkatkan keterampilan dan motivasi peternak mela lui pe latihan manajeria l agribisnis sapi potong dengan mengadopsi teknologi tepat guna untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing komoditas peternakan guna meanfaatkan pasar ternak yang ada. ANCAMAN (T) ST STRATEGIES WT STRATEGIES 1. Persaingan harga pada era pasar bebas 2. Penyakit menular 3. Pemotongan induk betina produktif 4. Status lahan hutan sebagai padang penggembalaan Peningkatan koordinasi stakeholders untuk menciptakan iklim kondusif bagi keberlangsungan usaha sapi potong untuk mengantisipasi T1, T2, T3, dan T4 Mengoptimalkan kemampuan kelompok dalam mengelola usaha dengan perbaikan teknis budidaya dan adopsi teknologi mela lui peningkatan partisipasi kelembagaan petani dengan melibatkan pemerintah untuk mengakses permodalan dan jaminan pemasaran (mengatasi W1, W5, dan mengantisipasi T1, T2, dan T3)

92

92 Lampiran 4 Rumusan strategi pengembangan sapi potong pola dikandangkan KEKUATAN (S) KELEMAHAN (W) Internal 1. Agrofisik dan lahan pertanian 2. Sumber daya ternak, 3. Sumber daya peternak dengan pengalaman budidaya beternak sapi potong yang cukup lama, Eksternal 4. Kondisi ternak lebih terkontrol sepanjang waktu, dan 5. limbah ternak dapat dikelola secara optimal sehingga menjadi sumber tambahan pendapatan bagi peternak. PELUANG (O) SO STRATEGIES WO STRATEGIES 1) prospek pasar Jawa Barat akan Optimalisasi sumber daya lahan pertanian, kebutuhan daging yang masih belum peternak dengan mangadopsi teknologi terpenuhi, informasi untuk memanfaatkan pasar ternak 2) dukungan kebijakan pemerintah dengan melibatkan perguruan tinggi, swasta, pusat dan daerah melalui program LSM dan instansi pemerintah untuk bantuan-bantuan sarana peternakan, meningkatkan produktivitas ternak, skala usaha, 3) Berkembangnya teknologi dan dan pendapatan petani. informasi yang berkembang pesat, 4) Lokasi strategis dan kemudahan akses terhadap pasar peternakan. 1) Rendahnya partisipasi dan motivasi peternak, 2) Terbatasnya akses terhadap lembaga permodalan dan kemitraan usaha, 3) Kurangnya penguasaan dan penerapan teknologi tepat guna dalam manajemen produksi ternak, 4) Lemahnya sistem pemasaran hasil ternak, dan 5) Kelembagaan kelompok ternak belum berfungsi secara optimal Meningkatkan keterampilan dan motivasi peternak melalui pelatihan agribisnis sapi potong dengan mengadopsi teknologi tepat guna untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha dan daya saing komoditas peternakan untuk memanfaatkan peluang pasar ternak yang ada. ANCAMAN (T) ST STRATEGIES WT STRATEGIES 1. Persaingan harga pada era pasar Peningkatan peran stakeholders (Subdinas Mengoptimalkan kemampuan kelembagaan peternak bebas, Peternakan, Dinas Pertanian Tanaman Pangan, dalam mengelola usaha dengan perbaikan koefisien 2. Penyakit menular dan gangguan Dinas Perindustrian), lembaga keuangan/investor, teknis budidaya dan adopsi teknologi melalui reproduksi yang mengancam ternak, perguruan tinggi untuk menciptakan iklim peningkatan partisipasi kelembagaan petani dengan 3. Pemotongan betina produktif, kondusif bagi keberlangsungan usaha sapi melibatkan pemerintah untuk mengakses permodalan 4. Produksi hijauan pakan menurun potong. dan jaminan pemasaran sehingga efisiensi usaha sapi pada saat musim kemarau sehingga potong meningkat. mengancam pengurangan ternak

92

102 Lampiran 6 Analisis ekonomi proyeksi pengembangan sapi potong pola digembalakan PENERIMAAN AWAL 1 2 3 4 5 Jual Pejantan 903.756.000 947.246.264 875.392.835 1.326.469.524 1.310.793.700 1.339.896.600 Afkir Pejantan 46.110.000 101.828.973 144.439.818 305.087.991 301.482.551 308.176.218 Afkir Induk 731.250.000 1.477.704.172 2.048.419.233 2.759.056.611 2.726.450.895 2.786.984.928 Afkir dara 20.022.453 30.033.679 154.469.343 180.284.601 329.517.580 379.894.012 Jual dara Jual jantan 429.605.149 1.539.940.525 1.797.488.862 2.201.604.610 2.538.184.480 2.965.186.889 TOTAL PENERIMAAN 2.130.743.602 4.096.753.613 5.020.210.090 6.772.503.337 7.206.429.206 7.780.138.647 PENJUALAN PUPUK 294.167.481 1.208.451.101 1.391.192.255 1.553.122.498 1.710.308.360 1.914.338.480 PENERIMAAN +PUPUK 2.424.911.083 5.305.204.714 6.411.402.346 8.325.625.835 8.916.737.566 9.694.477.127 PENGELUARAN Sewa padang gembala 29.825.314,09 559.468.102,51 644.070.488,53 719.038.193,75 791.809.425,75 886.267.814,93 Tenaga Kerja 735.418.703,71 1.007.042.584,52 1.159.326.879,35 1.294.268.748,75 1.425.256.966,35 1.595.282.066,88 Bangunan kandang 69.913.804,77 95.736.181,70 110.213.342,00 123.041.815,71 135.494.428,93 151.658.148,49 Kesehatan 128.698.273,15 176.232.452,29 202.882.203,89 226.497.031,03 249.419.969,11 279.174.361,70 Peralatan 31.900.829,10 43.683.269,44 50.289.023,74 56.142.502,17 61.824.479,96 69.199.790,99 TOTAL PENGELUARAN 995.756.924,82 1.882.162.590,47 2.166.781.937,50 2.418.988.291,41 2.663.805.270,11 2.981.582.183,00 KEUNTUNGAN + PUPUK 1.429.154.158,44 3.423.042.123,82 4.244.620.408,12 5.906.637.543,61 6.252.932.295,60 6.712.894.944,22 R/C 2,44 2,82 2,96 3,44 3,35 3,25

102 Lampiran 7 Analisis ekonomi proyeksi pengembangan sapi potong pola dikandangkan PENERIMAAN Jual Pejantan Awal 1 2 Tahun Pengembangan 3 4 5 Afkir Pejantan Afkir Induk 215.600.000 260.660.400 315.138.424 381.002.354 460.631.846 556.903.902 Afkir dara 21.954.144 32.186.346 52.424.852 63.705.022 96.274.215 116.395.526 Jual dara (690.342.778) (722.151.818) (598.198.513) (716.742.938) (480.757.679) (581.236.034) Jual jantan 1.137.823.641 1.382.419.122 2.434.738.005 2.625.732.798 5.276.420.315 6.905.283.111 Total Penjualan sapi 685.035.006 953.114.049 2.204.102.768 2.353.697.236 5.352.568.697 6.997.346.505 Penjualan pupupk 161.821.318 202.524.662 291.594.123 339.985.253 518.367.566 647.921.810 Total Penerimaan 846.856.324 1.155.638.711 2.495.696.891 2.693.682.489 5.870.936.264 7.645.268.315 PENGELUARAN beli pejantan Beliinduk Beli dara 736.365.630 770.295.273 638.078.414 764.525.801 512.808.191 619.985.103 Sewa padang gembala 22.683.023 384.472.330 561.716.014 647.126.628 1.023.562.020 1.290.811.347 Tenaga Kerja 559.307.422 692.050.194 1.011.088.824 1.164.827.931 1.842.411.635 2.323.460.424 Bangunan kandang 53.171.492 65.790.905 96.120.844 110.736.309 175.151.933 220.883.638 Kesehatan 97.878.799 121.108.784 176.940.544 203.844.888 322.422.036 406.605.574 Peralatan 24.261.513 30.019.600 43.858.786 50.527.647 79.919.722 100.786.550 TOTAL PENGELUARAN 1.493.667.878,80 2.063.737.085,46 2.527.803.426,88 2.941.589.203,06 3.956.275.537,19 4.962.532.635,30 KEUNTUNGAN + PUPUK (646.811.554,35) (908.098.374,01) (32.106.536,20) (247.906.713,95) 1.914.660.726,31 2.682.735.680,08 R/C 0,57 0,56 0,99 0,92 1,48 1,54

Tabel 21 Proyeksi pengembangan sapi potong pola digembalakan Awal 1 2 3 4 5 Pejantan Ekor Awal tahun 54 50 67 71 75 79 Kematian 1 1 1 1 1 2 Afkir 3 5 7 7 7 8 Dibeli 23 12 12 12 14 Akhir tahun 50 67 71 75 79 83 Betina Induk Awal tahun 1.250 1.163 1.176 1.242 1.312 1.385 Tambahan dara 174 235 248 262 277 Subtotal 1.250 1.337 1.411 1.490 1.574 1.662 Kematian 25 27 28 29 32 33 Afkir 62 134 141 149 157 166 Akhir tahun 1.163 1.176 1.242 1.312 1.385 1.463 Anak < 1 tahun 17 Lahir 329 401 565 596 787 831 Kematian 16 15 17 18 23 25 Akhir tahun 330 386 548 578 764 806 Jml anak betina 165 193 274 289 382 403 Dara 1 2 tahun Awal tahun 165 193 274 289 382 403 Kematian 3 4 4 4 6 6 Akhir tahun 162 189 268 285 376 397 Dara 2 3 tahun Awal tahun 205 189 268 285 376 397 Kematian 4 4 4 5 6 6 Afkir 10 9 13 14 18 20 Subtotal 191 175 251 266 352 371 Dijual 17 3 4 75 78 Dibeli 59 Akhir tahun 174 235 248 262 277 293 Jantan 1 2 tahun Awal tahun 165 193 274 289 382 403 Kematian 8 8 8 9 11 12 Subtotal 157 185 266 280 371 391 Dibeli 192 89 314 232 186 305 Akhir tahun 348 274 580 512 557 697 Jantan 2 3 tahun 5 Awal tahun 353 322 580 512 557 697 Kematian 7 6 12 10 11 14 Akhir tahun 346 316 568 502 546 683 Jumlah Ternak (ekor) 2.786 2.829 3.839 3.759 4.246 4.807 Jumlah ternak (ST) 2.204 2.204 2.880 2.880 3.239 3.599 Kapasitas Tampung (ST) 2.205 2.205 2.880 2.880 3.240 3.600 DAYA TAMPUNG BEBAS 1 1 1 1

Tabel 23 Proyeksi pengembangan sapi potong pola dikandangkan Awal 1 2 3 4 5 BETINA INDUK AWAL TAHUN 539 501 507 536 566 597 TAMBAHAN DARA 75 101 107 113 119 SUBTOTAL 539 576 609 643 679 717 KEMATIAN 11 12 12 13 14 14 AFKIR 27 58 61 64 68 72 AKHIR TAHUN 501 507 536 566 597 631 ANAK < 1 TAHUN LAHIR 135 173 243 257 339 358 KEMATIAN 7 7 7 8 10 11 AKHIR TAHUN 128 166 236 249 329 348 JML ANAK BETINA 64 83 118 125 165 174 DARA 1 2 TAHUN AWAL TAHUN 64 83 118 125 165 174 KEMATIAN 1 2 2 2 2 3 AKHIR TAHUN 63 81 116 123 162 171 DARA 2 3 TAHUN AWAL TAHUN 63 81 116 123 162 171 KEMATIAN 1 2 2 2 2 3 AFKIR 3 4 6 6 8 9 SUBTOTAL 58 76 108 115 152 160 DIJUAL 0 0 1 2 32 34 DIBELI 17 26 AKHIR TAHUN 75 101 107 113 119 126 JANTAN 1 2 TAHUN AWAL TAHUN 64 83 118 125 165 174 KEMATIAN 3 3 4 4 5 5 SUBTOTAL 61 80 115 121 160 169 DIBELI 192 138 314 232 187 306 AKHIR TAHUN 253 218 429 353 347 475 JANTAN 2 3 TAHUN AWAL TAHUN 253 218 429 353 347 475 KEMATIAN 5 4 9 7 7 9 AKHIR TAHUN 248 213 420 346 340 465 JUMLAH TOTAL Jumlah Ternak (ekor) 1.443 1.425 2.157 1.982 2.114 2.556 JUMLAH (ST) 1.060 1.051 1.505 1.427 1.538 1.803 DAYA TAMPUNG 2.205 2.205 2.880 2.880 3.240 3.600 DAYA TAMPUNG BEBAS 1.145 1.154 1.375 1.453 1.702 1.797

Tabel 23 Proyeksi pengembangan sapi potong pola dikandangkan Tahun Pengembangan awal 1 2 3 4 5 Ekor Betina Induk Awal tahun 539 501 606 733 886 1.071 Tambahan dara 150 182 220 266 321

Subtotal 539 652 788 953 1.152 1.392 Kematian 11 13 16 19 23 28 Afkir 27 33 39 48 58 70 Akhir tahun 501 606 733 886 1.071 1.295 Anak < 1 tahun Lahir 135 195 315 381 576 696 Kematian 7 8 9 11 17 21 Akhir tahun 128 188 306 370 559 675 Jml anak betina 64 94 153 185 279 338 Dara 1 2 tahun Awal tahun 64 94 153 185 279 338 Kematian 1 2 3 3 4 5 Akhir tahun 63 92 150 182 275 333 Dara 2 3 tahun Awal tahun 63 92 150 182 275 333 Kematian 1 2 2 3 4 5 Afkir 3 5 7 9 14 17 Subtotal 58 86 140 170 257 311 Dijual Dibeli 92 96 80 96 64 77 Akhir tahun 150 182 220 266 321 388 Jantan 1 2 tahun Awal tahun 64 94 153 185 279 338 Kematian 3 4 5 6 8 10 Subtotal 61 90 148 179 271 327 Dibeli 94 98 183 178 447 612 Akhir tahun 155 188 331 357 718 939 Jantan 2 3 tahun Awal tahun 155 188 331 357 718 939 Kematian 3 4 7 7 14 19 Akhir tahun 152 184 325 350 704 921 Jumlah Ternak (ekor) 1.243 1.538 2.247 2.589 4.030 5.086 JUMLAH (ST) 899 1.125 1.620 1.889 2.880 3.600 DAYA TAMPUNG 900 1.125 1.620 1.890 2.880 3.600 DAYA TAMPUNG BEBAS 1 (0) 0 1 0 0

Tabel 23 Proyeksi pengembangan sapi potong pola dikandangkan Tahun Pengembangan AWAL 1 2 3 4 5 BETINA INDUK AWAL TAHUN 539 501 Satuan Ternak 507 535 555 599 TAMBAHAN DARA - 75 101 134 167 240 SUBTOTAL 539 576 608 669 722 839 KEMATIAN 11 12 12 13 14 17 AFKIR 27 58 61 100 108 126 AKHIR TAHUN 501 507 535 555 599 696 ANAK < 1 TAHUN - LAHIR 40 230 243 268 325 420 KEMATIAN 2 7 7 8 10 13 AKHIR TAHUN 39 224 236 260 315 407 JML ANAK BETINA 19 112 118 130 158 203 DARA 1-2 TAHUN AWAL TAHUN 19 19 112 118 130 158 KEMATIAN 0 0 2 2 2 2 AKHIR TAHUN 19 19 110 116 128 155 DARA 2-3 TAHUN - AWAL TAHUN 19 19 110 116 128 155 KEMATIAN 0 0 2 2 2 2 AFKIR 1 1 11 12 19 23 SUBTOTAL 18 18 97 103 107 130 DIJUAL - - - - - - DIBELI 57 84 37 64 133 149 AKHIR TAHUN 75 101 134 167 240 279 JANTAN 1-2 TAHUN - AWAL TAHUN 19 112 118 130 158 203 KEMATIAN 1 3 4 4 5 6 SUBTOTAL 19 108 114 126 153 197 DIBELI 50 80 100 150 300 400 AKHIR TAHUN 69 188 214 276 453 597 JANTAN 2-3 TAHUN - AWAL TAHUN 69 188 214 276 453 597 KEMATIAN 1 2 2 3 5 6 AKHIR TAHUN 68 187 212 273 448 591 TOTAL POPULASI (ST) 820 1.306 1.542 1.797 2.483 3.126 DAYA TAMPUNG 854 1.335 1.601 1.868 2.562 3.203 DAYA TAMPUNG BEBAS 34 29 60 71 79 77

Tabel 24 Koefisien teknis sapi potong pola dikandangkan Koefisien Teknis Tahun Pengembangan Awal 1 2 3 4 5 Replacement induk 0,15 0,2 0,25 0,3 0,4 0,4 Angka kelahiran 0,3 0,4 0,4 0,4 0,45 0,5 Kematian anak 0,04 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03 Kematian dara 0,02 0,02 0,015 0,015 0,015 0,015 Kematian jantan 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 Kematian induk 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 Afkir induk 0,05 0,1 0,1 0,15 0,15 0,15 Afkir dara 0,05 0,05 0,1 0,1 0,15 0,15 Koefisien tampung lahan 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 1 Tahap produktivitas lahan 0,4 0,5 0,5 0,5 0,6 0,6 Lahan garapan + hutan 5338 5338 5338 5338 5338 5338 Luas Sumber daya lahan 2135 2669 2669 2669 3203 3203 Daya Tampung Lahan 854 1335 1601 1868 2562 3203

KOEFISIEN