BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kematian ibu menurut World Health Organization (WHO) adalah kematian selama kehamilan atau dalam periode 42 hari setelah berakhirnya kehamilan, akibat semua sebab yang terkait dengan atau diperberat oleh kehamilan atau penangannanya, tetapi bukan disebabkan oleh kecelakaan/cedera. Menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, Angka Kematian Ibu (AKI) sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup. 1 Angka ini masih cukup tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara tetangga di kawasan ASEAN. Pada tahun 2007, ketika AKI di Indonesia mencapai 228, AKI di Singapura hanya 6 per 100.000 kelahiran hidup, Brunei 33 per 100.000 kelahiran hidup, Filipina 112 per 100.000 kelahiran hidup, serta Malaysia dan Vietnam sama-sama mencapai 160 per 100.000 kelahiran hidup. 2 Penyebab kematian ibu tertinggi adalah perdarahan, anemia dan kekurangan energi kronis (KEK) pada ibu hamil. 3 Maka untuk menurunkan angka kematian ibu sejak remaja harus memperhatikan mengenai kadar hemoglobin dalam tubuh. Sehingga dapat menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) akan mencapai target yang di inginkan. Menurut WHO, angka kejadian anemia pada remaja putri di negara negara berkembang sekitar 53,7 %. Anemia pada remaja putri disebabkan karena keadaan stress, haid, atau terlambat makanan. Berdasarkan data survei 1
2 actual secara global tahun 2010 diketahui bahwa prevalensi anemia pada anak usia sekolah 47,4%, wanita hamil 41,8%, dan wanita tidak hamil 30,2%. 4 Berdasarkan Riskesdas (2013), angka kejadian anemia secara nasional adalah sebesar 21,7% (18,4% terjadi pada laki-laki dan 23,9% terjadi pada perempuan). Berdasarkan kriteria usia, anemia pada 5-14 tahun mencapai 26,4% dan pada usia 15-25 tahun mencapai 18,4%. Wanita memiliki prevalensi tertinggi mengalami anemia, termasuk diantaranya adalah remaja putri. 5 Angka kejadian anemia di Jawa Tengah mencapai 57,1%. 6 Menurut data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Sukoharjo, prevalensi anemia anak usia sekolah tahun 2010 sebesar 26,5%. 7 Remaja memiliki risiko tinggi terhadap kejadian anemia terutama anemia gizi besi. Hal itu terjadi karena masa remaja memerlukan zat gizi yang lebih tinggi termasuk zat besi untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Remaja putri memiliki risiko yang lebih tinggi dibandingkan remaja putra, hal ini dikarenakan remaja putri setiap bulannya mengalami haid (menstruasi). 8 Ada beberapa faktor risiko remaja mengalami anemia seperti menstruasi (frekuensi yang terlalu sering, darah yang keluar terlalu banyak, dan lama menstruasi terlalu panjang), riwayat penyakit (malaria,tbc, dan kecacingan), aktivitas fisik yang terlalu berat seperti atlet, dan usia. 9 Pemerintah melakukan program untuk mengendalikan anemia pada remaja dengan beberapa cara seperti pemberian tablet besi pada remaja dan penyuluhan pada remaja mengenai anemia. Program pemberian tablet besi
3 telah dilakukan tetapi terdapat kendala. Kendala tersebut merupakan efek samping dari tablet besi yang dapat menyebabkan rasa mual yang mengakibatkan remaja berhenti mengkonsumsinya. 10 Cara untuk mengantisipasi agar remaja tidak mengalami anemia dengan cara minum makan buah dan sayur yang dapat meningkatkan kadar hemoglobin dalam tubuh. Buah atau sayuran yang mengandung zat besi dapat kita temui sehari-hari dan dapat diolah dengan berbagai macam cara. Seperti kacang kacangan (kacang panjang, kacang hijau, kacang merah,dll), bayam, jambu biji, kurma, madu dan masih banyak lagi. Buah dan sayur tersebut dapat meningkatkan hemoglobin bila dikonsumsi secara teratur. 11 Salah satu cara untuk mengurangi anemia dengan memberikan pengertian pada remaja mengenai pentingnya meminum tablet Fe ketika mengalami menstruasi dan menganjurkan remaja rutin mengkonsumsi madu. Madu merupakan salah satu cara untuk meningkatkan hemoglobin dan tidak memiliki efek samping dalam mengonsumsinya. Madu memiliki kandungan besi 1 gram dalam setiap 100 gram. Madu tidak hanya memiliki kandungan besi tetapi juga memiliki kandungan vitamin C berfungsi mereduksi besi ferro (Fe3+) menjadi ferro (Fe2+) dalam usus halus sehingga mudah diabsorbsi. 12,13 Di Jawa Tengah banyak yang memproduksi madu salah satunya di Kabupaten Sukoharjo. Kabupaten Sukoharjo memiliki produsen madu murni yang dapat ditemukan dengan mudah dan dengan harga yang terjangkau.
4 Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah terdapat 46 SMP negeri maupun swasta. Peneliti melakukan studi pendahuluan di SMP Negeri 5 Sukoharjo dengan pemeriksaan kadar hemoglobin yang dilakukan kepada 20 siswa ternyata terdapat 10 siswa (50%) yang menderita anemia dan dari hasil wawancara siswa belum mengerti mengenai anemia. Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti ingin mengkaji lebih lanjut mengenai Pengaruh Pemberian Tablet Fe dan Madu Terhadap Peningkatan Kadar Hemoglobin Remaja Putri di SMP Negeri 5 Sukoharjo. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dalam latar belakang, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah ada pengaruh pemberian tablet Fe dan madu terhadap peningkatan kadar hemoglobin pada remaja putri?. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui pengaruh pemberian tablet Fe dan madu terhadap peningkatan kadar hemoglobin pada remaja putri. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui peningkatan kadar hemoglobin sebelum dan sesudah pemberian tablet Fe dan madu. b. Untuk mengetahui peningkatan kadar hemoglobin sebelum dan sesudah pemberian tablet Fe. c. Untuk mengetahui selisih peningkatan kadar hemoglobin yang diberikan tablet Fe dan madu dengan pemberian tablet Fe
5 D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis a. Sebagai tambahan referensi dalam kegiatan proses belajar mengajar terhadap mata ajaran yang berhubungan dengan pengaruh pemberian tablet Fe dan madu pada remaja putri terhadap peningkatan hemoglobin. b. Sebagai bahan referensi bagi mahasiswa kebidanan pada khususnya, maupun tenaga kesehatan pada umumnya tentang cara meningkatkan hemoglobin. 2. Manfaat Praktis a. Remaja dapat meningkatkan kadar hemoglobin (mengurangi anemia) dengan mengonsumsi madu. b. Sebagai media informasi bidan mengenai pemberian tablet fe dan madu dapat meningkatkan kadar hemoglobin. E. Keaslian Penelitian Penelitian sebelumnya serupa dengan penelitian ini pernah dilakukan oleh: 1. Hanri Febriansyah dan Ratna Indriawati dengan judul Pengaruh Pemberian Kurma ( Phonix Dactilifera) dan Madu (Apex dorsalis) Terhadap Kadar Hemoglobin pada Kelompok Usia 16 Sampai 18 Tahun. Hasil penelitian tersebut adalah kadar hemoglobin didapatkan adanya peningkatan kadar antara sebelum dan sesudah pemberian kurma dan madu dimana perbedaan tersebut bermakna secara statistik.
6 Perbedaan dengan penelitian sebelumnya terletak pada metode dan tempat penelitian. 2. Baharudin Bahar dengan judul Pengaruh Pemberian Honey Bee Pollen Terhadap Status Gizi dan Prestasi Anak Sekolah Dasar yang Menderita Anemia di Kota Makassar. Hasil penelitian tersebut adalah ada perbedaan yang bermakna sebelum dan setelah pemberian honey bee pollen pada peningkatan hemoglobin, serum ferritin, nafsu makan, berat badan dan prestasi belajar siswa sekolah dasar yang anemia di Kota Makassar. Perbedaan dengan penelitian sebelumnya terletak pada metode, variabel penelitian, tempat dan rentang waktu penelitian. 3. Heltty dengan judul Pengaruh Kacang Hijau Terhadap Kadar Hemoglobin dan Jumlah Sel Darah Dalam Konteks Asuhan Keperawatan Pasien Kanker dengan Kemoterapi di RSUP Fatmawati Jakarta. Hasil penelitian tersebut adalah adanya peningkatan kadar hemoglobin dan sel darah pada kelompok intervensi (p=0,000), artinya bahwa pemberian jus kacang hijau pada pasien kanker dengan kemoterapi berpengaruh terhadap peningkatan kadar hemoglobin dan jumlah sel darah. Perbedaan dengan penelitian sebelumnya terletak pada variabel penelitian, tempat dan rentang waktu penelitian. 4. Endah Widhi Astuti, Sigit, dan Anik Hutari Widyastuti dengan judul Pengaruh Konsumsi Jus Bayam Merah Terhadap Peningkatan Kadar Hb pada Ibu Hamil di Kecamatan Tawangmangu. Hasil penelitian tersebut adalah ada pengaruh yang segnifikan pemberian jus bayam
7 merah sehari sekali selama 2 minggu berturut turut pada ibu hamil trimester II terhadap peningkatan kadar Hb. Perbedaan dengan penelitian sebelumnya terletak pada variabel penelitian, metode dan tempat penelitian.