BAB I PENDAHULUAN. Kematian ibu menurut World Health Organization (WHO) adalah. hidup, Brunei 33 per kelahiran hidup, Filipina 112 per 100.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Anemia merupakan masalah yang sering terjadi di Indonesia. Anemia

BAB I PENDAHULUAN. Anemia adalah suatu kondisi ketika kadar hemoglobin (Hb) dalam darah lebih rendah dari batas normal kelompok orang yang

BAB I PENDAHULUAN. dan Afrika. Menurut World Health Organization (dalam Briawan, 2013), anemia

BAB 1 : PENDAHULUAN. SDKI tahun 2007 yaitu 228 kematian per kelahiran hidup. (1)

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mencapai Indonesia Sehat dilakukan. pembangunan di bidang kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. tinggi, menurut World Health Organization (WHO) (2013), prevalensi anemia

KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN ANEMIA DI PUSKESMAS PANARUNG KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Anemia merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. perubahan kondisi sosial ekonomi masyarakat. makin besar dengan adanya anemia 51%, nifas 45%.

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan Indonesia sehat 2010 adalah menerapkan pembangunan nasional

BAB I PENDAHULUAN. defisiensi besi, etiologi anemia defisiensi besi pada kehamilan yaitu hemodilusi. 1

BAB I PENDAHULUAN. anemia masih tinggi, dibuktikan dengan data World Health Organization

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehamilan (konsepsi) adalah pertemuan antara sel telur dengan sel

BAB I PENDAHULUAN. Anemia adalah suatu kondisi medis dimana kadar hemoglobin kurang dari

BAB I PENDAHULUAN. generasi penerus bangsa. Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Anemia merupakan masalah gizi yang banyak terdapat di seluruh dunia

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu indikator keberhasilan layanan kesehatan di suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. negara berkembang, termasuk. Riskesdas, prevalensi anemia di Indonesia pada tahun 2007 adalah

BAB I PENDAHULUAN. tahun Konsep pembangunan nasional harus berwawasan kesehatan, yaitu

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat. Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes RI) tahun 2010 menyebutkan

BAB I PENDAHULUAN. pada ibu hamil disebut potensial danger to mother and child (potensial

BAB I PENDAHULUAN. defisiensi vitamin A, dan defisiensi yodium (Depkes RI, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. Kekurangan gizi akan menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik dan. perkembangan kecerdasan, menurunkan produktivitas kerja, dan

HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM TABLET FE PADA IBU PRIMIGRAVIDA DENGAN KEJADIAN ANEMIA DI PUSKESMAS TEGALREJO TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. Angka kematian ibu (AKI) di suatu negara merupakan gambaran dari

BAB 1 PENDAHULUAN. disamping tiga masalah gizi lainya yaitu kurang energi protein (KEP), masalah

BAB I PENDAHULUAN. Masa Kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan jumlah sel darah merah dibawah nilai normal yang dipatok untuk perorangan.

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kesehatan ibu merupakan salah satu tujuan Millenium Development

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anemia merupakan keadaan berkurangnya kemampuan darah

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah tahap umur yang datang setelah masa kanak-kanak. perilaku, kesehatan serta kepribadian remaja dalam masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 2001). Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) pada

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia pada masa mendatang (Bobak, Lowdermik & Jensen, 2005). Upaya dalam kesehatan telah dipersiapkan yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Anemia merupakan suatu kondisi konsentrasi hemoglobin kurang dari

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dalam sintesa hemoglobin. Mengkonsumsi tablet Fe sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadinya gangguan gizi antara lain anemia. Anemia pada kehamilan merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. karena itulah anemia memerlukan perhatian serius dari semua pihak yang

BAB 1 PENDAHULUAN. anemia pada masa kehamilan. (Tarwoto dan Wasnidar, 2007)

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Menurut Manuaba (2010),

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi salah satu indikator penting. dalam menentukan derajat kesehatan masyatakat.

BAB I PENDAHULUAN. gangguan absorpsi. Zat gizi tersebut adalah besi, protein, vitamin B 6 yang

BAB I PENDAHULUAN. penentu status kesejahteraan negara. Hal tersebut dikarenakan Angka Kematian

BAB I PENDAHULUAN. negara lainnya di dunia hampir sama yaitu akibat. pada kehamilan (37%) dan anemia pada kehamilan (40%).

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) mengacu pada jumlah kematian ibu yang terkait

BAB I PENDAHULUAN. Masa kehamilan merupakan masa yang dihitung sejak Hari Pertama

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah gizi dan pangan merupakan masalah yang mendasar karena secara

BAB I PENDAHULUAN. sampai usia lanjut (Depkes RI, 2001). mineral. Menurut Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi VI 1998

BAB I PENDAHULUAN. hemoglobin dalam sirkulasi darah. Anemia juga dapat didefinisikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO) wanita dengan usia tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. dibawah 11 gr% (Saifuddin, 2001), sedangkan menurut Royston (1993) anemia

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah gizi di Indonesia masih didominasi oleh masalah Kurang Energi

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. 2012, angka kematian ibu di Indonesia masih sangat tinggi yaitu 359 per

BAB 1 : PENDAHULUAN. kurang vitamin A, Gangguan Akibat kurang Iodium (GAKI) dan kurang besi

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak ke masa

BAB I PENDAHULUAN. atau konsentrasi hemoglobin dibawah nilai batas normal, akibatnya dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. merah (eritrosit) yang terlalu sedikit, yang mana sel darah merah itu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis yang diharapkan setiap pasangan

EFEKTIVITAS JUS JAMBU BIJI TERHADAP PERUBAHAN KADAR HB PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BACEM KABUPATEN BLITAR TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. berbagai negara, dan masih menjadi masalah kesehatan utama di. dibandingkan dengan laki-laki muda karena wanita sering mengalami

BAB I PENDAHULUAN. yang relatif sangat bebas, termasuk untuk memilih jenis-jenis makanan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ibu hamil merupakan penentu generasi mendatang, selama periode kehamilan ibu hamil membutuhkan asupan gizi yang

KEBIASAAN MINUM TABLET FE SAAT MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA SISWI KELAS XI DI SMA MUHAMMADIYAH 7 YOGYAKARTA TAHUN 2016

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KADAR HB IBU HAMIL DI PUSKESMAS KECAMATAN SENEN TAHUN Nur Romdhona Putri Nabella.

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak, masa remaja, dewasa sampai usia lanjut usia (Depkes, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya seperti Thailand, Malaysia

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Salah satu penentu kualitas sumber daya manusia adalah gizi seimbang. Kekurangan

BAB I PENDAHULUAN. Ketidak cukupan asupan makanan, misalnya karena mual dan muntah atau kurang

HUBUNGAN TINGKAT ASUPAN PROTEIN, BESI DAN VITAMIN C DENGAN KADAR HEMOGLOBIN SISWI KELAS XI SMU NEGERI I NGAWI

BAB I PENDAHULUAN. generasi sebelumnya di negara ini. Masa remaja adalah masa peralihan usia

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Kekurangan gizi akan menyebabkan gagalnya pertumbuhan,

BAB 1 PENDAHULUAN. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) masih merupakan masalah di bidang

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan fisiknya dan perkembangan kecerdasannya juga terhambat.

BAB I PENDAHULUAN. Sampai saat ini Indonesia adalah salah satu negara yang masih belum

BAB I PENDAHULUAN. pada saat persalinan. Di Indonesia angka kematian ibu tergolong tinggi yaitu

BAB 1 : PENDAHULUAN. masalah kesehatan masyarakat ( Public Health Problem) adalah anemia gizi.

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Indonesia memiliki Angka Kematian Ibu (AKI) yang. tertinggi bila dibandingkan dengan negara-negara ASEAN

BAB 1 PENDAHULUAN. lambat untuk mencapai tujuan target Milenium (millenium development goals. 5, adalah penurunan 75% rasio kematian maternal.

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan permulaan suatu kehidupan baru. pertumbuhan janin pada seorang ibu. Ibu hamil merupakan salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. partus lama karena inertia uteri, perdarahan post partum karena atonia. uteri, syok, infeksi (baik intrapartum atau post partum).

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang. Berdasarkan Riskesdas (2013), dilaporkan bahwa angka

BAB I PENDAHULUAN. sedang berkembang. Masalah kesehatan yang dihadapi negara-negara berkembang

BAB I PENDAHULUAN. panjang badan 50 cm (Pudjiadi, 2003). Menurut Depkes RI (2005), menyatakan salah satu faktor baik sebelum dan saat hamil yang

BAB I PENDAHULUAN. melalui alat indra (Lukaningsih, 2010: 37). Dengan persepsi ibu hamil dapat

BAB I PENDAHULUAN (6; 1) (11)

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dengan baik, bayi tumbuh sehat sesuai yang diharapkan dan

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Anemia pada ibu hamil

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Menurut World Health Organization (WHO) (2008), angka prevalensi anemia

BAB 1 PENDAHULUAN. masa kehamilan. Anemia fisiologis merupakan istilah yang sering. walaupun massa eritrosit sendiri meningkat sekitar 25%, ini tetap

BAB I PENDAHULUAN. hingga kelahiran dan pertumbuhan bayi selanjutnya. (Depkes RI, 2009)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan prevalensi tertinggi dialami negara berkembang termasuk Indonesia.

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Pembangunan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Anemia Gizi Besi (AGB) dan Kekurangan Energi Protein (KEP) di Indonesia

Yane Liswanti, Dina Ediana 1Program Studi DIII Analis KesehatanSTIKes BTH Tasikmalaya *Coresponding author :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kematian ibu menurut World Health Organization (WHO) adalah kematian selama kehamilan atau dalam periode 42 hari setelah berakhirnya kehamilan, akibat semua sebab yang terkait dengan atau diperberat oleh kehamilan atau penangannanya, tetapi bukan disebabkan oleh kecelakaan/cedera. Menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, Angka Kematian Ibu (AKI) sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup. 1 Angka ini masih cukup tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara tetangga di kawasan ASEAN. Pada tahun 2007, ketika AKI di Indonesia mencapai 228, AKI di Singapura hanya 6 per 100.000 kelahiran hidup, Brunei 33 per 100.000 kelahiran hidup, Filipina 112 per 100.000 kelahiran hidup, serta Malaysia dan Vietnam sama-sama mencapai 160 per 100.000 kelahiran hidup. 2 Penyebab kematian ibu tertinggi adalah perdarahan, anemia dan kekurangan energi kronis (KEK) pada ibu hamil. 3 Maka untuk menurunkan angka kematian ibu sejak remaja harus memperhatikan mengenai kadar hemoglobin dalam tubuh. Sehingga dapat menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) akan mencapai target yang di inginkan. Menurut WHO, angka kejadian anemia pada remaja putri di negara negara berkembang sekitar 53,7 %. Anemia pada remaja putri disebabkan karena keadaan stress, haid, atau terlambat makanan. Berdasarkan data survei 1

2 actual secara global tahun 2010 diketahui bahwa prevalensi anemia pada anak usia sekolah 47,4%, wanita hamil 41,8%, dan wanita tidak hamil 30,2%. 4 Berdasarkan Riskesdas (2013), angka kejadian anemia secara nasional adalah sebesar 21,7% (18,4% terjadi pada laki-laki dan 23,9% terjadi pada perempuan). Berdasarkan kriteria usia, anemia pada 5-14 tahun mencapai 26,4% dan pada usia 15-25 tahun mencapai 18,4%. Wanita memiliki prevalensi tertinggi mengalami anemia, termasuk diantaranya adalah remaja putri. 5 Angka kejadian anemia di Jawa Tengah mencapai 57,1%. 6 Menurut data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Sukoharjo, prevalensi anemia anak usia sekolah tahun 2010 sebesar 26,5%. 7 Remaja memiliki risiko tinggi terhadap kejadian anemia terutama anemia gizi besi. Hal itu terjadi karena masa remaja memerlukan zat gizi yang lebih tinggi termasuk zat besi untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Remaja putri memiliki risiko yang lebih tinggi dibandingkan remaja putra, hal ini dikarenakan remaja putri setiap bulannya mengalami haid (menstruasi). 8 Ada beberapa faktor risiko remaja mengalami anemia seperti menstruasi (frekuensi yang terlalu sering, darah yang keluar terlalu banyak, dan lama menstruasi terlalu panjang), riwayat penyakit (malaria,tbc, dan kecacingan), aktivitas fisik yang terlalu berat seperti atlet, dan usia. 9 Pemerintah melakukan program untuk mengendalikan anemia pada remaja dengan beberapa cara seperti pemberian tablet besi pada remaja dan penyuluhan pada remaja mengenai anemia. Program pemberian tablet besi

3 telah dilakukan tetapi terdapat kendala. Kendala tersebut merupakan efek samping dari tablet besi yang dapat menyebabkan rasa mual yang mengakibatkan remaja berhenti mengkonsumsinya. 10 Cara untuk mengantisipasi agar remaja tidak mengalami anemia dengan cara minum makan buah dan sayur yang dapat meningkatkan kadar hemoglobin dalam tubuh. Buah atau sayuran yang mengandung zat besi dapat kita temui sehari-hari dan dapat diolah dengan berbagai macam cara. Seperti kacang kacangan (kacang panjang, kacang hijau, kacang merah,dll), bayam, jambu biji, kurma, madu dan masih banyak lagi. Buah dan sayur tersebut dapat meningkatkan hemoglobin bila dikonsumsi secara teratur. 11 Salah satu cara untuk mengurangi anemia dengan memberikan pengertian pada remaja mengenai pentingnya meminum tablet Fe ketika mengalami menstruasi dan menganjurkan remaja rutin mengkonsumsi madu. Madu merupakan salah satu cara untuk meningkatkan hemoglobin dan tidak memiliki efek samping dalam mengonsumsinya. Madu memiliki kandungan besi 1 gram dalam setiap 100 gram. Madu tidak hanya memiliki kandungan besi tetapi juga memiliki kandungan vitamin C berfungsi mereduksi besi ferro (Fe3+) menjadi ferro (Fe2+) dalam usus halus sehingga mudah diabsorbsi. 12,13 Di Jawa Tengah banyak yang memproduksi madu salah satunya di Kabupaten Sukoharjo. Kabupaten Sukoharjo memiliki produsen madu murni yang dapat ditemukan dengan mudah dan dengan harga yang terjangkau.

4 Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah terdapat 46 SMP negeri maupun swasta. Peneliti melakukan studi pendahuluan di SMP Negeri 5 Sukoharjo dengan pemeriksaan kadar hemoglobin yang dilakukan kepada 20 siswa ternyata terdapat 10 siswa (50%) yang menderita anemia dan dari hasil wawancara siswa belum mengerti mengenai anemia. Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti ingin mengkaji lebih lanjut mengenai Pengaruh Pemberian Tablet Fe dan Madu Terhadap Peningkatan Kadar Hemoglobin Remaja Putri di SMP Negeri 5 Sukoharjo. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dalam latar belakang, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah ada pengaruh pemberian tablet Fe dan madu terhadap peningkatan kadar hemoglobin pada remaja putri?. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui pengaruh pemberian tablet Fe dan madu terhadap peningkatan kadar hemoglobin pada remaja putri. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui peningkatan kadar hemoglobin sebelum dan sesudah pemberian tablet Fe dan madu. b. Untuk mengetahui peningkatan kadar hemoglobin sebelum dan sesudah pemberian tablet Fe. c. Untuk mengetahui selisih peningkatan kadar hemoglobin yang diberikan tablet Fe dan madu dengan pemberian tablet Fe

5 D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis a. Sebagai tambahan referensi dalam kegiatan proses belajar mengajar terhadap mata ajaran yang berhubungan dengan pengaruh pemberian tablet Fe dan madu pada remaja putri terhadap peningkatan hemoglobin. b. Sebagai bahan referensi bagi mahasiswa kebidanan pada khususnya, maupun tenaga kesehatan pada umumnya tentang cara meningkatkan hemoglobin. 2. Manfaat Praktis a. Remaja dapat meningkatkan kadar hemoglobin (mengurangi anemia) dengan mengonsumsi madu. b. Sebagai media informasi bidan mengenai pemberian tablet fe dan madu dapat meningkatkan kadar hemoglobin. E. Keaslian Penelitian Penelitian sebelumnya serupa dengan penelitian ini pernah dilakukan oleh: 1. Hanri Febriansyah dan Ratna Indriawati dengan judul Pengaruh Pemberian Kurma ( Phonix Dactilifera) dan Madu (Apex dorsalis) Terhadap Kadar Hemoglobin pada Kelompok Usia 16 Sampai 18 Tahun. Hasil penelitian tersebut adalah kadar hemoglobin didapatkan adanya peningkatan kadar antara sebelum dan sesudah pemberian kurma dan madu dimana perbedaan tersebut bermakna secara statistik.

6 Perbedaan dengan penelitian sebelumnya terletak pada metode dan tempat penelitian. 2. Baharudin Bahar dengan judul Pengaruh Pemberian Honey Bee Pollen Terhadap Status Gizi dan Prestasi Anak Sekolah Dasar yang Menderita Anemia di Kota Makassar. Hasil penelitian tersebut adalah ada perbedaan yang bermakna sebelum dan setelah pemberian honey bee pollen pada peningkatan hemoglobin, serum ferritin, nafsu makan, berat badan dan prestasi belajar siswa sekolah dasar yang anemia di Kota Makassar. Perbedaan dengan penelitian sebelumnya terletak pada metode, variabel penelitian, tempat dan rentang waktu penelitian. 3. Heltty dengan judul Pengaruh Kacang Hijau Terhadap Kadar Hemoglobin dan Jumlah Sel Darah Dalam Konteks Asuhan Keperawatan Pasien Kanker dengan Kemoterapi di RSUP Fatmawati Jakarta. Hasil penelitian tersebut adalah adanya peningkatan kadar hemoglobin dan sel darah pada kelompok intervensi (p=0,000), artinya bahwa pemberian jus kacang hijau pada pasien kanker dengan kemoterapi berpengaruh terhadap peningkatan kadar hemoglobin dan jumlah sel darah. Perbedaan dengan penelitian sebelumnya terletak pada variabel penelitian, tempat dan rentang waktu penelitian. 4. Endah Widhi Astuti, Sigit, dan Anik Hutari Widyastuti dengan judul Pengaruh Konsumsi Jus Bayam Merah Terhadap Peningkatan Kadar Hb pada Ibu Hamil di Kecamatan Tawangmangu. Hasil penelitian tersebut adalah ada pengaruh yang segnifikan pemberian jus bayam

7 merah sehari sekali selama 2 minggu berturut turut pada ibu hamil trimester II terhadap peningkatan kadar Hb. Perbedaan dengan penelitian sebelumnya terletak pada variabel penelitian, metode dan tempat penelitian.