Kajian kesetaraan dan akseptabilitas telah dipresentasikan dan dibahas dalam konsultasi sebelumnya yang diadakan pada 11 Desember 2017.

dokumen-dokumen yang mirip
Penggunaan Sistem Upaya Perlindungan Negara (CSS) di Tingkat Instansi bagi Perusahaan Listrik Negara (PLN)

TINJAUAN DAN PEMBARUAN KEBIJAKAN PENGAMANAN BANK DUNIA RENCANA KONSULTASI

PRISAI (Prinsip, Kriteria, Indikator, Safeguards Indonesia) Mei 2012

Lembar Data Proyek. Pembiayaan. Tanggal Pembuatan PDS. PDS Diperbarui 2 Apr 14. Nama Proyek

Royal Golden Eagle (RGE) Kerangka Kerja Keberlanjutan Industri Kehutanan, Serat Kayu, Pulp & Kertas

Masalah untuk Konsultasi Tahap 3 Pendahuluan CODE

Pedoman Pemasok Olam. Dokumen terakhir diperbarui. April Pedoman Pemasok Olam April

Catatan informasi klien

MODUL 1: PENGANTAR TENTANG KETANGGUHAN TERHADAP PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RESIKO BENCANA. USAID Adapt Asia-Pacific

MODUL 11: PRAKTIK TERBAIK UNTUK DESAIN PROYEK. USAID Adapt Asia-Pacific

Kode etik bisnis Direvisi Februari 2017

BAB IV RENCANA AKSI DAERAH PENGURANGAN RESIKO BENCANA KABUPATEN PIDIE JAYA TAHUN

Respon Pemantauan IFC ke. Audit CAO mengenai investasi IFC di

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENYELENGGARAAN KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS

1. Melibatkan masyarakat 1.1 Pengenalan karakter umum dan

Kerangka Acuan Call for Proposals : Voice Indonesia

Bab 1: Konteks Menganalisis Lingkungan Indonesia

Kajian Tengah Waktu Strategi Menjawab Tantangan Transformasi Asia dan Pasifik

Inisiatif Accountability Framework

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Ulasan Upaya Perlindungan Negara: Draft Konsultasi Maret 2017

Strategi Sanitasi Kabupaten Malaka

Indonesia: Akses Energi Berkelanjutan di Indonesia Timur-Program Pembangunan Jaringan Listrik

LAPORAN PENGKAJIAN CAO CAO ASSESSMENT REPORT

Perbaikan Tata Kelola Kehutanan yang Melampaui Karbon

Rio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011.

Prosedur dan mekanisme AMDAL

21 Maret Para Pemangku Kepentingan yang Terhormat,

1. Mengelola penyampaian bantuan

ATAS RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Draft Dokumen Panduan: Kebijakan Keterlibatan Stakeholder Untuk Satgas Iklim dan Kehutanan [Governors Climate and Forest (GCF) Task Force]

KEBIJAKAN PENGAMANAN BANK DUNIA USULAN TINJAUAN DAN PEMBARUAN PEMBAHASAN TENTANG PENDEKATAN

Peningkatan kapasitas Pertumbuhan ekonomi Kelestarian lingkungan Perubahan iklim

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG ARSITEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

1. Membangun kemitraan dengan masyarakat dan pemangku kepentingan

2018, No Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5038); 2. Peraturan Pemerintah Republik Indo

-2- saling melengkapi dan saling mendukung, sedangkan peran KLHS pada perencanaan perlindungan dan pengelolaan Lingkungan Hidup bersifat menguatkan. K

2012, No

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA,

PEDOMAN DAN TATA KERJA DEWAN KOMISARIS

PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK PT SURYA CITRA MEDIA Tbk

2017, No di bidang arsitektur, dan peningkatan mutu karya arsitektur untuk menghadapi tantangan global; d. bahwa saat ini belum ada pengaturan

SUSTAINABILITY STANDARD OPERATING PROCEDURE. Prosedur Penyelesaian Keluhan

Tinjauan Upaya Perlindungan Negara: Indonesia Laporan Akhir Draft. Lampiran 10: Pengkajian Akseptabilitas Pemukiman Kembali Tidak Secara Sukarela

Resolusi Serikat Pekerja/Serikat Buruh di Indonesia terhadap Tinjauan Kebijakan Perlindungan Kelompok Bank Dunia (WBG)

Prinsip-Prinsip Perilaku Korporasi

Kode Etik C&A untuk Pasokan Barang Dagangan

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala BAPPENAS

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Deklarasi Dhaka tentang

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 33 TAHUN 2015 TENTANG

MEMBANGUN INKLUSIVITAS DALAM TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN Pedoman Penyusunan Rencana Aksi yang Transparan dan Partisipatif

Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB/SDGs): Refleksi dan Strategi Penanggulangan Kemiskinan di Indonesia

23 Oktober Kepada Yth: Ibu Retno L.P. Marsudi Menteri Luar Negeri Republik Indonesia

FAQ. bahasa indonesia

PIAGAM PEMBELIAN BERKELANJUTAN

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan menghambat tercapainya demokrasi, keadilan dan persatuan.

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG

BAB II TELAAH PUSTAKA DAN MODEL PENELITIAN

Ringkasan Eksekutif Kamis 2 Mei 2013, jam 9.00 s/d Kantor Sekretariat Pokja, Grand Kebon Sirih, Jakarta Pusat

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 141 /PMK.010/2009 TENTANG PRINSIP TATA KELOLA LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.84/MENLHK-SETJEN/KUM.1/11/2016 TENTANG PROGRAM KAMPUNG IKLIM

MENGHARGAI SESAMA DAN MASYARAKAT PENDEKATAN ANZ TERHADAP HAK ASASI MANUSIA

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu

KODE ETIK GLOBAL PERFORMANCE OPTICS

KERANGKA PELAKSANAAN TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN (TPB)

WALIKOTA KENDARI PERATURAN DAERAH KOTA KENDARI

Mengadu demi Memperbaiki:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

PERATURAN BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN,

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM MANAJEMEN FASILITAS DAN KEGIATAN PEMANFAATAN TENAGA NUKLIR

Terjemahan Tanggapan Surat dari AusAID, diterima pada tanggal 24 April 2011

Kebijakan APRIL Group dalam Pengelolaan Hutan Berkelanjutan Juni 2015

2 Mengingat d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu mengatur kerjasama Pemerintah dan badan u

RENCANA PEMBERIAN PENGHARGAAN TRANSPARANSI INDUSTRI EKSTRAKTIF. Sekretariat EITI 12 Januari 2017

Kebijakan NEPCon untuk Penyelesaian Sengketa

Indorama Ventures Public Company Limited

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENUNJUK UNDANG-UNDANG PENANAMAN MODAL

KERANGKA DAN STRATEGI PENGELOLAAN HUTAN LINDUNG DALAM PROGRAM KARBON HUTAN BERAU (PKHB)

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 8 TAHUN 2009 SERI : E NOMOR : 2

Panggilan untuk Usulan Badan Pelaksana Nasional Mekanisme Hibah Khusus untuk Masyarakat Adat dan Masyarakat Lokal Indonesia November 2014

Pedoman Informasi tentang Tahapan Konsultasi dalam Mekanisme Akuntabilitas ADB

LEMBAR INFORMASI. Pemanfaatan Media Sosial dalam Advokasi Kebijakan yang dilakukan OMS HIV di Indonesia.

DOKUMEN INFORMASI PROYEK (PID) TAHAP KONSEP. Proyek Persiapan Kesiapan Indonesia (Indonesia Readiness Preparation Project) Kawasan Regional EAP Sektor

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS PT. BPR KANAYA

PERNYATAAN KEBIJAKAN HAK ASASI MANUSIA UNILEVER

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA

PROTOKOL KYOTO ATAS KONVENSI KERANGKA KERJA PBB TENTANG PERUBAHAN IKLIM

Panduan Penyusunan Rencana Pengelolaan dan Zonasi Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil

WALIKOTA SEMARANG PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. tingkat pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social

BAB VI KEMITRAAN DAN KERJASAMA PERKUMPULAN

Kebijakan Hak Asasi Manusia (HAM) dan Bisnis. 1 Pendahuluan 2 Komitmen 3 Pelaksanaan 4 Tata Kelola

Tahap Konsultasi untuk Mekanisme Akuntabilitas

Kode Etik Bisnis Pemasok Smiths

Transkripsi:

Ringkasan Konsultasi dengan Organisasi Masyarakat Sipil tentang Sistem Upaya Perlindungan Negara untuk PT. Perusahaan Listrik Negara (PT. PLN) Ringkasan Konsultasi dengan Organisasi Masyarakat Sipil Jakarta, 12 Januari 2018 ADB Indonesia Resident Mission A. LATAR BELAKANG 1. Atas permintaan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS), Asian Development Bank (ADB) pada Desember 2013 menyetujui sebuah bantuan teknis (technical assistance/ta) untuk secara formal mempertimbangkan penggunaan Sistem Upaya Perlindungan Negara (Country Safeguard System/CSS) untuk lingkungan dan pemukiman kembali tidak secara sukarela dalam proyek-proyek yang didanai ADB. 1 TA tersebut mendukung Peninjauan Upaya Perlindungan Negara (Country Safeguards Review/CSR) yang secara rinci mengkaji kesetaraan dan akseptabilitas bagi CSS Indonesia untuk mencapai kesetaraan penuh dengan tujuan, cakupan, pemicu, dan prinsip kebijakan dalam Pernyataan Kebijakan tentang Upaya Perlindungan ADB 2009 (ADB Safeguard Policy Statement 2009/SPS), dan menguji kasus contoh untuk akseptabilitas pada empat sektor, yaitu energi, transportasi/jalan, perencanaan kota, dan sumber daya air. Kajian ini dipergunakan sebagai latar belakang informasi untuk kajian lebih lanjut untuk penggunaan CSS di tingkat Lembaga. 2 2. CSR mendapati bahwa perusahaan listrik negara PT. PLN memiliki kapasitas implementasi yang baik untuk lingkungan dan pembebasan lahan/pemukiman kembali tidak secara sukarela. Berdasarkan temuan awal dari studi CSR ini, ADB dan BAPPENAS sepakat untuk melakukan kajian kesetaraan dan akseptabilitas terhadap PLN di tingkat lembaga ( kajian CSS ). 3. Untuk mendapat tanggapan dan umpan balik dari para pemangku kepentingan mengenai kajian CSS, ADB menyelenggarakan sesi konsultasi dengan organisasi masyarakat sipil (civil society organizations/csos) pada 12 Januari 2018 di Jakarta. 3 Sesi tersebut merupakan sesi tambahan dari diskusi yang telah dimulai pada 11 Desember 2017. Dokumen ini mencatat ringkasan dari poin-poin utama yang diangkat dalam konsultasi tersebut. Daftar peserta konsultasi terdapat pada Lampiran 1. * Dokumen terjemahan ini didasarkan pada versi Inggrisnya yang bertanggal 5 Februari 2018, dan telah mencantumkan masukan tertulis yang relevan dari perwakilan CSO tertanggal 9 April 2018. 1 ADB. Bantuan Teknis untuk Republik Indonesia untuk Menyelaraskan Sistem ADB dengan Sistem Negara untuk Kinerja Proyek yang Lebih Baik (TA 8548-INO, Disetujui pada tahun 2013). https://www.adb.org/projects/47287-001/main. 2 "Kesetaraan" mensyaratkan bahwa undang-undang dan kerangka hukum negara memiliki ketentuan untuk mencapai tujuan dan prinsip yang sama dengan SPS ADB; "Akseptabilitas" mengukur praktik, rekam jejak, dan kapasitas implementasi di Indonesia. 3 Konsultasi pada 12 Januari 2018 adalah bagian dari serangkaian konsultasi CSS dengan berbagai pemangku kepentingan (termasuk perwakilan dari pemerintah, BUMN, mitra pembangunan, dan CSO) yang dimulai pada November 2017. 1

B. JALANNYA KONSULTASI 4. ADB mengucapkan terima kasih pada para peserta yang telah hadir dan memberi masukan yang berharga selama proses konsultasi. ADB menjelaskan bahwa manfaat penggunaan CSS antara lain adalah memperkuat standar dan praktik lingkungan dan pemukiman kembali tidak secara sukarela PLN agar sejajar dengan praktik baik internasional. Selain itu, biaya transaksi untuk mematuhi upaya perlindungan lingkungan dan pemukiman kembali tidak secara sukarela akan lebih rendah, karena PLN tidak diharapkan membuat serangkaian kajian yang terpisah dan/atau paralel untuk memenuhi peraturan Indonesia dan SPS ADB. ADB juga mencatat adanya efek demonstratif yang positif dan berbagai insentif bagi kementerian dan badan usaha lain untuk memperkuat upaya perlindungannya masing-masing. 5. ADB mengungkapkan bahwa CSS, begitu disetujui, tidak akan diterapkan untuk proyekproyek PLN yang sangat sensitif dan sangat rumit. Proyek yang sangat sensitif dan sangat rumit adalah proyek yang dianggap ADB sangat berisiko, atau diperdebatkan, atau yang melibatkan dampak sosial dan/atau lingkungan yang serius serta multidimensional dan umumnya saling terkait. 6. Dalam hal proses, ADB menjelaskan perbedaan antara CSR dan CSS. CSR adalah peninjauan di tingkat nasional terhadap undang-undang dan peraturan, peraturan dan prosedur nasional yang berkaitan dengan upaya lingkungan dan sosial. Kajia ini dipergunakan sebagai dokumen latar belakang bagi kajian lebih lanjut di tingkat Lembaga. Di sisi lain, dan dalam konteks usulan ADB pada Indonesia saat ini, istilah CSS secara khusus mengacu pada penggunaan sistem upaya perlindungan lingkungan dan sosial di tingkat lembaga, dalam hal ini PLN. 7. Kajian CSS untuk PLN mencakup: kajian kesetaraan dalam upaya perlindungan lingkungan; kajian kesetaraan dalam upaya perlindungan pemukiman kembali tidak secara sukarela; kajian akseptabilitas dalam pelaksanaan upaya perlindungan lingkungan; dan kajian akseptabilitas dalam pelaksanaan upaya perlindungan pemukiman kembali tidak secara sukarela. Berdasarkan kajian tersebut, telah diidentifikasi berbagai kesenjangan yang spesifik, dan disusunlah langkah-langkah atau rencana aksi untuk menutup kesenjangan tersebut. Implementasi rencana aksi tersebut akan mengikat secara hukum berdasarkan jangka waktu yang disepakati. ADB akan secara teratur memantau pelaksanaan rencana tindakan terkait CSS. 8. ADB menekankan bahwa penggunaan CSS tidak membebaskan ADB dari tanggung jawabnya untuk melakukan uji tuntas maupun untuk melakukan pengawasan pinjamannya. ADB akan terus melaksanakan uji tuntas, mengkaji rencana upaya perlindungan, dan mengawasi pelaksanaan semua proyek yang akan disiapkan berdasarkan CSS. Penggunaan CSS tidak mengubah peran Mekanisme Akuntabilitas ADB. 9. ADB menjabarkan rangkuman isu-isu yang diajukan oleh CSO yang berpartisipasi ( peserta ) pada konsultasi yang diadakan sebelumnya (November-Desember 2017). 4 Para peserta mengonfirmasi bahwa seluruh keprihatinan yang mereka ajukan pada konsultasi sebelumnya telah tercantum. Di sesi ini, beberapa peserta menyampaikan keberatannya terhadap pernyataan dalam 4 Dalam tanggapan tertulis terhadap Rangkuman ini, beberapa peserta menyatakan bahwa mereka tidak puas dengan penjelasan dalam sesi ini terkait rincian dari kajian ini. 2

rangkuman bahwa, kerangka hukum dan kebijakan Indonesia terkait dengan lingkungan dan pemukiman kembali tidak secara sukarela pada umumnya selaras dengan SPS. 10. Setelah menyampaikan ringkasan proses kajian CSS saat ini, ADB memaparkan rencana aksi yang diusulkan untuk menutup kesenjangan dalam rangka memperkuat praktik dan kapasitas implementasi upaya perlindungan PLN. 5 Diskusi, poin-poin utama, dan tanggapan i. Alasan penerapan CSS di tingkat lembaga 11. Beberapa peserta bertanya alasan digunakannya CSS sebagai pengganti SPS. Mereka bertanya apakah CSS akan diberlakukan secara luas di seluruh Indonesia. 12. Tanggapan ADB: Penggunaan CSS akan meniadakan kewajiban bagi proyek-proyek PLN yang didanai oleh ADB untuk menyiapkan dokumen berganda terkait lingkungan dan pemukiman kembali tidak secara sukarela untuk memenuhi kerangka peraturan Indonesia dan SPS. Penerapan CSS juga diharapkan dapat memperkuat tata kelola PLN dalam kedua aspek ini agar sejajar dengan praktik baik di tingkat internasional. Pada prinsipnya, penggunaan CSS dapat diterapkan untuk seluruh proyek-proyek PLN, kecuali proyek yang termasuk dalam kategori sangat sensitif dan sangat rumit. Jika hal tersebut ditetapkan oleh Dewan Direksi PLN, maka CSS dapat berlaku untuk semua proyek PLN, apapun sumber pendanaannya. Namun, hal tersebut tidak diantisipasi akan terjadi dalam waktu dekat ataupun sedang. Penggunaan CSS akan dipantau secara teratur oleh ADB. ADB tidak akan menurunkan standar upaya perlindungannya untuk proyek-proyek yang menerapkan CSS. Mekanisme Akuntabilitas ADB akan tetap berlaku, demikian juga perjanjian pinjaman spesifik di tiap proyek yang dibiayai ADB. ii. Akses ke proses dan dokumentasi kajian CSS lingkungan 13. Beberapa peserta mengungkapkan keprihatinannya bahwa proses terkait dengan AMDAL, UKL-UPL dan Perijinan Lingkungan tidaklah transparan, dan akses publik ke dokumen-dokumen tersebut sangatlah sulit. Para peserta juga secara khusus menyatakan bahwa konsultasi publik yang bermakna terkait proses AMDAL dan UKL-UPL masih dipertanyakan. 14. Tanggapan ADB: Telah dipahami bahwa dalam praktiknya, ada konsultasi Publik AMDAL di tingkat proyek yang masih perlu diperbaiki. Selain itu, kapasitas otorita pemerintah yang tidak memadai dalam mengevaluasi dokumen AMDAL dan UKL-UPL masih merupakan kendala. ADB menyadari kekurangan tersebut, dan melihat bahwa kajian CSS merupakan kesempatan untuk memperbaikinya. Kesenjangan dalam hal pengungkapan dokumen upaya perlindungan telah diidentifikasi dalam kajian CSS, dan rencana aksi untuk menutup kesenjangan mewajibkan PLN untuk 5 Kajian kesetaraan dan akseptabilitas telah dipresentasikan dan dibahas dalam konsultasi sebelumnya yang diadakan pada 11 Desember 2017. 3

mengungkap laporan pemantauan AMDAL, UKL-UPL, dan pengawasan lingkungan di situs web PLN. iii. Proyek-proyek PLN 15. Beberapa peserta meminta ADB merinci ke-18 proyek PLN yang dipergunakan dalam latar belakang untuk kajian akseptabilitas CSS, beserta kriteria yang digunakan dalam memilih proyekproyek tersebut. Mereka ingin mengetahui apakah proyek-proyek tersebut mencakup proyek PLN di Jeneponto, Maros, Pasar Loreng, Batang, dan Indramayu, yang dilaporkan telah terjadi pelanggaran hak asasi manusia dan perlindungan lingkungan yang buruk. 6 16. Tanggapan ADB: ADB mengklarifikasi bahwa proyek-proyek yang disebutkan peserta tidak menjadi bagian dari kajian CSS sejauh ini. Kajian CSS untuk PLN saat ini sedang terus berjalan. ADB akan mengadakan diskusi kelompok terfokus (focus group discussion/fgd) tentang pemukiman kembali tidak secara sukarela dan lingkungan, serta mengungkap informasi terkait sebelum FGD, sebagai bagian dari proses konsultasi. iv. Kelengkapan dokumen dan kualitas terjemahannya 17. Beberapa peserta bertanya mengapa berbagai masukan, pertanyaan dan masalah yang disampaikan saat diskusi tahun 2017 terkait dengan temuan-temuan CSR tidak disertakan dalam dokumen-dokumen yang ada di situs web ADB. 7 Peserta juga menyatakan bahwa terjemahan dokumen-dokumen CSS yang diungkap nampak tidak lengkap, dan maknanya kadang-kadang tidak jelas. Mereka juga meminta hasil analisis kesenjangan dan matriks terkait diungkap di situs web ADB. 18. Tanggapan ADB: ADB masih dalam tahap meminta masukan. ADB juga menekankan akan secara hati-hati akan mempertimbangkan seluruh masukan dan mencantumkannya bila relevan pada saat berlangsungnya proses finalisasi kajian CSS dan rencana aksi untuk menutup kesenjangan terkait. ADB akan memperbaiki kualitas terjemahannya. ADB telah mengungkap kajian kesetaraan CSS yang terkonsolidasi, yang di dalamnya termasuk analisis kesenjangan untuk perlindungan lingkungan dan pemukiman kembali tidak secara sukarela. ADB juga akan mengungkap dokumen-dokumen dan informasi lain tentang CSS di situs web ADB. 8 6 Dalam tanggapan tertulis terhadap Rangkuman ini, beberapa peserta menyatakan bahwa berdasar penjelasan singkat ADB dalam sesi ini terkait ke-18 proyek, mereka memahami bahwa kebanyakan dari proyek ini adalah proyek berskala kecil dan sepenuhnya dikelola oleh PLN tanpa keterlibatan pihak swasta. 7 Dalam tanggapan tertulis terhadap Rangkuman ini, beberapa peserta memandang bahwa masukan dari CSO tidak mendapatkan tanggapan yang cukup dari ADB. 8 Sesuai dengan panduan SPS dan Kebijakan Komunikasi Publik 2011 ADB 4

v. Masalah dengan SPS ADB dan penggunaan CSS 19. Beberapa peserta mengangkat masalah-masalah terkait kepatuhan terhadap SPS. Merujuk pada pendekatan di proyek ADB di Citarum, para peserta memahami bahwa dari sudut pandang ADB, pemukiman kembali masyarakat yang terkait dengan proyek adalah tanggung jawab pemerintah. 9 Dalam konteks ini, para peserta menegaskan bahwa dengan mendukung penggunaan CSS oleh PLN, ADB mendukung penggunaan kerangka aturan yang lemah. Sebagai contoh, kajian CSS merujuk pada Perpres No. 88/2017, meskipun peraturan tersebut belum memiliki rekam jejak yang terbukti pada tingkat implementasi. 10 20. Tanggapan ADB: ADB menjamin bahwa ADB tidak akan menurunkan standar SPS. Jika terdapat kesenjangan dengan kerangka hukum Indonesia dan praktik-praktik dalam hal lingkungan dan pemukiman kembali tidak secara sukarela, maka rencana aksi untuk menutup kesenjangan akan diterapkan agar memenuhi persyaratan SPS dan praktik baik internasional. vi. Kesenjangan di kajian CSS untuk pemukiman kembali tidak secara sukarela, dan isu-isu sosial lain 21. Beberapa peserta mengungkapkan keprihatinannya terkait pemantauan pemulihan mata pencaharian setelah pemukiman kembali telah selesai, dan keprihatinan mengenai absennya hal tersebut dalam CSS. Proyek-proyek di sektor energi dapat membahayakan masyarakat, karena proyek-proyek ini dapat mengakibatkan hilangnya penghasilan dan pekerjaan. Tanggapan ADB: ADB akan mempertimbangkan dimasukkannya penyediaan fasilitas dan infrastruktur sebagai bagian dari pemukiman kembali dalam rencana aksi untuk menutup kesenjangan. 22. Beberapa peserta mengungkapkan keprihatinannya tentang perlakuan terhadap kelompok rentan. Mereka tidak setuju dengan kajian CSS yang mengategorikan masalah perlakuan terhadap kelompok rentan dan masalah gender sebagai hal kecil. Mereka menegaskan perlunya transparansi tentang bagaimana proyek-proyek yang menggunakan CSS akan menangani masyarakat yang tidak memiliki hak formal atas tanah, misalnya masyarakat adat dan masyarakat yang tinggal di hutan. Tanggapan ADB: Kelompok rentan dan masalah gender masuk dalam kategori hal besar, dan hal tersebut telah tercantum dalam kajian CSS yang direvisi. 23. Beberapa peserta menanyakan perhatian yang telah diberikan terhadap masalah tenaga kerja, dan bagaimana standar ketenagakerjaan dimasukkan dalam kajian CSS. Tanggapan ADB: Masalah-masalah terkait dengan ketenagakerjaan sementara ini sedang dikaji melalui kajian lingkungan ADB. Jika diperlukan dan tergantung dari setiap lokasi proyek, ADB akan melakukan kajian yang berdiri sendiri, misalnya kajian sosial, atau kajian pekerja di bawah umur/anak-anak. ADB saat ini tidak memiliki standar khusus tentang ketenagakerjaan sebagaimana Standar Kinerja di International Finance Corporation. 9 ADB. Republik Indonesia: Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu di Wilayah Sungai Citarum Proyek 1. https://www.adb.org/projects/37049-023/main. 10 Peraturan Presiden No. 88/2017 tentang Penyelesaian Penguasaan Tanah dalam Kawasan Hutan 5

Pedoman AMDAL yang harus dikembangkan sebagai bagian dari rencana aksi CSS oleh PLN akan mencakup aspek ketenagakerjaan. 24. Beberapa peserta mencatat tidak adanya analisis pemangku kepentingan dalam kajian pemukiman kembali tidak secara sukarela. Identifikasi pemangku kepentingan hanya melibatkan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, serta Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional, padahal kebijakan dan operasi PLN dipengaruhi secara signifikan oleh berbagai kementerian lain, serta pemerintah daerah yang menjadi lokasi proyek PLN. Tanggapan ADB: Peran berbagai institusi di Indonesia dijelaskan dalam kajian CSS. Meskipun demikian, ADB menerima masukan ini, dan akan mengelaborasi aspek ini di bagian terkait. 25. Beberapa peserta menganggap bahwa analisis terkait pelaksanaan relokasi dari segi hak asasi manusia masihlah lemah (misalnya, tidak adanya evaluasi tentang praktik identifikasi daerah pemukiman kembali yang sudah dilengkapi dengan fasilitas sosial; pelaksanaan konsultasi dengan orang-orang yang dipindahkan; kerangka hukum tentang ganti kerugian akibat pemukiman kembali tidak secara sukarela namun tidak mencakup penyediaan sarana dan prasarana), serta tidak mengidentifikasi siapa yang harus bertanggung jawab dalam hal ini. Hal-hal tersebut membutuhkan penjabaran dalam kajian CSS. Tanggapan ADB: ADB menerima masukan ini, dan akan mencantumkannya dalam proses finalisasi kajian CSS. 26. Beberapa peserta mencatat bahwa kajian CSS mencantumkan beberapa indikator sebagai moderat, padahal mereka menilainya sebagai lemah, termasuk untuk aspek penanganan keluhan; pencakupan kajian budaya dan sosial; dan pengalaman dengan pemulihan penghidupan dan penyediaan perumahan. Tanggapan ADB: Sistem pemeringkatan lemah, moderat, dan kuat yang digunakan dalam kajian CSS disusun berdasarkan kriteria dan indikator yang telah ditentukan. ADB akan meninjau sistem peringkatan ini, termasuk alasan-alasan yang terkait untuk memastikan kekuatan dan keselarasannya dengan harapan umum. 27. Beberapa peserta menanyakan rentang waktu bagi penerapan rencana aksi untuk menutup kesenjangan, dan apakah ada prasyarat dari ADB terkait implementasi rencana aksi ini. Tanggapan ADB: Akan ada rentang waktu bagi implementasi yang disepakati oleh PLN dan ADB, yaitu rentang waktu bagi langkah-langkah yang perlu diselesaikan sebelum persetujuan ADB untuk penggunaan CSS di PLN; dan rentang waktu bagi langkah-langkah yang harus diimplementasikan sebelum pembiayaan ADB untuk sebuah proyek PLN yang menggunakan CSS. Implementasi ini akan mengikat secara hukum, dan pendanaan ADB dapat tidak dicairkan apabila rencana aksi untuk menutup kesenjangan tidak terpenuhi. 28. Beberapa peserta merasa bahwa kajian CSS belum menyentuh isu-isu global yang sedang berkembang, seperti tujuan pembangunan yang berkelanjutan, perubahan iklim, polusi yang berasal dari pembakaran bahan bakar fosil untuk pembangkit listrik, tarif listrik yang adil, dan pembiayaan proyek yang transparan. Tanggapan ADB: Hal-hal tersebut akan dipertimbangkan dalam persiapan masing-masing proyek, dan berada di luar cakupan dari kajian CSS. 6

29. Poin-poin berikut juga diangkat oleh beberapa peserta, dan dicatat oleh ADB: Kajian CSS belum memasukkan aspek persetujuan yang bebas dengan diberitahukan terlebih dahulu (Free and Prior Informed Consent/FPIC). ADB perlu mengkaji kesenjangan kepatuhan dalam konteks proyek-proyek yang dibiayai ADB secara luas, tidak terbatas pada PLN. Terdapat contoh-contoh proyek di Indonesia, termasuk oleh PLN, yang masyarakatnya dipindahkan secara paksa, menggunakan ancaman dan kekerasan, dan khususnya berdampak pada petani. 30. Atas nama beberapa CSO, seorang peserta menyerahkan sebuah dokumen kepada ADB, yang berisi keluhan tentang tidak-adanya konsultasi yang bermakna baik untuk CSR maupun CSS. Tanggapan ADB: ADB menyatakan telah menerima dokumen tersebut, dan memastikan bahwa berbagai tanggapan yang telah disampaikan akan dipertimbangkan dengan seksama di tahap finalisasi kajian CSS. 31. Selama diskusi, dua peserta CSO memutuskan untuk meninggalkan diskusi lebih awal, karena merasa tidak mendapatkan tanggapan yang cukup. Konsultasi berlanjut dengan membahas pertanyaan tambahan dari peserta, dan diakhiri oleh tanggapan penutup. Penutup 32. Acara ditutup dengan diskusi mengenai langkah-langkah selanjutnya dalam proses ini, termasuk: mengkaji semua masukan dari para pemangku kepentingan termasuk CSO dan menanggapi tanggapan-tanggapan terkait dalam dokumen CSS sebagaimana diperlukan; memperbarui isi situs web ADB terkait; dan menyelenggarakan serangkaian konsultasi tambahan (antara lain dalam bentuk FGD). ADB berterima kasih pada seluruh peserta untuk masukannya yang berharga, dan menekankan sekali lagi bahwa seluruh masukan akan dipertimbangkan dalam memfinalisasi kajian CSS dan rencana aksi untuk menutup kesenjangan. = AKHIR DARI RINGKASAN = Singkatan: ADB = Asian Development Bank; AMDAL = Analisis Mengenai Dampak Lingkungan; BAPPENAS = Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional; CSO = Organisasi Masyarakat Sipil (Civil Society Organization); CSS = Sistem Upaya Perlindungan Negara (Country Safeguard System); CSR = Peninjauan Upaya Perlindungan Negara (Country Safeguard Review); PCP = Kebijakan Komunikasi Publik ADB 2011 (ADB Public Communications Policy 2011); PLN = Perusahaan Listrik Negara; SPS = Pernyataan Kebijakan tentang Upaya Perlindungan ADB 2009 (ADB Safeguard Policy Statement 2009); UKL-UPL = Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup Bila Anda ingin melanjutkan komunikasi dengan ADB terkait topik ini, silakan hubungi tim proyek di SERDIndonesiaCSR@adb.org. 7