BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki keanekaragaman budaya, adat istiadat dan juga tradisi. Di Indonesia sendiri budaya merupakan jantung dari suatu daerah, budaya juga sebagai pembeda antar suku satu dengan suku yang lainnya. Dalam perkembangannya, budaya Indonesia mengalami kemajuan yang sangat pesat terutama masyarakat Jawa. Salah satu budaya tersebut adalah perkembangan seni tari di masyarakat Jawa. Seni tari tradisional, modern dan kontemporer adalah salah satu warisan generasi pendahulu kita sebagai ekspresi keahlian leluhur dengan simbol dan wujud nyata memaknai filosofi kebudayaan tradisional Jawa dalam bentuk gerakan tubuh. Tari senantiasa berkembang selaras dengan tuntutan hidup manusia. Oleh karena itu periodesasi perkembangan tari bisa dilacak sejak zaman Batu hingga zaman sekarang. Sejalan dengan setiap tahap perkembangan, tari memiliki bentuk, fungsi, dan tujuan yang berbeda pada setiap zaman. Demikian pula tolok ukur keindahan dan nilai filosofisnya (M.Jazuli, 1994 : 122). Kota Surakarta mempunyai slogan Solo The Spirit of Java yang berarti Solo sebagai jiwanya pulau Jawa. Hal ini tentunya sudah menjelaskan bahwa di kota tersebut memiliki potensi-potensi budaya Jawa yang sudah mendarah daging yaitu budaya kesenian tari. Banyak pertunjukan atau pementasan mengenai tari di Kota Surakarta seperti pertunjukan Wayang Orang di Sriwedari dan Ketoprak di Taman Balekambang yang sampai sekarang masih rutin digelar pementasan. Kota 1
2 Surakarta juga telah mengadakan festival tari seperti Solo Menari 24 jam setiap tahun. Kota Surakarta juga digelar pementasan yang fenomenal dan mendapatkan apresiasi cukup tinggi oleh masyarakat. Pementasan tersebut adalah Sendratari Ramayana Taman Balekambang. Pertama kali digelar pementasan pada 6 April 2012, Sendratari Ramayana mampu menarik perhatian masyarakat Surakarta dan sekitarnya untuk datang menyaksikan pementasan yang diadakan setiap akhir bulan pukul 19.30-21.30 WIB. Pementasan selalu dipadati pengunjung dari berbagai kota, kalangan dan umur. Dan satu satu hal yang membuat Sendratari Ramayana Taman Balekambang mampu menjadi daya tarik untuk dikunjungi pada setiap pementasan karena pengunjung tidak akan dikenakan biaya masuk dan hanya dipungut biaya parkir kendaraan bermotor saja. Pementasan Sendratari Ramayana telah menjadi bagian agenda atraksi wisata Pemerintah Kota Surakarta sebagai wadah untuk melestarikan budaya dan memberikan ruang bagi pelaku seni di Kota Surakarta dan sekitarnya untuk tetap berkarya dan menghibur masyarakat luas. Pementasan tersebut bekerja sama dengan sanggar-sanggar tari dari Kota Surakarta dan sekitarnya untuk mengisi setiap lakon yang akan dipentaskan. Setiap sanggar mempunyai kesempatan untuk menampilkan satu lakon. Dan sebagai pelaksana pementasan, UPTD Taman Balekambang juga memberi reward berupa penghargaan sebagai bentuk motivasi dan apresiasi kepada penampil terbaik pada setiap akhir tahun. Salah satu kebijakan umum sub sektor pariwisata yang diambil oleh pemerintah dewasan ini menempatkan Taman Sriwedari, Taman Jurug dan Taman Balekambang sebagai sentral kegiatan pariwisata. Ketiga sentral kegiatan
3 pariwasata tersebut masing-masing mempunyai kekhususan sendiri, salah satunya adalah Taman Balekambang yang merupakan ajang rekreasi dan hutan kota yang bersifat budaya seperti pertunjukan Kethoprak, sendratari Ramayana dan sebagainya. Potensi taman ini antara lain : letaknya yang strategis yaitu di pusat Kota Surakarta dan potensial sebagai paru-paru kota karena merupakan area terbuka dengan tata hijaunya, merupakan asset Kota Surakarta karena mempunyai nilai historis dan nilai budaya yang tinggi, mempunyai fasilitas rekreasi yang potensial untuk dikembangkan meliputi rekreasi air, rekreasi hiburan, dan rekreasi alam. (Yulia Tri Hapsari, 2009 : 30) Taman Balekambang sebagai tempat pementasan Sendratari Ramayana merupakan pilihan strategis bagi Pemerintah Kota Surakarta dikarenakan taman seluas 9 Ha tersebut mempunyai pengalaman menggelar berbagai acara atau event budaya salah satunya yaitu pertunjukan Srimulat, sehingga dianggap mampu dan layak sebagai venue Sendratari Ramayana. Taman Balekambang mempunyai open stage dengan daya tampung mencapai 500 orang yang dilengkapi dengan tribun terbuka setengah lingkaran, panggung pementasan, ruang alat untuk gamelan, ruang rias bagi penari serta didukung sound system dan lighting yang mumpuni. Open stage juga terus dikembangkan untuk menambah fasilitas sarana dan prasarana penunjang pementasan Sendratari Ramayana. Berdasarkan gambaran diatas, penulis ingin melakukan penelitian dengan judul DAYA TARIK SENDRATARI RAMAYANA SEBAGAI ATRAKSI WISATA DI TAMAN BALEKAMBANG SURAKARTA.
4 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas perumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Apa daya tarik Sendratari Ramayana Taman Balekambang Surakarta? 2. Bagaimana perkembangan Sendratari Ramayana sebagai atraksi wisata di Taman Balekambang Surakarta? 3. Kendala pementasan Sendratari Ramayana sebagai atraksi wisata di Taman Balekambang Surakarta? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah diatas tujuan penelitian yang ingin didapat adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui apa yang menjadi daya tarik Sendratari Ramayana di Taman Balekambang. 2. Untuk mengetahui perkembangan Sendratari Ramayana sebagai atraksi wisata di Taman Balekambang Surakarta. 3. Untuk mengetahui kendala yang dihadapi Sendratari Ramayana sebagai atraksi wisata di Taman Balekambang Surakarta.
5 D. Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian diatas maka manfaat penelitian yang didapat adalah sebagai berikut : 1. Manfaat praktis yaitu untuk memberikan gambaran kepada pembaca mengenai Sendratari Ramayana Taman Balekambang. 2. Manfaat teoritis yaitu untuk menganalisis potensi Sendratari Ramayana sebagai daya tarik dan atraksi wisata di Taman Balekambang. 3. Manfaat akademis yaitu untuk menambah ilmu pengetahuan serta sebagai referensi tambahan dalam melakukan penelitian sejenis dimasa mendatang. E. Kajian Pustaka Menurut Oka A. Yoeti dalam bukunya Pengantar Ilmu Pariwisata (1996 : 10) mengatakan bahwa Potensi dan daya tarik wisata merupakan salah satu unsure pokok dalam kepariwisataan disamping unsur-unsur yang lain seperti restoran, akomodasi, usaha perjalanan wisata dan lain sebagainya. Daya tarik wisata atau tourist attraction adalah segala sesuatu yang menjadi daya tarik bagi orang untuk mengunjungi daerah tertentu. Menurut Oka A. Yoeti dalam bukunya Pengantar Ilmu Pariwisata (1996 : 121) mengatakan bahwa Atraksi wisata adalah sesuatu yang dapat dilihat atau disaksikan melalui suatu pertunjukan (show) yang khusus diselengggarakan untuk para wisatawan. Jadi atraksi wisata dibedakan dengan objek wisata (tourist objects), karena objek wisata dapat dilihat atau disaksikan tanpa membayar. Selain itu, dalam atraksi wisata untuk menyaksikannya harus dipersiapkan terlebih
6 dahulu, sedangkan objek wisata dapat dilihat tanpa dipersiapkan terlebih dahulu, seperti danau, pemandangan, pantai, gunung, candi, monumen dan lain-lain. Dalam buku karya Oka A. Yoeti dengan judul Pemasaran Pariwisata (1996 : 5) mengatakan bahwa Pariwisata adalah sesuatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu, yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat yang lain dengan maksud bukan usaha atau mencari nafkah ditempat yang dikunjungi tetapi semata-mata hanya untuk memenuhi keinginan yang beraneka ragam. Dalam buku karya Soekadji dengan judul Anatomi Pariwisata (1996 : 4) mengenai Wisatawan adalah orang yang melakukan perjalanan dari tempat kediamannya tanpda menetap ditempat yang didatanginya. Sedangkan pengertian wisata budaya adalah seseorang yang melakukan perjalanan dengan tujuan untuk melihat atau mempelajari adat istiadat, budaya, tata cara kehidupan masyarakat dan kebiasaan yang terdapat di daerah atau negara yang dikunjungi, sehingga seseorang tidak hanya berkunjung ke suatu tempat untuk menyaksikan dan menikmati atau berekreasi, tetapi datang untuk mempelajari atau mengadakan suatu penelitian di daerah setempat. Dalam buku karya Nyoman S. Pendit dengan judul Pengantar Ilmu Pariwisata (1994 : 21) menerangkan bahwa Potensi Wisata adalah berbagai sumber daya yang terdapat di sebuah daerah tertentu yang bisa dikembangkan menjadi atraksi wisata. Dengan kata lain, potensi wisata adalah berbagai sumber daya yang dimiliki oleh suatu tempat dan dapat dikembangkan menjadi suatu atraksi wisata (tourist attraction) yang dimanfaatkan untuk kepentingan ekonomi dengan tetap memperhatikan aspek-aspek lainnya.
7 Dalam buku karya Happy Marpaung dengan judul Pengetahuan Kepariwisataan (2002 : 78) mengatakan bahwa Objek dan Daya Tarik Wisata adalah suatu bentukan atau aktifitas dan fasilitas yang berhubungan, yang dapat menarik minat wisatawan atau pengunjung untuk datang kesuatu daerah atau tempat tertentu. Menurut Nyoman S. Pendhit dalam bukunya Ilmu Pariwisata Sebuah Pengan tar Perdana (1994 : 9) mengatakan bahwa Atraksi Wisata adalah segala sesuatu yang menarik dan bernilai untuk dikunjungi dan dilihat disebut atraksi atau lazim dinamakan objek wisata dalam kegiatan-kegiatan pariwisata, atraksiatraksi ini harus dikoordinasikan dalam suatu panduan penyajian atraksi yang harmonis, menarik dan mengagumkan. Sendratari adalah seni, drama, dan tari; drama atau cerita yang disajikan dalam bentuk tarian tanpa adanya dialog, biasanya diiringi oleh musik gamelan (http://artikata.com/arti-350132-sendratari.html. diakses pada tanggal 10/05/16). F. Metode Penelitian Metode penelitian yang diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kawasan Wisata Taman Balekambang Jl. Balekambang No. 1 Surakarta (0271) 736227 pada 1 Februari - 29 April 2016. 2. Teknik Pengumpulan Data a. Metode Observasi
8 Teknik pengumpulan data dengan cara mengamati proses pementasan Sendratari Ramayana, serta menonton langsung pementasan Sendratari Ramayana di Taman Balekambang Surakarta. b. Metode Wawancara Teknik pengumpulan data melalui wawancara bersama beberapa narasumber yang mempunyai peran dalam pementasan Sendratari Ramayana di Taman Balekambang, antara lain : 1) Endang Sri Murniyati, selaku Ketua UPTD Taman Balekambang 2) Narimo, selaku Koordinator Lapangan Taman Balekambang 3) Sanggar kesenian dan beberapa sekolah pengisi pementasan 4) Bella, selaku penonton Sendratari Ramayana 5) Qaedy, selaku penonton Sendratari Ramayana c. Studi Dokumen Dalam metode ini dengan cara mempelajari dokumen-dokumen di Dinas Pariwisata dan Kebudayaan kota Surakarta dan UPTD Kawasan Wisata Taman Balekambang yang meliputi brosur tentang jadwal pementasan, promosi, laporan pendataan pengunjung yang datang ke pementasan Sendratari Ramayana bulan Februari sampai April tahun 2016. d. Studi Pustaka Dalam penelitiaan ini menggunakan buku dan literatur dari Perpustakaan Pusat UNS, Perpustakaan FIB UNS, Lab Tour DIII UPW UNS, Perpusda kota Surakarta, Disbudpar kota Surakarta, UPTD Taman Balekambang dan internet.
9 3. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif yang disajikan secara deskriptif yaitu menguraikan kalimat dengan kata-kata tentang data hasil penelitian. Pada tahap ini dikumpulkan data-data yang digunakan untuk menjawab persoalan yang diajukan dalam rumusan masalah. G. Sistematika Penulisan Laporan Penulisan laporan Tugas Akhir ini terdiri dari 4 bab. Dalam setiap bab terdiri dari sub bab beserta penjelasannya. Adapun bab-bab tersebut adalah sebagai berikut : Bab I merupakan pendahuluan yang meliputi Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Kajian Pustaka, Metode Penelitian, dan Sistematika Penelitian. Bab II merupakan gambaran umum Taman Balekambang Surakarta. Bab III merupakan pembahasan mengenai Perkembangan Sendratari Ramayana, Daya Tarik Sendratari Ramayana, Kendala pementasan yang dihadapi Sendratari Ramayana sebagai atraksi wisata di Taman Balekambang Surakarta. Bab IV merupakan penutup yang berisi tentang Kesimpulan dan Saran.