BAB III LANDASAN TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III LANDASAN TEORI. (sumber:

BAB III LANDASAN TEORI. yang saling berhubungan yaitu antara sistem dan informasi. Sistem adalah suatu

BAB III LANDASAN TEORI. Menurut UU No. 25/1992 Pasal 1 Ayat 1 tentang Perkoperasian,

BAB III LANDASAN TEORI. berkaitan secara terpadu, terintegrasi dalam suatu hubungan hirarki.

BAB III LANDASAN TEORI. dikutip oleh Supardi & Leonard mengatakan, Pendidikan adalah setiap usaha, pengaruh,

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI. dalam kertas atau lainnya. Tujuan utama seseorang menulis surat tidak lain

BAB III LANDASAN TEORI. fisik yang dimiliki individu, perilaku dan sifatnya ditentukan oleh keturunan dan

BAB III LANDASAN TEORI. adalah sebagai berikut: Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur

BAB II LANDASAN TEORI. disebut dengan Siklus Hidup Pengembangan Sistem (SHPS). SHPS adalah. dijelaskan langkah-langkah yang terdapat pada SHPS.

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI. informasi (Information System) atau disebut juga processing system atau

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek data penulis adalah Sistem Informasi Penjualan Produk untuk

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI. komponennya. Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada prosedurnya:

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. Institut merupakan Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan pendidikan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI. suatu paket atau application suite. Aplikasi-aplikasi dalam suatu paket biasanya

BAB III LANDASAN TEORI. memenuhi order terdapat pada due date serta kualitas yang telah ditentukan.

BAB III LANDASAN TEORI. Sidik jari adalah hasil reproduksi tapak jari yang baik yang sengaja

BAB III LANDASAN TEORI. transaksi penjualan yang terjadi dalam suatu perusahaan. Dengan adanya

BAB III LANDASAN TEORI. simbol-simbol, gambar-gambar, nilai-nilai, uraian karakter yang mempunyai arti

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI. 1. Suatu proses hubungan pribadi yang bersifat dinamis. 2. Suatu bentuk bantuan yang sistematis kepada murid.

BAB III LANDASAN TEORI. menyediakan fasilitas helpdesk bagi pelanggan mereka lewat layanan tollfree,

BAB III LANDASAN TEORI. waktu berdasarkan rencana pengaturan urutan kerja, daftar atau tabel kegiatan

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek peneletian dimana penulis melakukan penelitian yaitu di PT.

System Analysis. Sistem dan Teknologi Informasi TIP FTP UB

BAB III LANDASAN TEORI. menjelaskan tentang ilmu yang terkait dalam penyelesaian kerja praktek.

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III OBJEK PENELITIAN DAN METODE. Toko Primatech merupakan sebuah toko yang menjual berbagai macam

MAKALAH REKAYASA PERANGKAT LUNAK ( PEMODELAN DATA )

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Dalam analisis sistem ini akan diuraikan sejarah singkat dari Apotek 55 yang

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. yaitu di Toko Anis Cell Handphone. Adapun sejarah singkat perusahaan, visi,

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS & PERANCANGAN SISTEM. Pertemuan 5-DATA FLOW DIAGRAM (DFD) DIAGRAM ALUR DATA (DAD)

BAB III LANDASAN TEORI. sistem secara garis besar dibedakan menjadi 2, yaitu: tetapi dapat diuraikan elemen-elemennya.

BAB III LANDASAN TEORI. digunakan dalam checking antara kinerja dan target yang telah ditentukan.

BAB III LANDASAN TEORI. mengumpulkan (input), memanipulasi (process), menyimpan, dan menghasilkan

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. penelitian. Objek penelitian dalam penelitian ini adalah Sistem Informasi

Langkah-Langkah Analisis Sistem

(RPL) REKAYASA PERANGKAT LUNAK II

BAB II DASAR TEORI. 2.2 Sistem Suku Bunga Secara umum terdapat dua metode dalam perhitungan bunga, yaitu metode Flat dan Efektif.

BAB III LANDASAN TEORI. untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu, (Scott, 1996:89). Menurut Robert

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI. rencana- rencana strategis yang diarahkan pada usaha pemuasan kebutuhan dan

BAB II LANDASAN TEORI. Antrian sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari contohnya dalam

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, yang menjadi objek penelitian adalah Apotik Vita Sari

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

: ENDRO HASSRIE NIM : MATKUL : REKAYASA PERANGKAT LUNAK PEMODELAN DATA

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Sistem Perhitungan Penjualan PT Panca Patriot Prima

BAB III LANDASAN TEORI. Menurut Firmansyah (2011:25) dalam bukunya Rancang Bangun Aplikasi

PENGERTIAN FUNGSI, DAN DATA FLOW DIAGRAM (DFD)

MODEL ANALISA. Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Rekayasa Perangkat Lunak. Dosen Pembimbing : Wachyu Hari Haji, S.Kom, MM.

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian yang diteliti oleh penulis adalah

II. LANDASAN TEORI. spesifikasi pada komputer yang berdasarkan pada sistem informasi.

BAB III LANDASAN TEORI. bercerita banyak, sehingga perlu diolah lanjut. Informasi dapat dihasilkan dari

BAB III TEORI PENUNJANG. semua bentuk kegiatan pencatatan yang berkaitan dengan pemanfaatan,

BAB III LANDASAN TEORI. tertentu seperti penerapan, penggunaan dan penambahan data (Anisyah, 2000:30).

BAB III 3. LANDASAN TEORI

Data Flow Diagram and Flow Chart. Pemodelan Perangkat Lunak

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Bandung yang beralamat di jalan Tubagus Ismail Raya No. 22 Dago Bandung.

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN. struktur organisasi dan deskripsi pekerjaan dari FUTSAL99 Bandung.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI. 2001) suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu seperti:

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penulis melakukan penelitian pada toko AP Music Gallery Bandung yang

BAB III LANDASAN TEORI. untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu (Jogiyanto, 2001)

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI. direkam ke dalam berbagai bentuk media. (Gultom et al, 2005).

BAB III LANDASAN TEORI. bab ini akan membahas landasan teori yang meliputi hal-hal terkait dengan

BAB II LANDASAN TEORI

Pembeli. Bag. Gudang. Bag. Keuangan. Supplier

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI. keinginan pemebeli, guna mendapatkan penjualan yang menghasilkan laba

L-1 PO CUST 1 SJ 1 INVOICE 1

BAB III LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Materi Analisis Sistem Informasi ini, membahas tentang Diagram Alir Data (DAD)/ Data Flow Diagram(DFD) dengan Bahasan:

BAB II LANDASAN TEORI. (Davis, 1995, hal.68). Informasi menurut Gordon B. Davis adalah data yang telah

STIKOM SURABAYA BAB III LANDASAN TEORI. 3.1 Penjualan. Penjualan merupakan suatu seni untuk melaksanakan suatu pekerjaan melalui

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. skala menengah yang bergerak di bidang penjualan spare part mesin

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini pemakaian komputer sebagai alat bantu khususnya yang berkaitan

BAB II DASAR TEORI. terbagi atas beberapa tahap yaitu: perancangan basis data secara konseptual, logis dan fisis.

BAB III LANDASAN TEORI. yang terkait dan mendukung dalam kerja praktek. pengendalian alir fisik barang yang mengalir ke segenap bagian organisasi.

BAB III LANDASAN TEORI. ini, adapun teori-teori yang digunakan adalah sebagai berikut :

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penulis melakukan penelitian pada Toko Nada Bandung yang beralamat di

BAB III ANALISIS SISTEM

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI. Menurut Lusyani Sunarya S.Sn (2010:45) Company Profile. sebuah aset lembaga atau perusahaan yang biasa digunakan sebagai tanda

BAB II LANDASAN TEORI

Transkripsi:

BAB III LANDASAN TEORI 3. 1 Inventaris Ada bermacam-macam gagasan mengenai inventaris. Salah satu pemikiran itu adalah bahwa memiliki inventaris merupakan suatu keharusan dalam suatu perusahaan, karena biaya untuk tidak memiliki suatu inventaris pada saat perusahaan menginginkannya, lebih tinggi dari biaya yang ditanggung untuk kepemilikan inventaris itu sendiri. Ada beberapa macam klasifikasi inventori, menurut buku yang ditulis oleh Dobler et al (1990), klasifikasi inventori yang digunakan oleh perusahaan, antara lain : a) Inventori Produksi Inventori yang termasuk dalam klasifikasi inventori produksi adalah bahan baku dan bahan-bahan lain yang digunakan adalam proses produksi dan merupakan bagian dari produk. Bisa terdiri dari dia tipe yaitu item spesial yang dibuat khusus untuk spesifikasi perusahaan dan item standart produksi yang dibeli secara off-the-self. b) Inventori MRO (Maintenance, Repair, and Operating supplies) Inventori yang termasuk dalam katagori ini adalah barang barang yang digunakan dalam proses produksi namum tidak merupakan bagian dari produk. Seperti pelumas dan pembersih. c) Inventori In-Process Inventori yang termasuk dalam katagori inventori ini adalah produk setengah jadi.produk yang termasuk dalam katagori inventori ini bisa ditemukan dalam berbagai proses produksi. d) Inventori Finished-goods Semua produk jadi yang siap dipasarkan termasuk dalam katagori inventori finished goods. PT. ABC adalah sebuah swalayan yang menjual produk produk yang siap untuk dipakai. Tidak ada proses pengolahan yang ada disana, sehingga semua inventori yang dimilikinya termasuk dalam kategori ini. 8

9 Inventaris ada untuk memungkinkan perusahaan memenuhi kebutuhan konsumen. Inventaris biasanya juga ada untuk memperlancar arus barang melalui proses produksi khususnya bagi pusat pekerjaan yang mempunyai ketergantungan. Alasan utama kehadirannya adalah perlindungan terhadap ketidakpastian pemasok. Keberadaann inventaris juga memungkinkan pemanfaatan realistis dan sebesar besarnya dari perlengkapan dan tenaga kerja. Biaya untuk menyimpan inventaris mencakup biaya unit bahan, biaya pemesanan atau pemesanan ulang, dan biaya penyimpanan. Bilamana perusahaan menghasilkan bahan yang dibutuhkan untuk membuat produk, biaya pemesanan ulang diganti dengan biaya penyiapan mesin atau melakukan perubahan kegiatan. Biaya penyimpanan pada umumnya mencakup biaya gudang, asuransi kebakaran dan pencurian, serta administrasi gudang. Biaya tidak berwujud yang berkaitan dengan penyimpanan inventaris adalah kerugian peluang yang berhubungan dengan inventaris yang kalau tidak bisa dikeluarkan untuk usaha yang lebih menguntungkan. 3.2 Manajemen Inventaris Manajemen inventaris berhubungan dengan perencanaan dan pengendalian inventaris. Perencanaan inventaris mencoba untuk mencari jawaban atas dua pertanyaan dasar: a) Kapan memesan? Pertanyaan ini berhubungan dengan konsep pemesanan ulang. Ini merupakan sistem dimana setiap bahan yang digunakan secara teratur dipesan ulang kalau persediaan berkurang sampai tingkat tertentu. Tingkat tersebut biasanya merupakan fungsi dari waktu penyelesaian proses, permintaan harian, dan stok yang aman. b) Berapa banyak yang harus dipesan? Kuantitas yang dipesan ditentukan melalui kuantitas pesanan ekonomis. Kebijakan inventaris perusahaan yang menggunakan model pesanan dalam jumlah tetap adalah dengan memesan kuantitas standart kalau titik untuk pemesanan ulang tercapai tanpa menghiraukan kapan ini terjadi. Ini dipicu kejadian dan

10 bergantung kepada permintaan atas barang-barang tersebut. Model ini dapat diterapkan untuk: a) Barang-barang yang tidak begitu mahal dan tidak begitu penting. b) Vendor atau pembeli bisa mendapatkan pesanan baru jika mereka melakukan kunjungan teratur atau rutin ke para konsumen. c) Vendor atau pembeli akan menggabungkan pesanan untuk mengurangi biaya pemesanan dan pengangkutan. Sistem pengendalian inventaris dirancang untuk memantau tingkat inventaris dan merancang sistem dan prosedur bagi pengelolaan inventaris secara efektif. Dalam pengadaan sistem untuk mengelola inventaris, ada dua wilayah keputusan penting yaitu penggolongan inventaris dan ketepatan pencatatan inventaris. Strategi pengendalian inventaris mencakup sebagai berikut : a) Analysis ABC Ini merupakan teknik yang menggolongkan inventaris perusahaan menurut tiga golongan berdasarkan volume dolar tahunan. b) Volume dolar tahunan dihitung sebagai berikut : ADV = permintaan tahunan atas setiap barang inventaris x biaya per unit. Berdasarkan ADV maka semua barang inventaris dapat digolongkan sebagai berikut : Penggolongan Keterangan Kelas A ADV tinggi biasanya mewakili sekitar 15% dari jumlah barang inventaris, tetapi mencapai sekitar 75 80% dari jumlah biaya inventaris. Kelas B ADV cukup tinggi yaitu mewakili sekitar 30% dari jumlah barang,tetapi 15 25% dari seluruh nilai. Kelas C ADV adalah rendah, mewakili sekitar 55% semua barang, tetapi hanya 5% dari seluruh nilai.

11 Dalam penjadwalan supply barang, hal yang paling penting adalah kecepatan pengiriman barang dan respon yang cepat. Penjadwalan akan kebutuhan barang adalah alternative untuk mengetahui kebutuhan dari inventaris. Teknik yang popular dalam mengatasi mekanisme proses penjadwalan adalah supply barang akan tersedia disaat dibutuhkan untuk melakukan suatu kegiatan (Ronald H.Ballou, :427). 3.3 Data Flow Diagram Menurut Jeffrey (2011:230) data flow diagram (DFD) merupakan tools yang serbaguna. DFD memiliki empat simbol umum yang sering digunakan untuk mewakili sistem informasi. Keuntungan menggunakan data flow diagram adalah mudah digunakan, karena hanya melibatkan empat symbol yang berbeda, sehingga mempermudah pemakai yang kurang menguasai bidang komputer untuk mengerti sistem yang akan dikerjakan atau dikembangkan. Beberapa hal yang perlu mendapat perhatian lebih tentang data flow diagram adalah sebagai berikut : 1. Antara sumber data tidak boleh langsung saling berhubungan. 2. Diperbolehkan untuk mengambil sumber data yang sama, dengan tujuan untuk menyederhanakan permodelan. 3. Hindari dialog dialog yang tidak perlu dalam data flow diagram. Untuk memudahkan membaca DFD, maka penggambaran DFD disusun berdasarkan tingkatan atau level dari atas ke bawah, yaitu : a. Diagram Konteks Merupakan diagram paling atas yang terdiri dari suatu proses dan menggambarkan ruang lingkup proses. Hal yang digambarkan dalam diagram konteks adalah hubungan terminator dengan sistem dan juga sistem dalam proses. Sedangkan hal yang tidak digambarkan dalam diagram konteks adalah hubungan terminator dan data store. b. Diagram Zero (level 0) Merupakan diagram yang berada diantara diagram konteks dan diagram detail serta menggambarkan proses utama dari DFD. Hal ini yang digambarkan

12 dalam diagram zero adalah proses utama dari sistem serta hubungan entity, proses, alur data, dan data store. c. Diagram Detail Merupakan penguraian dalam proses yang ada didalam diagram zero. Diagram yang paling rendah dan tidak dapat diuraikan lagi. Data Flow Diagram (DFD) memiliki empat komponen, yaitu : a) Terminator atau External Entiry atau Kesatuan Luar Terminator mewakili entitas external yang berkomunikasi dengan sistem yang sedang dikembangkan. Terminator merupakan kesatuan di lingkungan sistem. Terminator dapat berupa orang, organisasi atau sistem lainnya yang berada di lingkungan luar sistem. Biasanya terminator ini dikenal dengan nama entitas (external), sumber atau tujuan (source and sink). Terminator dapat juga berupa departemen, divisi, atau sistem diluar sistem yang berkomunikasi dengan sistem yang dikembangkan, seperti yang terlihat pada gambar 3.1. Gambar 3.1 Simbol Eksternal Entity b) Proses Proses sering dikenal dengan nama Bubble, fungsi atau informasi. Komponen proses menggambarkan bagian dari sistem, yang mentransformasikan input ke output, atau dapat dikatakan bahwa komponen proses menggambarkan transformasi satu input atau lebih menjadi output. Dilambangkan dengan lingkaran atau empat persegi panjang tegak dengan sudut tumpul, seperti yang terlihat pada gambar 3.2 Gambar 3.2 Simbol Proses

13 c) Data Flow Data flow menunjukkan arus dari data yang berupa masukan untuk sistem atau hasil dari proses sistem dan dapat berbentuk seperti gambar 3. berikut ini. Gambar 3.3 Simbol Data flow d) Data Store (Penyimpanan Data) Data store digunakan sebagai saran untuk pengumpulan data. Data store disimbolkan dengan dua garis horizontal yang pararel dimana tertutup pada salah satu ujungnya. Suatu nama perlu diberikan pada data store menunjukan nama dari filenya. Data store ini biasanya berkaitan dengan penyimpanan seperti : file atau database yang berkaitan dengan penyimpanan secara komputerisasi. Data store juga berkaitan dengan penyimpanan data. Gambar 3.4 Simbol Data source 3.4 Entity Relationship Diagram Entiti relasi adalah suatu alat untuk mempresentasikan model data yang ada pada suatu sistem dimana terdapat entity dan relationship. Entity merupakan objek yang ada dan terdefinisikan di dalam suatu organisasi dapat abstrak atau nyata, misal dapat berupa orang, objek atau waktu kejadian. Setiap entity mepunyai atribut atau karakteristik entity tersebut. Adapun elemen elemen dari ERD ini adalah : 1. Entitas adalah sesuatu yang dapat diidentifikasi di dalam lingkup pemakai, sesuatu yang penting bagi pemakai dari sistem yang akan dikembangkan. 2. Atribut, entitas memiliki atribut yang berfungsi untuk menjelaskan karakteristik dari entitas.

14 3. Pengidentifikasian, data data entitas memiliki nama yang berfungsi untuk mengidentifikasi mereka. Sebuah identifikasi dapat bersifat unik atau tidak unik. 4. Hubungan atau relasi berfungsi menunjukan hubungan satu entitas daengan entitas yang lain. Hubungan ini boleh memiliki atribut. Banyaknya entitas dalam suatu relasi menunjukan tingkat dari relasi yang bersangkutan, namun yang banyak digunakan dalam aplikasi aplikasi adalah model yang menggunakan relasi tingkat dua atau yang disebut dengan hubungan biner. Hubungan biner ini memiliki tiga tipe yaitu hubungan biner dengan satu, biner satu ke banyak dan hubungan biner banyak ke banyak. Sedangkan relationship adalah hubungan yang mewujudkan pemetaan antar entity. Fungsi untuk hubungan yang mewujudkan pemetaan antar entity. Jenis relationship diagram dapat berbentuk : a. One to One Yaitu relasi satu lawan satu yang terjadi bila satu record yang ada didalam satu entity atau table hanya punya satu relasi pada file lain. Misalnya suatu departemen hanya mengerjakan satu jenis pekerjaan saja dan satu pekerjaan hanya dikerjakan oleh satu departemen saja. b. One to Many Yaitu relasi satu lawan banyak yang terjadi bila record dengan kunci tertentu pada satu file mempunyai relasi banyak record pada file lain. Misalnya suatu pekerjaan hanya dikerjakan oleh satu departemen saja, namun suatu departemen dapat mengerjakan beberapa macam pekerjaan sekaligus. c. Many to Many Yaitu relasi banyak lawan banyak yang terjadi bila kedua file saling mempunyai relasi banyak record pada file lain. Misalnya satu departemen mampu mengerjakan banyak pekerjaan, juga satu pekerjaan dapat ditangani oleh banyak departemen.

15 3.5 Siklus Hidup Pengembang sistem Siklus hidup pengembang sistem atau software Development System Life Cycle (SDLC) adalah proses mengembangkan atau mengubah suatu sistem perangkat lunak dengan mengguanakan model-model dan metodologi yang digunakan orang untuk mengembangkan sistem-sistem perangkat lunak sebelumnya (berdasarkan best practice atau cara-cara yang sudah teruji baik).(paul Bocij, 2008 : 286) 3.6 Tahapan SDLC 3.6.1 Elisitasi Kebutuhan Elisitasi atau pengumpulan kebutuhan merupakan aktivitas awal dalam proses rekayasa perangkat kebutuhan. Sebelum kebutuhan dapat dianalisis, dimodelkan, atau ditetapkan, kebutuhan harus dikumpulkan melalui proses elisitasi. Elisitasi kebutuhan adalah sekumpulan aktivitas yang ditujukan untuk menemukan kebutuhan suatu sistem melalui komunikasi dengan pelanggan, pengguna sistem dan pihak lain yang memiliki kepentingan dalam pengembangan sistem. Sejalan dengan proses rekayasa kebutuhan secara keseluruhan, elisitasi kebutuhan bertujuan untuk : a. Mengetahui masalah apa saja yang perlu dipecahkan dan mengenali batasan-batasan sistem. Proses-proses dalam pengembangan perangkat lunak sangat ditentukan oleh seberapa dalam dan luas pengetahuan developer tentang permasalahan. b. Mengenali siapa saja para stakeholder, yaitu setiap pihak yang memiliki kepentingan terhadap sesuatu, dimana dalam konteks perangkat lunak adalah proyek pengembangan perangkat lunak itu sendiri, beberapa yang dapat dikatakan sebagai stakeholder antara lain adalah konsumen atau klien yang membayar sistem, pengembang yang merancang, membangun, dan merawat sistem, dan pengguna yang berinteraksi dengan sistem untuk mendapatkan hasil kerja mereka.

16 c. Mengenali tujuan dari sistem yaitu sasaran-sasaran yang harus dicapai. Tujuan merupakan sasaran sistem yang harus dipenuhi, penggalian high level goals di awal proses pengembangan sangatlah penting karena brtujuan lebih terfokus pada ranah masalah dan kebutuhan stakeholder dari pada solusi yang dimungkinkan untuk masalah tersebut. 3.6.2 Analisis Sistem Analisis system adalah sebuah teknik pemecahan masalah yang menguraikan sebuah system menjadi bagian-bagian komponen dengan tujuan mempelajari seberapa bagus bagian-bagian komponen tersebut bekerja dan berinteraksi untuk meraih tujuan mereka.(jeffery, 2004 : 176) 3.6.3 Langkah-langkah analisis sistem Menurut Jogianto (2001: 178) langkah-langkah di dalam tahap analisis sistem hampir sama dengan langkah-langkah yang dilakukan dalam mendefinisikan proyek-proyek sistem yang akan dikembangkan di tahap perencanaan sistem. Di dalam tahap analisis sistem terdapat langkah-langkah dasar yang harus dilakukan oleh analis sistem sebagai berikut ini: 1. Identify, yaitu mengidentifikasi masalah 2. Understand, yaitu memahami kerja dari sistem yang ada 3. Analyze, yaitu menganalisis sistem 4. Report, yaitu membuat laporan hasil analisis 3.6.4 Mengidentifikasi masalah dan analisis Merupakan langkah pertama yang dilakukan dalam tahap analisis sistem. Masalah dapat didefinisikan sebagai suatu pertanyaan yang diinginkan untuk dipecahkan. Tugas-tugas yang harus dilakukannya adalah sebagai berikut ini. a) Mengidentifikasi penyebab masalah. b) Mengidentifikasi titik keputusan. c) Mengidentifikasi personil-personil kunci

17 3.6.5 Memahami kerja dari sistem yang ada Langkah ke dua dari tahap analisis sistem adalah memahami kerja dari sistem yang ada. Langkah ini dapat di lakukan dengan mempelajari secara terinci bagaimana sistem yang ada beroperasi. Untuk mempelajari operasi dari sistem ini diperlukan data yang dapat diperoleh dengan cara melakukan penelitian. 3.6.6 Menganalisis Hasil Penelitian Langkah ini dilakukan berdasarkan data yang telah diperoleh dari hasil penelitian yang telah dilakukan. Menganalisis hasil penelitian sering sulit dilakukan oleh analis sistem yang masih baru. Pengalaman menunjukkan bahwa banyak analis sistem yang masih baru mencoba untuk memecahkan masalah tanpa menganalisisnya. 3.6.7 Membuat Laporan Hasil Analisis Setelah proses analisis sistem ini selesai dilakukan, tugas berikutnya dari analis sistem dan teamnya adalah membuat laporan hasil analisis. Laporan ini diserahkan kepada steering commitee yang nantinya akan diteruskan ke manajemen. Tujuan utama dari penyerahan laporan ini kepada manajemen adalah: a) Pelaporan bahwa analisis telah selesai dilakukan; b) Meluruskan kesalah-pengertian mengenai apa yang telah ditemukan dan dianalisis oleh analis sistem tetapi tidak sesuai menurut manajemen; c) Meminta pendapat-pendapat dan saran-saran dari pihak manajemen; Meminta persetujuan kepada pihak manajemen untuk melakukan tindakan selanjutnya (dapat berupa meneruskan ke tahap desain sistem atau mengehntikan proyek bila dipandang tidak layak lagi) (Jogiyanto, 2005 : 130-149).