BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri Masalah perpajakan di Indonesia bukan saja menjadi persoalan pemerintah pusat tetapi menjadi perhatian Pemerintah Daerah juga. Salah satu cara bagi pemerintah untuk menghimpun dana bagi pembangunan adalah melalui pemungutan pajak. Hasil pemungutan pajak dikumpulkan dalam Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (RAPBN) dan termasuk pendapatan rutin khususnya disektor bukan migas. Pajak mempunyai kontribusi yang sangat besar untuk membiayai anggaran bagi penyelenggaraan pemerintah, pelayanan umum dan pembangunan. Pemungutan pajak daerah di Indonesia tidak terlepas dari pemberlakuan Undang Undang Pajak Daerah yang baru, yaitu Undang Undang Nomor 28 Tahun 2009 yang lahir sebagai penyempurnaan terhadap Undang Undang Nomor 18 Tahun 1997 lahir sebagai upaya untuk mengubah sistem perpajakan daerah yang berlangsung di Indonesia, yang banyak menimbulkan kendala, baik dalam penetapannya maupun dalam pemungutannya. Dalam Undang Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah terdapat jenis jenis pajak daerah yang dipungut oleh Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota yaitu sebagai berikut :
1. Jenis Pajak Provinsi terdiri atas : a. Pajak Kendaraan Bermotor b. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor c. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor d. Pajak Air Permukaan e. Pajak Rokok 2. Jenis Pajak Kabupaten/Kota terdiri atas : a. Pajak Hotel b. Pajak Restoran c. Pajak Hiburan d. Pajak Reklame e. Pajak Penerangan Jalan f. Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan g. Pajak Parkir h. Pajak Air Tanah i. Pajak Sarang Burung Walet j. Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan k. Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan Pajak Reklame merupakan pajak daerah yang sebagai salah satu sumber pendapatan daerah yang berperan penting bagi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), pajak reklame diharapkan dapat memberikan sumbangsih bagi
kelangsungan pembangunan daerah. Akan tetapi pemerintah masih mengalami kendala kendala dalam meningkatkan penerimaan dari pajak reklame. Pembayaran pajak reklame terutang dilunasi dalam jangka waktu yang ditentukan dalam peraturan daerah. Apabila pajak reklame tidak dilunasi maka dalam waktu 7 hari setelah jatuh tempo maka pejabat yang ditunjuk akan melakukan tindakan penagihan pajak dengan teguran atau peringatan. Selanjutnya, apabila masih belum dilunasi maka akan di tagih dengan surat paksa yang bisa menyebabkan penyitaan dan pelelangan. Apabila dilakukan penyitaan dan pelelangan barang milik wajib pajak yang disita Pemerintah Kabupaten/Kota diberi hak mendahulu untuk menagih barang barang wajib pajak. Ketentuan hak mendahulu meliputi pokok pajak, sanksi administrasi berupa kenaikan, bunga, denda, dan biaya penagihan pajak. Melalui pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) ini, penulis ingin mengetahui tingkat ketidakpatuhan wajib pajak dan sanksi administrasi dalam melunasi pajak reklame. Oleh karena itu penulis memilih judul PENGENAAN SANKSI ADMINISTRASI TERHADAP KETERLAMBATAN PEMBAYARAN PAJAK REKLAME PADA DINAS PENDAPATAN KOTA TEBING TINGGI. B. Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri Secara teoritis Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) merupakan kegiatan intrakurikuler yang dilaksanakan mahasiswa secara mandiri dengan cara praktis di lapangan yang langsung berhubungan dengan teori teori keahlian
yang diterima dari para dosen Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Imu Sosial dan Ilmu Politik. 1. Tujuan Praktik Kerja Lapangan Mandiri Adapun tujuan pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) adalah : 1.1 Untuk mengetahui tingkat kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak reklame. 1.2 Untuk mengetahui mekanisme pemungutan dan pembayaran pajak reklame. 1.3 Untuk mengetahui ketidakpatuhan wajib pajak serta sanksi sanksi yang ditetapkan pada pajak reklame terutama pengenaan sanksi atas keterlambatan pembayaran pajak. 2. Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri Adapun manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) yang akan dicapai adalah : 2.1 Bagi Mahasiswa a. Untuk menanamkan rasa tanggung jawab, profesionalisme, serta kedisiplinan yang nantinya akan sangat menetukan kewajiban karirnya nanti untuk mempraktikan dan menerapkan ilmu pengetahuan serta mengaplikasikan kedalam kehidupan nyata yang telah diperoleh selama masa perkuliahan.
b. Secara akademis, PKLM ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan mahasiswa tentang ilmu perpajakan terutama sanksi atas keterlambatan pajak reklame. c. Menerapkan materi materi yang telah diperoleh dalam perkuliahan kedalam permasalahan yang terjadi di lapangan. 2.2 Bagi Dinas Pendapatan Kota Tebing Tinggi a. Mendapat masukan dan saran untuk memperbaiki dan menyempurnakan proses pemungutan pajak reklame. b. Guna menunjukkan citra dan kinerja Dinas Pendapatan Kota Tebing Tinggi dimata masyarakat terutama bagi lembaga pendidikan khususnya sivitas akademika Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. c. Untuk mempererat hubungan baik antara Dinas Pendapatan Kota Tebing Tinggi dengan Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. 2.3 Bagi Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan a. Membuka interaksi antara Mahasiswa, Dosen, dengan instansi dalam memberikan uji nyata mengenai ilmu yang diterima mahasiswa melalui Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM). b. Memperbaiki pandangan masyarakat terhadap sumber daya manusia yang dihasilkan oleh.
c. Mendapatkan masukan berupa ide,saran dan gagasan untuk penyempurnaan kurikulum Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan sehingga mampu mencapai standar mutu pendidikan yang lebih baik. C. Uraian Teoritis Menurut Undang Undang Nomor 28 Tahun 2009 pajak daerah adalah kontribusi wajib kepada daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan daerah bagi sebesarnya besarnya kemakmuran rakyat. Salah satu pajak daerah yang dapat memberikan pendapatan kepada daerah adalah pajak reklame. Yang dimaksud dengan pajak reklame adalah pajak atas penyelenggaraan reklame. Dan yang dimaksud dengan reklame adalah benda, alat, perbuatan, atau media yang menurut bentuk dan corak ragamnya untuk tujuan komersial, dan dipergunakan untuk memperkenalkan, menganjurkan, atau memujikan suatu barang, jasa, atau orang, ataupun untuk menarik perhatian umum kepada suatu barang, jasa atau orang yang ditempatkan atau dapat dilihat, dibaca, atau didengar dari suatu tempat oleh umum kecuali yang dilakukan oleh pemerintah (Darwin, 2010 : 123). Dasar pengenaan reklame adalah nilai sewa reklame. Nilai sewa reklame dihitung dengan memperhatikan faktor faktor : jenis, jangka waktu penyelenggaraan, jumlah, dan ukuran media reklame. Cara dan hasil perhitungan
sewa reklame ditetapkan dengan Peraturan Daerah. Sedangkan tarif pajak reklame ditetapkan paling tinggi sebesar 25%. Besaran pokok pajak reklame yang terutang dihitung dengan cara mengalikan tarif dengan dasar pengenaan pajak dan pajak reklame yang terutang dipungut di wilayah daerah tempat reklame tersebut diselenggarakan. Seperti telah diketahui ciri ciri yang melekat pada pengertian pajak dari berbagai definisi, terlihat adanya dua fungsi pajak yaitu sebagai berikut: 1. Fungsi Penerimaan (Budgeter) Pajak berfungsi sebagai sumber dana yang diperuntukkan bagi pembiayaan pengeluaran pengeluaran pemerintah. Sebagai contoh dimasukkannya pajak dalam APBN sebagai penerimaan dalam negeri. 2. Fungsi Mengatur (Regulerend) Pajak berfungsi sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan di bidang sosial dan ekonomi. Sebagai contoh dikenakannya pajak yang lebih tinggi terhadap minuman keras, agar masyarakat tidak banyak mengkonsumsi minuman keras. Demikian pula terhadap barang yang tergolong mewah (Mardiasmo, 2009 : 2) D. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri Praktik Kerja Lapangan Mandiri ini dilaksanakan pada Kantor Dinas Pendapatan Kota Tebing Tinggi. Penulis melakukan praktik kerja lapangan mandiri mengenai pajak reklame yang memegang peran penting dalam pembangunan daerah.
Adapun yang menjadi ruang lingkup yang paling mendasar dalam melakukan PKLM adalah : 1. Tingkat kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak reklame dalam 3 (tiga) tahun terakhir. 2. Tata cara pembayaran pajak reklame. 3. Sanksi sanksi keterlambatan pembayaran pada pajak reklame. 4. Data penerimaan pajak reklame dalam 3 (tiga) tahun terakhir. E. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri Untuk mendapatkan dan mengumpulkan data serta informasi yang diperlukan penulis harus mengetahui metode metode dalam pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) yaitu sebagai berikut : 1. Tahap Persiapan Yaitu kegiatan yang harus dilakukan oleh mahasiswa sebelum melakukan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) yang meliputi pengajuan judul, penentuan judul oleh Ketua Program Studi, menyusun proposal PKLM, seminar proposal, persetujuan proposal, penentuan dosen pembimbing, konsultasi kepada Dosen Pembimbing, pembuatan surat izin PKLM kepada instansi yang dituju. 2. Studi Literatur Pemahaman tentang pajak reklame melalui berbagai sumber seperti buku bacaan, peraturan perundang undangan perpajakan.
3. Observasi Lapangan Yaitu penulis melakukan praktik yang dilakukan sesuai dengan data yang ada pada instansi yang bersangkutan mengenai objek studi khususnya penerimaan pajak reklame. 4. Pengumpulan Data Pada tahap ini penulis mengumpulkan data melalui dua cara yaitu data primer dan sekunder yang bertujuan untuk pengumpulan data yang berhubungan dengan penyusunan laporan PKLM. a. Data Primer adalah data yang diperoleh dari pihak pihak yang memahami dan menguasai objek kajian dalam Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM). b. Data Sekunder adalah data yang diperoleh dari referensi ilmiah yang mendukung laporan penyajian Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM). 5. Analisis dan Evaluasi Data Setelah penulis memperoleh data yang diperlukan, penulis akan menganalisa dan mengevaluasi data dan kemudian akan dipresentasikan secara objektif, jelas dan sistematis. F. Metode Pengumpulan Data Penulis menggunakan beberapa metode pengumpulan data sebagai berikut:
1. Wawancara (Interview) Yaitu kegiatan mengumpulkan dan mencari data dengan melakukan wawancara, mengajukan pertanyaan kepada pegawai yang berkompeten baik secara lisan maupun tulisan. 2. Metode Observasi Yaitu studi yang dilakukan dengan pengamatan langsung atas kegiatan yang dilakukan dalam pencatatan terhadap tiap gejala yang menjadi objek praktik. 3. Dokumentasi Yaitu dengan menggunakan dokumen dokumen resmi mengenai penerimaan pajak reklame atau arsip arsip yang dianggap sah sebagai bukti otentik. G. Sistematika Penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri Adapun yang menjadi sistematika dalam penyusunan laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) adalah : BAB 1 : PENDAHULUAN Pada bab ini penulis menjelaskan mengenai latar belakang yang menjadi dasar pemikiran dalam penyusunan laporan, ruang lingkup, tujuan dan manfaat metode praktik kerja lapangan, uraian teoritis, metode pengumpulan data serta sistematika penulisan laporan. BAB II : GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PKLM Pada bab ini penulis menguraikan sejarah singkat gambaran umum Dinas Pendapatan Kota Tebing Tinggi, struktur
organisasi, uraian tugas pokok dan fungsi serta gambaran pegawai. BAB III : GAMBARAN DATA PAJAK REKLAME Pada bab ini penulis menguraikan secara sistematis dan terperinci mengenai pajak reklame mulai dari uraian teoritis tentang pajak reklame, dasar hukum, subjek, wajib dan objek pajak reklame, pengaturan penetapan reklame, pengaturan letak, ukuran ketinggian dan jarak reklame, nilai sewa reklame, tarif dan dasar pengenaan pajak reklame, tata cara perolehan izin reklame, tata cara pembayaran pajak reklame, dan contoh perhitungan pajak reklame BAB IV : ANALISA DAN EVALUASI DATA Pada bab ini penulis menganalisa mengenai data data yang diperoleh kemudian melakukan evaluasi terhadap data tersebut, sehingga tercapainya manfaat dan tujuan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM). BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN Dalam bab ini penulis mengemukakan tentang kesimpulan dan saran mengenai objek Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) dan permasalahan yang penulis hadapi di lapangan. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN