BAB I PENDAHULUAN. lingkungan hidup secara tepat di masa yang akan datang. Pendidikan adalah

dokumen-dokumen yang mirip
balik antara guru dan siswa dalam suatu situasi pendidikan. Oleh karena itu, guru dalam menyampaikan pembelajaran dituntut untuk mampu menciptakan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal, nonformal, dan informal di sekolah, dan luar sekolah yang

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan dapat dicapai dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Materi dalam pembelajaran IPS mengandung konsep-konsep yang lebih

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yaitu mempersiapkan diri dan memberikan bekal untuk melanjutkan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pendidikan merupakan proses pelatihan untuk. webster s New Word Dictionary Sagala (2007: 1), sehingga mampu

BAB I PENDAHULUAN. situasi pergaulan (pendidikan), pengajaran, latihan, serta bimbingan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah sebuah proses yang terus menerus dialami oleh manusia

BAB I PENDAHULUAN. akan datang. Fungsi pendidikan adalah menyiapkan peserta didik. Menyiapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran menurut bahasa adalah proses, cara menjadikan orang

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dengan lingkungannya. Di samping itu siswa dibimbing untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sarana untuk mencapai tujuan pembelajaran serta dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan mata pelajaran

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. harus dapat memberi dan memfasilitasi bagi tumbuh dan berkembangnya

I. PENDAHULUAN. Fokus kegiatan pembelajaran di sekolah adalah interaksi pendidik dan siswa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan pokok manusia untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka. Keberhasilan pendidikan dipengaruhi oleh perubahan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pengertian pendidikan menurut Undang-Undang SISDIKNAS No.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. sendiri maupun orang lain. Pendidikan sebagai gejala yang universal

BAB I PENDAHULUAN. Motivasi merupakan salah satu kegiatan berbahasa tulis yang bersifat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan upaya mempersiapkan sumber daya manusia yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Nasional bertujuan: Untuk mengembangkan potensi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor terpenting dalam era globalisasi, sebagai

BAB I PENDAHULUAN. bahan ajar, media yang disesuaikan dengan kondisi lingkungan sekolah dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ketiga dimensi Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) tersebut (Sulistyorini,2007).

1. PENDAHULUAN. dikarenakan sasaran dari pendidikan adalah peningkatan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE EVERYONE IS A TEACHER HERE DALAM UPAYA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA PADA MATERI HIMPUNAN MATEMATIKA

BAB 1 PENDAHULUAN. segala sesuatu yang ada di alam semesta ini. pada rumpun ilmu dimana obyeknya merupakan benda-benda alam dengan

BAB I PENDAHULUAN. memikirkan dan membuat perencanaan secara seksama dalam meningkatkan

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN MOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI ASSESSMENT FOR LEARNING (AFL) DENGAN PENDEKATAN UMPAN BALIK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sepanjang hidupnya. Proses belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang di dalamnya

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAWUNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATA PELAJARAN SOSIOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. kritis, kreatif dan mampu bersaing menghadapi tantangan di era globalisasi nantinya.

BAB I PENDAHULUAN. siswa, serta memberikan sikap-sikap atau emosional yang seimbang.

BAB I PENDAHULUAN. orang orang yang terlibat di dalamnya. Untuk itu, selain sebagai pengembang

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari. Apalagi di zaman modern sekarang semakin banyak masalah- masalah

BAB I PENDAHULUAN. cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran yang telah dipelajari mulai dari jenjang sekolah dasar. Bahkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ai Nunung Muflihah,2013

BAB I PENDAHULUAN. pada peradaban yang semakin maju dan mengharuskan individu-individu untuk terus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN PARTISIPASI BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN WORD SQUARE PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI 2 BANTENGAN

BAB I PENDAHULUAN. membentuk sikap serta ketrampilan yang berguna baginya dalam menyikapi

Lathifatus Sa adah 1 Soewalni Soekirno 2 dan Anggit Grahito Wicaksono 3 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Dasar, fungsi, dan tujuan pendidikan nasional di Indonesia telah ditetapkan

BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 (UU Sistem Pendidikan Nasional, 2003:2) menyatakan:

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan seperti di bawah ini :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. moral akan mempengaruhi masa depan bangsa. 1. lemahnya proses pembelajaran. Selama ini pendidikan hanya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. IPS merupakan mata pelajaran yang diberikan kepada siswa mulai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Aminudin 1. SDN Sukorejo 01, Kota Blitar 1

2015 PENERAPAN METODE COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada hakekatnya pendidikan merupakan faktor yang berperan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas hasil belajar anak didik yang diperoleh melalui jalur pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. yang harus ditempuh oleh anak, anak juga dituntut untuk mengalami

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Belajar merupakan proses yang dapat ditandai dengan perubahan perilaku

BAB I P E N D A H U L U A N

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha yang dapat ditempuh untuk mengembangkan. dan meningkatkan ilmu pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan. Melalui sekolah, siswa belajar

BAB I PENDAHULUAN. proses terjadinya perubahan prilaku sebagai dari pengalaman. kreatif, sehingga mampu memacu semangat belajar para siswa.

BAB I PENDAHULUAN. saja. Proses belajar mengajar dapat dikatakan berhasil apabila siswa telah benar-benar

BAB I PENDAHULUAN. dirinya melalui proses pembelajaran dan atau cara lain yang dikenal dan diakui

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam meningkatkan kualitas hidup kreativitas sangatlah penting, karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah upaya sadar dan terencana dalam proses pembimbingan

BAB I PENDAHULUAN. kewajiban dan haknya sebagai hamba Allah. 1. bimbingan, pengajaran, serta penggunaan pengalaman. 2

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lebih baik. Sebaliknya, bila ia tidak belajar maka responnya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan generasi emas, yaitu generasi yang kreatif, inovatif, produktif,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN SCRAMBLE SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN DAYA INGAT MATA PELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI 9 SRAGEN NASKAH PUBLIKASI

NURHASANAH 1), Eka WARNA 1), dan HARIZON 1) Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FKIP Universitas Jambi

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran nasional yang diatur dengan undang-undang. Dalam arti sederhana

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan kebutuhan mutlak yang

BAB I PENDAHULUAN. baik itu pelaksana pendidikan, mutu pendidikan, sarana prasarana pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dengan cara melakukan perbaikan proses belajar mengajar. Berbagai konsep

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat, dan pemerintahan, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan, yang berlangsung di sekolah dan di luar sekolah sepanjang hayat untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat di masa yang akan datang. Pendidikan adalah pengalaman-pengalaman belajar terprogram dalam bentuk pendidikan formal, nonformal, dan informal di sekolah, dan luar sekolah, yang berlangsung seumur hidup yang bertujuan optimalisasi kemampuan-kemampuan individu, agar di kemudian hari dapat memainkan peranan hidup secara tepat. 1 Pendidikan dapat mengubah cara berfikir, sikap, berperilaku, dan berbuat dalam diri seseorang. Pendidikan memiliki berbagai bidang, salah satunya pendidikan ilmu pengetahuan sosial. Pendidikan menjadi salah satu tolak ukur dari kemajuan suatu bangsa. Oleh karena itu besar harapan dalam suksesnya proses pembelajaran yang nantinya menghasilkan suatu hasil yang optimal menjadi hal yang penting. Proses pendidikan dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja. Proses pendidikan di rumah peserta didik di bawah pengawasan 1 Teguh Triwiyanto, Pengantar Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2014), hlm. 23 1

2 dan pengajaran orang tua dan masyarakat sekitar, sementara proses pendidikan di sekolah peserta didik dididik oleh guru. Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri. Proses belajar terjadi berkat siswa memperoleh sesuatu yang ada di lingkungan sekitar. Lingkungan yang dipelajari oleh siswa berupa keadaan alam, benda-benda, hewan, tumbuhtumbuhan, manusia, atau hal-hal yang dijadikan bahan belajar. Tindakan belajar tentang suatu hal tersebut tampak dari luar. 2 Proses pembelajaran merupakan rangkaian kegiatan komunikasi antara siswa dengan guru. Proses pembelajaran dikatakan efektif apabila terjadi transfer belajar yaitu materi pelajaran yang disajikan guru dapat diserap ke dalam struktur kognitif siswa. Siswa dapat mengetahui materi tersebut tidak hanya terbatas pada tahap ingatan saja tanpa pengertian (rote learning) tetapi bahan pelajaran dapat diserap secara bermakna (meaning learning). Agar terjadi transfer belajar yang efektif, penggunaan media serta metode mengajar guru harus sesuai dengan materi yang dipelajarinya. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan. Mengingat pentingnya proses pembelajaran sebagai penentu keberhasilan pembelajaran, sebagai seorang guru memegang peranan penting ketika menyampaikan materi pembelajaran di sekolah agar peserta didik dapat memahami materi yang diberikan oleh guru. Seorang guru membutuhkan 2 Dimyati dan Mudjiono, Belajar & Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2013), hlm. 7

3 metode yang baik dan menarik sehingga tidak menimbulkan kebosanan ketika peserta didik melangsungkan pembelajaran. Ilmu Pengetahuan Sosial di lingkungan jenjang pendidikan dasar memiliki faktor yang sangat penting, yang mengandung isi mengenai berbagai macam pengetahuan sosial, permasalahan sosial di dalam lingkungan kehidupan keluarga, masyarakat, dan negara. Pentingnya mempelajari Ilmu Pengetahuan Sosial yaitu sebagai pengembang ilmu-ilmu sosial dan dikembangkan oleh ilmu-ilmu sosial, sebagai transformasi nilai, moral, dan pewaris budaya bangsa. Sebagai pengembang keterampilan dalam permasalahan sosial. Oleh karenannya, mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial diberikan kepada anak Madrasah Ibtidaiyah kelas 1 sampai kelas 6. Dalam kenyataannya masih banyak guru yang melakukan pembelajaran dalam bidang mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial ini dengan menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. Dalam situasi yang demikian, maka peran guru dan buku-buku teks masih merupakan sumber belajar yang sangat utama. Salah satu masalah yang dijumpai pada observasi di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Islam Sukodono Sidoarjo kelas V pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial adalah murid hanya sekedar mendengar, memperhatikan, mencatat kemudian mengerjakan soal latihan. Guru lebih aktif dalam proses belajar mengajar, sedangkan siswa hanya bertindak sebagai penerima materi. Siswa lebih aktif melakukan aktivitasnya sendiri, berbicara dengan temannya ketika

4 guru menjelaskan materi, sedangkan untuk pembelajaran di kelas siswa sangat pasif. Pembelajaran seperti ini hanya akan menciptakan pembelajaran yang tidak aktif karena hanya bersifat Teacher Center, oleh sebab itu siswa tidak dapat memahami materi secara utuh atau keseluruhan. Apabila kita telaah pendalaman materi, kompetensi dasar yang harus dipahami oleh siswa adalah siswa mampu mengenal perjuangan melawan penjajah Jepang. Akibatnya permasalahan tersebut berimbas pada pemahaman materi pada siswa masih belum maksimal. Dari 19 siswa yang ada di kelas V, dengan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial materi perjuangan melawan penjajah Jepang sebesar 75 dan yang mendapatkan nilai di atas KKM hanya berkisar rata-rata 49% 3. Untuk itu, peneliti berusaha memperbaiki proses belajar mengajar menggunakan metode pembelajaran Scramble. Metode pembelajaran tersebut dianggap cocok dan dapat menjadikan siswa mampu berfikir kritis, membuat siswa menggunakan otak kanan dan kirinya untuk memecahkan permasalahan, membangkitkan semangat belajar siswa dalam pembelajaran di kelas, serta menjadikan siswa lebih paham tentang materi perjuangan melawan penjajah Jepang. Metode pembelajaran Scramble adalah metode pembelajaran kooperatif yang memberikan kesempatan kepada kelompok untuk cepat tanggap dalam menyelesaikan tugas dan memahami materi yang telah diberikan. 3 Wawancara dengan bu Puji guru IPS pada hari Selasa tanggal 01 Desember 2015

5 Alasan dipilihnya metode pembelajaran Scramble adalah memberikan kesempatan siswa belajar dengan lebih kreatif, menata huruf menjadi kata yang benar dan memahami materi yang diajarkan oleh guru. Terdorong oleh rasa kejiwaan sebagai pendidik, penulis tertarik untuk meneliti hal tersebut secara lebih mendalam dengan mengadakan penelitian ilmiah dalam bentuk penelitian tindakan kelas yang berjudul: Peningkatan Pemahaman Materi Perjuangan Melawan Penjajah Jepang Melalui Metode Pembelajaran Scramble Pada Siswa Kelas V MI Nurul Islam Sukodono Sidoarjo. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka masalah yang akan diuraikan peneliti adalah peningkatan pemahaman materi pada siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah Nurul Islam Sukodono Sidoarjo. Peneliti merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana penerapan metode pembelajaran Scramble materi perjuangan melawan penjajah Jepang pada siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah Nurul Islam Sukodono Sidoarjo? 2. Bagaimana peningkatan pemahaman materi perjuangan melawan penjajah Jepang pada siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah Nurul Islam Sukodono Sidoarjo dengan menggunakan metode pembelajaran Scramble?

6 C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, dapat di tentukan tujuan Penelitian Tindakan Kelas diantaranya, sebagai berikut: 1. Mengetahui penerapan metode pembelajaran Scramble materi perjuangan melawan penjajah Jepang pada siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah Nurul Islam Sukodono Sidoarjo. 2. Mengetahui peningkatan pemahaman materi perjuangan melawan penjajah Jepang pada siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah Nurul Islam Sukodono Sidoarjo dengan mengunakan metode pembelajaran Scramble. D. Tindakan yang Dipilih Tindakan yang dipilih untuk pemecahan masalah yang dihadapi oleh peneliti pada siswa kelas V dalam materi perjuangan melawan penjajah Jepang yaitu dengan peningkatan pemahaman menggunakan metode pembelajaran Scramble. Pada metode pembelajaran Scramble diharapkan siswa mampu meningkatkan pemahaman pada pokok bahasan perjuangan melawan penjajah Jepang. Maka peneliti dalam hal ini mengajak siswa agar mudah memahami atau menjawab pertanyaan yang sulit melalui metode pembelajaran Scramble. Metode pembelajaran ini memiliki langkah-langkah kegiatan yang menyenangkan, menarik serta membangkitkan antusias siswa dalam belajar.

7 E. Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial kelas V di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Islam Sukodono Sidoarjo dengan : 1. Subjek yang diteliti difokuskan pada siswa kelas V MI Nurul Islam Sukodono Sidoarjo semester genap tahun ajaran 2015-2016. 2. Penelitian difokuskan pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial kelas V semester genap materi perjuangan melawan penjajah Jepang dengan menggunakan metode pembelajaran Scramble. 3. Standar Kompetensi: Menghargai peranan tokoh perjuangan dan masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia 4. Kompetensi Dasar: 2.1 Mendeskripsikan perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang. Adapun definisi operasional dalam penelitian ini adalah: 1) Peningkatan pemahaman adalah suatu cara guru untuk meningkatkan pengajaran dalam hal pemberian materi yang bukan hanya sekedar sebagai hafalan, akan tetapi lebih mengerti dan menguasai suatu konsep materi pelajaran itu sendiri. Indikator pemahaman yaitu menjelaskan, menguraikan, merumuskan, merangkum, memberikan contoh tentang, menyimpulkan, menarik kesimpulan dan membuktikan.

8 2) Metode Pembelajaran Scramble adalah metode pembelajaran kooperatif, yang dapat meningkatkan pemahaman materi terhadap peserta didik serta menjadikan proses belajar mengajar yang inovatif dan menyenangkan. Metode pembelajaran Scramble ini hampir mirip dengan metode pembelajaran word square penerapannya menjadikan peserta didik mampu menyusun jawaban yang tersusun secara acak. Adapun langkah-langkah metode pembelajaran scramble yaitu: 1) Guru menyajikan materi sesuai topik; 2) Guru membagikan lembar kerja dengan jawaban yang diacak susunannya; 3) Guru memberi durasi tertentu untuk pengerjaan soal; 4) Siswa mengerjakan soal berdasarkan waktu yang telah ditentukan guru; 5) Guru mengecek durasi waktu sambil memeriksa pekerjaan siswa; 6) Jika waktu pengerjaan soal sudah habis, siswa wajib mengumpulkan lembar jawaban kepada guru; 7) Guru melakukan penilaian; 8) Guru memberi apresiasi dan rekognisi kepada siswa-siswa yang berhasil. F. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian secara umum adalah: 1. Dapat meningkatkan pemahaman peserta didik pada materi perjuangan melawan penjajah Jepang menggunakan metode pembelajaran Scramble. 2. Ditemukannya metode pembelajaran baru, tepat dan variatif. 3. Dapat meningkatkan pemahaman serta wawasan peneliti dalam membuat karya ilmiah.

9 Sesuai dengan tujuan penelitian tersebut, maka penelitian ini diharapkan mempunyai kegunaaan teoritis dan praktis sebagai berikut dan bermanfaat bagi berbagai pihak, antara lain: 1. Peserta didik a. Peserta didik menjadi lebih mudah dalam menerima dan memahami informasi yang diberikan oleh guru. b. Meningkatkan keaktifan peserta didik untuk ikut serta dalam berlangsungnya proses pembelajaran. 2. Guru a. Dapat variasi baru dalam melaksanakan proses pembelajaran sehingga peserta didik menjadi lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran. b. Dapat memberikan masukan kepada tenaga pendidik untuk melakukan penelitian tindakan kelas serta untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik. 3. Sekolah Dapat memberikan kontribusi dalam hal meningkatan mutu tenaga pendidik, dan peserta didik. 4. Peneliti a. Menambah wawasan dan pengetahuan lebih dalam bentuk karya ilmiah yang berupa tulisan serta landasan dalam mengajar Ilmu Pengetahuan Sosial.

10 b. Dapat dijadikan sebagai pengalaman, masukan, refleksi peneliti ketiaka menjadi tenaga pendidik dan untuk melakukan penelitian tindakan kelas (PTK) pada tempat, kelas, setinggan, metode yang berbeda.