BioEdu Berkala Ilmiah Pendidikan Biologi

dokumen-dokumen yang mirip
BioEdu Berkala Ilmiah Pendidikan Biologi

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 11. Organisasi KehidupanLatihan Soal 11.1

9/20/2012. Bagaimana kita mengkaji sel? ORGANISME. sel MENDASAR EVOLUSI SAINS : PENEMUAN PERALATAN. TEM (transmission electron microscope) : 3 DIMENSI

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 10. SISTEM ORGANISASI KEHIDUPANLatihan Soal dan 4. 1 dan 3. 3 dan 5. 4 dan 5. Tebal, tersusun dari selulosa

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BIOLOGI UMUM (MIP612112) Priyambodo, M.Sc. staff.unila.ac.id/priyambodo

BioEdu Berkala Ilmiah Pendidikan Biologi

BIOLOGI SEL RETIKULUM ENDOPLASMA DAN APARATUS GOLGI MAKALAH

SEL SEBAGAI DASAR KEHIDUPAN

BIOLOGI SEL. Pokok Bahasan. 1. Teori sel 2. Alat bantu mempelajari sel 3. Sel prokariot dan eukariot 4. Ultrastruktur Sel

MODUL MATA PELAJARAN IPA

PROFIL KONSEPSI SISWA SMP DENGAN CRI TEST BERBASIS REVISED BLOOM S TAXONOMY PADA MATERI KLASIFIKASI MATERI DAN PERUBAHANNYA

Sel sebagai unit dasar kehidupan

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA FISIKA BERBASIS MODEL EMPIRICAL INDUCTIVE LEARNING CYCLE DI SMA

STRUKTUR DAN FUNGSI SEL

BIOLOGI SEL OLEH : CRISTIN NATALIA. P ILMU KELAUTAN B UNIVERSITAS DIPONEGORO. cristinnatalia.hol.es

PRAKTIKUM BIOLOGI DASAR. Rizka Apriani Putri, M.Sc Jurdik Biologi, FMIPA UNY 2015

A. Pengertian Sel. B. Bagian-bagian Penyusun sel

PENGEMBANGAN SOFTWARE PENDETEKSI MISKONSEPSI KIMIA SOFTWARE DEVELOPMENT FOR DETECTING CHEMICAL MISCONCEPTIONS. Abstract

STRUKTUR & FUNGSI SEL

PERBEDAAN SEL HEWAN & TUMBUHAN BAGIAN SEL & ORGANEL SEL TRANSPORT MELALUI MEMBRAN

BioEdu Berkala Ilmiah Pendidikan Biologi

LEMBARAN SOAL. Mata Pelajaran : BIOLOGI Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : XI IPA ( SEBELAS IPA )

1. Menjelaskan struktur inti sel eukariot hubungannya dengan fungsi 2. Menjelaskan struktur organel-organel sel dan fungsinya

Tujuan. Alat dan Bahan. Cara Kerja. Mengamati struktur sel-sel epidermis pada bawang merah. 1. Mikroskop. 2. Kaca preparat. 3. Kaca penutup. 4.

LEMBAR PENGESAHAN JURNAL

Sel BIO 2 A. PENDAHULUAN SEL. materi78.co.nr. Sel terdiri dari empat bagian utama:

IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA SMP PADA KONSEP FOTOSINTESIS MELALUI ANALISIS GAMBAR

Keywords: Concepts, Misconceptions, Certainty Response Indeks (CRI).

POKOK BAHASAN I PENDAHULUAN Tujuan Instruksional Khusus Setelah mengikuti kuliah pokok bahasan pendahuluan mahasiswa dapat: 1. Memahami ruang lingkup

S E L. Suhardi, S.Pt.,MP

Identifikasi Pemahaman Siswa Terhadap Konsep Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan dengan Menggunakan Tes Diagnostik Three-Tier Multiple Choice

ANALYSIS OF STUDENT MISCONCEPTIONS IN PHYSICS LEARNING OF STATIC FLUID MATERIALS USING CERTAIN OF RESPONSE INDEX (CRI) METHOD IN SMAN 7 PEKANBARU

IDENTIFIKASI PEMAMAHAN KONSEP FISIKA TERHADAP POKOK BAHASAN TERMODINAMIKA PADA SISWA SMA. Mohammad Khairul Yaqin

SEL Iriawati SITH - ITB

PROFIL MISKONSEPSI MATERI IPBA DI SMA DENGAN MENGGUNAKAN CRI (CERTAINLY OF RESPONS INDEX)

Pertemuan II: Wisata Sel. Program Tingkat Persiapan Bersama IPB 2011

A. Bagian-bagian dalam sel tersusun atas sebagai berikut:

BADAN GOLGI BIOSINTETIS DAN FUNGSINYA DALAM METABOLISME ROSITA SIPAYUNG. Fakultas Pertanian Jurusan Budidaya Pertanian Universitas Sumatera Utara

HIRARKI ORGANISASI MATERI BENDA HIDUP

Identifikasi Miskonsepsi Mahasiswa Biologi Universitas Negeri Makassar pada Konsep Genetika dengan Metode CRI

LEMBARAN SOAL. Sat. Pendidikan

MEREMEDIASI MISKONSEPSI SISWA YANG MEMILIKI GAYA BELAJAR VISUAL-VERBAL SEIMBANG MENGGUNAKAN CONCEPTUAL CHANGE PADA KONSEP IKATAN KIMIA

PENYUSUNAN INSTRUMEN TES DIAGNOSTIK FISIKA SMA PADA POKOK BAHASAN TERMODINAMIKA. Skripsi Oleh : Siti Nurrohmah K

ANALISIS MISKONSEPSI SISWA SMP DALAM MATERI PERBANDINGAN DENGAN MENGGUNAKAN CERTAINTY OF RESPONSE INDEX (CRI)

ISSN: ANALISIS MISKONSEPSI MATERI SISTEM GERAK MANUSIA PADA SISWA KELAS XI MIA MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK THREE-TIER MULTIPLE CHOICE

Bab. Organisasi Tingkat Sel. A. Struktur dan Fungsi Sel B. Transpor Zat-Zat Melalui Membran Sel

Tabel Perbedaan Sel Prokariotik dan Sel Eukariotik Perbedaan Sel Prokariotik Sel Eukariotik Ukuran Sel

Unesa Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 6 No. 1, pp January 2017

BioEdu Berkala Ilmiah Pendidikan Biologi

SEL. SMA Regina Pacis Jakarta. Ms. Evy Anggraeny

Retikulum Endoplasma (Mader, 2000) Tuti N. dan Sri S., FIK 2009

JURNAL SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Biologi. Oleh

dr. AL-MUQSITH, M.Si

Daimul Hasanah. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa

IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY OF RESPONSE INDEX

ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH I PATUK PADA POKOK BAHASAN PELUANG JURNAL SKRIPSI

Petunjuk Penggunaan Buku

ULANGAN TENGAH SEMESTER (UTS) GASAL TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Makalah Biokimia Komponen Penyusun Sel Tumbuhan NUKLEUS. Oleh :

SEL DAN JARINGAN MATERI BAHAN PELATIHAN UNTUK GURU-GURU SMA / MA OLEH: DRS. TAUFIK RAHMAN, MPD UPI BANDUNG

Biologi Sel

BIOTEKNOLOGI. Struktur dan Komponen Sel

Seminar Nasional Evaluasi Pendidikan Tahun 2014

PENGGUNAAN THINK-ALOUD PROTOCOLS UNTUK MENGATASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI POKOK STOIKIOMETRI DI SMA KHADIJAH SURABAYA

ORGANISASI KEHIDUPAN. Sel

Lipoprotein ini tersusun atas 3 lapisan yang jika ditinjau dari luar ke dalam urutannya adalah: Protein - Lipid - Protein Þ Trilaminer Layer

IDENTIFIKASI KESULITAN PESERTA DIDIK DALAM MEMAHAMI KESETIMBANGAN KIMIA

IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA KONSEP SISTEM REPRODUKSI MANUSIA KELAS XI IPA SMA UNGGUL ALI HASJMY KABUPATEN ACEH BESAR

KAJIAN KEBERLANJUTAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN REDOKS KELAS X MIA 3 SMA NEGERI 5 BANJARMASIN TAHUN AJARAN 2016/2017

PENGGUNAAN TWO-TIER MULTIPLE CHOICE DIAGNOSTIC TEST DISERTAI CRI UNTUK MENGANALISIS MISKONSEPSI SISWA

BIOSINTESIS PROTEIN RE Pada retikulum endoplasma kasar, partikel-partikel ribosom melangsungkan sintesis protein. Sebagain dari protein tersebut akan

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

SEL BIO 2 A. PENDAHULUAN. d. Menurut Flemming dan Strasburger. Sel merupakan unit struktural dan fungsional terkecil dari kehidupan.

PEMBELAJARAN MELALUI MODUL BERBASIS KONSTRUKTIVISME DALAM UPAYA MENGATASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK PADA KONSEP SEL DI SMA NEGERI 2 SABANG

PROFIL MISKONSEPSI SISWA KELAS X SMA NEGERI 7 SURAKARTA KONSEP LISTRIK DINAMIS. Skripsi Oleh: Isdiana Kurniawati NIM K

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

Identifikasi Miskonsepsi Siswa SDN Kemayoran I Bangkalan pada Konsep Cahaya Menggunakan CRI (Certainty Of Response Index)

ANALISIS MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI HIDROLISIS GARAM MENGGUNAKAN TEKNIK CRI (CERTAINTY OF RESPONSE INDEX) TERMODIFIKASI

Mustafa Ramadhan 1, Sunardi 2, Dian Kurniati 3

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 11. Organisasi KehidupanLATIHAN SOAL BAB 11

Anggarini Puspitasari* ) Purwati Kuswarini* )

Retikulum Endoplasma (Mader, 2000) Tuti N. dan Sri S. (FIK-UI)

Sel BIO 2 A. PENDAHULUAN SEL. materi78.co.nr. d. Menurut Flemming dan Strasburger

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 2, No. 2, pp , May 2013

dan mengeluarkan CO 2 Sistem kemih (urinari) untuk membuang zat sisa Sistem kardiovaskular untuk mendistribusikan makanan, O 2

PEMBELAJARAN DENGAN MODEL INKUIRI PADA MATERI KIMIA SEKOLAH MENENGAH ATAS

Alumni Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Mataram 2

JURNAL PELITA PENDIDIKAN VOL. 4 NO. 1 ISSN : Hasibuan, H.H & Harahap, F MARET 2016 Halaman :

BioEdu Berkala Ilmiah Pendidikan Biologi

KULIAH I FISIOLOGI DAN SEL TUMBUHAN

IMPLEMENTASI STRATEGI POGIL UNTUK MEREDUKSI MISKONSEPSI PADA MATERI STOIKIOMETRI KELAS X DI SMAN 1 KANDANGAN

Ikeu Dwi Astuti*) Purwati Kuswarini Suprapto*)

SYLLABUS. 1. Memahami struktur dan fungsi sel sebagai unit terkecil kehidupan. Material Activities Indicator Evaluation Time Resource

Konsep Sel, Jaringan, Organ dan Sistem Organ

THE TOUR CYTOL CYT OGY OGY T : he Study of Cells V sualisasi sualisasi sel sel : :mikroskop meningkatkan n resolusi (jarak (jarak an tar obyek

HUBUNGAN ANTARA RETIKULUM ENDOPLASMA dengan APARATUS GOLGI

PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PARTISIPASI SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI PENERAPAN INKUIRI TERBIMBING DI KELAS X

ANALISIS MISKONSEPSI SISWA SMA KELAS XI PADA KONSEP LAJU REAKSI MENGGUNAKAN TWO-TIER MULTIPLE CHOICE DAN CERTAINTY OF RESPONSE INDEX (CRI)

Transkripsi:

IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA SUBTOPIK STRUKTUR DAN FUNGSI ORGANEL SEL MENGGUNAKAN INSTRUMEN CRI DAN WAWANCARA DIAGNOSTIK IDENTIFICATION OF STUDENT MISCONCEPTION ON STRUCTURE AND FUNCTION OF CELL ORGANELLES USING CRI INSTRUMENT AND DIAGNOSTIC INTERVIEW Ainur Rafika Program studi S1 Pendidikan Biologi Internasional, FMIPA, Universitas Negeri Surabaya Gedung C3 Lt. 2 Jalan Ketintang Surabaya 60231 email: arafikakuliah@gmail.com Fida Rachmadiarti, Isnawati Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu pengetahuan Alam, Universitas Negeri Surabaya Gedung C3 Lt. 2 Jalan Ketintang Surabaya 60231 email: fida_rachmadiarti@yahoo.com Abstrak Tujuan dari penelitian ini yaitu (1) Mendeskripsikan pada indikator apa saja miskonsepsi yang dialami siswa pada subtopik struktur dan fungsi organel (2) Menentukan tingkat miskonsepsi yang dialami siswa pada subtopik struktur dan fungsi organel berdasarkan persentase miskonsepsi rata-rata (3)Mendeskripsikan faktor penyebab terjadinya miskonsepsi yang dialami siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif-evaluatif menggunakan Instrument Certainty of Response Index (CRI) dan wawancara diagnostik. Penelitian melibatkan 72 siswa kelas XI dari tiga SMA Surabaya yaitu, SMAN 15 Surabaya, SMAN 16 Surabaya dan SMAN 18 Surabaya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Miskonsepsi pada subtopik struktur dan fungsi organel terjadi pada indikator menentukan struktur organel-organel, fungsi organel-organel, keterkaitan struktur dan fungsi organel-organel, struktur prokariotik dan eukariotik, contoh prokariotik dan eukariotik, struktur dan fungsi bagianbagian hewan dan tumbuhan serta perbedaan struktur penyusun hewan dan tumbuhan, (2) Tingkat miskonsepsi yang dialami siswa pada subtopik struktur dan fungsi organel termasuk kategori rendah, dengan persentase miskonsepsi rata-rata sebesar 17,97%, (3) Penyebab terjadinya miskonsepsi yang dialami siswa berasal dari faktor kurangnya media dan praktikum (sumber belajar), metode belajar diskusi yang kurang optimal serta konteks materi yang sulit dengan alokasi waktu pengajaran di kelas yang terbatas. Kata kunci: Miskonsepsi, Struktur dan fungsi organel, Instrumen CRI, Wawancara Diagnostik Abstract The purpose of this study were (1) Describing any indicators on structure and function of cell organelles subtopic which student experience misconceptions (2) Determining the level of misconceptions experienced by students in the structure and function of cell organelles subtopic based on the average percentage of misconceptions (3) Describing factors causing misconceptions experienced by students. This study was a descriptive-evaluative research by using Certainty of Response Index (CRI) Instrument and diagnostic interview. The study involved 72 students of class XI of three high school Surabaya namely, SMAN 15 Surabaya, SMAN 16 and SMAN 18 Surabaya. The results showed that (1) Misconception on the structure and function of cell organelles subtopic occur in indicator to determine the cell organelles structure, cell organelles function, linkage structure and function of cell organelles, prokaryotic and eukaryotic cell structure, examples of prokaryotic and eukaryotic cells, structure and function of animal and plant cell s organelles, and also the differences constituent structure between animal and plant cells, (2) Level misconceptions experienced by students in the structure and function of cell organelles subtopic was low category, with an average percentage of misconceptions by 17.97%, (3) The causes of misconceptions experienced by students coming from lackness of media and practice work (learning resources), a discussion of learning methods not optimal, and context of the cell material was difficult with time-limited classroom teaching. Ainur Rafika, dkk: Identifikasi Miskonsepsi Siswa Pada Subtopik Struktur Dan Fungsi Organel Sel 908

Keywords: Misconceptions, Structure and function of cell organelles, CRI Instrument, Diagnostic Interview Identifikasi miskonsepsi sangat dibutuhkan untuk dapat mengetahui pada bagian/ materi mana siswa mengalami miskonsepsi, sehingga miskonsepsi tersebut dapat diperbaiki. Hal tersebut sejalan dengan pendapat bahwa menentukan miskonsepsi yang dialami siswa adalah hal yang penting (Köse, 2008). Hasan, dkk (1999) menyatakan bahwa cukup sulit membedakan antara siswa yang mengalami miskonsepsi dan tidak paham konsep, untuk itu mereka menggunakan instrumen CRI untuk mengidentifikasi adanya miskonsepsi. Instrumen Certainty of Response Index (CRI) adalah pengembangan lebih lanjut dari model tes pilihan ganda dengan menyertakan derajat kepastian respon sehingga dapat menentukan kualitas jawaban responden (Ibrahim, 2012:108). Adapun wawancara diagnostik digunakan untuk mengetahui lebih dalam alasan jawaban siswa sekaligus dapat digunakan untuk mengetahui faktor penyebab miskonsepsi yang terjadi. Tujuan dalam penelitian ini yaitu (1) Mendeskripsikan pada indikator apa saja miskonsepsi yang dialami siswa pada subtopik struktur dan fungsi organel (2) Menentukan tingkat miskonsepsi yang dialami siswa pada subtopik struktur dan fungsi organel berdasarkan persentase miskonsepsi rata-rata (3)Mendeskripsikan faktor penyebab terjadinya miskonsepsi yang dialami siswa. PENDAHULUAN Biologi merupakan ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang makhluk hidup. Pada proses belajar mengajar materi biologi sering disalah artikan sebagai pelajaran yang menuntut siswa banyak menghafal. Hal tersebut tentunya merupakan pendapat yang salah, biologi bukan menuntut siswa untuk banyak menghafal namun mengharuskan siswa dapat memahami ilmu tersebut. Sejalan dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, konsep dalam dunia biologi juga mengalami perkembangan. Perkembangan konsep tersebut tentunya perlu diimbangi dengan kemampuan siswa dalam menerima konsep-konsep baru dan mengkaitkannya dengan konsep yang telah didapat, agar terjadi kesinambungan. Kesinambungan berpikir perlu terjadi agar mendapat pemahaman konsep secara utuh menyeluruh, sehingga siswa tidak mengalami kesalahan dalam pemahaman konsep yang sering dikenal dengan istilah miskonsepsi. Fowler (dalam Suparno, 2013) berpendapat bahwa miskonsepsi adalah suatu pengertian tidak akurat terhadap konsep, penggunaan konsep yang tidak tepat, klasifikasi contoh yang salah, kekacauan konsep dan hubungan antar konsep yang tidak benar. Suparno (2013:29) menyatakan secara garis besar penyebab miskonsepsi yaitu berasal dari siswa, guru, buku teks, konteks, dan metode belajar. Miskonsepsi terdapat dalam semua bidang sains seperti fisika, biologi, kimia, dan astronomi. Selain itu, miskonsepsi juga menghinggapi semua level siswa, mulai dari siswa sekolah dasar sampai dengan mahasiswa. Bahkan, dari beberapa penelitian, miskonsepsi banyak terjadi pada guru-guru, sehingga menyebabkan miskonsepsi pada siswa lebih besar (Suparno, 2013:7) Bahaya miskonsepsi membuat seseorang tidak dapat berbuat banyak dan mungkin kelangsungan hidupnya akan terganggu hal tersebut sejalan dengan pendapat Gagne, Briggs, dan Wagner (dalam Ibrahim, 2012) bahwa dengan menguasai konsep yang benar memungkinkan seseorang dapat berbuat sesuatu. Muller dan Sharma (2007) menyebut miskonsepsi sebagai bahaya laten karena dapat menghambat proses belajar akibat adanya logika yang salah dan timbulnya interferensi saat mempelajari konsep baru yang benar yang tidak cocok dengan konsep lama yang salah yang telah diterima dan mengendap dalam pemikiran. Miskonsepsi disebut bahaya laten karena keberadaannya secara umum tidak terdeteksi saat tidak mendapat tantangan konsep lain (Simanek, 2007). METODE Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptifevaluatif, meliputi tahap persiapan, tahap pengambilan data dan tahap akhir. Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2014 hingga Juni 2015. Pengambilan data (tes) melibatkan 72 siswa dari 3 SMA Surabaya yaitu SMAN 15 Surabaya, SMAN 16 Surabaya dan SMAN 18 Surabaya. Selanjutnya, tahap analisis data dilakukan di Laboratorium Pembelajaran Jurusan Biologi FMIPA Unesa. Instrumen penelitian berupa tes objektif pilihan ganda menggunakan instrumen CRI dan wawancara diagnostik. Instrumen soal berupa tes objektif berbentuk pilihan ganda (multiple choice) sebanyak 16 soal dengan empat opsi jawaban dilengkapi dengan CRI (Certainty of Response Index) yang mengharuskan siswa menyertakan tingkat keyakinannya. Selanjutnya adalah wawancara pada beberapa siswa dari masing-masing sekolah sebagai sampel. Wawancara dilakukan dengan tujuan untuk mencari penyebab terjadinya miskonsepsi yang dialami siswa. Pedoman wawancara yang digunakan yaitu wawancara tidak terstruktur, yaitu pedoman wawancara Ainur Rafika, dkk: Identifikasi Miskonsepsi Siswa Pada Subtopik Struktur Dan Fungsi Organel Sel 909

yang hanya memuat garis besar yang akan ditanyakan (Arikunto, 2010:270). HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini berupa rekapitulasi persentase miskonsepsi siswa pada setiap indikator. Berikut tabel persentase siswa pada setiap indikator No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Tabel 1. Rekapitulasi Persentase Miskonsepsi (M) pada setiap Indikator Indikator Menentukan struktur organelorganel Menentukan fungsi organelorganel Menentukan keterkaitan struktur dan fungsi organelorganel Menentukan struktur prokariotik dan eukariotik Menentukan contoh prokariotik dan eukariotik Menentukan struktur dan fungsi bagian-bagian hewan dan tumbuhan Menentukan perbedaan struktur penyusun hewan dan tumbuhan No. % M soal 1 11,11 2 18,06 3 9,72 4 12,50 5 30,56 6 26,39 7 18,06 8 25,00 9 30,56 10 13,89 11 19,44 12 9,72 13 19,44 14 15,28 15 13,89 16 13,89 Rata-rata 17,97 Pada soal nomor 1, siswa mengalami miskonsepsi pada penentuan struktur organel yang ditempeli oleh ribosom, jawaban yang seharusnya adalah RE kasar namun siswa menjawab dan yakin benar bahwa organel yang ditempeli oleh ribosom adalah lisosom, RE halus dan peroksisom. Siswa belum dapat memahami dengan benar struktur dan fungsi dari masing-masing organel. Pada soal nomor 2, terjadi miskonsepsi dimana siswa tidak dapat menjawab dengan benar struktur dari organel kloroplas. Organel kloroplas memiliki struktur membran internal berbentuk kantung pipih (tilakoid) yang akan membentuk grana (Budiono, 2012). Siswa menjawab dan yakin benar bahwa organel yang memiliki struktur tersebut adalah aparatus golgi atau retikulum endoplasma. RE memiliki struktur seperti lamela/ lembaran, kantungkantung pipih/ vesikula dan bentuk pipa/ tubulus, sedangkan bentuk aparatus golgi tampak sebagai tumpukan beberapa kantung bermembran yang dipipihkan (Budiono, 2014). Pada soal nomor 3, terjadi miskonsepsi dimana siswa tidak dapat membedakan antara fungsi lisosom dan fungsi aparatus golgi. Siswa meyakini benar bahwa aparatus golgi sebagai organel yang berperan dalam melisiskan penyusun ekor kecebong, padahal konsep yang benar organel yang berfungsi dalam proses penghancuran/ pencerna/ lisis adalah lisosom (Budiono, 2012). Pada soal nomor 4, siswa mengalami miskonsepsi dalam menentukan fungsi dari aparatus golgi dan mitokondria. Siswa tidak dapat menentukan fungsi dari masing-masing organel dengan benar. Siswa meyakini bahwa ribosom/ nukleus yang berfungsi dalam pembentukan lisosom sekaligus berfungsi dalam respirasi uler. Konsep yang benar adalah aparatus golgi yang berperan dalam pembentukan lisosom, sedangkan mitokondria berfungsi dalam respirasi uler (Budiono, 2012). Pada soal nomor 5, siswa diminta menentukan nama organel dan fungsinya yang benar. Jawaban dari soal tersebut adalah: sentrosom dengan fungsinya berperan dalam pembelahan, sebagaimana dalam Campbell (2008), sentrosom dan sentriol berperan dalam proses pembelahan yaitu membantu mengorganisasi perakitan mikrotubulus dalam hewan. Siswa mengalami miskonsepsi dengan rata-rata memilih jawaban: A.lisosom yang berfungsi dalam respirasi uler. Saat ditanyakan alasan memilih jawaban tersebut siswa mengatakan bahwa dari keempat pilihan jawaban yang ada, jawaban A. adalah yang paling mendekati benar, dan siswa meyakini jawaban mereka tersebut. Alasan lain yaitu bahwa siswa mengaku belum familiar dengan nama organel sentrosom maupun fungsinya. Alasan yang diberikan siswa tersebut menunjukkan bahwa siswa mengalami miskonsepsi karena faktor keterbatasan informasi. Faktor keterbatasan informasi tersebut berasal dari proses pembelajaran di kelas yang jarang membahas tentang organel dan fungsi sentrosom. Pada soal nomor 6, siswa diminta menentukan apakah fungsi dari lekukan-lekukan dalam matriks mitokondria. Jawaban siswa yang mengalami miskonsepsi yaitu meningkatkan pertukaran gas. Adapun alasan siswa menjawab hal tersebut karena berkaitan dengan fungsi mitokondria sebagai pusat respirasi uler, maka fungsi dari matriks mitokondria berlekuk-lekuk tidak lain untuk meningkatkan pertukaran gas. Siswa meyakini bahwa pertukaran gas adalah sama dengan respirasi yang dilakukan mitokondria. Padahal kedua hal tersebut merupakan hal yang berbeda konteksnya. Respirasi uler yang terjadi di mitokondria merupakan proses penguraian molekul organik baik menggunakan atau tanpa menggunakan oksigen bebas untuk menghasilkan ATP (Campbell, 2008). Ainur Rafika, dkk: Identifikasi Miskonsepsi Siswa Pada Subtopik Struktur Dan Fungsi Organel Sel 910

Pada soal nomor 7, terjadi miskonsepsi dimana siswa tidak dapat menentukan fungsi lisosom dengan benar. Sebagian besar siswa menjawab dan yakin benar bahwa fungsi lisosom adalah menghidrolisis ATP. Jawaban siswa tersebut bertentangan dengan konsep yang seharusnya yaitu bahwa lisosom berfungsi untuk mencerna makromolekul, sedangkan hidrolisis ATP merupakan serangkaian proses yang terjadi di mitokondria (Campbel, 2008). Pada soal nomor 8, terjadi miskonsepsi dimana siswa tidak dapat membedakan apakah mitokondria atau ribosom yang merupakan bagian yang terdapat baik pada eukariotik maupun pada prokariotik. Siswa meyakini bahwa mitokondria merupakan bagian yang dimiliki baik pada prokariotik maupun eukariotik padahal jawaban yang seharusnya adalah ribosom yang merupakan bagian baik yang terdapat pada eukariotik maupun prokariotik. Pada soal nomor 9, siswa diberikan ciri-ciri suatu, untuk kemudian siswa diminta menentukan apakah tersebut tergolong prokariotik, eukariotik, hewan atau tumbuhan. Soal tersebut mendeskripsikan tentang ciri-ciri prokariotik diantaranya yaitu memiliki dinding, tidak memiliki sistem endomembran dan tidak memiliki nukleolus (Budiono, 2012; Audesirk, 2014). Siswa menjawab bahwa ciri-ciri tersebut adalah ciri-ciri tumbuhan. Siswa meyakini bahwa yang memiliki dinding hanyalah tumbuhan. Selain itu siswa juga menganggap bahwa prokariotik dan eukariotik yang membedakan adalah ada tidaknya inti, namun ketika ditanya lebih jelas lagi, siswa tidak dapat menjawabnya. Penjelasan siswa tersebut menunjukkan bahwa siswa kurang utuh memahami materi yang diajarkan, sehingga siswa memahami materi hanya sebagian saja. Menurut Fitriana (2012), kurang utuhnya pemahaman siswa terhadap suatu konsep serta kurang kuatnya pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari sebelumnya merupakan faktor penyebab terjadinya miskonsepsi. Comins (dalam Suparno, 2013) menambahkan bahwa reasoning atau penalaran siswa yang tidak lengkap dapat menjadi faktor terjadinya miskonsepsi. Reasoning yang tidak lengkap dapat disebabkan karena informasi yang diperoleh tidak lengkap. Dalam hal ini, penjelasan yang kurang mendalam tentang perbedaan prokariotik dan eukariotik menjadi faktor kurang lengkapnya informasi yang dimiliki siswa. Pada soal nomor 10, terjadi miskonsepsi akibat siswa tidak dapat menentukan dengan benar contoh-contoh organisme yang tergolong eukariotik dan prokariotik. Siswa meyakini bahwa Aspergillus sp., Amoeba sp., dan Rhizopus oryzae termasuk kelompok prokariotik, padahal organisme tersebut termasuk kelompok eukariotik. Pada soal nomor 11, terjadi miskonsepsi dimana siswa menjawab dengan yakin benar bahwa gambar yang terdapat dalam soal merupakan organisme prokariotik multiuler atau eukariotik uniuler, padahal jawaban yang benar adalah prokariotik uniuler. Miskonsepsi terjadi karena siswa tidak dapat menentukan dengan benar perbedaan antara organisme prokariotik dan eukariotik, serta tidak dapat menentukan dengan benar perbedaan anatara uniuler dan multiuler. Pada soal nomor 12, terjadi miskonsepsi pada penentuan contoh-contoh organisme eukariotik. Siswa menjawab salah dan yakin bahwa jawabannya adalah benar, siswa menganggap Spongia sp., Lactobacillus casei dan Oscillatoria sp. merupakan kelompok eukariotik, padahal organisme tersebut merupakan contoh prokariotik. Pada soal nomor 13, siswa mengalami miskonsepsi pada struktur dan fungsi membran. Siswa meyakini dan menganggap benar bahwa membran berupa lembaran berlipat-lipat yang disebut lumen atau sisterna berbentuk labirin. Padahal tidak demikian, membran plasma berbentuk lembaran tersusun oleh dwilapis lipida protein, satu lapis menghadap ke interior dan yang lain menghadap keluar (fosfolipid bilayer) (Budiono, 2012). Selain itu, siswa juga menganggap bahwa membran berperan dalam berbagai proses metabolisme yang bervariasi bergantung jenis. Padahal tidak demikian, membran merupakan struktur penting dari yang berperan membatasi suatu ruangan; memelihara dan mempertahankan perbedaan-perbedaan penting antara isi ruangan dengan materi sekelilingnya; penapis yang bersifat ektif; sebagai sarana transpor; mengatur masuknya makanan dan keluarnya limbah; membangkitkan perbedaan konsentrasi ion di dalam dan di luar ruangan; memilih dan memilah isyarat yang datang dari luar ruangan (Budiono, 2012). Pada soal nomor 14, terjadi miskonsepsi dimana siswa salah konsep tentang penyebab tumbuhan tidak mengalami lisis meskipun direndam dalam larutan hipotonik. Konsep yang benar bahwa alasan mengapa tumbuhan tidak mengalami lisis yaitu karena tumbuhan memiliki dinding yang mempertahankan bentuk sehingga tetap pada bentuknya hanya mengalami penggembungan atau turgid jika direndam dalam larutan hipotonik (Campbell, 2008), namun siswa menganggap bahwa alasan yang benar mengapa tidak mengalami lisis yaitu karena tumbuhan memiliki vakuola untuk menyimpan air, tumbuhan memiliki inti yang dapat mengatur keseimbangan air serta anggapan bahwa tumbuhan memiliki membran yang lebih tebal sebagai perlindungan. Ainur Rafika, dkk: Identifikasi Miskonsepsi Siswa Pada Subtopik Struktur Dan Fungsi Organel Sel 911

Pada soal nomor 15, terjadi miskonsepsi dimana siswa tidak dapat memahami istilah organel pada dengan benar. Siswa meyakini dengan benar bahwa dinding merupakan organel yang dimiliki tumbuhan namun tidak dimiliki oleh hewan. Dinding memang merupakan salah satu pembeda yang dimiliki tumbuhan dan tidak dimiliki hewan, namun dinding bukan merupakan organel. Jawaban yang benar adalah kloroplas merupakan organel tumbuhan yang tidak dimiliki oleh hewan. Pada soal nomor 16, terjadi miskonsepsi dimana siswa tidak dapat menentukan dengan benar organel apa saja yang dimiliki hewan ataupun tumbuhan. Siswa menganggap bahwa dinding dan sentriol juga merupakan organel yang sama-sama dimiliki oleh hewan dan tumbuhan. Padahal tidak demikian, sentriol hanya dimiliki oleh hewan sedangkan dinding hanya dimiliki oleh tumbuhan. Persentase rata-rata miskonsepsi yang terjadi pada siswa sebesar 17,97%, persentase tersebut tergolong miskonsepsi rendah (Sudijono, 2009). Penyebab terjadinya miskonsepsi yang dialami siswa berasal dari faktor kurangnya media dan praktikum (sumber belajar), metode belajar diskusi yang kurang optimal serta konteks materi yang sulit dengan alokasi waktu pengajaran di kelas yang terbatas. PENUTUP Simpulan 1. Miskonsepsi pada subtopik struktur dan fungsi organel terjadi pada indikator menentukan struktur organelorganel, fungsi organel-organel, keterkaitan struktur dan fungsi organel-organel, struktur prokariotik dan eukariotik, contoh prokariotik dan eukariotik, struktur dan fungsi bagian-bagian hewan dan tumbuhan serta perbedaan struktur penyusun hewan dan tumbuhan. 2. Tingkat miskonsepsi yang dialami siswa pada subtopik struktur dan fungsi organel termasuk kategori rendah, dengan persentase miskonsepsi rata-rata sebesar 17,97%. 3. Penyebab terjadinya miskonsepsi yang dialami siswa berasal dari faktor kurangnya media dan praktikum (sumber belajar), metode belajar diskusi yang kurang optimal serta konteks materi yang sulit dengan alokasi waktu pengajaran di kelas yang terbatas. Saran 1. Guru perlu mencari tahu kesulitan belajar yang dihadapi siswa untuk menghindari siswa mengalami miskonsepsi. 2. Peneliti lain yang akan melakukan penelitian serupa, lebih berhati-hati dalam menyimpulkan hasil penelitian, untuk menghindari subjektifitas peneliti. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta Audesrik, Gerald. et all. 2014. Biology: Life on Earth with Physiology. 10th Edition. US: Pearson Education, Inc Budiono, Djoko. Dkk. 2012. Biologi Sel: Struktur Umum Sel. Hand Out Kuliah. Tidak dipublikasikan Campbell, Neil A. and Jane B. Reece. 2008. Biologi. (Penerjemah: Damaring Tyas Wulandari). Jakarta: Erlangga Fitriana, Nurayu. 2012. Analisis Miskonsepsi Siswa SMA Kelas XI pada KonsepStoikiometri. Skripsi pada Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. tidak dipublikasikan Hasan, Saleem et.al. 1999. Misconceptions and the Certainty of Response Index (CRI). Journal of Phys. Educ. Vol. V Ibrahim, Muslimin. 2012. Seri Pembelajaran Inovatif Konsep, Miskonsepsi dan Cara Pembelajarannya. Surabaya: University Press Köse, Sacit. 2008. Diagnosing Student Misconceptions: Using Drawings as a Research Method. World Applied Sciences Journal 3 (2): 283-293, 2008. Department of Biology Education, Faculty of Education, Pamukkale University, Denizli, Turkey Muller, D. A., Sharma, M. D., Eklund, J. and Reimann, P. 2007. Conceptual change through vicarious learning in an authentic physics setting, Instructional Science. 35(6), 519-533 Simanek, D.E. 2007. "Didaktikogenic Physics Misconceptions",http://www.lhup.edu/-dsimanekl scenario/miscon.htm. Online 03 Januari 2015 at 08.00 pm. Sudijono, Anas. 2009. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers. Suparno, Paul. 2013. Miskonsepsi & Perubahan Konsep dalam Pendidikan Fisika. Jakarta: Grasindo Ainur Rafika, dkk: Identifikasi Miskonsepsi Siswa Pada Subtopik Struktur Dan Fungsi Organel Sel 912