BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

TINJAUAN PUSTAKA. komunikasi informasi secara sadar dengan tujuan membantu sasarannya

I. PENDAHULUAN. Amerika Serikat, disusul Polandia, Italia, Jepang dan Meksiko. Keberhasilan

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN I.1

III. KERANGKA PEMIKIRAN

I. PENDAHULUAN. pangan, tanaman hias, hortikultura, perkebunan dan kehutanan. Potensi ekonomi

2. TINJAUAN PUSTAKA. π = f (Py; Pxi; ;Pzj)

PENDAHULUAN. Latar belakang. Penghasil stroberi (Fragaria chiloensis L.) terbesar di dunia adalah negara

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PRODUKSI USAHA TANI STROBERI (Kasus: Desa Tongkoh Kecamatan Daulat Rakyat Kabupaten Karo)

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

PENDAHULUAN. tahun ke tahun, baik untuk pemenuhan kebutuhan domestik maupun ekspor,

Tahun Bawang

III KERANGKA PEMIKIRAN

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. keadaan lingkungan (agroklimat) yang sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. sumber pendapatan bagi sekitar ribu RTUT (Rumah Tangga Usahatani Tani) (BPS, 2009).

ANALISIS USAHATANI TALAS KIMPUL DI NAGARI DURIAN GADANG KECAMATAN AKABULURU KABUPATEN LIMA PULUH KOTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

PEMANFAATAN BUAH PISANG KLUTHUK TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN BUAH STROBERI (Fragaria x annanassa) PADA CAMPURAN MEDIA TANAM TANAH LIAT DAN PASIR

BAB I PENDAHULUAN. dengan kerusakan yang disebabkan oleh mikroorganisme yang mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. untuk industri atau pemukiman dan masalah pasar bagi produk pertanian. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia berpotensi untuk mengembangkan sektor pertanian hal ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. nama latin Carica pubescens atau Carica candamarcencis. Tanaman ini masih

BAB I PENDAHULUAN. dan di mata dunia internasional memiliki prospek bisnis hortikultura yang sangat

I. PENDAHULUAN. dan jasa menjadi kompetitif, baik untuk memenuhi kebutuhan pasar nasional. kerja bagi rakyatnya secara adil dan berkesinambungan.

Pi sang termasuk komoditas hortikultura yang penting dan sudah sejak. lama menjadi mata dagangan yang memliki reputasi internasional.

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang sedang gencargencarnya

KERANGKA PEMIKIRAN. 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara agraris, dimana sektor pertanian dalam tatanan

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

Oleh : Iif Latifah 1, Yus Rusman 2, Tito Hardiyanto 3. Fakultas Pertanian Universitas Galuh 2. Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. dalam arti sempit dan dalam artisan luas. Pertanian organik dalam artisan sempit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memperhatikan kelestarian sumber daya alam (Mubyarto, 1994).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Nenas diyakini berasal di Selatan Brazil dan Paraguay kemudian

V. GAMBARAN UMUM. 5.1 Luas Areal Perkebunan Kopi Robusta Indonesia. hektar dengan luas lahan tanaman menghasilkan (TM) seluas 878.

I. PENDAHULUAN. Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki areal perkebunan yang luas.

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi dalam upaya pemulihan dan pertumbuhan ekonomi. Salah satu

PENGARUH PENYIMPANAN DENGAN SUHU RENDAH TERHADAP MUTU BUAH STROBERI

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam dan luar negeri terhadap tanaman selada, komoditas ini mempunyai

NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI STROBERI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Latin. Salah satu spesies tanaman stroberi, Fragaria chiloensis L telah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. bangunan. Jika bangunan tersebut rumah, maka disebut pekarangan rumah.

I. PENDAHULUAN. hambatan lain, yang di masa lalu membatasi perdagangan internasional, akan

III KERANGKA PEMIKIRAN

I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. dengan kondisi agroekosistem suatu tempat. Di lingkungan-lingkungan yang paling

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

III. KERANGKA PEMIKIRAN

I. PENDAHULUAN. Indonesia. Peranan sektor pertanian memiliki kontribusi bagi pembentukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Produksi dan Konsumsi Kedelai di Indonesia Tahun

TINJAUAN PUSTAKA. budidaya ini meluas praktiknya sejak paruh kedua abad ke 20 di dunia serta

BAB I PENDAHULUAN. Isu strategis yang kini sedang dihadapi dunia adalah perubahan iklim

I PENDAHULUAN. Kegagalan dalam memenuhi kebutuhan pokok akan dapat menggoyahkan. masa yang akan datang IPB, 1998 (dalam Wuryaningsih, 2001).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Materi 4 Ekonomi Mikro

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. termasuk dalam famili Rubiaceae dan genus Coffea. Tanaman kopi. merupakan tanaman unggulan yang sudah dikembangkan dan juga menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Pertanian sampai saat ini masih diyakini sebagai salah satu akar

dan produktivitasnya sehingga mampu memenuhi kebutuhan IPS. Usaha

III. KERANGKA PEMIKIRAN. usahatani, pendapatan usahatani, dan rasio penerimaan dan biaya (R-C rasio).

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang artinya pertanian memegang peranan

ANALISIS NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI KECAP (Studi Kasus pada Pengusaha Kecap Cap Jago di Desa Cibenda Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori Sayuran Organik

I. PENDAHULUAN. dalam pembangunan ekonomi nasional di Indonesia. Hal ini disebabkan Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Mawar merupakan salah satu tanaman kebanggaan Indonesia dan sangat

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. sangat penting untuk mencapai beberapa tujuan yaitu : menarik dan mendorong

Semakin tinggi tingkat pendidikan petani akan semakin mudah bagi petani tersebut menyerap suatu inovasi atau teknologi, yang mana para anggotanya terd

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara pertanian, artinya bahwa sektor pertanian masih

1. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang masih memerlukan. salah satu industri primer yang mencakup pengorganisasian sumber daya

Lapangan Usaha. Sumber : Badan Pusat Statistik (2012) 1

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan Wilayah Koordinasi Pemerintahan dan Pembangunan (WKPP) III

PELUANG BISNIS BUDIDAYA JAMBU BIJI

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan hortikultura meningkat setiap tahunnya, tetapi hal tersebut

I. PENDAHULUAN. usahatani. Dalam upaya peningkatan pendapatan petani, pemerintah Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN. Rumah tangga petani di Kecamatan Bandungan sebagian besar bergantung

Ekonomi Pertanian HASIL PRODUKSI & BIAYA PRODUKSI

ANALISIS EKONOMI USAHATANI DAN TINGKAT EFISIENSI PENCURAHAN TENAGA KERJA PADA USAHATANI MELON

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Peranan Penyuluh Pertanian Penyuluhan merupakan keterlibatan seseorang untuk melakukan komunikasi informasi secara sadar dengan tujuan membantu sasarannya memberikan pendapat sehingga dapat membuat keputusan yang benar. Menurut (Van Den Ban dan Hawkins,1999) kegiatan tersebut dilakukan oleh seseorang yang disebut penyuluh pertanian. Hal ini sesuai pernyataan Kartasapoetra (1994) yang menyatakan penyuluh pertanian merupakan agen bagi perubahan perilaku petani, yaitu mendorong petani mengubah perilakunya menjadi petani dengan kemampuan yang lebih baik dan mampu mengambil keputusan sendiri, yang selanjutnya akan memperoleh kehidupan yang lebih baik. Melalui peranan penyuluh petani diharapkan menyadari akan kebutuhannya, melakukan peningkatan kemampuan diri, dan dapat berperan di masyarakat dengan lebih baik. Penyuluhan pertanian merupakan sarana kebijaksanaan yang dapat digunakan pemerintah untuk mendorong pembangunan pertanian. Di lain pihak, petani mempunyai kebebasan untuk menerima atau menolak saran yang diberikan agen penyuluhan pertanian. Dengan demikian penyuluhan hanya dapat mencapai sasarannya jika perubahan yang diinginkan sesuai dengan kepentingan petani(van Den Ban dan Hawkins,1999). 6

Tujuan utama kebijakan pembangunan pertanian adalah meningkatkan produksi pangan dalam jumlah yang sama dengan permintaan akan bahan pangan yang semakin meningkat dengan harga bersaing di pasar dunia. Pembangunan seperti ini harus berkelanjutan dan sering kali harus dilakukan dengan cara yang berbeda dari cara yang terdahulu. Oleh karena itu, organisasi penyuluhan pertanian yang efektif sngat penting di dalam situasi tersebut terutama di Negara yang sedang berkembang (Khoirunnisa,2010). Van Den Ban dan Hawkins (1999) menyatakan bahwa konsep dasar penyuluhan pertanian adalah suatu bentuk pengaruh sosial yang disadari. Komunikasi yang disengaja melalui informasi adalah untuk membantu petani membentuk pendapat yang sehat dan membuat keputusan yang benar serta mengubah perilaku petani menjadi lebih baik. Peranan merupaka aspek yang dinamis dari kedudukan (status) seseorang yang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukan yang menunjukkan dia menjalankan perannya, hak dan kewajiban harus saling berkaitan yang dijalankan seseorang sesuai dengan ketentuan peranan yang seharusnya dilakukan dan sesuai dengan harapan peranan yang dilakukan (Departemen Pertanian, 2009). Peranan agen penyuluhan pertanian adalah membantu petani membentuk pendapat yang sehat dan membuat keputusan yang baik dengan cara berkomunikasi dan memberikan informasi yang mereka perlukan.pendapat petani dan keputusannya berdasarkan kepada citra mereka tentang kenyataan hidup dan dugaan mereka terhadap konsekuensi tindakannya. Karenanya, penyuluh

pertanian bertugas membantu petani untuk menghadapi kenyataan ini. Bantuan yang dibutuhkan melalui penyuluh yaitu: 1. Sebagai peneliti: mencari masukan terkait dengan ilmu dan teknologi sehingga dapat mengarahkan dan membimbing petani mengubah kegiatan usaha taninya dengan memanfaatkan ilmu dan teknologi. 2. Sebagai pendidik: meningkatkan pengetahuan untuk memberikan informasi kepada petani, penyuluh harus menimbulkan semangat dan kegairahan kerja para petani agar dapat mengelola usaha taninya secara efektif, efisien, dan ekonomis. 3. Sebagai penyuluh: menimbulkan sikap keterbukaan bukan paksaan, penyuluh berperan serta dalam meningkatkan tingkat kesejahtraan hidup para petani beserta keluarganya. Bantuan Ini memberi mereka pengalaman, karena dari tindakan mereka kemudian dipperoleh konsekuensi sesuai yang diharapkan. Dengan seringnya mencapai konsekuensi yang diharapkan, petani menjadi lebih baik penyesuain dirinya di dalam kehidupan. Menurut Van Den Ban dan Hawkins (1999) peranan utama penyuluhan lebih dipandang sebagai proses membantu petani dengan cara menambah pilihan untuk mengambil keputusan sendiri dengan cara menambah pilihan bagi mereka, dan menolong petani mengembangkan wawasan mengenai konsekuensi dari masingmasing pilihan tersebut. Belum optimalnya peranan penyuluh pertanian dapat disebabkan oleh rendahnya tingkat partisipasi petani terhadap penyuluhan pertanian sebagai akibat rendahnya

mutu pelayanan penyuluhan pertanian. Selain itu lemah dan tidak sistematisnya system pendanaan sehingga menjadi salah satu penyebab rendahnya kinerja penyuluh pertanian dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Selain itu rendahnya pendapatan penyuluh pertanian menyebabkan kinerja yang rendah sehingga cendrung penyuluh pertanian mencari profesi lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya(departemen Pertanian, 2009). 2.2.Landasan Teori Ilmu usahatani adalah ilmu yang mempelajari bagaimana sesorang mengusahakan dan mengkordinir faktor-faktor produksi berupa lahan dan alam sekitarnya sebagai modal sehingga memberikan manfaat yang sebaik-baiknya. Sebagai ilmu pengetahuan, ilmu usaha tani merupakan ilmu yang mempelajari cara-cara petani menentukan, mengorganisasikan, dan mengkoordinasikan penggunaan faktorfaktor produksi seefektif dan seefisien mungkin sehingga usaha tersebut memberikan pendapatan yang semaksimal mungkin(suratiyah, 2009). Karena ilmu usahatani pada dasarnya memperhatikan cara-cara petani memperoleh dan memadukan sumberdaya (lahan, tenaga kerja, modal, waktu, pengelolaan) yang terbatas untuk mencapai tujuannya, maka disiplin induknya ialah ilmu ekonomi. Teori yang sangat relevan dengan usaha tani ialah teori ekonomi. Penelitian usahatani dianggap mempunyai sifat multidisiplin karena harus memperhatikan informasi, prinsip dan teori dari ilmu yang sangat erat kaitannya, seperti soiologi, psikologi maupun berbagai ilmu tanaman dan hewan(soekartawi, 2011).

Menurut sugiarto (2002) produksi adalah suatu kegiatan yang mengubah input menjadi output. Kegiatan tersebut dalam ekonomi biasanya dinyatakan dalam fungsi produksi. Fungsi produksi menunjukkan jumlah maksimum output yang dapat dihasilkan dari pemakaiana sejumlah input dengan menggunakkan teknologi tertentu. Secara matematika fungsi produksi dapat dituliskan sebagai berikut: Q=F(K,L,X,E) Dimana: Q K,L,X,E =Output =Input (kapital, tenaga kerja, bahan baku, keahlian keusahawanan) Menurut Suratiyah (2009) pendapatan kotor atau penerimaan ialah seluruh pendapatan yang diperoleh dari usaha tani selama satu periode diperhitungkan dari hasil penjualan atau penaksiran kembali yang diukur dalam satuan rupiah (Rp). Pendapatan kotor atau penerimaan dapat dihitung dengan menggunakkan rumus sebagai berikut: TR=YxPy Dimana:TR Y Py =Pendapatan kotor/penerimaan =Jumlah produksi (kg) =Harga Produksi (Rp./kg) Menurut Rahardja dan Mandala (2006) Biaya produksi merupakan seluruh biaya yang dikeluarkan dalam melakukan kegiatan produksi. Biaya total sama dengan biaya tetap yang ditambah dengan biaya variable. Biaya tetap (fixed cost) merupakan biaya yang besarnya tidak tergantung pada jumlah produksi, contohnya biaya barang modal, gaji pegawai, bunga pinjaman, bahkan pada saat

perusahaan tidak berproduksi (Q=0), biaya tetap harus dikeluarkan dalam jumlah yang sama. Biaya variable (variable cost) adalah biaya yang besarnya tergantung pada tingkat produksi, contohnya upah buruh, biaya bahan baku. Rumus untuk menghitung total biaya adalah: TC=FC+VC Dimana:TC=biaya total jangka pendek FC=biaya tetap jangka pendek VC=biaya variable jangka pendek Menurut Rahardja dan Mandala (2006) biaya rata-rata adalah biaya yang harus dikeluarkan untuk memproduksi satu unit output. Besarnya biaya rata-rata adalah biaya total dibagi jumlah output, maka besarnya biaya rata-rata (average cost) sama dengan biaya tetap rata-rata (average fixed cost) ditambah dengan biaya variable rata-rata (average variable cost). AC=AFC+AVC Dimana:AC =biaya rata-rata AFC =biaya tetap rata-rata AVC =biaya variable rata-rata Menurut Ahmad (2006) pendapatan usahatani merupakan selisih antara penerimaan dengan semua biaya yang dikeluarkan selama melakukan kegiatan usaha tani. Pendapatan suatu usaha tani dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: Pd=TR-TC

Dimana:pd TR TC =Pendapatan bersih usaha tani =Total penerimaan =Total biaya 2.3 Usahatani Stroberi Tanaman stroberi pertama kali ditemukan di pegunungan Chili, Amerika Latin. Stroberi merupakan tanaman buah yang bernilai ekonomi tinggi dengan rasa mans, asam, segar, dan disukai orang banyak. Spesies tanaman stroberi (Fragaria chiloensis L) telah menyebar di negara Amerika, Eropa, dan Asia. Negara penghasil stroberi di dunia adalah Amerika Serikat, Polandia, Jepang, dan Meksiko. Keberhasilan industri stroberi di negara-negara tersebut disebabkan oleh dukungan dari pemuliaan yang dilakukan sehingga memperoleh kultivar kultivar baru. Kultivar baru yang unggul, sistem penanaman, dan teknik budi daya yang tepat telah menempatkan negara di atas sebagai penghasil stroberi terbesar di dunia. Di Indonesia, stroberi dikenal juga dengan nama arbei (dari bahasa Belanda : aardbei). Perkembangan budi daya stroberi di Indonesia meningkat dari tahun ke tahun. Meskipun belum dilakukan secara optimal tetapi perkembangannya cukup bagus. Para petani masih menggunakan pola tanam yang sifatnya konvensional. Kelemahan atas pengelolaan lahan yang tidak terpadu dapat menimbulkan kerentanan tanaman terhadap hama dan penyakit serta dapat mengurangi kuantitas dan kualitas produksi. Selain itu petani stroberi di Indonesia umumnya mengggunakan bibit lokal yang diperbanyak sendiri dengan stolon. Sementara petani di negara lain mendatangkan bibit dari Amerika Serikat dan New Zealand

untuk menghasilkan kualitas dan kuantitas yang baik. Tanaman stroberi menyukai daerah dataran tinggi, suhu udara relatif dingin dengan sinar matahari yang tidak terlalu kuat. Tempat yang cocok untuk bertanam stroberi pada lahan yang berpasir mengandung tanah hat di lereng gunung. Stroberi pun membutuhkan pengairan dan sirkulasi udara yang baik untuk pertumbuhannya. Dewasa ini produksi buah stroberi di dunia telah menghasilkan 650.000 ton setiap tahunnya. Negara produsen dan pengekspor stroberi terbesar saat ini antara lain Amerika Serikat, Jepang, Meksiko, Polandia, dan Italia. Pada perkembangan selanjutnya, baik secara cepat atau pun lambat daerah-daerah yang beriklim tropis pun akan menaruh perhatian yang besar terhadap agribisnis tanaman stroberi. Dalam beberapa tahun terakhir budi daya stroberi telah diminati banyak oleh perusahaan-perusahaan pertanian dan para petani di Indonesia(Budiman, 2010). Budidaya stroberi pada mulanya didominasi daerah atau negara beriklim subtropis, akan tetapi seiring perkembangan ilmu dan teknologi pertanian yang semakin maju, kini stroberi mendapat perhatian pengembangannya di daerah beriklim tropis. Penanaman stroberi di Indonesia sudah lama dirintis sejak zaman kolonialisasi Belanda, akan tetapi pengembangannya masih dalam skala kecil. Walau stroberi bukan merupakan tanaman asli Indonesia namun pengembangan komoditas ini yang berpola agribisnis dan agroindustri dapat dikategorikan sebagai salah satu sumber pendapatan baru dalam sektor pertanian. Fakta ini didasari dengan semakin banyaknya penggemar buah stroberi, baik konsumsi dalam keadaan segar maupun yang telah diolah menjadi berbagai macam makanan dan minuman. Aneka macam produk olahan buah stroberi adalah

sebagai berikut: dibuat dodol, selai, sirup, juice, jelly, manisan, es krim, salad buah, stroberi pada kue, dan lain sebagainya. Buah stroberi mempunyai rasa yang khas manis dan menyegarkan (Rukmana, 1998). Berbisnis stroberi layak dijajaki. Prospek agrobisnis di Indonesia cukup cerah dilihat dari daya serap pasar dan permintaan dunia dari tahun ke tahun yang terus meningkat. Oleh karena itu, tak mengherankan, bila para petani tampak mulai bergairah membudidayakan tanaman stroberi secara intensif (Anonim,2010). Stroberi sangat populer di dunia, berikut ini macam sebutan stroberi. Inggris disebut arbe atau strawberry, Belanda aardbei, dan Indonesia arbei. Istilah stroberi berasal dari kata straw yang berarti jerami, dan berry yang artinya buah lunak (soft fruit). Jadi, stroberi berarti buah lunak di atas jerami. Kenyataan di lapangan, terutama negara-negara produsen stroberi, sistem penanaman stroberi tidak hanya di mulsa jerami saja, namun telah dipraktekkan sistem pertanaman teknologi maju. Misalnya, teknik budi daya menggunakan mulsa plastik hitam dan hidroponik. Pengembangan budi daya tanaman stroberi skala komersial, secara agribisnis atau agroindustri, diperlukan perencanaan yang cermat, terutama teknik budaya (Anonim, 2010). 2.4 Kerangka Pemikiran Dalam upaya peningkatan produksi usahatani stroberi maka diadakanlah kegiatan penyuluhan baik itu secara berkelompok maupun secara individu. Penyuluh pertanian lapang (PPL) merupakan agen bagi perubahan perilaku petani dan memiliki peranan penting dalam proses peningkatan usahatani stroberi. Peningkatan produksi usahatani stroberi dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu: frekuensi mengikuti penyuluhan, modal, pengalaman berusaha tani. Frekuensi

mengikuti penyuluhan merupakan salah satu faktor yang mendukung karena semakin rajin seorang petani mengikuti penyuluhan maka semakin banyak informasi atau ilmu yang baru yang dapat diserapnya sehingga dapat meningkatkan produksi usahatani stroberinya disbanding petani yang tidak rajin mengikuti penyuluhan. Modal merupakan salah satu faktor adanya peningkatan usahatani stroberi karena dengan adanya modal yang besar maka semakin luas peluang petani untuk lebih mengembangkan usahataninya baik itu berupa luas lahan, bibit, obat-obatan yang dapat mendukung proses usahataninya sehingga kita dapat berasumsi bahwa modal dapat meningkatkan produksi usahatani stroberi di daerah penelitian. Yang terakhir adalah pengalaman bertani yang dianggap salah satu faktor yang mendukung peningkatan produksi usahatani stroberi. Karena semakin tinggi pengalaman seseorang dalam usahataninya maka semakin tinggi pula kemampuan dia dalam berusahatani maka terciptalah asumsi bahwa pengalaman yang baik dapat meningkatkan produksi yang lebih tinggi. Adapun kerangka pemikirannya adalah sebagai berikut:

Penyuluh Pertanian Produksi - Frekuensi ikut Penyuluhan - Modal - Pengalaman/lama Bertani Produksi Petani Yang Rajin Penyuluhan Produksi Petani Yang tidak Rajin Keterangan Menyatakan Pengaruh Menyatakan Hubungan Gambar 1. Kerangka Pemikiran Pengaruh Penyuluhan Terhadap Produksi Usahatani Stroberi ( Fragaria x Ananassa)