BAB I PENDAHULUAN. Sunda merupakan salah satu suku yang ada di Indonesia yang mempunyai

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengolah data dari sebuah penelitian, sebagaimana menurut pernyataan Sugiyono

BAB I PENDAHULUAN. seseorang. Ekspresi ini akan mengikuti perkembangan kemajuan ilmu

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang Pembelajaran Layeutan Suara Pada Kegiatan Ekstrakurikuler Di Smp Pasundan Katapang Kabupaten Bandung

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Reni Nuraeni S, 2014 Analisis garap pupuh pangkur dalam audio CD Pupuh Raehan karya Yus Wiradiredja

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. bahan pembelajaran yang disajikan dalam sub pokok bahasan Wawasan

2015 KOMPOSISI KACAPI PADA LAGU KEMBANG TANJUNG PANINEUNGAN KARYA MANG KOKO

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN. Pupuh Balakbak Raehan merupakan salah satu pupuh yang terdapat dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi penelitian bertempat di SMP Negeri 1 Padalarang di Jl.U.Suryadi

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh pada perkembangan musik di Indonesia. Angklung adalah alat musik

SILABUS. Mata Kuliah TEMBANG (SM 103)

BAB I PENDAHULUAN. rumah adat yang menjadi simbol budaya daerah, tetapi juga tradisi lisan menjadi

Kerangka Materi, Narasi, dan Hasil Produk

BAB I PENDAHULUAN. sehingga tumbuh sikap apresiatif dan kreatif dalam jiwa peserta didik. Hal ini

2016 PROSES PEMBELAJARAN RAMPAK KENDANG DI SANGGAR SENI KUTALARAS CIRANJANG-CIANJUR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prima Suci Lestari, 2013

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif analitik yaitu suatu metode penelitian yang digunakan untuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Menyanyi dapat dikatakan sebagai aktifitas bermusik yang paling mudah

BAB 1 PENDAHULUAN. Soepandi Mengatakan bahwa: Alat musik tiup yang ada di Jawa Barat

pergelaran wayang golek. Dalam setiap pergelaran wayang golek, Gending Karatagan berfungsi sebagai tanda dimulainya pergelaran.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

2015 GARAPAN PENYAJIAN UPACARA SIRAMAN CALON PENGANTIN ADAT SUNDA GRUP SWARI LAKSMI KABUPATEN BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan yang dilakukan di setiap sekolah secara umum memiliki tujuan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia. Akar tradisi melekat di kehidupan masyarakat sangat

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini pendidikan musik tidak lagi dipandang sebagai mata pelajaran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

2015 PERTUNJUKAN KESENIAN EBEG GRUP MUNCUL JAYA PADA ACARA KHITANAN DI KABUPATEN PANGANDARAN

BAB III METODE PENELITIAN. suatu penelitian. Sebab itu dalam penelitian dibutuhkan metode dan teknik yang

GLOSARIUM. : salah satu watak pupuh Kinanti : salah satu cara menyuarakan sebuah nyanyian : istilah ornamentasi dalam tembang Sunda

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan seni di sekolah dalam kurikulum pendidikan terdapat dalam

BAB I PENDAHULUAN. Gending berarti lagu, tabuh, nyanyian, sedangkan Rare berarti bayi/

BAB I PENDAHULUAN. Rudat adalah salah satu kesenian tradisional yang berkembang di Jawa

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia (SDM) melalui kegiatan pembelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. Hilda Widyawati, 2013 Eksistensi Sanggar Seni Getar Pakuan Kota Bogor Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebudayaan Indonesia sangat beragam, hal ini dikarenakan suku-suku dan

DAFTAR DESKRIPSI MATA ACARA PROGRAMA 4 RRI BANDUNG TAHUN Warta Budya Sunda. Informatif / edukatif

BAB I PENDAHULUAN. Cirebon adalah salah satu daerah yang terletak di ujung timur Provinsi Jawa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Namun, disisi lain nilai kesetiakawanan sosial semakin berkurang, sehubungan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

2015 LAGU SINTREN ARANSEMEN YUS WIRADIREDJA

BAB I PENDAHULUAN. signifikan terutama di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Yogyakarta dan

BAB I PENDAHULUAN. seperti kita kenal ada Karawitan Jawa, Karawitan Sunda, dan Karawitan Bali serta

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Tanaman Bambu merupakan salah satu media penciptaan karya seni dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN. batatamba. instrumen yang masih sederhana terdiri dari tiga jenis instrumen

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Fanny Ayu Handayani, 2013

2015 PELATIHAN ANGKLUNG SUNDA DI SANGGAR BAMBU WULUNG DI KECAMATAN SITURAJA KABUPATEN SUMEDANG

BAB I PENDAHULUAN. yang diberikan oleh kolonial Belanda sejak tahun Mereka membuat

BAB I PENDAHULUAN. Bagi masyarakat Jawa Barat Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN)

BAB I LAGU-LAGU PASANTRENAN SYIFAUSH SHUDUR DI KECAMATAN TAROGONG KABUPATEN GARUT PADA ACARA PENGAJIAN RUTIN BULANAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

2015 KAULINAN BUDAK SEBAGAI BAHAN AJAR UNTUK MENSTIMULUS MINAT TARI SISWA DI SD LABSCHOOL UPI BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian ronggeng gunung merupakan kesenian tradisional masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. Musik adalah suatu hasil karya seni bunyi dalam bentuk lagu atau

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Ciamis merupakan salah satu daerah di Jawa Barat yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Sumedang merupakan kota yang kaya akan kebudayaan, khususnya dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan bagian penting dari proses pembangunan nasional

DESKRIPSI / DEFINISI ACARA PROGRAMA 4 TAHUN 2016 RRI BANDUNG

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dengan cara mengumpulkan, menyusun dan menginterpretasikan data.

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang

SILABUS. Instrumen Pilihan Wajib II (TIUP) SM 414

2015 EKSISTENSI KESENIAN HADRO DI KECAMATAN BUNGBULANG KABUPATEN GARUT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. membuat tradisi sering kali tercabut dari akar budayanya,sehingga menjadi

BAB I PENDAHULUAN. baik, di antaranya disebabkan oleh kurangnya minat dan motivasi siswa. Salah satu

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. Analisis merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang

Tembang Batanghari Sembilan Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan Setjen, Kemendikbud

PELAKSANAAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT BIDANG KEBUDAYAAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesenian merupakan bagian dari kebudayaan, sebagian wrisan nenek

Wujud Garapan Anda Bhuwana Kiriman I Kadek Alit Suparta, Mahasiswa PS Seni Karawitan, ISI Denpasar. Instrumentasi dan Fungsi Instrumen

Bagian Satu. Konsep Dasar Tembang Sunda Cianjuran

DAFTAR DESKRIPSI ACARA PROGRAMA 4 RRI BANDUNG TAHUN Informatif / edukatif Format Musik WIB

A. LATAR BELAKANG MASALAH

2015 BATIK BERMOTIF ANGKLUNG PADA TIRAI PINTU (DOOR CURTAIN PORTIERE)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS

I. PENDAHULUAN. mengetahui dan mempelajarinya. Kebudayaan bangsa Indonesia merupakan paduan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. ada sejak lama, yaitu sekira abad ke-16. Awalnya Tanjidor tumbuh dan

BAB l PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki suku bangsa yang begitu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut

BAB I PENDAHULUAN. Keberagaman budaya tersebut mempunyai ciri khas yang berbeda-beda sesuai

2015 ANALISIS DESAIN ALAT MUSIK KERAMIK DI DESA JATISURA KECAMATAN JATIWANGI KABUPATEN MAJALENGKA

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sunda merupakan salah satu suku yang ada di Indonesia yang mempunyai beragam kebudayaan, di mana salah satunya dalam bentuk kesenian tradisional, baik karawitan sekar (musik vokal), karawitan gending (musik instrumental) maupun gabungan dari keduanya atau karawitan sekar gending. Seperti; Angklung, Calung, Gamelan degung, Kacapi suling, Reog dan banyak lagi yang lainnya. Seni karawitan sekar atau musik vokal yang terdapat di Sunda ada yang disebut dengan Beluk, Pantun, Pupuh, Tembang Cianjuran, Ciawian, Cigawiran dan sebagainya. Termasuk salah satu seni vokal yang dahulu banyak dinyanyikan oleh anak-anak di Sunda yang biasa disebut dengan istilah kakawihan barudak atau kawih murangkalih. Jika dilihat dari kondisi saat ini, kebanyakan masyarakat sudah mulai meninggalkan tradisi atau budayanya sendiri, mereka lebih tertarik untuk mempelajari atau mengapresiasi kebudayaan orang lain. Penulis mengungkapkan hal seperti itu bukan tanpa alasan, lihat saja tayangan di semua chanel TV, pernahkah kita melihat kebudayaan tradisional yang diangkat menjadi topik utama? Kalaupun ada, persentasenya sangat rendah dibandingkan dengan tayangan tentang budaya bangsa lain. Salah satu contohnya hampir semua acara musik didominasi oleh musik dari budaya bangsa lain, seperti K-Pop (Korean Pop) yang memunculkan Boyband dan Girlband. Sedangkan musik tradisional

2 kita seperti Kacapi Suling, Keroncong, Talempong, Tanjidor, kakawihan barudak dan musik tradisional lainnya hampir tidak tersentuh. Melihat kenyataan di atas, maka akan seperti apa nasib musik tradisional kebanggaan kita? Mungkin 20 atau 30 tahun yang akan datang anak cucu kita tidak lagi mengenal gamelan, angklung, calung dan alat muik tradisional lainnya. Mungkin mereka akan bertanya-tanya, seperti apa gamelan itu? Atau, seperti apa bunyi suling itu?. Mungkin kebudayaan yang masih bisa kita nikmati saat ini hanya menjadi sebuah dongeng pengantar tidur pada saat itu. Kita semua pasti berharap itu semua tidak akan pernah terjadi. Anak-anak di Sunda pada masa sekarang lebih mengenal Piano, Drum, Gitar, Biola dan alat-alat musik lainnya yang berasal dari kebudayaan negara lain. Pernyataan di atas bukan berarti penulis tidak setuju dalam hal mempelajari musik atau kebudayaan bangsa lain. Boleh-boleh saja mempelajari kebudayaan bangsa lain akan tetapi kita sebagai warga negara yang baik dan mempunyai rasa cinta tanah air, tanah tempat di mana kita dilahirkan, kita harus mendasari semuanya dengan budaya bangsa kita sendiri. Seperti dalam peribahasa, dimana bumi dipijak disana langit di junjung, atau peribahasa Sunda yang menyebutkan, ulah nepi ka jati kasilih ku junti. Artinya kurang lebih kita harus menjunjung tinggi budaya dimana tempat kita berada, jangan sampai kebudayaan bangsa sendiri tergantikan oleh kebudayaan bangsa lain.

3 Berkenaan dengan moderenitas di Indonesia, Dieter Mack (2001:146), salah seorang dosen seni musik pasca sarjana UPI, dalam bukunya yang berjudul Pendidikan Musik antara harapan dan realita, mengatakan, Permasalahannya adalah bahwa moderenitas di Indonesia di impor, bukan dikembangkan dari akar-akar tradisi dari masing-masing budaya. Justru hal ini perlu diluruskan dalam rangka pendidikan, khususnya pada pendidikan seni supaya anak Indonesia berakar pada budayanya sendiri. Di tengah perkembangan zaman, ketika banyak orang mulai meninggalkan kebudayaan tradisional. Maka dunia pendidikan diharapkan menjadi tulang punggung atau harapan sebagai pemecah permasalahan yang berkembang pada masa kini, tanpa terkecuali dalam hal kebudayaan tradisional. Hal itu karena dalam dunia pendidikan misi untuk menanamkan kembali rasa cinta terhadap kebudayaan daerah sendiri dapat dilaksanakan. Penanaman kecintaan terhadap kebudayaan tradisional memang tepat jika dilaksanakan dalam dunia pendidikan atau di sekolah-sekolah, karena sekolah adalah tempat untuk belajar. Belajar tentang berbagai hal dalam kehidupan, termasuk budaya tradisional, yang di dalamnya mempelajari musik tradisional. Ada pepatah mengatakan lebih cepat lebih baik, maka penanaman kecintaan terhadap musik tradisional dapat dimulai dari tingkat sekolah dasar. SDN Mohammad Toha yang terletak di jalan Mohammad Toha 22, Ciateul Kota Bandung ini adalah salah satu dari sedikit sekolah dasar yang sadar akan pentingnya menanamkan kecintaan terhadap budaya tradisional, khususnya musik tradisional. Sebenarnya bukan hanya faktor kesadaran akan pentingnya mengajarkan kesenian tradisional saja yang menjadikan musik tradisional tidak diajarkan di sekolah-sekolah, faktor lainnya adalah sumber daya manusia yang

4 menjadi pengajar karawitan. Tidak banyak pengajar yang bisa mengajarkan musik tradisional karena kurangnya pengetahuan mereka tentang karawitan, adapun seniman tradisional yang memiliki kemampuan dalam karawitan mereka tidak menguasai teknik-teknik mengajar. Hal itu lah yang menjadi salah satu faktor penghambat pelaksanaan pembelajaran kesenian tradisional di sekolah. Di sekolah ini anak-anak dikenalkan kembali dengan budaya tradisional yang ada di wilayah Sunda. Sejak awal, dalam materi pembelajaran seni budaya anak diperkenalkan dengan kakawihan barudak, materi pembelajaran ini sesuai dengan usia perkembangan anak. Usia anak-anak adalah ketika anak masih senang bermain dan aktif, maka akan lebih efektif memberikan materi pelajaran yang berupa permainan. Minat dan semangat siswa di atas disalurkan pihak sekolah melalui pembelajaran permainan gamelan dan kakawihan (nyanyian). Siswa di SD ini juga diberi keterampilan untuk menabuh gamelan. Siswa kelas IV mempelajari gamelan Salendro yang dipadukan dengan lagu-lagu kakawihan barudak yang kebanyakan berlaras Salendro. Kelas V mempelajari gamelan Degung dengan berbagai kawih sederhana atau kawih perjuangan yang menggunakan laras Degung. Sementara siswa kelas VI di sekolah ini dibimbing untuk membuat sebuah karya musik sederhana dengan menggunakan media gamelan maupun dengan media lainnya. Sekolah ini juga memberikan materi penguatan karawitan dengan mengadakan berbagai kegiatan ekstrakurikuler dan kegiatan pembiasaan. Misalnya dalam kegiatan ekstrakurikuler, terdapat kegiatan ekstrakurikuler yaitu; angklung dan gamelan. Selain itu untuk meningkatkan kecintaan siswa kepada

5 kebudayaan daerah setempat, siswa juga mengikuti berbagai pembiasaan, seperti pada setiap hari rabu siswa wajib menggunakan bahasa Sunda, setiap hari kamis pagi sebelum memulai pelajaran siswa mengikuti pembiasaan dalam bentuk latihan pencak silat. Bakat vokal yang dimiliki siswa di sekolah ini juga diasah dalam kegiatan pembiasaan karawitan. Kegiatan ini dilaksanakan pada setiap hari rabu minggu pertama setiap bulannya yang pelaksanaannya pada pagi hari sebelum memulai pelajaran. Materi yang diajarkan berisikan pengenalan pupuh dan lagu kaulinan barudak/kakawihan barudak. Pupuh yang diajarkan biasanya merupakan pupuh raehan, yaitu pupuh yang sudah dirubah dengan pertimbangan tanpa mengubah bentuk pupuhnya, yang dalam istilah musik barat disebut diaransemen. Pupuh balakbak, pangkur, maskumambang dan berbagai pupuh lainnya menjadi materi pembelajaran pembekalan. Sedangkan materi lagu-lagu kaulinan barudak atau kakawihan barudak seperti lagu ulin di bururan, ayang-ayanggung, oray-orayan dan lainlain. Melihat cara mengajar dan proses pembelajaran karawitan di SD ini, menarik perhatian penulis untuk mengadakan sebuah penelitian. Penelitian ini berjudul Pembelajaran Kakawihan Barudak Pada Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan di SDN Mohammad Toha Kota Bandung. Dengan adanya penelitian ini penulis berharap akan lestarinya kebudayaan kita, kebudayaan Indonesia khususnya kebudayaan Sunda. Sebagaimana tercantum dalam Pasal 8 ayat (1) Peraturan bersama menteri dalam negeri dan menteri kebudayaan dan pariwisata, tentang pedoman pelestarian budaya, yaitu sebagai

6 berikut: Menjaga dan melestarikan budaya dapat dilakukan melalui: kajian; penelitian; diskusi; seminar; workshop; eksperimen; dan penciptaan model-model baru. B. Rumusan Masalah Penelitian ini berkeinginan untuk mengkaji tentang kakawihan barudak yang diajarkan pada mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan di SDN Mohammad Toha. Berdasarkan latar belakang di atas maka permasalahan dalam penelitian ini disusun dalam bentuk kalimat tanya, Bagaimana pembelajaran kakawihan barudak pada mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan di SDN Mohammad Toha Kota Bandung? Untuk menjawab dan mendeskripsikan rumusan masalah di atas disusun dalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana pemilihan materi kakawihan barudak pada mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan di SDN Mohammad Toha Kota Bandung? 2. Bagaimana metode pembelajaran dalam pembelajaran kakawihan barudak pada mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan di SDN Mohammad Toha Kota Bandung? 3. Bagaimana evaluasi hasil pembelajaran kakawihan barudak pada mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan di SDN Mohammad Toha Kota Bandung?

7 C. Tujuan Penelitian Dari rumusan masalah yang telah disusun, penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut: 1. Tujuan Umum Mengetahui proses pembelajaran kakawihan barudak pada mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan di SDN Mohammad Toha Kota Bandung. 2. Tujuan khusus a. Mengetahui materi ajar dan alasan-alasan atau kriteria pemilihan materi dalam pembelajaran kakawihan barudak pada mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan di SDN Mohammad Toha Kota Bandung. b. Mengetahui metode pembelajaran dalam pembelajaran kakawihan barudak pada mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan di SDN Mohammad Toha Kota Bandung. c. Mengetahui hasil pembelajaran kakawihan barudak pada mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan di SDN Mohammad Toha Kota Bandung. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat yang baik bagi berbagai pihak. Adapun manfaat setelah penelitian selesai sebagai berikut: Bagi pemerintah penelitian ini akan bermanfaat, karena merupakan salah satu upaya revitalisasi budaya. Salah satu upaya menjaga dan melestarikan budaya. Sebagaimana tercantum dalam Pasal 8 ayat (1) Peraturan mendagri dan menbudpar tentang pedoman pelestarian budaya.

8 Bagi guru penelitian ini akan menambah wawasan dalam bidang kesenian tradisional khususnya kakawihan barudak. Mengetahui manfaat yang akan didapatkan siswa,setelah mengetahui proses dan manfaat maka hasil penelitian ini akan menjadi acuan dalam menerapkan pembelajaran kakawihan barudak ke dalam proses kegiatan belajar mengajar di sekolah. Bagi masyarakat penelitian ini akan berguna, menambah wawasan dan mengingatkan kembali kepada masyarakat tentang kebudayaan yang pernah populer. Mengetahui pola hidup dan kebiasaan masyarakat di masa lalu. Serta mengambil pelajaran dari warisan kebudayaan tersebut sebagai landasan dan falsafah hidup, sehingga ciri khas dan jati diri suatu bangsa bisa tetap terjaga. Bagi orang tua dengan adanya kakawihan barudak ini membantu untuk menjaga pergaulan anak dari pengaruh negatif kemajuan jaman. Seperti dari pengaruh permainan play station atau game online. Serta hal lain yang kurang baik dan kurang cocok untuk dikonsumsi oleh usia anak. Manfaat bagi anak atau siswa itu sendiri, selain anak lebih mengenal salah satu kesenian tradisional daerah sendiri anak juga dapat mengambil manfaat langsung dari kesenian tradisional ini. Seperti, belajar bernyanyi. Kakawihan barudak ini merupakan salah satu musik vokal (karawitan sekar), sehingga dengan belajar lagu-lagu dalam kakawihan barudak anak secar tidak langsung akan belajar musik atau musik vokal pada khususnya. Sementara untuk dunia akademisi, penelitian ini bisa dijadikan sebagai referensi bahan pembelajaran, dan dapat dijadikan sebagai acuan atau bahan atau referensi untuk penelitian lanjutan yang lebih mendalam.

9 E. Asumsi Proses pemilihan materi dalam pembelajaran kakawihan barudak pada mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan di SDN Mohammad Toha Kota Bandung ini harus ditentukan dari segi manfaat bagi anak-anak atau peserta didik. Selain itu pemilihan materi berdasarkan dari segi tujuan, filosofi dan keunikan yang terdapat dalam sebuah kakawihan barudak. Lagu-lagu kakawihan barudak diajarkan dengan cara dibeo atau langsung dari mulut ke mulut. Pada tahap selanjutnya yaitu tahap evaluasi, pembelajaran ini lebih cocok bila diadakan tes praktek. F. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode penelitian deskriftif analisis dan menggunakan pendekatan secara kualitatif sehingga hasil dari penelitian ini merupakan bukti-bukti penelitian berupa hasil wawancara dari narasumber dan dokmentasi berupa foto-foto dan video penelitian. Metode yang akan dilakukan dalam pengumpulan data pada analisis ini adalah melalui beberapa metode diantaranya yaitu melakukan diskusi dengan narasumber yang dituju dan melakukan wawancara pada narasumber juga orangorang yang mengikuti perkembangan nara sumber hingga saat ini. Selain itu, data juga akan dikumpulkan dalam bentuk data-data audio atau visual serta hasil dokumentasi dan wawancara yang bisa menunjang dan akan membantu memperjelas hasil penelitian yang dilakukan.

10 G. Teknik Pengumpulan Data Instrument yang di gunakan dalam pengumpukan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Observasi Observasi merupakan sebuah teknik dalam penelitian untuk mengamati secara langsung di lapangan, sehingga penelitian akan memperoleh hasil yang akurat. Untuk memperoleh data yang akurat observasi ini juga harus dilakukan secara berulang-ulang, dan terus menerus. 2. Wawancara Wawancara merupakan kegiatan tanya jawab secara langsung antara penanya dan penjawab, untuk memperoleh keterangan tertentu. Sesuai dengan pernyataan Moh. Nazir yaitu, Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara penanya atau pewawancara dengan si penjawab atau responden. Wawancara adalah proses pengumpulan data untuk suatu penelitian (Nazir, 2005: 193). 3. Dokumentasi Dokumentasi merupakan sebuah teknik pengumpulan data dengan bantuan catatan peristiwa yang berbentuk tulisan, gambar, meupun rekaman audio visual dari sumber data (Nurul Husna, 2011: 7). Dokumentasi ini berguna untuk lebih memperjelas gambaran dari suatu data yang diteliti.

11 H. Teknik Pengolahan Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama dan setelah selesai di lapangan (Sugiyono. 2007:89). Setelah data yang didapat dari hasil observasi wawancara dan dokumentasi dirasakan sudah sesuai dengan yang diinginkan, tahap selanjutnya adalah penyeleksian data. Data diolah dengan cara dipilah dan dipilih mana yang sekiranya dianggap paling mendukung pada penelitian. Setelah itu kemudian data yang paling mendukung tersebut akan diteliti lebih lanjut. I. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian adalah di SD Negeri Mohammad Toha yang ada di jalan Mohammad Toha no. 22, Ciateul, Kecamatan Regol, Kota Bandung (40252). 2. Subjek Penelitian Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah guru dan siswa. Guru yang akan menjadi subjek penelitian adalah guru seni budaya di SDN Mohammad Toha, yaitu pa Endi Supendi. Serta siswa-siswa kelas IV yang mempelajari kakawihan barudak pada mata pelajaran seni budaya di SDN Mohammad Toha Kota Bandung.