29 BAB 1 PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Kanker payudara adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan payudara, kanker ini bisa mulai tumbuh di dalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan lemak maupun jaringan ikat pada payudara. Gejala awal berupa sebuah benjolan yang biasanya dirasakan berbeda dari jaringan payudara di sekitarnya, tidak atau menimbulkan nyeri dan biasanya memiliki pinggiran yang tidak teratur (Alamsyah, 2009). Benjolan bisa digerakkan dengan mudah di bawah kulit jika didorong oleh jari tangan pada stadium awal, dan pada stadium lanjut, benjolan biasanya melekat pada dinding dada atau kulit di sekitarnya, bisa terbentuk benjolan yang membengkak atau borok di kulit payudara. Kadang kulit diatas benjolan mengkerut dan tampak seperti kulit jeruk (Rumah kanker, 2007). Gejala lainnya yang mungkin ditemukan adalah benjolan atau massa di ketiak, perubahan ukuran atau bentuk payudara, keluar cairan yang abnormal dari puting susu (biasanya berdarah atau berwarna kuning sampai hijau, mungkin juga bernanah), perubahan pada warna atau tekstur kulit pada payudara, puting susu maupun areola (daerah berwana coklat tua di sekeliling puting susu), payudara tampak kemerahan (Rumah kanker, 2007). Kanker payudara menimbulkan rasa takut yang luar bisa bagi kaum perempuan, selain keganasannya yang tanpa ampun, kanker ini kerap datang tibatiba tanpa permisi. Kanker ini menduduki peringkat kedua setelah kanker leher rahim di antara kanker yang menyerang wanita Indonesia (doktersehat, 2007).
30 Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO) melaporkan, pada tahun 1989 terdapat 7 juta penderita baru setiap tahun dan 5 juta orang meninggal akibat kanker payudara (Sutjipto, 2000). Secara global dalam 15 tahun terakhir ini frekuensi penderita kanker payudara semakin meningkat, terutama di negara maju (Eropa/Amerika/pada golongan wanita dengan status sosial ekonomi yang tinggi). Dan menurut survei terakhir di dunia ini setiap tiga menit ditemukan seorang penderita kanker payudara baru dan setiap 11 menit ditemukan seorang wanita meninggal karena kanker payudara. Di Indonesia problem kanker payudara menjadi lebih besar lagi karena lebih dari 70% penderita datang ke dokter pada stadium yang sudah lanjut, akan hal ini berbeda dengan di negeri maju di Jepang misalnya kanker payudara lanjut hanya ditemukan sebanyak 13% saja (Sutjipto, 2000). Tidak semua benjolan di payudara adalah kanker, sehingga untuk memastikannya, setiap benjolan perlu diperiksa dengan seksama (medicastore, 2000). Menurut badan kesehatan dunia WHO satu-satunya cara yang efektif sampai saat ini hanya dengan melakukan deteksi sedini mungkin pada kemungkinan timbulnya penyakit ini, yaitu dengan melakukan SADARI ( pemeriksaan payudara sendiri ). Mendeteksi payudara sendiri, sebaiknya dilakukan sebulan sekali secara teratur. Waktu yang paling tepat adalah setelah menstruasi, karena payudara saat itu sedang lunak. Sebaiknya setiap perempuan melakukan pemeriksaan sendiri terhadap payudara, untuk mengetahui adanya benjolan atau perubahan di payudara. Tidak perlu menunggu hingga timbul gejala untuk mulai melakukan deteksi dini. Deteksi dini dilakukan terutama pada usia
31 remaja dengan peningkatan kewaspadaan disertai pengobatan yang sesuai dipercaya dapat menurunkan jumlah kematian karena kanker payudara (http:blogsome.org.situs.deteksi dini kanker payudara). Masa remaja merupakan periode yang sangat penting selama rentang kehidupan, karena remaja memiliki ciri-ciri sendiri yang membedakan dengan periode sebelumnya atau periode sesudahnya. Terjadi berbagai perubahan baik secara fisik, sosial maupun spiritual yang pada awalnya sulit diterima tapi seiring bertambahnya waktu dan usia serta pemahaman yang dimiliki, remaja mulai bisa menerima perubahan tersebut. Berbagai minat yang mulai diinginkan remaja seperti minat sosial, minat pada penampilan diri, minat pada pendidikan dan pekerjaan dapat meningkatkan pengetahuan remaja baik secara kognitif, afektif dan psikomotor. Penerimaan remaja terhadap hal-hal yang tabu mulai terbuka karena merupakan pengetahuan baru bagi mereka tapi penerimaannya cenderung tertutup dan malu-malu (Hurlock, 1999). Banyak perubahan-perubahan yang terjadi pada remaja terutama organ seksual yang mulai mengalami kematangan pada awal usia remaja. Khusus pada remaja wanita terjadi perubahan pada payudara merupakan hal yang wajar terjadi pada remaja. Awalnya terjadi penolakan dan ketakutan akibat terjadinya perubahan fisik yang menuntut remaja mampu menyesuaikan diri. Salah satu penyakit yang ditakuti oleh semua wanita terutama remaja wanita adalah kanker payudara, karena dapat menimbulkan kematian bagi penderitanya. Jenis kanker ini juga menimbulkan dampak psikologis yang besar bagi remaja karena adanya resiko dilakukan operasi pengangkatan payudara bagi penderita. Hal tersebut
32 seperti yang dikemukakan oleh (Spinetta dalam Sarafino, 1998) bahwa kehilangan salah satu anggota tubuh karena proses penyembuhan kanker merupakan pengalaman yang traumatik dan memalukan bagi sebagian besar anak dan remaja. Banyak mitos yang mengatakan bahwa kanker payudara lebih sering menyerang wanita yang sudah berusia di atas 30 tahun, tetapi kini banyak wanita usia remaja menderita kanker payudara. Berdasarkan laporan Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO), pada tahun 2005 jumlah wanita khususnya remaja penderita kanker payudara mencapai 1.150.000 orang, 700.000 diantaranya tinggal di negara berkembang, termasuk Indonesia. Karena itu, remaja puteri harus waspada, apalagi sampai sekarang penyakit ganas itu belum diketahui penyebabnya, kecuali faktor-faktor risikonya, seperti kebiasaan merokok, termasuk perokok pasif, minuman beralkohol, dan makanan tinggi lemak, juga melahirkan di atas usia 30 tahun (Gates, 2003). Salah satu cara menghindari tumbuhnya sel yang abnormal pada payudara sangat penting dilakukan pemeriksaan payudara sediri. Biasanya respon remaja terhadap penyuluhan mengenai SADARI masi malu-malu karena mereka menganggap ini merupakan hal yang tabu, tetapi diharapkan ada respon positif dari remaja karena remaja selalu tertarik dengan pengetahuan yang baru. Petugas kesehatan harus selau menekankan bahwa semakin sering melakukan SADARI, maka akan semakin mengenal tubuh anda sendiri dan semakin mudah menemukan sesuatu yang tidak biasa sehingga bisa secepatnya dilakukan pemeriksaan lebih lanjut oleh dokter. Semakin dini sel kanker ditemukan semakin mudah
33 pengobatannya dan semakin besar peluangnya untuk sembuh (kesehatan keluarga, 2004). Berdasarkan penelitian diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai efektivitas penyuluhan SADARI terhadap peningkatan pengetahuan remaja di SMA Negri I Sidamanik Kecamatan Sidamanik Kabupaten Simalungun. 2. PERTANYAAN PENELITIAN Apakah terjadi perubahan tingkat pengetahuan remaja di SMA Negri I Kecamatan Sidamanik Kabupaten Simalungun setelah diberikan penyuluhan mengenai SADARI? 3. TUJUAN PENELITIAN Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi tingkat pengetahuan remaja di SMA Negri I Kecamatan Sidamanik Kabupaten Simalungun sebelum diberikan penyuluhan dan sesudah diberikan penyuluhan. 4. MANFAAT PENELITIAN Hasil dari penelitian diharapkan bermanfaat bagi : 4.1. Praktek keperawatan Dapat memberikan informasi bagi perawat tentang bagaimana tingkat pengetahuan remaja mengenai SADARI melalui pemberian penyuluhan. Sehingga dapat ditentukan bagaimana tindak lanjutnya dan dapat menentukan prioritas sasaran pemberian penyuluhan.
34 4.2. Pendidikan keperawatan Dapat memberikan informasi pada tenaga pendidik tentang fenomena yang ada di masyarakat, sehingga dapat membantu dalam menentukan penekanan materi yang akan diberikan pada mahasiswa keperawatan, yang terkait dengan masalah pemeriksaan payudara sendiri. 4.3. Penelitian keperawatan Dapat memberikan informasi dasar bagi penelitian keperawatan yang akan datang mengenai ada tidaknya perubahan tingkat pengetahuan sebelum diberikan penyuluhan dan sesudah diberikan penyuluhan. Penelitian ini juga diharapkan dapat menambah pengalaman dan pengetahuan bagi peneliti.