BAB II LANDASAN TEORI. namun merupakan bagian dari keduanya. Meskipun informasi non keuangan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya. 1. Pengertian Akuntansi Biaya

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II HARGA POKOK PRODUKSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. UMKM memiliki peran yang cukup penting dalam hal penyedia lapangan. mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

METODE DIRECT COSTING SEBAGAI DASAR PENENTUAN HARGA JUAL PRODUK. Nurul Badriyah,SE,MPd

Definisi akuntansi biaya dikemukakan oleh Supriyono (2011:12) sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, Dan HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN. Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Menurut pasal 1 ayat (1) UU No. 20 Tahun 2008 Tentang Usaha. Mikro, Kecil dan Menengah bahwa usaha mikro adalah usaha

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II KERANGKA TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Mulyadi ada empat unsur pokok dalam definisi biaya tersebut yaitu :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BIAYA PRODUKSI PADA CV. FILADELFIA PLASINDO SURAKARTA

2.1.2 Tujuan Akuntansi Biaya Menurut Mulyadi (2007:7) akuntansi biaya mempunyai tiga tujuan pokok yaitu:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II PENENTUAN HARGA JUAL DENGAN PENDEKATAN VARIABEL COSTING

TIN 4112 AKUNTANSI BIAYA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

Manajemen Keuangan Agribisnis: KLASIFIKASI BIAYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Carter dan Usry (2009:58) menjelaskan bahwa biaya produksi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN. 2.1 Akuntansi Biaya

BAB II LANDASAN TEORI. Biaya merupakan sebuah elemen yang tidak dapat dipisahkan dari aktivitas

BAB II BAHAN RUJUKAN. Salah satu data penting yang diperlukan oleh perusahaan adalah biaya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dari definisi biaya tersebut mengandung empat unsur penting biaya yaitu: 1. Pengorbanan sumber-sumber ekonomi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perhitungan biaya produksi dan mengambil beberapa referensi yang diperoleh dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. selalu mengupayakan agar perusahaan tetap dapat menghasilkan pendapatan yang

Penelitian ini dilakukan di PT. Perkebunan Nusantara VIII di Jln. Sindang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN. Dalam menjalankan fungsinya, manajemen membutuhkan informasi untuk

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II HARGA POKOK PRODUKSI DAN INDUSTRI KECIL MENENGAH

langsung dan biaya overhead pabrik.

BAHAN RUJUKAN. 2.1 Akuntansi Biaya

METODE HARGA POKOK PESANAN (JOB ORDER COST METHOD) FULL COSTING - Oleh : Ani Hidayati

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menetapkan pilihan yang mengucurkan laba incremental terbesar. Laba

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Biaya dan Beban Masiyah Kholmi dan Yuningsih biaya (cost)

BAB II LANDASAN TEORI

Penggolongan Biaya. Prepared by Ridwan Iskandar Sudayat, SE.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III PEMBAHASAN. telah mengembangkan konsep biaya menurut kebutuhan mereka masing-masing. akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKAN

BAB II LANDASAN TEORI. membantu manajer dalam membuat keputusan yang lebih baik. Secara luas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Charles T. Horngren (2006), akuntansi biaya adalah mengukur,

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) oleh negara melalui penyertaan modal secara langsung yang berasal dari kekayaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BIAYA OVERHEAD PABRIK Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya. Untuk itu suatu perusahaan menyelenggarakan akuntansi, guna memperoleh

Transkripsi:

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya secara garis besar dapat dibagi menjadi dua tipe yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen (Mulyadi,2007). Akuntansi biaya bukan merupakan tipe tersendiri yang terpisah dari dua tipe di atas, namun merupakan bagian dari keduanya. Meskipun informasi non keuangan merupakan informasi penting yang digunakan oleh manejemen dalam pengelolaan perusahaan, namun hampir seluruh informasi non keuangan tersebut berada di luar ruang lingkup akuntansi. 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya adalah suatu bidang akuntansi yang mempelajari bagaimana cara mencatat, mengukur dan melaporkan tentang informasi biaya yang digunakan. Di samping itu akuntansi biaya juga membahas tentang penentuan harga dari produk dari suatu produk yang diproduksi dan dijual di pasar, baik guna memenuhi keinginan pemesan maupun menjadi barang dagang dijual (Bustami dan Nurlela,2006). Akuntansi biaya adalah suatu bidang akuntansi yang mencatat,mengukur, dan melaporkan informasi biaya (Marwan dan Anton,2011).Akuntansi Biaya adalah proses pencatatan, penggolongan peringkasan dan pembiaya. 7

8 2.1.2 Tujuan Akuntansi Biaya Tujuan akuntansi biaya secara umum untuk menyediakan informasi biaya bagi kepentingan manajemen guna membantu dalam mengelola perusahaan (Marwato dan Anton, 2011). Tujuan biaya menurut Mulyadi (2007) ada tiga tujuan pokok yaitu : a. Penentuan harga pokok produk. b. Pengendalian biaya. c. Pengembalian keputusan. Adapun penjelasan dari kutipan tersebut di atas adalah sebagai berikut : a. Penentuan Harga Pokok Produk Untuk memenuhi tujuan penentuan harga produk, akuntansi biaya mencatat,menggolongkan, dan meringkas biaya-biaya pembuatan produk atau penyerahan jasa. Biaya yang di kumpulkan dan disajikan terjadi di masa lalu atau biaya historis. b. Pengendalian Biaya Pengendalian biaya harus didahului dengan penentuan biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk memproduksi satuan produk. Jika biaya yang seharusnya ini telah ditetapkan, akuntansi biaya bertugas untuk memantau apakah pengeluaran biaya yang sesungguhnya sesuai dengan biaya yang seharusnya tersebut. Akuntansi biaya kemudian melakukan analisis terhadap penyimpangan biaya terjadinya selisih tersebut.

9 c. Pengembalian Keputusan Khusus Pengembalian keputusan usus terkait dengan masa yang akan datang. Oleh karena itu, informasi yang relevan dengan pengembalian keputusan khusus selalu berhubungan dengan informasi biaya masa yang akan datang. Biaya masa yang akan datang (future Cost) adalah biaya yang dapat di perkirakan akan terjadi dalam periode yang akan datang (Mulyadi, 2007). Karena biaya ini merupakan yang di harapkan akan terjadi maka kenyataan terjadinya merupakan ramalan sedangkan pengukurnya merupakan taksiran. Sedangkan tujuan akuntansi biaya menurut Carter dan Usry (2006) adalah : a. Menyusun dan melaksanakan rencana serta anggaran operasi dalam kondisi ekonomis dan bersaing. b. Biaya perbaikan mutu. c. Mengendalikan jumlah persediaan secara fisik, dan membuat biaya masing masing barang dan jasa yang di produksi untuk penentuan harga dan mengevaluasi prestasi suatu produk, departemen atau divisi. d. Menghitung biaya dan laba perusahaan untuk periode akuntansi tahunan atau periode yang lebih singkat. e. Memilih di antara dua atau lebih alternatif jangka pendek atau jangka panjang yang biasa menaikan pendapat atau menurunkan biaya. Berdasarkan tujuan akuntansi biaya yang telah di kemukakan di atas maka pendapat disimpulkan bahwa tujuan akuntansi biaya adalah untuk perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan. Perencanaan berarti menetapkan dan memelihara suatu rencana operasi yang

10 reintegrasi dan sejalan dengan tujuan perusahaan dan prosedur yang sesuai. Pengendalian berarti aktivis yang mengarahkan pelaksanaan yang sesuai dengan perencanaan, dengan asumsi bahwa rencana tersebut sudah benar. 2.2 Pengertian Biaya dan Penggolongan Biaya 2.2.1 Pengertian Biaya Biaya memiliki berbagai macam arti tergantung maksud dari pemakai istilah tersebut. Mulyadi membedakan pengertian biaya ke dalam arti luas dan arti sempit antara lain sebagai berikut (Mulyadi, 2012: 3). Biaya (Cost) adalah pengorbanan atau nilai sumber ekonomis (economic resources) yang dikeluarkan karena memproduksi atau melakukan yang membutuhkan biaya (Marwoto dan Anton, 2011). Supriyono juga membedakan biaya ke dalam dua pengertian yang berbeda yaitu biaya dalam arti cost dan biaya dalam arti expense (Supriyono, 2011: 14) Nur Faridah (2011) menyatakan bahwa biaya diartikan sebagai berikut suatu pengorbanan yang dapat mengurangi kas atau harta lainya untuk mencapai tujuan, baik yang dapat dibebankan pada saat ini maupun pada saat yang akan datang. Berdasarkan definisi yang di kemukakan di atas, terdapat 4 (empat) unsur pokok, yaitu : a. Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi. b. Diukur dalam satuan uang. c. Yang telah terjadi atau potensial akan terjadi.

11 d. Pengorbanan tersebut untuk tujuan tertentu. Istilah biaya dalam akuntansi, definisikan sebagai pengorbanan yang di lakukan untuk mendapatkan barang atau jasa, pengorbanan mungkin di ukur dalam kas, aktiva yang di transfer, jasa yang diberikan dan lain lain. 2.2.2 Penggolongan Biaya Penggolongan adalah proses pengelompokan atas seluruh elemen yang ada ke dalam golongan-golongan tertentu, yang lebih ringkas untuk dapat memberikan informasi biaya yang lebih berarti (Supriyono, 2011: 16). Menurut Mulyadi (2007) ada beberapa cara penggolongan biaya yang sering di lakukan, antara lain : a. Penggolongan Biaya Berdasarkan Pengaruh Perubahan Volume kegiatan terhadap biaya. Berdasarkan pengaruh perubahan volume kegiatan (Volume produksi atau volume penjualan ) terhadap biaya,biaya dapat sebagai berikut: 1) Biaya tetap Biaya tetap alah biaya biaya yang dalam jarak kapasitas tertentu totalnya tetap meskipun terjadi perubahan volume kegiatan. Sejauh perubahan volume tidak melampaui kapasitas, total biaya tetap tidak di pengaruhi volume kegiatan. Contoh biaya tetap adalah gaji direktur produksi. 2) Biaya variabel

12 Biaya variabel adalah biaya-biaya yang totalnya berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Contohnya biaya variabel adalah bahan baku, biaya tenaga kerja langsung. 3) Biaya semi variabel Biaya semi variabel adalah biaya yang berubah tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan, karena biaya semi variabel mengandung unsur biaya tetap dan unsur biaya variabel. Contoh biaya semi variabel adalah biaya listrik. b. Penggolongan Biaya di atas berdasarkan fungsi pokok dalam perusahaan Berdasarkan fungsi pokok dalam perusahaan, biaya dapat di golongkan menjadi tiga kelompok : 1) Biaya produksi Biaya produksi yaitu biaya-biaya yang terjadi untuk mengelola bahan baku menjadi produk yang siap dijual. Biaya produksi di kelompokan menjadi tiga, yaitu : i) Biaya bahan Biaya bahan adalah nilai uang dari penggunaan bahan yang diolah menjadi produk selesai. Bahan yang di olah dipisahkan menjadi dua yaitu : ii) Bahan baku Bahan baku merupakan bahan yang membentuk bagian menyeluruh produk jadi, nilainya relatif besar dan umumnya sifat bahan baku masih

13 melekat pada produk yang di hasilkanya. Nilai produksi dinamakan dengan biaya bahan baku. ii) Bahan pembantu Bahan pembantu meliputi bahan yang berfungsi sebagai pembantu atau pelengkap dalam pengolahan bahan baku menjadi produk selesai, dan nilai relatif kecil. Nilai uang dari bahan pembantu yang digunakan dalam proses produksi disebut biaya bahan pembantu. Biaya bahan pembantu merupakan salah satu elemen dari biaya overhead pabrik. b. Biaya tenaga kerja langsung Biaya tenaga kerja adalah upah dari tenaga yang mengerjakan proses produksi, pemasaran, dan administrasi umum. Tenaga kerja di kelompokan menjadi dua, yaitu : ii) Tenaga kerja langsung Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang secara langsung mengelola bahan baku menjadi produk asli. Nilai uang dari tenaga kerja langsung dalam proses produksi disebut biaya tenaga kerja langsung. iii) Tenaga kerja tidak langsung

14 Tenaga kerja tidak langsung adalah tenaga kerja yang secara tidak langsung mengelola bahan baku. Nilai uang dari tenaga kerja langsung dalam proses produksi disebut biaya tenaga kerja tidak langsung. c) Biaya Overhead pabrik Biaya Overhead pabrik adalah semua komponen biaya produksi selain bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Termasuk salam kelompok biaya overhead pabrik antara alah biaya bahan pembantu, biaya asuransi bangunan pabrik, biaya listrik pabrik, biaya reparasi dan pemeliharaan aktiva tetap pabrik. Biaya overhead pabrik (BOP) berdasarkan perilakunya terhadap perubahan volume dibedakan menjadi tiga kategori, yaitu biaya overhead pabrik variabel, biaya overhead pabrik tetap, dan biaya overhead pabrik semivariabel. i) Biaya Overhead pabrik variabel Biaya Overhead pabrik adalah biaya yang totalnya mengalami perubahan secara proporsional sesuai dengan volume produksi. Dengan demikian, semakin besar volume yang diproduksi semakin besar pula biaya overhead pabrik variabelnya. ii) Biaya Overhead pabrik tetap Biaya overhead pabrik tetap adalah biaya overhead pabrik yang dalam kapasitas relevan, totalnya tetap konstan meskipun volume produksi berubah ubah. Semakin besar volume yang di produksi BOP tetap per unit akan semakin kecil. Kapasitas relevan adalah berbagi tingkat

15 produksi yang tidak mengakibatkan bertambahnya kapasitas produksi (biaya overhead pabrik tetap konstan) iii) Biaya Overhead pabrik semi variabel Biaya overhead pabrik yakni biaya overhead pabrik yang berubah namun tidak banding dengan perubahan volume produksi. Untuk memudahkan penentuan tarif biaya overhead pabrik, biasanya biaya overhead pabrik semi variabel akan dipecah menjadi dua unsur yakni biaya tetap dan biaya variabel. 2) Biaya pemasaran Biaya pemasaran adalah biaya-biaya yang terjadi untuk melaksanakan kegiatan pemasaran produk. Biaya pemasaran adalah semua biaya yang sejak saat produk selesai diproduksi dan di simpan dalam gudang sampai dengan produk tersebut berubah kembali dalam bentuk uang tunai. Biaya pemasaran juga dapat diartikan semua biaya yang telah terjadi dalam rangka memasarkan produk atau barang dagang siap dijual sampai dengan di terimanya hasil penjualan menjadi kas (Sudiyono, 2000). Termasuk dalam kelompok biaya pemasaran antara lain biaya iklan, biaya angkut penjualan, biaya tenaga kerja penjualan, biaya pelengkapan, dan biaya pemeliharaan, penyusutan, reparasi, asuransi aktiva tetap yang di gunakan untuk kegiatan penjualan produk atau jasa. Hubungan dengan variabel biaya terhadap kegiatan penggolongan biaya pemasaran di kelompokan menjadi dua, yaitu : a) Biaya Pemasaran Tetap

16 Biaya pemasaran tetap adalah biaya pemasaran yang jumlah totalnya tidak berubah (konstan) dengan adanya perubahan kegiatan atau volume pemasaran sampai dengan tingkatan kapasitas tertentu. Elemen biaya tetap misalnya, gaji manajer dan staf, biaya penyusutan dan sebagainya. b) Biaya pemasaran variabel Biaya pemasaran variabel adalah biaya pemasaran yang jumlah totalnya berubah secara proporsional dengan perubahan kegiatan atau volume pemasaran. Semakin besar volume atau kegiatan pemasaran semakin besar jumlah pemasaran variabel, demikian pula sebaliknya apabila volume rendah. 3) Biaya Administrasi dan umum Biaya administrasi dan umum adalah merupakan biaya-biaya untuk mengkoordinasikan kegiatan produksi dan pemasaran produk. Termasuk dalam kelompok biaya ini antara lain biaya gaji karyawan bagi keuangan, akuntansi, personalia, dan bagian hubungan masyarakat, biaya pemeriksaan akuntansi. 2.3 Harga Pokok Produksi Istilah harga pokok produksi dalam manajemen biaya atau akuntansi biaya disebut pula sebagai biaya pokok produksi atas pembuatan suatu produk. Biaya pokok ini terdiri dari bermacam-macam unsur biaya. Istilah harga pokok produksi tidak dapat dipisahkan dari persoalan yang menyangkut biaya.

17 Dengan perkataan lain, biaya adalah unsur yang menentukan harga pokok suatu produk. Harga pokok produksi adalah semua konten yang mewakili jumlah biaya barang yang diselesaikan pada periode tertentu (Trisnawati 2007 :28). Harga Pokok Produksi adalah aktiva atau jasa yang dikorbankan atau diserahkan dalam proses produksi yang meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja,biaya overhead pabrik dan termasuk biaya produksi (Sudiyono 2011:14). Penentuan harga pokok produksi adalah bagaimana menghitung biaya kepada suatu produk atau pesanan atau jasa, yang dapat dilakukan dengan cara memasukan seluruh biaya produksi atau hanya memasukan unsur biaya dengan cara variabel saja (Nur Faridah,2011). Menurut Mulyadi (2007) manfaat dari penentuan harga pokok produksi secara garis besar adalah sebagai berikut : 1. Menentukan Harga jual Produk Perusahaan yang berproduksi asal proses produknya untuk memenuhi persediaan barang di gudang dengan demikian biaya produksi di hitung dalam jangka waktu tertentu untuk menghasilkan informasi biaya produksi per satuan pokok. penentuan harga jual produk, biaya produksi per unit merupakan salah satu data yang dipertimbangkan di samping data biaya lain serta data nun biaya. 2. Memantau Realisasi Biaya Produksi Manajemen memerlukan informasi biaya produksi yang sesungguhnya dikeluarkan dibanding dengan rencana produksi yang telah ditetapkan,

18 oleh sebab itu akuntansi biaya digunakan dalam jangka waktu tertentu untuk memantau apakah produksi mengkonsumsi total biaya produksi dengan yang di perhitungkan sebelumnya. 3. Menghitung laba rugi periodik Guna mengetahui apakah produksi dan pemasaran perusahaan alam periode tertentu mampu menghasilkan laba bruto. Manajemen memerlukan informasi biaya produksi yang telah dikeluarkan untuk memproduksi produk dalam periode tertentu.. Dari berbagai pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa harga pokok produksi adalah semua pengorbanan yang dilakukan perusahaan untuk memproduksi suatu produk. 2.4 Metode Penentuan Harga Pokok Produksi Menurut Mulyadi (2012) Dalam penentuan harga pokok produksi adalah cara memperhitungkan unsur-unsur biaya ke dalam harga pokok produksi, terdapat dua pendekatan yaitu full costing dan variable costing. 1. Full Costing Mulyadi (2012:122) mendefinisikan Full costing sebagai metode penentuan harga pokok produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke dalam harga pokok produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik, baik yang berperilaku variabel maupun tetap. 2. variable costing

19 Mulyadi (2012:122) di dalam bukunya menjelaskan bahwa variable costing atau sering pula disebut direct costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi. 2.5 Pengertian Full Costing Menurut Mulyadi (2012), terdapat beberapa pendekatan dalam penentuan harga pokok produksi salah satunya metode full costing. Dalam metode full costing biaya produksi yang diperhitungkan dalam penentuan harga pokok produksi adalah biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik yang baik berperilaku tetap dan yang berperilaku variabel. Metode Full Costing adalah metode penentuan harga pokok produksi yang memasukkan semua komponen-komponen biaya produksi seperti Biaya Bahan Baku, Biaya Tenaga Kerja, dan Biaya Overhead Pabrik yang bersifat Variabel maupun Tetap. Oleh karena itu, untuk memperhitungkan harga pokok produksi dengan metode full costing diperoleh formula seperti berikut : Biaya Bahan Baku Biaya Tenaga Kerja langsung Biaya Overhead pabrik Variabel Biaya Overhead pabrik Tetap + Harga Pokok Produksi Harga pokok produk yang di hitung dengan pendekatan full costing terdiri dari unsur harga pokok produksi (biaya bahan baku, biaya tenaga kerja

20 langsung, biaya overhead pabrik variabel, dan biaya overhead pabrik tetap) di tambah dengan biaya nun produksi (biaya pemasaran, biaya administrasi dan umum) contoh sebagai berikut : Biaya Bahan Baku Biaya Tenaga Kerja langsung Biaya Overhead pabrik Variabel Biaya Overhead pabrik Tetap + Harga Pokok Produksi Biaya adm & umum Biaya pemasaran Total biaya nun produksi + Total harga pokok produksi 2.6 Pengertian Variable Costing Dalam metode variabel costing produk hanya dibebani biaya variabel, yaitu biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead variable.

21 Menurut Mulyadi (2010:19) variable costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang hanya menghitung biaya produksi yang berperilaku variable ke dalam harga pokok produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik variable. Variable costing adalah metode penentuan harga pokok produk yang hanya membebankan biaya-biaya variabel saja ke dalam harga pokok produk (Mulyadi,2007). Dalam metode variable costing, biaya overhead pabrik tetap diperlukan sebagai periode Cost dan bukan sebagai unsur harga pokok produk, sehingga biaya overhead pabrik tetap dibebankan sebagai biaya dalam periode terjadinya. Dengan demikian, biaya overhead pabrik tetap di dalam variable costing tidak melekat pada persediaan produk yang belum laku di jual, tetap langsung dianggap sebagai biaya dalam periode terjadinya, dengan demikian harga pokok produksi menurut variable costing terdiri dari unsur-unsur biaya produksi sebagai berikut: Biaya Bahan Baku (Variabel) Biaya Tenaga Kerja langsung (Variabel) Biaya Overhead pabrik Variabel + Harga Pokok Produksi Harga pokok produk yang di hitung dengan pendekatan variable costing terdiri dari unsur harga pokok produksi (biaya bahan baku, biaya tenaga kerja

22 langsung, biaya overhead pabrik variabel) di tambah dengan biaya non produksi variabel (biaya pemasaran variabel, biaya administrasi dan umum variabel ) dan biaya tetap (biaya overhead pabrik tetap, biaya pemasaran tetap, biaya administrasi dan umum tetap) contoh sebagai berikut : Biaya Bahan Baku Biaya Tenaga Kerja langsung Biaya Overhead pabrik Variabel + Harga Pokok Produksi Biaya adm & umum variabel Biaya pemasaran pemasaran variabel Biaya adm. & umum tetap Biaya pemasaran tetap Total biaya non produksi + Total harga pokok produksi Di muka telah disebutkan bahwa metode variabel costing ini dikenal dengan nama direct costing. Istilah direct costing sebenarnya sama sekali tidak berhubungan dengan istilah direct Cost (biaya langsung). Pengertian langsung

23 dan tidak langsungnya suatu biaya tergantung erat tidaknya hubungan biaya dengan obyek penentuan biaya, misalnya produk, proses,departemen dan pusat biaya. Dalam hubunganya dengan produk, biaya langsung (direct cost) adalah biaya-biaya yang mudah diidentifikasikan (diperhitungkan) secara langsung kepada produk. Apabila pabrik hanya memproduksi satu jenis produk maka semua biaya produksi adalah merupakan biaya langsung dalam hubunganya dengan produk, tidak selalu bahwa biaya hubungan dengan produk merupakan variabel. oleh karena itu, sebenarnya istilah direct costing adalah tidak tepat karena metode ini hubungan dengan penentuan harga pokok produk yang hanya memeperhitungkan biaya produksi yang bersifat variabel, dan bukan biaya langsung (direct cost) saja. Sehingga istilah paling tepat untuk metode direct costing adalah variable costing. Dalam pendekatan variable costing, dari semua unsur biaya produksi hanyalah biaya-biaya produksi variabel yang di perhitungkan sebagai elemen harga pokok produk. Oleh karena itu, pendekatan variable costing bagi manajemen lebih baik digunakan sebagai alat perencanaan dan pengambilan keputusan-keputusan jangka pendek yang tidak mengharuskan pertimbangan tentang biaya-biaya nun produksi. 2.7 Pengumpulan Biaya dalam Metode Variable Costing Menurut perilaku dalam hubunganya dengan kegiatan, biaya variabel, dan biaya semivariabel di bagi menjadi tiga golongan, yaitu biaya tetap biaya variabel, dan biaya semivariabel. Biaya tetap adalah biaya yang dalam kisar

24 perubahan tertentu tidak berubah dengan adanya volume kegiatan, sedangkan biaya variabel adalah biaya yang berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Biaya semivariabel adalah biaya yang mengandung unsur tetap dan variabel, yang tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Jika perusahaan menggunakan variable costing di dalam akuntansi biaya produksinya, biaya produksi dan biaya non produksi perlu dipisahkan menurut perilakunya dalam hubungan dengan perubahan volume kegiatan. Dalam buku besar perlu pula disediakan rekening-rekening kontrol untuk menampung dan memisahkan biaya tetap dan biaya variabel. Oleh karena itu jika metode variable costing di terapkan dalam akuntansi biaya, dalam buku besar perlu di sediakan rekening-rekening kontrol berikut ini(mulyadi, 2007). a. Biaya bahan baku Biaya bahan baku merupakan bahan yang membentuk bagian menyeluruh produk jadi, nilainya relatif besar dan umumnya sifat baku masih melekat pada produk yang dihasilkanya. a. Biaya Tenaga Kerja Langsung. Biaya tenaga kerja langsung adalah upah tenaga yang mengerjakan proses produksi secara langsung, pemasaran, dan administrasi umum. b. Biaya Overhead Pabrik Biaya overhead pabrik adalah biaya yang totalnya mengalami perubahan secara proporsional sesuai dengan volume produksi. c. Biaya Pemasaran Variabel

25 Biaya pemasaran yang jumlah totalnya berubah seacara proporsional dengan perubahan kegiatan atau volume pemasaran. d. Baiaya Administrasi dan Umum Variabel Biaya administrasi dan umum adalah biaya totalnya mengalami perubahan secara proporsional sesuai dengan volume produksi. e. Biaya Overhead pabrik tetap Biaya overhead pabrik tetap adalah biaya yang dalam kapasitasnya relevan, totalnya tetap konstan meskipun volume produksi berubah-ubah. f. Biaya Pemasaran Tetap. Biaya pemasaran tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tidak berubah (konstan) dengan adanya perubahan kegiatan atau volume pemasaran sampai dengan tingkatan kapasitas tertentu. g. Biaya Administrasi dan Umum tetap Biaya administrasi umum tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tidak berubah dengan adanya perubahan kegiatan atau volume produksi sampai dengan kegiatan kapasitas tertentu. 2.7.1 Manfaat Metode Variable Costing Manfaat penerapan penerapan metode variable costing dalam perhitungan harga pokok produksi semuanya berhubungan dengan kebutuhan manajemen untuk memperoleh informasi yang berorientasi pada pengendalian keputusan jangka pendek. Menurut Mulyadi (2007) dengan menyajikan informasi biaya yang dikelompokan sesuai dengan tingkah lakunya dalam hubunganya dengan

26 perubahan kegiatan perusahaan, laporan keuangan yang disusun berdasarkan metode variable costing bermanfaat untuk : (1) Perencanaan laba (2) Pengendalian biaya (3) Pembuatan keputusan 1. Manfaat informasi variable costing dalam perencanaan laba jangka pendek Penentuan harga pokok variable costing dapat bermanfaat untuk perencanaan laba jangka pendek. Dengan dipisahkannya semua elemen biaya produksi ke dalam biaya tetap dan biaya variabel, maka hal ini memungkinkan untuk menganalisa hubungan antara biaya, volume dan laba. Berdasarkan informasi variable costing ini semua masalah perencanaan laba dapat dengan mudah di selesaikan. 2. Penentuan harga pokok varaible costing dalam pengendalian biaya Penentuan harga pokok variable costing dapat dipakai sebagai alat untuk pengendalian biaya. Variable costing cenderung untuk mengawasi periode Cost dengan cara yang lebih baik. Period Cost terdiri dari biaya-biaya yang dianggarkan terlebih dahulu, seperti biaya advertensi, riset dan pengembangan oleh aren itu dapat diawasi oleh menejemen. 3. Manfaat informasi Variable costing dalam pengambilan keputusan Penentuan harga pokok variable costing dapat bermanfaat dalam menyikapi data untuk pengambilan keputusan jangka pendek. Biaya tetap dalam jangka pendek totalnya akan konstan sedangkan biaya variabel

27 akan berubah sebanding dengan perubahan volume produksi. Oleh keran itu akan berpengaruh dalam pengambilan keputusan. 2.7.2 KELEMAHAN METODE VARIABLE COSTING Di samping manfaat yang di peroleh dari penggunaan harga pokok variabel yang diuraikan Dwimuka terdapat juga kelemahan dari harga pokok variabel yaitu sebagai berikut (Mulyadi, 2007): 1. Kesulitan dalam menggolongkan biaya biaya ke dalam biaya tetap dan variabel secara tepat, karena jarang sekali suatu biaya benar- benar variabel atau benar-benar tetap. 2. Penentuan harga pokok variable costing terutama ditunjukan untuk kepentingan internal manajemen dalam jangka pendek, sedangkan untuk kepentingan eksternal diperlukan penyesuaian ke dalam harga pokok penuh. 3. Tidak diperhitungkan biaya overhead pabrik tetap dalam harga pokok produk persediaan akan mengakibatkan nilai persediaan lebih rendah, sehingga akan mengurangi modal kerja yang dilaporkan untuk tujuantujuan analisa keuangan.