BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA 1

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. setiap orang. Bukan hanya kaum wanita, tapi kaum pria juga membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan menjaga penampilan atau grooming adalah hal yang mutlak harus

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. serasi. (Kamus Besar Bahasa Indonesia,2008, p.37) ditinggalkan baik oleh wanita maupun pria. Wanita maupun pria di

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. serta berpenampilan menarik dilakukan oleh kaum pria.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. I. A Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keindahan rambut, estetika wajah, perawatan kuku, waxing, dan lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. Adanya kebutuhan hidup inilah yang mendorong manusia untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN. merilekskan pikiran dan tubuh dari kesibukan mereka sehari-hari seperti tempat

BAB I PENDAHULUAN. salah satu negara dengan penduduk yang padat. Jumlah keseluruhan penduduk

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perancangan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kehamilan merupakan sebuah momen yang sangat dinanti-nantikan

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Kopi di Indonesia memiliki sejarah panjang dan memiliki peranan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Maraknya pertumbuhan sarana Sports Club atau sarana olahraga di kota kota besar,tidak

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ABSTRAKSI. Keyword: Gallery, Wedding, Mars and Venus

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya negara Indonesia ini, tuntutan untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. I. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB II LANDASAN TEORI. (1994) sebagai orang yang memiliki uang untuk dibelanjakan dan tinggal di kota

BAB 1 PENDAHULUAN. berdirinya beberapa salon terkemuka di Indonesia. Tak jarang para investor asing

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu yang dikeluarkan oleh negara serta mencatat pengeluaran negara secara detail. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. kesulitan dalam menggunakan panca indera, muncul berbagai penyakit yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bagian yang tidak dapat dilepas dari kaum wanita. Secara psikologis wanita memang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN

BAB II PEMROGRAMAN. Perkotaan di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perencanaan & Perancangan Interior Gallery Coffee & Café di Jakarta 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin maju, masyarakat


BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Judul Untuk lebih memahami pengertian dari judul diatas tersebut maka perlu diuraikan satu persatu terlebih dahulu

BAB I PENDAHULUAN. Tingginya tuntutan akan hidup sehat disaat sekarang ini, membuat banyak

BAB I PENDAHULUAN. konsumen itu untuk mempromosikan produk perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. fisik yang dilakukan diluar rumah termasuk kebiasaan mengikuti trend dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

leather, dll. Surakarta Makerspace ini nantinya dirancang dengan memadukan konsep arsitektur modern kontemporer.

Bab 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan ritel modern saat ini semakin pesat dan mulai

BAB 1 PENDAHULUAN. di perkotaan-perkotaan salah satunya adalah kota Yogyakarta. Ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. dengan scrub,facial,serta menggunakan lotion wajah hingga tubuh. Ada

Asrama Mahasiswa Institut Teknologi Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. I.1.1 Latar belakang proyek

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di Indonesia terutama Jawa Barat, banyak sekali kelompok pencinta alam

BAB V PENUTUP. 1. Variabel store exterior, general interior, dan interior display berpengaruh. pembelian pada Uda Espresso Cafe Payakumbuh.

BAB I PENDAHULUAN. dalam berbagai bidang, seperti dalam bidang ekonomi, sosial, budaya dan pariwisata.

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang Proyek

BAB I PENDAHULUAN. Gambar1.1 Kemacetan di Kota Surabaya Sumber: 25/4/

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Desain Interior Java Fitness Club dengan Konsep Modern Natural yang Maskulin dan Menyegarkan. I.

BAB 3 SRIWIJAYA ARCHAEOLOGY MUSEUM

BAB I PENDAHULUAN. UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG 2011 Page 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis jasa banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, berkembang

BAB I PENDAHULUAN. kembalinya tren rambut era Elvis Presley alias klimis alias gaya pomade,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia pada jaman modern seperti pada saat ini seringkali merasa

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan permainan berbasis online atau sering di sebut dengan Game Net. Game

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Rumusan Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan Interior

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada saat ini olahraga merupakan salah satu aktivitas yang mulai dipilih

BAB I PENDAHULUAN. bagian yang tidak lepas dari kaum wanita. Secara psikologis wanita memang

ABSTRAK. Kata kunci: komunitas, motivasi, Nike Running, olahraga lari

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. makanannya, dan kawasan perbelanjaannya. Kota Bandung berkembang dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Pusat Perawatan Hewan Peliharaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perancangan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I RINGKASAN EKSEKUTIF

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Setijowati, dalam artikel yang berjudul Sastra dan Budaya Urban dalam Kajian Lintas Media mengatakan bahwa, Pada zaman modern ini gaya hidup didalam masyarakat bertumbuh dengan pesat. Berbagai cara dilakukan oleh masyarakat agar dapat mengikuti pertumbuhan dan perkembangan gaya hidup secara global. Kaum wanita maupun pria keduanya memiliki kemauan untuk dapat mengikuti perkembangan zaman dengan cara mengikuti tren gaya hidup. Berawal dari Tren Urban Lifestyle dimana tradisi gaya hidup masyarakat indonesia mulai meniru dan mencontoh gaya hidup dari budaya barat. Dari cara berpakaian, penampilan, dan kegemaran masyarakat indonesia baik itu pria maupun wanita di kawasan perkotaan (urban). Hal ini diperkuat dalam artikel Selasar Gaya Hidup, bahwa salah satu tren urban lifestyle yang sudah berkembang dan terlihat dibeberapa kota besar adalah tren pria metroseksual. Dimana pria pada zaman modern ini memiliki sifat yang disebut women-oriented men, yang berarti pria memiliki kebiasaan untuk merawat diri secara fisik untuk kepentingan gaya hidupnya. Perkembangan gaya hidup pria metroseksual telah terjadi di kota-kota besar di Indonesia, seperti kota Surabaya, Bandung, Semarang, Medan, dan Jakarta. Hal ini dibuktikan dari data tabel prosentase penjualan dan penggunaan produk perawatan khusus pria sebagai berikut. UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA 1

Tabel 1.1. : Prosentase Penjualan dan Penggunaan Produk Pria di kota-kota Besar. (Sumber : marketing.co.id, Hellen, 2011). No Kota Prosentase Penjualan Produk Waktu Pria 1 Surabaya 66% / Bulan 2 Bandung 63% / Bulan 3 Semarang 63% / Bulan 4 Medan 59% / Bulan 5 Jakarta 55% / Bulan Data tersebut diambil dari artikel online Marketing.co.id menyatakan bahwa kota Bandung memiliki potensi adanya perkembangan dan pertumbuhan gaya hidup pria metroseksual dengan menempati posisi ke dua. Selain itu menurut tokoh metroseksual di Indonesia yaitu Ferry Salim yang dikutip dalam artikel Olahraga menunjang Penampilan Metroseksual mengatakan bahwa gaya hidup Metroseksual dengan pola hidup sehat sangatlah berhubungan erat. Sehingga seorang metrosexual itu harus memiliki penampilan yang baik dan menarik. Sehingga tidak hanya cara berpakaian yang menjadi perhatian akan tetapi pola hidup sehat dan bentuk tubuh menjadi perhatian utama bagi kaum metroseksual. Akan tetapi berdasarkan kutipan pada artikel Olahraga Menunjang Penampilan Metroseksual oleh artis metroseksual Indonesia yaitu Ferry Salim, yang mengatakan bahwa gaya hidup pria metroseksual memiliki kegemaran untuk merawat diri, akan tetapi pria masih memiliki ego untuk berbagi tempat dengan kaum wanita. Dengan latar belakang permasalah yang dijumpai maka berkembangnya gaya hidup Pria Metroseksual di kota Bandung Sebaiknya mendapatkan penanganan dengan adanya sebuat tempat yang bersifat Onestop space yang mampu memfasilitasi kegemaran pria dalam merawat UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA 2

bentuk tubuh dan juga kegemaran dalam merawat dan memperindah diri mereka. Dengan fakta-fakta diatas maka permasalahan yang dihadapi oleh indonesia, khususnya kota-kota besar adalah tidak adanya tempat yang mampu memfasilitasi kebutuhan kaum pria pada zaman modern saat ini. Padahal jika dilihat fakta meningkatnya peminat produk perawatan pria dan meningkatnya gaya hidup masyarakat pria metroseksual, Indonesia tertutama pada beberapa kota besar memiliki potensi untuk mengembangkan sebuah tempat usaha yang mampu memberikan fasilitas kebutuhan pria metroseksual saat ini. 1.2. Identifikasi Masalah Berdasarkan fakta perkembangan gaya hidup pria metroseksual maka perlu adanya tempat yang dapat memfasilitasi kegemaran kaum pria modern yaitu dalam merawat bentuk tubuh dan juga kegemaran dalam merawat dan memperindah diri mereka secara one-stop space. Permasalahan yang melatar belakangi gedung one-stop untuk kebutuhan dan kegemaran pria dalam merawat dan memperindah tubuh karena berdasarkan pernyataan dari tokoh pria metroseksual Indonesia yang menyatakan bahwa pria sendiri masih memiliki ego untuk berbagi tempat perawatan dengan kaum wanita. Selain itu pria lebih nyaman apabila dapat merawat dirinya dirumah. Dengan begitu maka permasalahan dari perancangan proyek Men s Fitness and Grooming Care ini adalah mampu menjadi gedung yang dapat menyediakan berbagai fasilitas perawatan tubuh secara lengkap sesuai dengan tren yang sudah ada akan tetapi dirancang dengan konsep interior ruangan yang nyaman bagi user. 1.3. Ide Gagasan Perencanaan gedung Men s Fitness and Grooming Care didasarkan pada kebutuhan pertumbuhan pria metroseksual pada saat ini yaitu memiliki fasilitas perawatan kesehatan dan kebugaraan tubuh dan perawatan UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA 3

grooming. Berdasarkan fakta dari artis metroseksual Indonesia bahwa pria metroseksual memiliki ego untuk berbagi tempat dengan kaum wanita maka perancangan gedung ini akan dikhususkan digunakan oleh pria, oleh karena itu desain yang akan diterapkan dalam interior ruangan adalah membuat kaum pria terlihat maskulin dan dapat terlayani selayaknya seorang raja. Area Fitness dan Grooming akan didesain secara maskulin dengan mengidentifikasi sifat dari target user yaitu pria metroseksual yang memiliki sifat feminim namun ingin terlihat maskulin. Hal ini berdasarkan pada fakta meneurut Ferry Salim sebagai artis metroseksual Indonesia yang mengatakan bahwa pria yang gemar dalam merawat dirinya kesalon atau merawat bentuk tubuh mereka adalah pria centil, akan tetapi dengan adanya Perancangan Gedung Men s Fitness and Grooming Care ini dirasa mampu merubah pandangan bahwa tren pria metroseksual adalah pria centil melainkan pria yang maskulin. Ruangan akan didesain dengan konsep nyaman sehingga user tidak merasa enggan untuk berlama-lama dan rileks didalam bangunan. Seiring berjalannya waktu, manusia tidak dapat lepas dari Teknologi, terlebih khusus penggunaan media sosial. Berdasarkan survey dari smartinsights, 30% dari total populasi di Indonesia adalah pengguna sosial media, sehingga dapat dikatakan bahwa masyarakat tidak dapat lepas dari penggunaan Sosial media dalam kehidupan sehari-hari. UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA 4

Tabel 1.2. : Tabel Jumlah Postingan Instagram Untuk Aktivitas Fitness dan Barbershop. (Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2016). No Hashtag Jumlah Followers 1 Fitness Motivation 12.808.853 2 Fitness Model 16.401.693 3 Fitness Life 2.414.728 4 Fitness Men 78.124 5 Barbershop Connect 3.771.230 6 Barberhsop Life 25.388 7 Barbershop Indonesia 40.682 Dengan begitu tren narcisme masyarakat terhadap aktivitas fitness dan memamerkan bentuk tubuh mereka di dunia sosial media cukup tinggi. Fakta tersebut akan dimanfaatkan sebagai strategi pemasaran sebagai sarana promosi gedung. Konsep Perancangan desain yang akan diterapkan pada Gedung Men s Fitness and Grooming Care adalah Masculine Hegemonic. Konsep ini mengambil dari kutipan buku Trigani yaitu Hegemonic Masculinity yang bercerita mengenai peningkatan status pria diawal tahun 1980 yang menganggap pria lebih berkuasa dibandingkan dengan wanita. Sehingga konsep ini akan bercerita didalam interior ruangan bahwa derajat dari pria khususnya pria metroseksual memiliki derajat kelas sosial yang tinggi dan akan terlayani selayaknya seorang bangsawan, raja, dan pemimpin sebagai arti dari kata Hegemonic. Kata Masculine masuk kedalam perancangan konsep karena merupakan visi dari perancangan yaitu ingin mengubah image pria metroseksual adalah pria feminim. UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA 5

1.4. Rumusan Masalah 1. Bagaimana perancangan Interior Gedung Men s Fitness and Grooming Care dengan konsep Masculine Hegemonic? 2. Bagaimana perancangan Interior Gedung Men s Fitness and Grooming Care menjadi interior yang memfasilitasi kebiasaan fotogenic terhadap aktifitas user pada saat fitness maupun grooming? 3. Bagaimana perancangan solusi desain terhadap efek penggunaan skylight pada Interior Gedung Men s Fitness and Grooming Care. 1.5.Tujuan Perancangan 1. Merancang Interior Gedung Men s Fitness and Grooming Care dengan konsep Masculine Hegemonic. 2. Merancang Interior Gedung Men s Fitness and Grooming Care menjadi interior yang fotogenic terhadap aktivitas user pada saat fitness maupun grooming. 3. Merancang solusi desain terhadap efek penggunaan skylight pada Interior Gedung Men s Fitness and Grooming Care. 1.6.Manfaat Perancangan. 1. Bagi Pengunjung, menjadikan sebuah gedung Men s Fitness and Grooming Care yang dapat menampung kebutuhan perawatan masyarakat modern khususnya pada tren pria metroseksual. 2. Bagi Kota Bandung, diharapkan menjadi sarana penunjang pemerintah Bandung untung mempromosikan kota Bandung sebagai kota yang memiliki potensi berkembangnya masyarakat modern yang memperhatikan gaya hidup. 3. Bagi Universitas, menjadi studi banding sebuah objek perancangan mendesain sebuah gedung Men s Fitness and Grooming Care. 4. Bagi Penulis, menjadi sebuah objek perancangan yang mampu meningkatkan eksplorasi dalam mendesain sebuah gedung Men s Fitness and Grooming Care. UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA 6

1.7. Ruang Lingkup Perancangan. Ruang lingkup perancangan terbatas pada gedung yang dapat memfasilitasi pertumbuhan kebutuhan pria metroseksual sebagai tren gaya hidup pria yang sedang berkembang pada zaman modern saat ini. Perkembangan kebutuhan pria metroseksual saat ini yaitu pada perawatan kesehatan dan kebugaraan tubuh, perawatan grooming pada kepala (Potong rambut, Shaving, dan perawatan bulu), dan penjualan produk perawatan pada pria. Perancangan Gedung Men s Fitness and Grooming Care lebih mengutamakan fungsi space sebagai area fitness karena area fitness memiliki beberapa fungsi yang cukup kompleks dan membutuhkan besaran ruang yang cukup luas. Berikut adalah beberapa fasilitas didalam area fitness : 1. Gym center Menyediakan beberapa fasilitas perangkat alat gym sebagai fasilitas yang akan digunakan untuk user dan disediakan sesuai dengan standart peralatan yang umumnya tempat gym miliki. 2. Cafe Sebagai fasilitas pendukung aktivitas fitness untuk user secara umum, karena berdasarkan survey user yang sedang fitness sering memesan minuman sejenis kopi yang dipercaya dapat meningkatkan stamina dan memacu detak jantung. Fasilitas Cafe ini bertujuan sebagai area tunggu untuk para pelanggan maupun kerabat pelanggan yang sedang menunggu. Selain itu didalam Cafe juga menyediakan fasilitas Cathering Diet yang merupakan fasilitas penunjang untuk kesehatan target user yang sedang menjalankan program diet. Fasilitas dilengkapi dengan cafe, meja island, kursi bar, dan set meja makan. 3. Suplement Store Sebagai fasilitas pendukung yang menyediakan penjualan suplemen untuk meningkatkan produktifitas pertumbuhan otot, kesehatan, dan stamina untuk user. UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA 7

4. Body Shop Sebagai fasilitas pendukung dari tren gaya hidup sehat oleh pria metroseksual yang gemar dalam merawat kesehatan dan kebugaran tubuh. Hal ini sesuai dengan fakta bahwa pria pada saat ini lebih gemar berbelanja kebutuhan perawatan tubuh. Selain adanya perancangan fasilitas area fitness gedung Men s Fitness and Grooming Care juga menyediakan fasilitas perawatan untuk Grooming atau perawatan rambut dan wajah untuk pria. Berikut adalah fasilitas di dalam area Grooming Care : 1. Barbershop Menyediakan fasilitas perawatan rambut berbasis khusus pria. Berdasarkan fakta diatas bahwa Barbershop dinilai sebagai tempat yang layak untuk pria grooming atau memanjakan diri. Oleh karena itu fasilitas di dalam Barbershop sendiri tidaklah hanya mencukur rambut melainkan ada perawatan shaving (perawatan kumis atau janggut), Creambath, Massage dan Waxing. 2. Pomade Shop Menyediakan fasilitas pendukung untuk Barbershop yaitu selain user mendapat perawatan penampilan rambut, user juga mendapatkan fasilitas dimana mereka mampu untuk membeli kebutuhan perawatan rambut mereka. Gedung Men s Fitness and Grooming Care juga dirancang dengan fasilitas tambahan untuk menunjang tingkat kenyamanan user didalam gedung baik itu yang sedang berkepentingan ataupun sedang ikut mendapingi user lainnya. Berikut adalah fasilitas tambahan dari perancangan Gedung Men s Fitness and Grooming Care : 1. Cafe Sebagai fasilitas pendukung dari kebiasaan oleh pria metroseksual yaitu adalah nongkrong berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh jurnal Menjaga Pasar Pria Gaya oleh Ardita Mustofa adalah pria UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA 8

metroseksual lebih gemar menghabiskan uang untuk merawat diri (tubuh dan produk perawatan), berbelanja fashion, nongkrong, kemudian baru kepentingan otomotif dan gadget. 2. Lounge Area Fasilitas ini lebih ditujukan kepada kerabat user yang sedang menunggu user yang sedang menjalankan perawatan baik itu untuk fitness atau pun perawatan grooming. 3. Basement Sebagai fasilitas parkir transportasi untuk user yang sedang berkunjung ke gedung. 4. Toilet Sebagai fasilitas general untuk user yang berada didalam gedung Men s Fitness and Grooming Care. Gedung Men s Fitness and Grooming Care terletak di Jl. Riau No.90, Bandung. Jalan riau adalah meruapakan jalan kota wisata dengan konsep Lifestyle yaitu dengan adanya berbagai retail dan gedung fashion, pusat perawatan, dan Cafe yang berada di pusat kota Bandung, sehingga lokasi tersebut memiliki peluang untuk dirancang sebuah gedung Men s Fitness and Grooming Care karena selain dipusat kota lokasi ini berpotensi dikunjungi oleh masyarakat luar kota Bandung. 1.8. Sistematika Penulisan. Sistematika pembahasan dalam perancangan desain ini terbagi menjadi beberapa bab serta sub bab, dimana setiap bab disajikan dengan pembahasan yang berkaitan dengan obyek rancangan yang akan ditransformasi kedalam tugas akhir. Sistematika pembahasan yang digunakan adalah sebagai berikut : BAB I, Penulis memaparkan tentang Latar belakang yang terdiri atas Latar belakang masalah, identifikasi masalah, ide gagasan perancangan, rumusan masalah, tujuan perancangan, manfaat perancangan, ruang lingkup perancangan dan sistematika penulisan. UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA 9

BAB II, Penulis memaparkan mengenai studi literatur yang berkaitan dengan obyek rancangan Men s Fitness and Grooming Care terdiri dari pengertian pria metroseksual, kebutuhan standart dari area fitness, standart cafe dan cathering diet, standart pelayanan dan fasilitas Barbershop, standar dari pelayanan dan fasilitas cafe, hasil studi banding salah satu objek Fitness Center, Barbershop, dan Cafe. BAB III, Penulis memaparkan tentang Deskripsi Proyek dan Program Perancangan Men s Fitness and Grooming Care di kota Bandung yang terdiri dari deskripsi proyek, analisa site, implementasi konsep dan Programing. BAB IV, Penulis memaparkan tentang perancangan desain interior Men s Fitness and Grooming Care yang terdiri dari layout general, perancangan khusus, perancangan detail desain furnitur, perancangan detail desain interior, dan skema material dari perancangan interior Men s Fitness and Grooming Care. BAB V, Penulis memaparkan tentang kesimpulan dan saran dari hasil perancangan desain interior Men s Fitness and Grooming Care. UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA 10