TARI RONGGENG UJUNGAN DI SANGGAR SUNDA RANCAGE KECAMATAN CIGASONG KABUPATEN MAJALENGKA

dokumen-dokumen yang mirip
2016 PELESTARIAN TARI TRADISIONAL DI SANGGAR SUNDA RANCAGE KABUPATEN MAJALENGKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

2015 TARI MAKALANGAN DI SANGGAR SAKATA ANTAPANI BANDUNG

2015 TARI TUPPING DI DESA KURIPAN KECAMATAN PENENGAHAN KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

2015 TARI KREASI DOGDOG LOJOR DI SANGGAR MUTIARA PAWESTRI PELABUHAN RATU KABUPATEN SUKABUMI

TARI KREASI NANGGOK DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SUMATERA SELATAN

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diana Susi, 2013

2016 TARI JAIPONG ACAPPELLA KARYA GOND O D I KLINIK JAIPONG GOND O ART PROD UCTION

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nuarisa Agossa, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ARIF RAMDAN, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, kita ketahui terdapat beberapa jenis seni yang di

Munandar dalam Satriani (2011, hlm. 2) bahwa Kreativitas merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Fanny Ayu Handayani, 2013

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

2015 PEMBELAJARAN TARI KREASI UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR PADA SISWA KELAS VIII DI SMPN 45 BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Jawa Barat yang lebih sering disebut sebagai Tatar Sunda dikenal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

TARI RAHWANA GANDRUNG DI SANGGAR NYIMAS SEKAR PUJI ASMARA DESA CANGKOL KOTA CIREBON

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian adalah ciptaan dari segala pikiran dan perilaku manusia yang

2015 KREASI TARI RONGGENG LENCO DI DESA CURUG RENDENG KECAMATAN JALAN CAGAK KABUPATEN SUBANG JAWA BARAT

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

TAYUB NINTHING: TARI KREASI BARU YANG BERSUMBER PADA KESENIAN TAYUB

ARTIKEL TENTANG SENI TARI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prima Suci Lestari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. bahasa dan sastra Indonesia. Materi pembelajaran drama yang diajarkan di tingkat

BAB I PENDAHULUAN. (kurang lebih ) yang ditandai dengan adanya beberapa situs-situs

pergelaran wayang golek. Dalam setiap pergelaran wayang golek, Gending Karatagan berfungsi sebagai tanda dimulainya pergelaran.

2015 PERTUNJUKAN KESENIAN EBEG GRUP MUNCUL JAYA PADA ACARA KHITANAN DI KABUPATEN PANGANDARAN

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berliyana Agustine, 2014 Transmisi kesenian sintren di sanggar sekar pandan keraton kacirebonan

2015 MUSIK IRINGAN TARI TEPULOUT DISANGGAR SENI KITE SUNGAILIAT KABUPATEN BANGKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Helda Rakhmasari Hadie, 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Prastyca Ries Navy Triesnawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB II LANDASAN TEORI. Peneliti mengambil penelitian dengan judul Resepsi mahasiswa Jurusan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Hilda Maulany, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Lilis Melani, 2014 Kajian etnokoreologi Tari arjuna sasrabahu vs somantri di stsi bandung

BAB I PENDAHULUAN. Cirebon adalah salah satu daerah yang terletak di ujung timur Provinsi Jawa

BAB I PENDAHULUAN A. LATARBELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Seni Dzikir Saman Di Desa Ciandur Kecamatan Saketi Kabupaten Pandeglang Banten

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah , 2014 Pembelajaran Rampak Bedug Pada Ekstrakurikuler Di SDN Cilegon-2 Kecamatan Jombang Banten

2016 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI PEMBELAJARAN TARI KREASI BALI

BENTUK PENYAJIAN TARI RAMPHAK DI SANGGAR RAMPOE BANDA ACEH ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian ronggeng gunung merupakan kesenian tradisional masyarakat

2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Widdy Kusdinasary, 2013

2017 TARI SAMBUT SEPINTU SEDULANGDI SANGGAR PESONA WANGKA KOTA SUNGAI LIAT KABUPATEN BANGKA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan seni di sekolah dalam kurikulum pendidikan terdapat dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Penelitian ini mengambil judul Perancangan Buku Referensi Karakteristik

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pertunjukan drama merupakan sebuah kerja kolektif. Sebagai kerja seni

2015 KESENIAN MACAPAT GRUP BUD I UTOMO PAD A ACARA SYUKURAN KELAHIRAN BAYI D I KUJANGSARI KOTA BANJAR

BAB V PENUTUP. perkawinan Masyarakat Arab di Kota Medan kesimpulan sebagai berikut. a. Upacara Pernikahan Masyarakat Arab di Medan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yulia Afrianti, 2014

3. Karakteristik tari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Azzela Mega Saputri, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Unggun Oktafitri Pratama, 2013

2015 KAULINAN BUDAK SEBAGAI BAHAN AJAR UNTUK MENSTIMULUS MINAT TARI SISWA DI SD LABSCHOOL UPI BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Menurut sejarah, sesudah Kerajaan Pajajaran pecah, mahkota birokrasi

Program Studi Pendidikan Seni Drama Tari dan Musik, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Syiah Kuala *

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rina Arifa, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nova Silvia, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Persoalan lemahnya kreativitas siswa dalam proses pembelajaran Seni Tari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA DAN PRAKARYA SEKOLAH DASAR KELAS I - VI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Hal ini sudah mulai terlihat dari alunan musikalnya yang unik, dengan

I. PENDAHULUAN. Tari adalah gerak-gerak dari seluruh bagian tubuh manusia yang disusun selaras

PENERAPAN TARI RANTAK PADA PEMEBELAJARAN SENI TARI SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KERJASAMA SISWA DI SMPN 9 BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Destri Srimulyan, 2013

2014 PEMBELAJARAN TARI YUYU KANGKANG DALAM PROGRAM LIFE SKILL DI SMK KESENIAN PUTERA NUSANTARA MAJALENGKA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. cerdas, sehat, disiplin, dan betanggung jawab, berketrampilan serta. menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi misi dan visi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. memiliki warisan budaya yang beranekaragam. Keanekarangaman warisan

BAB I PENDAHULUAN. menarik. Dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan keindahan, manusia

2015 GARAPAN PENYAJIAN UPACARA SIRAMAN CALON PENGANTIN ADAT SUNDA GRUP SWARI LAKSMI KABUPATEN BANDUNG

SILABUS PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. Kemasan Sisingaan Pada Grup Setia Wargi Muda Kabupaten Subang Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN LatarBelakang Eko Juliana Susanto, 2015

I PENDAHULUAN. Manusia dan kebudayaan adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Keberadaan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu dari sekian banyaknya kesenian di Pulau Jawa adalah kesenian wayang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Reggi Juliana Nandita, 2015

BAB I PENDAHULUAN. berkunjung dan menikmati keindahan yang ada di Indonesia khususnya dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Asti Purnamasari, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2015 PERKEMBANGAN SENI PERTUNJUKAN LONGSER DI KABUPATEN BANDUNG TAHUN

yang ada kearah yang lebih cantik dan sempurna.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia tidak bisa terlepas dari hidup bermasyarakat karena, hanya

2016 PROSES PEMBELAJARAN RAMPAK KENDANG DI SANGGAR SENI KUTALARAS CIRANJANG-CIANJUR

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sebagai wilayah yang dilalui oleh dua kebudayaan besar yaitu Sunda & Jawa, Kabupaten Majalengka memiliki keragaman seni budaya.ada beberapa seni pertunjukan di Majalengka yang memiliki kesamaan dengan daerah lain contohnya saja Sintren, Reog, Kuda Renggong, Sandiwara Sunda, Wayang Golek, Degung, dan lain sebagainya. Majalengka juga memiliki tari topeng sebagaimana yang ada di daerah Cirebon yang diberi nama Topeng Beber dan berkembang di desa Randegan Kecamatan Jatitujuh. Induk Tari Topeng Beber memang dari Tari Topeng Cirebon, hanya saja mengalami sedikit perubahan dalam segi gerak dan busana agar memiliki ciri khas dan berbeda dengan induknya.maka dari sekian banyak seni pertunjukan yang ada, Majalengka memiliki kesenian tari Ronggeng Ujungan sebagai salah satu kekayaan seni tradisional yang hidup dan berkembang di daerah Majalengka tersebut. Tari Ronggeng Ujungan merupakan salah satu hasil kreasi dan inovasi di sanggar Padepokan Seni Sunda Rancage atau Sanggar Sunda Rancage yang mulai aktif sejak tahun 2001 dan dipimpin oleh Aceng Hidayat, S. Pd. Murid yang belajar di sanggar ini mulai dari anak kecil hingga dewasa. Materi yang diberikan di sanggar ini tidak hanya tari tapi juga musik, baik musik tradisi maupun kolaborasi. Untuk materi tarinya pun sama, ada tari tradisi dan ada pula tari kreasi. Beragam kegiatan telah diikuti oleh Sanggar Sunda Rancage, di antaranya penyambutan tamu dinas maupun non dinas, mengisi acara yang diselenggarakan oleh dinas maupun umum dan mengikuti perlombaan yang telah banyak menghasilkan prestasi. Salah satu karya yang paling membanggakan adalah Sanggar Sunda Rancage pada tanggal 7 Juni 2015 telah memecahkan rekor dunia dari Museum Rekor Indonesia sebagai penari Kedempling terbanyak.

2 Tari Ronggeng Ujungan sangat erat kaitannya dengan seni pertunjukan Sampyong, yaitu seni pertunjukan yang merupakan sebuah penyederhanaan dari permainan Ujungan.Di mana permainan Ujungan sendiri adalah sebuah permainan anak-anak gembala yang ada di Desa Cibodas, sebuah desa di Majalengka bagian selatan. Tari Ronggeng Ujungan diciptakan oleh Neneng Ayu Asmiati yang merupakan istri dari Aceng Hidayat, S. Pd. Merujuk pada kata ronggeng, maka tarian ini dibawakan oleh penari atau murid perempuan saja. Bentuk tariannya menggabungkan antara gerak tari kreasi dan beberapa gerak yang ada dalam Sampyong.Tari Ronggeng Ujungan ini merupakan salah satu bentuk apresiasi terhadap kesenian Sampyong yang kini tidak hanya dilakukan oleh laki-laki saja tapi juga dilakukan oleh perempuan.koreografer ingin mengangkat citra perempuan dalam kesenian Sampyong baik sebagai pemain maupun sebagai penghibur. Meskipun tercipta belum lama, karena tarian ini baru diciptakan sekitar tahun 2013 namun sudah dipentaskan di beberapa event.ini dikarenakan Sanggar Sunda Rancage sering diutus oleh Dinas Pemuda dan Olahraga serta Kebudayaan dan Pariwisata (DISPORABUDPAR) Kabupaten Majalengka sebagai perwakilan di event baik yang berskala kecil maupun berskala besar.prestasi yang telah diciptakan melalui tari Ronggeng Ujungan ini salah satunya sebagai juara 1 Pentas Seni Budaya Daerah dalam Rangka Penyelenggaraan Kegiatan Komsos Kreatif di Korem 063/SGJ TA Cirebon, 4 Desember 2014. Sebagai salah satu bentuk seni pertunjukan, sudah barang tentu Ronggeng Ujungan diciptakan melalui proses yang dinamis dari penciptanya. Proses itu sendiri bisa memakan waktu, ruang dan pemikiran yang didasari dari mulai ide awal atau gagasan atau bisa juga disebut dengan konsep garap sampai terwujudnya pertunjukan yang diharapkan oleh penciptanya tersebut. Bagian proses inilah yang sangat penting dalam pembuatan sebuah karya seni termasuk dalam hal ini seni pertunjukan Ronggeng Ujungan.

3 Berkaitan dengan suatu proses penciptaan karya seni, Sokrates, Plato, Aristoteles berpendapat bahwa seni selalu berkaitan dengan keindahan. Aristoteles dalam teori imitasinya mengatakan bahwa imitasi merupakan sumber kenikmatan yang tiada habisnya, biarpun obyek seninya terlihat sengsara namun kesengsaraan itu dapat dinikmati lewat perwujudan artistik (Nugroho 1987, hlm. 209-210 dalam Bastomi 1990, hlm. 16). Dalam seni tari prinsip imitasi dapat diterapkan melalui gerak-gerak binatang, tingkah laku manusia yang dipresentasikan dalam bentuk gerak.spontanitas seniman dalam mempresentasikan benda-benda alam tidak diwujudkan secara murni, melainkan diolah dan disempurnakan agar menjadi lebih baik dari pada alamnya. Namun teori imitasi ini ditolak oleh Roesseau.Baginya seni bukanlah deskripsi atau reproduksi dunia empiris, melainkan luapan emosi perasaan. Prinsip imitasi, prinsip memetis yang sudah berabad-abad umurnya itu tersisih oleh konsepsi baru yaitu teori ekspresi dengan cita-cita seni kreatif atau seni karakteristik (Bastomi 1990, hlm. 18) Berdasarkan teori-teori seni yang sudah ada, dapat disimpulkan bahwa sebuah karya seni tidak dapat terlepas dari proses penciptaannya dan penciptanya itu sendiri. Sama halnya dengan karya seni tari yang lain Ronggeng Ujungan juga menyajikan bentuk karya yang merupakan perwujudan susunan dari berbagai macam gerak. Gerak tari yang indah mebutuhkan proses pengolahan atau penggarapan terlebih dahulu, pengolahan unsur keindahannya bersifat stilatif yaitu gerak yang telah mengalami proses pengolahan (penghalusan) yang mengarah pada bentuk-bentuk yang indah, dan distortif yaitu pengolahan gerak melalui proses perombakan dari aslinya serta merupakan salah satu proses stilasi. Selain elemen gerak agar suatu pertunjukan tari lebih sempurna dalam penyajiannya, tentu dibutuhkan elemen-elemen lain yang berfungsi sebagai pendukung. Seperti yang dijelaskan oleh Soedarsono (1977, hlm. 42-58),

4 Bentuk penyajian tari adalah penyajian tari secara keseluruhan yang melibatkan elemen-elemen dalam komposisi tari. Adapun elemen-elemen tersebut terdiri dari: gerak tari, desain lantai, iringan musik, perlengkapan yang meliputi rias dan busana, tempat pertunjukan dan properti. Tata rias dan tata busana merupakan satu kesatuan yang sulit bahkan tidak dapat dipisahkan dari sutu garapan tari.seorang penata tari harus berpikir cermat tata rias dan tata busana yang tepat guna memperjelas dan sesuai dengan tema sehingga penonton dapat menikmati karya tari yang disajikan.desain dan pemilihan warna perlu dipertimbangkan dengan matang karena kostum dan rias sangat dibutuhkan untuk mempertegas peran yang dibawakan. Tata rias merupakan cara atau usaha seseorang untuk mempercantik diri khususnya pada bagian muka atau wajah, menghias diri dalam pergaulan. Tata rias pada seni pertunjukan diperlukan untuk menggambarkan/ menentukan watak di atas pentas. Tata rias adalah seni menggunakan bahanbahan kosmetika untuk mewujudkan wajah peranan dengan memberikan dandanan atau perubahan pada pemain di atas panggung/ pentas dengan suasana yang sesuai dan wajar (Harymawan 1993, hlm. 134) Tata busana tari atau kostum merupakan segala sandang dan perlengkapan (accessories) yang dikenakan penari di atas panggung mulai dari ujung kepala hingga ujung kaki. Sebagai suatu karya yang termasuk ke dalam tari kreasi tata rias dan tata busana Ronggeng Ujungan memiliki beberapa kesamaan dengan tari yang sudah ada sebelumnya, namun tentu saja tetap ada sesuatu yang menjadi ciri khasnya, dan mengingat usia keberadaannya yang terhitung baru, oleh karena itu dipandang perlu untuk melakukan kajian lebih lanjut mengenai asal-usul dan koreografi, tata rias serta tata busana Ronggeng Ujungan di Sanggar Sunda Rancage Kecamatan Cigasong Kabupaten Majalengka. Keberadaan tari Ronggeng Ujungan mendapat respon yang baik dari masyarakat.sangat disayangkan bahwa belum ada tulisan mengenai tari

5 ronggeng Ujungan.Padahal dalam tarian ini terdapat suatu kekayaan estetik yang layak diteliti jika melihat struktur penyajian dan background.terlebih lagi tujuan koreografer yang ingin mengangkat citra perempuan dalam kesenian Sampyong dan menginginkan agar kesenian Sampyong dan Ujungan tetap hidup di masyarakat.saying apabila tidak diangkat ke dalam suatu deskripsi sebagai bahan apresiasi dan pembelajaran khususnya jurusan tari dan seniman lainnya. Maka berdasar kepada permasalahan di atas, peneliti tertarik untuk membahas penelitian skripsi dengan judul: TARI RONGGENG UJUNGAN DI SANGGAR SUNDA RANCAGE KECAMATAN CIGASONG KABUPATEN. B. Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan permasalahan di atas, maka peneliti membuat rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana asal-usul Tari Ronggeng Ujungan di Sanggar Sunda Rancage Kecamatan Cigasong Kabupaten Majalengka? 2. Bagaimana koreografi, tata rias dan tata busana Tari Ronggeng Ujungan di Sanggar Sunda Rancage Kecamatan Cigasong Kabupaten Majalengka? C. Tujuan Penelitian Secara garis besar ada dua tujuan yang hendak dicapai melalui penelitian Tari Ronggeng Ujungan di Sanggar Sunda Rancage ini, yaitu tujuan umum dan khusus. 1. Tujuan Umum Penelitian Secara umum tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk menggali informasi mengenai Tari Ronggeng Ujungan sehingga bisa menambah pengetahuan bagi mahasiswa, pelaku seni maupun masyarakat umuk.selain itu, penelitian ini dapat digunakan

6 sebagai bahan apresiasi yang dapat menumbuhkan rasa bangga dan kecintaan terhadap seni budaya daerah. 2. Tujuan Khusus Penelitian Secara khusus tujuan yang hendak dicapai melalui penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Untuk mendeskripsikan asal-usul Tari Ronggeng Ujungan di Sanggar Sunda Rancage Kecamatan Cigasong Kabupaten Majalengka. b. Untuk mendeskripsikan koreografi, tata rias dan tata busana Tari Ronggeng Ujungan di Sanggar Sunda Rancage Kecamatan Cigasong Kabupaten Majalengka. D. Manfaat Signifikansi Penelitian 1. Manfaat dari Segi Teori a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan. b. Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat dalam memperluas pengetahuan di bidang seni tari. c. Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan peneliti-peneliti selanjutnya yang mempunyai objek penelitian yang sama. 2. Manfaat dari Segi Kebijakan a. Bagi Sanggar Sunda Rancage Penelitian ini diharapkan menambah ilmu pengetahuan bagi anggota sanngar dan bisa menaikkan kualitas dari Sanggar Sunda Rancage. b. Bagi Universitas Pendidikan Indonesia Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi ilmu pengetahuan dan pendidikan.dalam hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang berarti dan dapat menjadi referensi untuk penelitian selanjutnya. 3. Manfaat dari Segi Praktik a. Bagi Peneliti

7 Sebagai wahana untuk latihan dan studi banding antara teori yang sudah didapat di bangku kuliah dengan praktek yang sebenarnya diterapkan dalam dunia pendidikan, sehingga nantinya dapat dijadikan bekal dalam memasuki dunia kerja.selain itu dengan penelitian ini peneliti dapat menambah pengetahuan. b. Bagi Mahasiswa Penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh mahasiswa sebagai wahana penerapan ilmu pengetahuan yang diperoleh selama kuliah dan dapat memperbanyak ilmu pengetahuan yang didapat sehingga dapat menjadi bekal di masa depan. c. Bagi Masyarakat Hasil penelitian ini diharapkan bisa menambah perbendaharaan wawasan masyarakat terhadap kesenian yang ada di Majalengka.Selanjutnya tentu saja peneliti berharap masyarakat bisa bangga, mencintai, dan menjaga kesenian tradisional yang dimiliki daerahnya. E. Struktur Organisasi Skripsi HALAMAN JUDUL Judul di sini merupakan suatu topik yang digunakan penulis untuk mengembangkan maslah-masalah yang akan dikupas oleh peneliti. HALAMAN PENGESAHAN Dalam halaman pengesahan ini berisikan tanda tangan dosen pembimbing I, dosen pembimbing II dan ketua jurusan.di mana hal ini sangat penting dalam penulisan skripsi karena kelayakan sudah tidak diragukan lagi. HALAMAN PERNYATAAN Isi dalam lembar pernyataan ini yaitu menyatakan bahwa skripsi ini murni hasil pemikiran penulis. HALAMAN UCAPAN TERIMAKASIH

8 Dalam halaman ini berisikian ucapan terimakasih penulis kepada pihak-pihak yang terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan skripsi. ABSTRAK Abstrak untuk skripsi ini diuraikan secara singkat dan lengkap memuat beberapa hal mengenai judul, hekekat penelitian, metode teknik pengumpulan data yang digunakan, hasil penelitiaan dan kesimpulan. DAFTAR ISI Dalam daftar isi menguraikan tentang isi yang ada di dalam skripsi yang disusun oleh penulis. DAFTAR TABEL Isi dari daftar tabel merupakan berbagai analisis tentang maslah-masalah yang ada dalam skripsi dan memudahkan pembaca untuk mendeskripsikannya. DAFTAR GAMBAR Merupakan daftar gambar-gambar yang menjadi dokumentasi ketika penulis meneliti hasil penelitiannya. DAFTAR LAMPIRAN Merupakan daftar dokumen-dokumen lain yang belum disimpan di pembahasan masalah. BAB I PENDAHULUAN Dalam pendahuluan ini dijelaskan: A. Latar Belakang Penelitian B. Rumusan Masalah Penelitian C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Penelitian 2. Tujuan Khusus Penelitian D. Manfaat Penelitian E. Struktur Organisasi Skripsi BAB II KAJIAN PUSTAKA

9 Dalam kajian teori ini berisikan tentang teori-teori yang menjadi dasar pemikiran pennulis dalam penyusunan skripsi. A. Pada prinsipnya KAJIAN PUSTAKA berisikan hal-hal sebagai berikut. 1. Konsep-konsep, teori-teori, dalil-dalil, hukum-hukum, model-model dan rumus-rumus utama serta turunannya dalam bidang yang dikaji. 2. Peneliti terdahulu yang relevan dengan bidang yang diteliti, termasuk prosedur subjek dan temuannya. 3. Posisi yang teoritis peneliti yang berkenaan dengan masalah yang diteliti. B. Pemaparan Kajian Pustaka dalam Skripsi lebih bersifat deskriptif, berfokus pada topik dan lebih mengedepankan sumber rujukan yang terkini. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini mengungkapkan metode penelitian yang penulis gunakan ketika penulis melaksanakan penelitian. A. Desain Penelitian (memuat metode dan pendekatan penelitian secara jelas) B. Partisipan dan Tempat Penelitian C. Pengumpulan Data Instrumen Penelitian D. Prosedur Penelitian Memaparkan: 1. Secara kronologis langkah-langkah penelitian 2. Desain penelitian dioperasionalkan secara nyata 3. Skema atau alur penelitian dan unsure-unsurnya disampaikan secara rinci E. Analisis Data F. Isu Etik BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN

10 Isi yang terdapat pada bab ini yaitu hasil penelitian yang kebenaran sudah diketahui oleh peneliti yang dilakukan melalui teknik-teknik pengumpulan data. Alternatif 1 A. Temuan 1. 2. 3. B. Pembahasan 1. 2. 3. Alternatif 1. Temuan Pembahasan 2. Temuan Pembahasan 3. Temuan Pembahasan BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI Kalimat yang disampaikan diambil dari beberapa ide pemikiran yang ada di dalam skripsi penulis. A. Simpulan B. Implikasi dan rekomendasi 1. Bagi para pembuat kebijakan 2. Bagi para pengguna hasil penelitian 3. Bagi peneliti berikutnya 4. Bagi pemecahan masalah di lapangan atau follow-up dari hasil penelitian

11 DAFTAR PUSTAKA Berisi berbagai macam sumber teori yang menunjang kebenaran tentang masalah-masalah yang penulis angkat. LAMPIRAN-LAMPIRAN Berisi tentang dokumen tambahan yang ditambahkan ke dokumen utama.. RIWAYAT HIDUP PENELITI Berisi tentang biodata penulis secara lengkap agar pembaca dapat mengetahui berbagai macam hal yang tidak mereka ketahui.