KAJIAN EKSPERIMEN PADA HEAT PUMP MENGGUNAKANREFRIGERANT PROPANE Kusnandar, Sunanto, Hadi Tardi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Definisi Pengkondisian Udara

BAB II DASAR TEORI. Tabel 2.1 Daya tumbuh benih kedelai dengan kadar air dan temperatur yang berbeda

PENGARUH MEDIA PENDINGIN AIR PADA KONDENSOR TERHADAP KEMAMPUAN KERJA MESIN PENDINGIN

Gambar 2.21 Ducting AC Sumber : Anonymous 2 : 2013

BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENDINGINAN KOMPRESI UAP

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengertian Sistem Heat pump

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Rangkaian Alat Uji Dan Cara Kerja Sistem Refrigerasi Tanpa CES (Full Sistem) Heri Kiswanto / Page 39

PERBANDINGAN UNJUK KERJA FREON R-12 DAN R-134a TERHADAP VARIASI BEBAN PENDINGIN PADA SISTEM REFRIGERATOR 75 W

ANALISIS BEBAN PENDINGINAN DAN KALOR UNIT PENGKONDISIAN UDARA DAIHATSU XENIA

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISA PERFORMANSI HEAT PUMP MENGGUNAKAN COUNTER FLOW HEAT EXCHANGERS

BAB II DASAR TEORI Prinsip Kerja Mesin Refrigerasi Kompresi Uap

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

Studi Eksperimen Pemanfaatan Panas Buang Kondensor untuk Pemanas Air

Laporan Tugas Akhir 2012 BAB II DASAR TEORI

BAB II. Prinsip Kerja Mesin Pendingin

PENGARUH STUDI EKSPERIMEN PEMANFAATAN PANAS BUANG KONDENSOR UNTUK PEMANAS AIR

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Blood Bank Cabinet

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Cooling Tunnel

Maka persamaan energi,

BAB II TEORI DASAR. 2.1 Pengertian Sistem Tata Udara

BAB II LANDASAN TEORI. Refrigerasi merupakan suatu media pendingin yang dapat berfungsi untuk

BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI

Analisa Performansi Sistem Pendingin Ruangan dan Efisiensi Energi Listrik padasistem Water Chiller dengan Penerapan Metode Cooled Energy Storage

LAPORAN AKHIR FISIKA ENERGI II PEMANFAATAN ENERGI PANAS TERBUANG PADA MESIN AC NPM : NPM :

PERANCANGAN SISTEM PENDINGIN UNTUK PEMBEKUAN IKAN PADA KONTAINER KAPASITAS 8 TON

KAJI EKSPERIMENTAL KARAKTERISTIK PIPA KAPILER DAN KATUP EKSPANSI TERMOSTATIK PADA SISTEM PENDINGIN WATER-CHILLER

ANALISA AUDIT KONSUMSI ENERGI SISTEM HVAC (HEATING, VENTILASI, AIR CONDITIONING) DI TERMINAL 1A, 1B, DAN 1C BANDARA SOEKARNO-HATTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Kajian Eksperimen Heat Exchahger Pada Heat Pump Menggunakan Refrijeran Hidrokarbon

BAB II DASAR TEORI. Laporan Tugas Akhir. Gambar 2.1 Schematic Dispenser Air Minum pada Umumnya

BAB II LANDASAN TEORI

Penggunaan Refrigeran R22 dan R134a pada Mesin Pendingin. Galuh Renggani Wilis, ST.,MT

MULTIREFRIGERASI SISTEM. Oleh: Ega T. Berman, S.Pd., M,Eng

BAB II LANDASAN TEORI. tropis dengan kondisi temperatur udara yang relatif tinggi/panas.

BAB II DASAR TEORI. BAB II Dasar Teori

Termodinamika II FST USD Jogja. TERMODINAMIKA II Semester Genap TA 2007/2008

BAB II DASAR TEORI. perpindahan kalor dari produk ke material tersebut.

SILABUS MATA KULIAH D4 REFRIGERASI DASAR KURIKULUM 2011 tahun ajaran 2010/2011. Materi Tujuan Ket.

Analisis Beban Thermal Rancangan Mesin Es Puter Dengan Kompresor ½ PK Untuk Skala Industri Rumah Tangga

PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB II DASAR TEORI. Laporan Tugas Akhir BAB II DASAR TEORI

UJI EKSPERIMENTAL MESIN PENDINGIN BERPENDINGIN UDARA, DENGAN MENGGUNAKAN REFRIGERAN R22 DAN REFRIGERAN R407C.

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 sistem Blast Chiller [PT.Wardscatering, 2012] BAB II DASAR TEORI

TUGAS AKHIR PERANCANGAN SISTEM PENDINGIN UNTUK KAPAL NELAYAN KAPASITAS 8 TON

Sistem pendingin siklus kompresi uap merupakan daur yang terbanyak. daur ini terjadi proses kompresi (1 ke 2), 4) dan penguapan (4 ke 1), seperti pada

BAB III PERANCANGAN SISTEM

PENGARUH DEBIT ALIRAN AIR TERHADAP PROSES PENDINGINAN PADA MINI CHILLER

ROTASI Volume 7 Nomor 3 Juli

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Air Conditioning (AC) adalah suatu mesin pendingin sebagai sistem pengkondisi

Studi Eksperimen Variasi Beban Pendinginan pada Evaporator Mesin Pendingin Difusi Absorpsi R22-DMF

BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II DASAR TEORI 2012

Kampus Bina Widya Km 12,5 Simpang Baru Panam, Pekanbaru 28293, Indonesia 2 Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Bengkulu,

Perbandingan Unjuk Kerja Menara Pendingin Sistem Terbuka dan Tertutup

BAB II DASAR TEORI. BAB II Dasar Teori. Gambar 2.1 Florist Cabinet (Sumber Gambar: Althouse, Modern Refrigeration and Air Conditioning Hal.

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Potensi dan kapasitas terpasang PLTP di Indonesia [1]

SISTEM PENGKONDISIAN UDARA (AC)

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

Simposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT) 2013 ISSN X

ANALISA KINERJA MESIN REFRIGERASI RUMAH TANGGA DENGAN VARIASI REFRIGERAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II DASAR TEORI 0,93 1,28 78,09 75,53 20,95 23,14. Tabel 2.2 Kandungan uap air jenuh di udara berdasarkan temperatur per g/m 3

Gambar 5. Skematik Resindential Air Conditioning Hibrida dengan Thermal Energy Storage

Pengaruh Debit Udara Kondenser terhadap Kinerja Mesin Tata Udara dengan Refrigeran R410a

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN THERMOSTATIC EXPANTION VALVE PADA REFRIGERASI AC SPLIT. Harianto 1 dan Eka Yawara 2

Studi Eksperimental Pengaruh Aplikasi Lshx Terhadap Kinerja Sistem Refrigerasi Dengan Refrigeran R404A

Kaji Eksperimental Pemanfaatan Panas Kondenser pada Sistem Vacuum Drying untuk Produk Kentang

BAB II STUDI PUSTAKA

Pengaruh Penggunaan Katup Ekspansi Termostatik dan Pipa Kapiler terhadap Efisiensi Mesin Pendingin Siklus Kompresi Uap

Disusun oleh : Nama : Linggar G. C. M. A. Semester Genap SMK NEGERI 1 CIMAHI

PEMAHAMAN TENTANG SISTEM REFRIGERASI

BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Pendinginan Tidak Langsung ( Indirect Cooling System 2.2 Secondary Refrigerant

TUGAS TEKNIK DAN MANAJEMEN PERAWATAN SISTEM PEMELIHARAAN AC CENTRAL

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Rumusan Masalah

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Refrigerant. Proses pendinginan atau refrigerasi pada hakekatnya merupakan proses pemindahan energi panas yang terkandung di dalam ruangan tersebut.

ANALISIS PERFORMANSI MINI FREEZER YANG DILENGKAPI DENGAN FLUIDA PENYIMPAN DINGIN (THERMAL STORAGE)

Desain Fasilitas Uji Kinerja Water-Cooled Chiller dan Air-Cooled Chiller Berdasarkan Standar AHRI

BAB II LANDASAN TEORI

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III SISTEM REFRIGERASI DAN POMPA KALOR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Kampus Bina Widya Jl. HR. Soebrantas Km 12,5 Pekanbaru, Kode Pos Abstract

Ahmad Farid* dan Moh. Edi.S. Iman Program Studi Teknik Mesin, Universitas Pancasakti Tegal Jl. Halmahera km 1, Tegal *

Pemanfaatan Air Kondensat Untuk Meningkatkan Unjuk Kerja Dan Efisiensi AC Split

Pengaruh Pipa Kapiler yang Dililitkan pada Suction Line terhadap Kinerja Mesin Pendingin

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

APLIKASI MODUL EVAPORATIVE COOLING AKTIF PADA AC SPLIT 1 PK

Penerapan Evaporative Cooling Untuk Peningkatan Kinerja Mesin Pengkondisian Udara Tipe Terpisah (AC Split)

KAJI EKSPERIMENTAL KARAKTERISTIK TERMODINAMIKA DARI PEMANASAN REFRIGERANT 12 TERHADAP PENGARUH PENDINGINAN

EFEK PERUBAHAN LAJU ALIRAN MASSA AIR PENDINGIN PADA KONDENSOR TERHADAP KINERJA MESIN REFRIGERASI FOCUS 808

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Refrigerant Refrigeran adalah zat yang mengalir dalam mesin pendingin (refrigerasi) atau mesin pengkondisian udara

UNJUK KERJA MESIN PENDINGIN KOMPRESI UAP PADA BEBERAPA VARIASI SUPERHEATING DAN SUBCOOLING

Recovery Energi pada Residential Air Conditioning Hibrida sebagai Pemanas Air dan Penyejuk Udara yang Ramah Lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

KAJIAN EKSPERIMEN PADA HEAT PUMP MENGGUNAKANREFRIGERANT PROPANE Kusnandar, Sunanto, Hadi Tardi Jurusan Teknik Pendingin dan Tata Udara, Politeknik Negeri Indramayu Lohbener Indramayu 45252, Indonesia kusnandar@polindra.ac.id / battkus@yahoo.com sunanto@polindra.ac.id hadi.tardi114@gmail.com A B S T R A K Heat pump ini menggunakan jenis refrigerant propane dan termasuk dalam salah satu jenis refrigerant hydrocarbon.pada heat pump ini fungsi evaporator dapat beralih menjadi fungsi kondensor, begitupun sebaliknya. Namun perubahan fungsi evaporator dan kondensor yang dilakukan pada sistem heat pump dirasa masih kurang efisien, dimana kapasitas kondensor yang lebih besar dari pada kapasitas evaporator. Hal ini dikarenakan kondensor membuang kalor yang diserap oleh evaporator dan kalor yang dihasilkan dari kerja kompresor. Sedangkan pada sistem heat pump dimensi evaporator dan dimensi kondensor disamakan. Untuk memenuhi kapasitas kondensor yang kurang tersebut maka penulis membuat sebuah alat yang penulis sebut sebagai kondensor plus.hasil penelitian disimpulkan bahwa dengan adanya kondensor plus membuat sistem heat pump menjadi memiliki effisiensi yang lebih baik dengan tanpa kondensor plus, yaitu nilai effisiensi sebesar 90% ketika menggunakan kondensor plus dan 80% ketika tidak menggunakan kondensor plus. Keywords : Heat Pump, Propane, Hydrocarbon, Kondensor Plus, Efesiensi 1.PENDAHULUAN Indonesia merupakan suatu negara yang beriklim tropis, dimana terdapat dua musim yaitu musim kemarau dan musim hujan. Pada musim panas di Indonesia pada jaman yang sekarang ini suhu bumi sangatlah tidak bersahabat dengan manusia, yaitu berkisar antara 30-35 derajat celcius, sedangkan pada musim penghujan suhu di indonesia cukup berfariatif, dimana di daerah pegunungan suhunya bisa mencapai 5-10 derajat celcius. Untuk itu penduduk di Indonesia sangatlah membutuhkan sebuah alat kenyamanan di dalam ruangan yang praktis dan efisien, dimana ketika musim hujan dapat menjadi penghangat ruangan dan di musim kemarau dapat menjadi pendingin ruangan. Pada dunia refrigerasi dan tata udara kita mengenal sebuah sistem yang dimana evaporator dan kondensornya dapat beralih fungsi dengan mengubah laju aliran refrijerannya. Sistem tersebut disebut sebagai Heat Pump. Heat pump inilah yang menjadi kunci untuk atas apa yang dibutuhkan oleh manusia yang membutuhkan sebuah alat yang dapat menjadi pendingin ruangan pada musim kemarau dan menjadi penghangat ruangan pada musim hujan atau dingin. Namun perubahan fungsi evaporator dan kondensor yang dilakukan pada sistem heatpump dirasa masih kurang efisien, dimana kapasitas kondensor yang lebih besar dari pada kapasitas evaporator. Untuk itu masih dibutuhkan penelitian agar heatpump menjadi lebih efisien. Salah satu diantaranya adalah membuat sebuah alat yang berfungsi sebagai kondensor tambahan (dalam hal ini kita menyebutnya sebagai kondensor plus ). Kondensor plus ini berfungsi untuk memenuhi kekurangan kapasitas kondensor ketika sistem beralih fungsi menjadi penghangat. Perumusan Masalah 1. Bagaimanakah perbandingan analisa data refrigerasi kompresi uapheat pump, baik ketika cooling mode ataupun ketika heating mode? 2. Bagaimanakah mengetahui kinerja dari sistem refrigerasi kompresi uap heat pump dengan menggunakan kondensor plus dan tanpa kondensor plus? 206

lain: Tujuan Penelitian Tujuan utama penelitian ini adalah antara 1. Memahami pengaruh penggunaan kondensor plusterhadap efek refrigrasi. 2. Mengetahui perbandingan efesiensi heat pump dengan menggunakan kondensor plus dan tanpa mengunakankondensor plus. 3. Membuktikan bahwa penggunaan kondensor plus pada heat pump lebih efisien. 4. Batasan masalah 1. Tidak menghitung laju perpindahan kalor pada kondensor plus perpindahan kalor hanya berdasarkan diagram P-h. 2. Tidak menghitung beban pendingin dalam sistem. 3. Membandingkan COP dari sistem tanpa kondensor plus dengan sistemmengunakankondensor plus. 4. Bahan yang digunakan kondensor plus mengunakan pipa tembaga. 5. Studi kasus pada kinerja sistem. Siklus Heat Pump Pompa kalor (heat pump) adalah mesin yang memindahkan panas dari satu lokasi (atau sumber) ke lokasi lainnya menggunakan kerja mekanis. Sebagian besar teknologi pompa kalor memindahkan panas dari sumber panas yang betemperatur rendah ke lokasi bertemperatur lebih tinggi. Contoh yang paling umum adalah pendingin ruangan,dan sebagainya. Pompa panas pada dasarnya adalah sebuah refrigerator yang digunakan untuk memompa energi termal dari tandon dingin (udara dingin) ke tandon panas (udara panas). Tandon panas merupakan sistem ideal dengan kapasitor panas yang demikian besar sehingga dapat menyerap atau memberikan panas tanpa perubahan temperatur yang berarti.sistem pompa kalor itu tidak hanya berfungsi untuk mendinginkan atau mempertahankan temperatur sumber kalor yang rendah. Tetapi juga dapat mengalirkan energi kalor ke suatu benda atau penyerap kalor untuk menaikkan temperatur atau mempertahankan temperaturnya pada tingkat yang tinggi secara baik. Prinsip Dasar Heat Pump 2. TINJAUAN PUSTAKA Sistem Refrigerasi Kompresi Uap Sistem refrigerasi kompresi uap pada umumnya menggunakan 4 komponen utama yang bekerja bersama-sama yaitu kompresor, kondensor, katup ekspansi, dan evaporator dengan fluida kerja berupa refrigeran. Pertama-tama kompresor akan mengkompresi refrigerant agar tekanan dan temperatur naik sehingga dapat membuang kalor ke lingkungan saat di kondensor, lalu katup ekspansi akan mengekspansi refrigerant agar tekanan dan temperatur turun sehingga dapat menyerap kalor dari kabin dan produk yang akan dikondisikan, lalu kembali dihisap oleh kompresor dan begitu seterusnya. Gambar 2.1 Proses kerja Heat pump (sumber : faizalnizbah.blogspot.com ) Pada dasarnya Heat pump ( pompa kalor ) adalah suatu sistem yang memanfaatkan kalor yang dilepaskan kondensor untuk pemanasan, jadi panas tidak dibuang ke atmosfir. Heat Pump menggunakan peralatan yang sama dengan yang digunakan pada sistem refrigerasi, namun tujuannya untuk mengeluarkan kalor pada suhu tinggi. Dari Evaporator cairan diuapkan untuk masuk ke kompresor, Pada kompresor uap yang berasal dari evaporator dikompresi dari uap jenuh menuju tekanan kondensor,pada 207

bagian ini terjadi kompresi adiabatic yaitu tekanan dan temperature naik. Kapasitas refrigerasi dari sebuah mesin refrigerasi tergantung pada kemampuan kompresor memenuhi jumlah gas refrigerant yang perlu disirkulasikan. Setelah gas selesai dikompresi maka selanjutnya diteruskan ke kondensor pada kondensor inilah kalor yang ada dilepaskan, dari panas yang dilepaskan itulah yang dimanafaatkan sebagai pamanasan ruangan dan sebagainya. Untuk mencairkan uap refrigerant yang bertekanan dan bertemperatur tinggi (yang keluar dari kompresor), diperlukan usaha melapaskan kalor sebanyak kalor pemgembunan,dengan cara mendinginkan uap refrigerant itu. Jumlah kalor yang dilepaskan oleh uap refrigerant kepada udara pendingin atau air pendingin, didalam kondensor sama dengan selisih entalpi uap refrigerant pada seksi masuk dengan seksi keluar kondensor. selanjutnya cairan refrigerant yang bertekanan dan bertemperatur tinggi di masukkan ke katup ekspansi untuk diekspansi secara adiabatic pada katup ekspansi terjadi proses trotel atau ekspansi. Selain itu juga katup ekspansi juga mengatur pemasukan refrigerant sesuai dengan pendinginan yang diinginkan yang harus dilayani oleh evaporator.jadi katup ekspansi mengatur supaya evaporator selalu dapat bekerja sehingga diperoleh efisiensi refrigerasi yang maksimal.selanjutnya refrigerant dimasukkan kembali ke kondensor, pada kondensor inilah terjadi penyerapan panas. Jadi evaporator inilah yang digunakan sebagai alat untuk pendinginan dari pompa kalor sedangkan untuk pemanasan digunakan kondensor dengan memanfaatkan kalor yang dilepas. Jadi pada intinya sistem pada heat pump sama saja dengan sistem refrigerasi kompresi uap, namun pada heat pump fungsi evaporator dapat beralih menjadi fungsi kondensor, begitupun sebaliknya fungsi kondensor dapat beralih menjadi fungsi evaporator. Kondensor Kondensor merupakan sebuah alat penukar kalor yang berfungsi untuk melepaskan kalor dari refrigerant, sehingga refrigerant berubah fasa dari uap menjadi cair. Kalor yang dilepas 208 IRWNS 2014 di kondensor berasal dari kalor yang diserap oleh evaporator dan kalor yang diakibatkan dari kerja kompresor. Jika diliat dari segi pendinginannya ada tiga jenis kondensor yaitu : Air Cooled Condenser Water Cooled Condenser Evaporatove Condenser A. Air Cooled Condenser Air Cooled Condenser adalah kondensor yang didinginkan dengan fluida udara. Ada yang dikonveksi secara alami (natural convection), dan ada pula yang dikonveksi secara paksa dengan media fan (forced convection). Kondensor yang dikonveksi secara alami biasa digunakan untuk sistem dengan kapasitas rendah saja, sedangkan kondensoryang dikonveksi secara paksa untuk kapasitas kecil sampai besar. Gambar 2.2 Air Cooled Condenser B. Water Cooled Condenser Water Cooled Condenser adalah kondensor yang didinginkan dengan fluida air. Ukuran kondensordari water cooled condenser lebih kecil dibandingkan dengan air cooled condenser dengan kapasitas yang sama. Water cooled condenser umumnya untuk unit sistem pendinginan dengan kapasitas yang besar.

Gambar 2.3Water Cooled Condenser Gambar 2.4Water Cooled Condenser With Cooling Tower C. Evaporative condenser Evaporative condenseradalah kondensor yang didinginkan dengan fluida air yang diuapkan sebelum menyentuh koil kondensor. Kondensor jenis ini juga biasanya digunakan dalam sistem refrigerasi yang berkapasitas besar. yang dihasilkan oleh evaporator dan kalor yang dihasilkan dari kerja kompresor. Pengaplikasian kondensor type ini pun cukup sederhana sehingga tidak membutuhkan banyak dana dan waktu untuk menginstalasi kondensor jenis ini. Pada sistem heat pump umumnya dimensi dari evaporator dengan kondensor disetarakan atau disamakan. Hal ini dikarenakan ketika sistem beralih fungsi dari cooling mode ke heating mode tidak terjadi ketidakseimbangan terhadap aliran refrigerant atau agar tetap menyerap dan melepas kalor dengan baik. Namunkenyataannya sesuai dengan uraian diatas mengenai kondensor, dimensi dari kondensor haruslah lebih besar dari pada evaporator, jika proses penyerapan dan pelepasan kalornya sama-sama mengguakanbantuan fan. Dimensi kondensor lebih besar dari evaporatordikarenakankondensormemiliki tugas untuk membuang kalor yang diserap oleh evaporator dan kalor yang dihasilkan oleh kerja kompresor sesuai dengan persamaan yang telah dijelaskan di atas. 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Flow Chart Pelaksanaan Penelitian Adapun metodologi yang diterapkan dalam melakukan penelitian tugas akhir ini adalah seperti yang tercantum pada diagram alir (flow chart) di bawah ini. Gambar 2.5Evaporative condenser Kondensor Plus Pada HeatPump Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa ada berbagai jenis kondensor yang dapat dijadikan sebagai acuan dalam penelitian heat pump ini. Namun setelah mempertimbangkan banyak hal, ada satu jenis kondensor yang cukup sesuai dengan program penelitian heat pump ini, yaitu kondensor jenis Air Cooled Condenser. Dimana cara kerja dari kondensor type ini cukup sederhana, namun tetap effisien dalam membuang kalor 209

bagaimana karakteristik dari Heat Pump dan perbedaan dari ketika menggunakan kondensor plus dengan tidak menggunakan kondensor plus. 4.2 Grafik Perbandingan Nilai Effisiensi Grafik perbandingan antara data perhitungan nilai effisiensi dirasa sangatlah diperlukan guna memudahkan pembaca memahami dan membaca nilai perbandingan effisiensi ketika sistem heat pump menggunakan kondensor plus dengan tidak menggunakan kondensor plus. Gambar 4.1 Grafik perbandingan effisiensi saat cooling mode berdasarkan tekanan Setelah pengumpulan data selesai, maka tahapan selanjutnya adalah perencanaan dan desain. Perencanaan ini terdiri dari kerangka dan sistem komponen pemipaan pada unit trainer yang telah di uji coba. \ Gambar 3.1 skemaheat pump Gambar 4.2 Grafik perbandingan effisiensi saat heating mode berdasarkan tekanan 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Data dan Analisa Untuk mengetahui karakteristik Heat Pump maka setelah dilakukan pengukuran atau pengambilan data dilakukan pengolahan data dan analisa data untuk menjelaskan 210

1. Berdasarkan nilai temperatur koil satu yang tertera pada lampiran pengambilan data, dimana ketika menggunakan kondensor plus nilai temperatur dari awal sistem dinyalakan hingga sistem dimatikan nilai temperaturnya cukup rendah, yaitu sebesar 13 14 derajat celcius. Sedangkan ketika tidak menggunakan kondensor plus nilai temperatur koil satu lebih tinggi, yaitu sebesar 21,3 23 derajat celcius. Gambar 4.3 Grafik perbandingan effisiensi saat cooling mode berdasarkan temperatur 2. Berdasarkan proses perhitungan nilai effisiensi terlihat bahwa penggunaan kondensor plus turut memperngaruhi nilai effisiensi. Dimana sebelum menggunakan kondensor plus nilai effisiensi dari sistem heat pump menjadi lebih baik. Dari data awal ketika heat pump belum menggunakan kondensor plus nilai effisiensinya sebesar 79% naik menjadi 90%. Sementara ketika tidak menggunakan kondensor plus effisiensinya terlhat stabil pada angka 80%. Gambar 4.4 Grafik perbandingan effisiensi saat heating mode berdasarkan temperatur Keterangan : Grafik membandingkan nilai effisiensi terhadap waktu (tiap 3 menit) berdasarkan plot data temperatur antara sistem heating mode menggunakan kondensor plus dengan tidak menggunakan kondensor plus. M.K.P = Menggunakan Kondensor Plus (warna biru) T.M.K.P = Tidak Menggunakan Kondensor Plus (warna merah) DAFTAR PUSTAKA Panduan Instalasi Refrigerasi. Politeknik Indramayu. 2012. Dossat, Roy J. 1981. Principles of RefrigerationSecond Edition SI Version.Canada: John Wiley and Sons, Inc. ASHRAE Handbook, 2008, HVAC System and Equipment, American Society of Heating, Refrigerating, and Air Conditioning Engineers, Atlanta, Georgia ASHRAE Handbook, 2009, Fundamentals (SI), American Society of Heating, Refrigerating, and Air-Conditioning Engineer, Atlanta, Georgia 5. KESIMPULAN Dari hasil analisa perhitungan data yang telah ada di atas, serta hasil pengambilan data maka dapat disimpulkan beberapa poin yang menjadi dasar dan tujuan diadakannya penelitian ini, yaitu sebagai berikut : 211