BAB I PENDAHULUAN. hs-crp adalah reaktan fase akut nonspesifik diproduksi oleh hati

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. glukosa darah tinggi (hiperglikemia) yang diakibatkan adanya gangguan pada sekresi

BAB I PENDAHULUAN. sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya (American Diabetes

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan jumlah penyandang diabetes cukup besar untuk tahun-tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada saat ini penyakit kardiovaskuler merupakan penyebab kematian

BAB 1 PENDAHULUAN. produksi glukosa (1). Terdapat dua kategori utama DM yaitu DM. tipe 1 (DMT1) dan DM tipe 2 (DMT2). DMT1 dulunya disebut

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadi di seluruh dunia oleh World Health Organization (WHO) dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kondisi hiperglikemia pada saat masuk ke rumah. sakit sering dijumpai pada pasien dengan infark miokard

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penderita DM di dunia diperkirakan berjumlah > 150 juta dan dalam 25

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PERBEDAAN ANGKA KEJADIAN HIPERTENSI ANTARA PRIA DAN WANITA PENDERITA DIABETES MELITUS BERUSIA 45 TAHUN SKRIPSI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. kreatinin serum pada pasien diabetes melitus tipe 2 telah dilakukan di RS

I. PENDAHULUAN. cukup besar di Indonesia. Hal ini ditandai dengan bergesernya pola penyakit

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan kerja insulin dan/atau sekresi insulin (Forbes & Cooper, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menempati peringkat ke-3 penyebab kematian setelah stroke dan hipertensi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menggunakan uji Chi Square atau Fisher Exact jika jumlah sel tidak. memenuhi (Sastroasmoro dan Ismael, 2011).

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi dan malnutrisi, pada saat ini didominasi oleh

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Diabetes melitus (DM) merupakan suatu penyakit yang banyak dialami oleh

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penyebab yang belum diketahui sampai saat ini, ditandai oleh adanya plak eritema

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Organisasi kesehatan dunia, World Health Organization (WHO)

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 2010 menjadi 7.7 % pada tahun 2030 ( Deshpande et al., 2008 ; Ramachandran et

Diabetes Mellitus Type II

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Fibrinogen merupakan suatu glikoprotein yang sangat penting, disintesa dihati dan dikumpulkan didalam alfa granul trombosit.

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Angina pektoris stabil adalah salah satu manifestasi. klinis dari penyakit jantung iskemik.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. meningkat menjadi 300 juta. Jumlah tertinggi penderita diabetes mellitus terdapat

BAB I. PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Diabetes mellitus (DM) adalah penyakit degeneratif yang merupakan salah

Di seluruh dunia dan Amerika, dihasilkan per kapita peningkatan konsumsi fruktosa bersamaan dengan kenaikan dramatis dalam prevalensi obesitas.

BAB I PENDAHULUAN. insulin yang tidak efektif. Hal ini ditandai dengan tingginya kadar gula dalam

BAB 6 PEMBAHASAN. Telah dilakukan penelitian pada 75 ibu hamil dengan usia kehamilan antara 21

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Badan Federasi Diabetes Internasional (IDF) memperkirakan

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan insulin yang diproduksi dengan efektif ditandai dengan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. gigi akibat akumulasi bakteri plak. Gingivitis dan periodontitis merupakan dua jenis

BAB I PENDAHULUAN. Hormon testosteron merupakan bagian penting dalam. kesehatan pria. Testosteron memiliki fungsi utama dalam

BAB I PENDAHULUAN. transparansinya. Katarak merupakan penyebab terbanyak gangguan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menurut Global Report On Diabetes yang dikeluarkan WHO pada tahun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 5 PEMBAHASAN. Telah dilakukan penelitian terhadap 100 penderita stroke iskemik fase akut,

BAB.I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Diabetes Melitus adalah penyakit kelainan metabolik yang memiliki

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) adalah sekelompok gangguan metabolik. dari metabolisme karbohidrat dimana glukosa overproduksi dan kurang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. kelainan pada sekresi insulin, kerja insulin atau bahkan keduanya. Penelitian

BAB 5 ANALISIS HASIL PENELITIAN. Dismutase Oral (SOD) terhadap kadar Glicated Albumin (GA) dan high sentitif c-

BAB 1 : PEMBAHASAN. 1.1 Hubungan Hiperurisemia Dengan Kejadian Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Pauh Kecamatan Pauh Kota Padang tahun 2016

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah. Diabetes melitus tipe 2 adalah sindrom metabolik. yang memiliki ciri hiperglikemia, ditambah dengan 3

BAB I PENDAHULUAN. DM yaitu DM tipe-1 dan DM tipe-2. Diabetes tipe-1 terutama disebabkan

BAB 1 PENDAHULUAN. dan berbagai penelitian epidemiologi menunjukkan adanya kecenderungan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pada pria dan 21,6% pada wanita (Zhu et al., 2011). Data tahun 2012 pada populasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Jumlah penderita diabetes mellitus (DM) di Indonesia menurut World Health

BAB V PEMBAHASAN. STZ merupakan bahan toksik yang dapat merusak sel ß pankreas secara langsung.

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus menurut American Diabetes Association (ADA) 2005 adalah

BAB I PENDAHULUAN. syaraf) (Smeltzer & Bare, 2002). Diabetes Melitus (DM) adalah penyakit kronis

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. American Heart Association, 2014; Stroke forum, 2015). Secara global, 15 juta

BAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya telah mengalami perubahan dari basis pertanian menjadi

BAB I. Pendahuluan. A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes melitus merupakan salah satu penyakit degeneratif yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 5 PEMBAHASAN. penelitian terdiri atas pria sebanyak 21 (51,2%) dan wanita sebanyak 20

BAB 1 PENDAHULUAN. akibat PTM mengalami peningkatan dari 42% menjadi 60%. 1

BAB I PENDAHULUAN. utama morbiditas dan mortalitas ibu dan janin. The World Health

BAB I PENDAHULUAN. Proses penuaan merupakan rangkaian proses yang terjadi secara alami

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. dengan hiperglikemia kronis akibat gangguan metabolisme karbohidrat, lemak

BAB VI PEMBAHASAN Pengaruh pemberian ekstrak etanol daun salam terhadap kadar GDS. absolut (DM tipe 1) atau secara relatif (DM tipe 2).

BAB I PENDAHULUAN. seluruh pembuluh dimana akan membawa darah ke seluruh tubuh. Tekanan darah

serta terlibat dalam metabolisme energi dan sintesis protein (Wester, 1987; Saris et al., 2000). Dalam studi epidemiologi besar, menunjukkan bahwa

PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang Penelitian. Diabetes mellitus (DM) adalah suatu penyakit metabolik yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. pankreas tidak lagi memproduksi insulin atau ketika sel-sel tubuh resisten

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Diabetes Mellitus (DM) termasuk salah satu penyakit. tidak menular yang sering terjadi di masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit kardiovaskuler merupakan suatu penyakit yang diakibatkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. ancaman utama bagi kesehatan umat manusia pada abad 21. World Health. Organization (WHO) melaporkan bahwa pada tahun 2000 jumlah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Diabetes Melitus (DM) merupakan salah satu penyakit metabolik yang

BAB 1 PENDAHULUAN. membuat kadar kolesterol darah sangat sulit dikendalikan dan dapat menimbulkan

BAB 1 PENDAHULUAN. sekresi insulin yang progresif dilatar belakangi oleh resistensi insulin (Soegondo,

BAB I PENDAHULUAN. Prevelensi Diabetes Melitus (DM) setiap tahunnya semakin. meningkat, berdasarkan data dari World Health Organization / WHO

BAB I PENDAHULUAN. pilihan bagi masyarakat moderen karena lebih praktis dan bergengsi.

BAB I PENDAHULUAN. Cedera ginjal akut (Acute Kidney Injury / AKI) memiliki insidensi yang terus meningkat setiap tahunnya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. berlebihnya asupan nutrisi dibandingkan dengan kebutuhan tubuh sehingga

BAB I PENDAHULUAN. 1,5 juta kasus kematian disebabkan langsung oleh diabetes pada tahun 2012.

BAB I PENDAHULUAN. menurun dan setelah dibawa ke rumah sakit lalu di periksa kadar glukosa

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. karakteristik hiperglikemia (kadar gula darah yang tinggi) yang terjadi karena

BAB I. PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. sampai saat ini karena prevalensinya yang selalu meningkat. Secara global,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Tingkat morbiditas dan mortalitas penyakit jantung. iskemik masih menduduki peringkat pertama di dunia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DIABETES MELLITUS I. DEFINISI DIABETES MELLITUS Diabetes mellitus merupakan gangguan metabolisme yang secara genetis dan klinis termasuk heterogen

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang hs-crp adalah reaktan fase akut nonspesifik diproduksi oleh hati dan sel endotel yang dapat meningkat beberapa ribu kali lipat dalam menanggapi infeksi atau peradangan akut. hs-crp berkorelasi dengan penyakit kardiovaskular. hs-crp berperan pada sel endotel, otot polos pembuluh darah, fungsi monosit / makrofag dan koagulasi. Semua ini dapat berkontribusi terhadap terjadinya aterosklerosis. 1 CRP merupakan marker inflamasi yang dihasilkan oleh hepatosit di bawah pengaruh sitokin interleukin (IL) - 6 dan tumor necrosis factor alpha (TNFα). CRP secara normal ditemukan dalam serum manusia dalam jumlah yang sangat sedikit dan kadarnya berbeda pada setiap individu. 2 Kadar CRP stabil dalam plasma, tidak dipengaruhi variasi diurnal,dan pemeriksaannya mudah sehingga CRP dijadikan sebagai petanda klinis yang baik untuk menegakkan diagnostik inflamasi maupun penyakit infeksi.sedangkan pemeriksaan hs-crp dapat mengukur CRP yang sangat sedikit sehingga bersifat lebih sensitif dengan range pengukuran 0,1-0,2 mg/l. Berguna untuk memeriksa adanya inflamasi derjat rendah (low level inflammation). 1, 3 Disamping itu pengukuran hs-crp berguna untuk penilaian risiko komplikasi pada pasien Diabetes. 4 Janghorbani M,(2005), menunjukkan hubungan yang kuat antara hypertensi dan kadar glukosa. Proses inflamasi merupakan mekanisme dimana kadar glukosa yang tinggi dalam 1

hubungannya dengan hipertensi meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular. 5 Kadar hs-crp dijadikan sebagai indikator noninvasif pada penyakit vaskular aterosklerotik. Peningkatan CRP berperan langsung pada pembentukan lesi aterosklerosis. 6 Ridker PM et al, (2000) dalam penelitiannya mengatakan bahwa hs-crp merupakan prediktor indepandent yang paling kuat dan sangat signifikan terhadap resiko kejadian kardiovascular dibelakang hari. 7 Diabetes dialami oleh sekitar 5% populasi dunia, menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007, jumlah penderita DM di Indonesia pada tahun 2020 diperkirakan akan meningkat. Sekitar 90% kasus DM termasuk dalam jenis DM tipe 2.Lebih dari 50% penderita DM tipe 2 mengalami hipertensi. Hipertensi dan DM yang terjadi secara bersamaan dapat meningkatkan risiko komplikasi mikrovaskuler (retinopati dan nefropati) dan makrovaskuler (aterosklerosis). 5,8 Sekitar 35% sampai 75% dari komplikasi diabetes dapat dikaitkan dengan hypertensi dan berkontribusi terhadap penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada pasien DM tipe 2, termasuk penyakit jantung koroner (PJK), stroke, penyakit pembuluh darah perifer, amputasi ekstremitas bawah, dan end-stage renal disease dan retinopati diabetik. 9 Peningkatan risiko penyakit kardiovaskular pada DM tipe 2 umumnya dikaitkan dengan efek hiperglikemia dan stres oksidatif pada vaskular. Peristiwa ini mengarah ke proses aterosklerosis yang diawali oleh disfungsi endotel. 10 2

Mekanisme ini terjadi akibat penumpukan ROS (Reactive Oxygen Species) intraseluler akibat KGD yang tinggi. Mekanisme yang terlibat untuk terjadinya kerusakan sel, yaitu: 1. Peningkatan aliran jalur polyol, 2. Peningkatan pembentukan advance glycation end product (AGE), 3. Aktivasi dari isoform protein kinase C (PKC) dan 4. Jalur hexosamine. Hiperglikemi dapat mempercepat pembentukan produk glikosilasi nonenzimatik yang berkumpul pada protein dinding pembuluh. AGEs merupakan salah satu produk sebagai penanda modifikasi protein sebagai akibat reaksi gula pereduksi terhadap asam amino. Akumulasi AGEs di berbagai jaringan merupakan sumber utama radikal bebas sehingga mampu berperan dalam peningkatan stres oksidatif yang menyebabkan disfungsi endotel serta terkait dengan patogenesis terjadinya komplikasi diabetes. 10 Obesitas dikaitkan langsung dengan meningkatnya kadar hs-crp plasma, ditemukan bahwa adiposit mensekresi interleukin-6, stimulan hati untuk memproduksi CRP. 10 LimaLM,et al (2007) daribrazil, menyimpulkan bahwa pasien hipertensi dengan DM tipe 2 memiliki tingkat hs-crp yang lebih tinggi daripada subyek hypertensi saja atau DMTipe 2 saja. Temuan ini menunjukkan bahwa pasien dengan dua penyakit terkait DM Tipe 2 dengan Hypertensi berada dalam status inflamasi aktif. 11 Anand AV, et al (2011), melakukan penelitian di India, Studi ini menunjukkan bahwa hipertensi dan diabetes terbukti terkait dengan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular. 12 3

Hipertensi pada DM tipe 2 berhubungan dengan resistensi insulin dan abnormalitas pada sistem renin-angiotensin. 13 Pengobatan tekanan darah pada DM tipe 2 akan mengurangi risiko komplikasi. Semakin rendah tekanan darah sistolik lebih rendah risiko komplikasi. 14 Pengelolaan hipertensi pada pasien DM tipe 2 secara tepat, diharapkan dapat menunda perkembangan terjadinya komplikasi maupun menghambat progresifitas komplikasi yang telah terjadi. 15 1.2. Perumusan Masalah Apakah ada peningkatan kadar hs-crp pada penderita DM tipe 2 dengan hipertensi dan tanpa hipertensi. 1.3. Hipotesa Penelitian hs-crp meningkat pada penderita DM Type 2 dengan hipertensidibandingkan DM type 2 tanpa hipertensi. 1.4. Tujuan Penelitian 1.4.1. Tujuan umum Untuk mengetahui apakah ada perbedaan kadar hs-crp pada subjek DM tipe 2 dengan hipertensi dan tanpa hipertensi 1.4.2. Tujuan Khusus 1. Untuk mengetahui karakteristik kelompok DM tipe 2 dengan hipertensi dan tanpa hipertensi. 2. Untuk mengetahui kadar rata-rata hs-crp pada kelompok DM tipe 2 dengan hipertensi dan tanpa hipertensi 4

1.5. Manfaat Penelitian Dengan mengetahui adanya perbedaan kadar hs-crp pada pasien DM tipe 2 dengan dan tanpa hipertensi makadiharapkan: 1) hs-crp dijadikan sebagai parameter pemeriksaan pada subjek DM tipe 2 untuk dapat memonitor progresifitas dan mencegah terjadinya komplikasi lebih lanjut. 2) Kadar hs-crp dijadikan sebagai evaluasi keberhasilan terapi. 3) Memberikan informasi untuk penelitian selanjutnya. 5