BAB III. METODE PENELITIAN 3.1 Bahan Dan Alat

dokumen-dokumen yang mirip
Uji antibakteri komponen bioaktif daun lobak (Raphanus sativus L.) terhadap Escherichia coli dan profil kandungan kimianya

BAB III METODE PENELITIAN. Biologi Dasar Departemen Biologi Fakultas Sains dan Teknologi (FST), Universitas

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai September 2016.

BAB III METODE PENELITIAN. laboratorium, mengenai uji potensi antibakteri ekstrak etilasetat dan n-heksan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan rancang bangun penelitian

3 METODOLOGI PENELITIAN

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN. 1.Materi, Lokasi, dan Waktu Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

OLEH Burhanuddin Taebe Andi Reski Amalia Sartini

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. adalah dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 95%. Ekstrak yang

Koloni bakteri endofit

BAB III METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE Bahan dan Alat

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian bulan Desember 2011 hingga Februari 2012.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. Jenis penelitian ini adalah penelitian non-eksperimental dengan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang dilakukan pada penelitian ini adalah penelitian

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN. 1.Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian

LAMPIRAN. Sampel Daun Tumbuhan. dicuci dikeringanginkan dipotong-potong dihaluskan

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Persiapan Media Bakteri dan Jamur. diaduk hingga larut dan homogen dengan menggunakan batang pengaduk,

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. November Pengambilan sampel Phaeoceros laevis (L.) Prosk.

BAB III METODE PENELITIAN. vitro pada bakteri, serta uji antioksidan dengan metode DPPH.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April-Juni 2014 di Laboratorium

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

BAB III METODE PENELITIAN. eksplorasi dengan cara menggunakan isolasi jamur endofit dari akar kentang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium.

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

BAB III METODE PENELITIAN

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Prosedur Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April Juni 2014 di Laboraturium

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. Pada metode difusi, digunakan 5 perlakuan dengan masing-masing 3

BAB III METODE PENELITIAN. terdiri atas 5 perlakuan dengan 3 ulangan yang terdiri dari:

BAB III METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. Bahan dan Alat

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni-November Penelitian ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Oktober Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Teknik Pengolahan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus-Desember 2015 di Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan menggunakan Rancangan

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Isolat Aspergillus flavus NTGA7A4UVE10 hasil penelitian terdahulu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama ± 2 bulan (Mei - Juni) bertempat di

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian meliputi aspek- aspek yang berkaitan dengan

LAMPIRAN. Lampiran 1. Foto Lokasi Pengambilan Sampel Air Panas Pacet Mojokerto

BAB III METODE PENELITIAN A.

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia dan Laboratorium Kimia Instrumen

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

Air Panas. Isolat Murni Bakteri. Isolat Bakteri Selulolitik. Isolat Terpilih Bakteri Selulolitik. Kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. dan tingkat kerusakan dinding sel pada jamur Candida albicans merupakan penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari hingga Maret 2015.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian

HASIL DA PEMBAHASA. Kadar Air

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian terapan dengan menggunakan

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Pengambilan sampel buah Debregeasia longifolia dilakukan di Gunung

LAMPIRAN. Ekstraksi dengan 25 ml etil asetat digojog 10 menit dalam corong pemisah. Etil asetat dipisahkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kesehatan Masyarakat,

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas

bio.unsoed.ac.id MATERI DAN METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian 1.1. Bahan Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. adalah variasi jenis kapang yaitu Penicillium sp. dan Trichoderma sp. dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimental yang bersifat analitik

MATERI DAN METODE. Mikrobiologi (PEM) Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan dari bulan Agustus 2009 sampai dengan bulan

LAMPIRAN LAMPIRAN 1. Alur Kerja Ekstraksi Biji Alpukat (Persea Americana Mill.) Menggunakan Pelarut Metanol, n-heksana dan Etil Asetat

BAB III METODE PENELITIAN. lengkap (RAL) pola faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah variasi

III. BAHAN DAN METODA

DAFTAR LAMPIRAN. Lampiran 1. Alur Kerja Subkultur Bakteri Penghasil Biosurfaktan dari Laut dalam Mendegradasi Glifosat

BAB IV PROSEDUR PENELITIAN

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. (1965). Hasil determinasi tanaman. Determinasi dari suatu tanaman bertujuan untuk mengetahui kebenaran

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Agustus 2013 sampai Febuari 2014

BAB III METODE PENELITIAN. variasi suhu yang terdiri dari tiga taraf yaitu 40 C, 50 C, dan 60 C. Faktor kedua

LAMPIRAN 1. Standar zona hambat antibiotik menurut CLSI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Juli sampai bulan November 2009

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juni 2012

AKTIVITAS ANTIBAKTERI SENYAWA AKTIF DAUN SENGGANI (Melastoma candidum D.Don) TERHADAP Bacillus Licheniformis.

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. 4.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik.

MATERI DAN METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Penyakit Tumbuhan, Bidang

BAB III METODOLOGI. III. 1 Alat dan Bahan Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam proses pembuatan sabun pencuci piring ialah :

METODE PENELITIAN. Penelitian ini di laksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2012 sampai dengan bulan Juni 2012 di

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. MIPA dan Laboratorium Universitas Setia Budi Surakarta. B.

III. METODE PENELITIAN. Pengetahuan Alam, Universitas Lampung. reaksi, mikropipet, mikrotube, mikrotip, rak tabung reaksi, jarum ose,

LAMPIRAN. Lampiran 1. Alur Kerja Isolasi Bakteri Endofit dari Batang dan Akar Tanaman Dara metode Radu & Kqueen (2002) yang dimodifikasi

bio.unsoed.ac.id III. METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan di Laboratorium Penyakit Tanaman, Fakultas Pertanian,

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan campuran bakteri (Pseudomonas aeruginosa dan Pseudomonas

III. MATERI DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dasar dengan metode

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari bulan Juli 2014 sampai dengan bulan September

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif laboratorium dengan metode

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bahan Dan Alat 3.1.1 Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain kapang endofit tanaman tin (Ficus carica L.), alkohol 70%, aquadest steril, BaCl 2 encer 1%, Bayclin (kadar NaOCl 5,25%), Dimethyl Sulphoxide (DMSO), etil asetat, H 2 SO 4 encer 1%, Jamur Candida sp, Kapas, Kassa steril, Kloramfenikol 100mg/L (Erlamycetin tetes telinga dengan kadar kloramfenikol 1%), Microplate 96 well, Mueller Hinton Broth (MHB), NaCl 0,9%, Potato Dextrose Agar (PDA), Potato Dextrose Broth (PDB), Saboroud Dextrose Agar (SDA), pipa kapiler, plat silika gel 60 GF254, aluminium foil, Blue tip, Yellow tip, White tip, petri dish disposable, pisau steril, tisu steril, kertas saring (Whatman No. 1, England). 3.1.2 Alat Alat-alat yang digunakan di dalam penelitian ini adalah Laminar Air Flow Purifer Class II Cabinet (ESCO), inkubator (Memmert), microplate reader, microwave (Panasonic), autoclave (ALL AMERICAN), shaker incubator (Mandiri Technics MFG), vacuum rotary evaporator (Heidollph L4000), chamber, timbangan analitik (Mettler Toledo), skalpel, corong pisah, ose, bunsen, pipet, cork borer, micropipet (BRAND), tabung reaksi (Pyrex) dan alat-alat gelas lainnya. 3.2 Cara Penelitian 3.2.1 Isolat Kapang Endofit Tanaman Tin Isolat yang digunakan merupakan hasil penelitian sebelumnya. Rimbawan (2018), telah melakukan beberapa tahapan untuk mendapatkan isolat. Tahapan tersebut meliputi koleksi dan determinasi tanaman tin, sterilisasi permukaan tanaman uji, isolasi kapang endofit, pemurnian kapang endofit, dan karakterisasi kapang endofit. Tahapan skema kerja tersebut terlampir dalam Lampiran 1, 2, dan 15

16 3. Setelah semua tahapan dilakukan didapatkan 5 isolat tunggal kapang endofit yaitu A 2 dari akar, Ba 2 dari batang, Bu 2 dari buah D 1 dari daun 1, dan D 2 dari daun 2 (Rimbawan, 2018). Isolat-isolat yang telah didapatkan dari peneliti sebelumnya kemudian dilanjutkan dengan proses peremajaan hingga pengujian senyawa dan aktivitas antifungi. 3.2.2 Tempat Pelaksanaan Penelitian 3.2.2.1 Peremajaan Kapang Endofit Peremajaan kapang endofit dilakukan di Laboratorium Mikologi, Fakultas Pertanian UGM, Jalan Flora, Bulaksumur, Caturtunggal, Depok, Sleman, Yogyakarta. 3.2.2.2 Ekstraksi Kapang Endofit Ekstraksi kapang endofit dilakukan di Laboratorium Biologi Farmasi, Fakultas MIPA UII, Sleman, Yogyakarta. 3.2.2.3 Kultur Cair dan Uji Aktivitas Antifungi Kapang Endofit Kultur Cair dan uji aktivitas antibakteri kapang endofit dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Farmasi, Fakultas MIPA UII, Sleman, Yogyakarta. 3.2.3 Pembuatan Media Agar Media yang digunakan telah tersedia dalam bentuk kemasan, sehingga dalam pembuatannya dengan cara ditimbang kemudian melarutkannya dengan aquadest sesuai dengan instruksi yang terdapat pada tiap kemasan. Jumlah media yang ditimbang sesuai dengan volume yang dibutuhkan. 3.2.3.1 Media Potato Dextrose Agar (PDA) Plate Pembuatan media Potato Dextrose Agar (PDA) plate dilakukan sesuai dengan prosedur yang tertera di dalam kemasan. Potato Dextrose Agar (PDA) ditimbang sebanyak 12,09 gram, kemudian dilarutkan dengan menggunakan aquadest 310 ml selanjutnya dimasukkan ke dalam erlenmeyer. Setelah itu dicampur hingga homogen dengan cara diaduk dan dipanaskan dalam microwave. Kemudian bagian mulut erlenmeyer ditutup rapat menggunakan kapas dan

17 aluminium foil lalu disterilisasi menggunakan autoclave pada suhu 121ºC selama 15-20 menit dengan tekanan 1 atm. Media yang telah disterilisasi selanjutnya dituang ke dalam petri dish dan didiamkan hingga memadat. 3.2.3.2 Media Potato Dextrose Broth (PDB) Pembuatan media Potato Dextrose Broth (PDB) dilakukan secara manual yaitu dengan cara menimbang kentang yang telah dikupas sebanyak 200 gram. Kemudian dipotong seperti bentuk kubus dan direbus dengan aquadest hingga mendidih selama ±30 menit. Setelah itu dipisahkan air rebusan dengan kentang menggunakan kertas saring. Selanjutnya, air rebusan ditambahkan dextrosa sebanyak 20gram dan ditambahkan aquadest hingga volume akhir 1 liter. Kemudian dituang ke dalam erlenmeyer dan bagian mulut erlenmeyer ditutup rapat menggunakan kapas dan aluminium foil lalu disterilisasi menggunakan autoclave pada suhu 121ºC selama 15-20 menit dengan tekanan 1 atm. Setelah dilakukan sterilisasi media siap digunakan. 3.2.3.3 Media Saboroud Dextrose Agar (SDA) Slant Pembuatan media Saboroud Dextrose Agar (SDA) slant dilakukan sesuai dengan prosedur yang tertera dalam kemasan yaitu cara pertama dengan ditimbang SDA sebanyak 1,3gram, kemudian dilarutkan dengan menggunakan aquadest 20 ml selanjutnya dimasukkan ke dalam erlenmeyer. Setelah itu dicampur hingga homogen dengan cara diaduk dan dipanaskan dalam microwave. Kemudian, media dituang kedalam tabung reaksi sebanyak 3 ml, selanjutnya bagian mulut tabung reaksi ditutup rapat menggunakan kapas dan aluminium foil lalu disterilisasi menggunakan autoclave pada suhu 121ºC selama 15-20 menit dengan tekanan 1 atm. Setelah media disterilisasi, tabung reaksi tersebut diletakkan dalam posisi miring ±45º dan dibiarkan hingga memadat. 3.2.3.4 Media Mueller Hinton Broth (MHB) Pembuatan media Mueller Hinton Broth (MHB) dilakukan sesuai dengan prosedur yang tertera dalam kemasan yaitu cara pertama dengan ditimbang MHB

18 sebanyak 0,525 gram, kemudian dilarutkan menggunakan aquadest 25 ml selanjutnya dimasukkan ke dalam erlenmeyer. Setelah itu dicampur hingga homogen dengan cara di aduk dan dipanaskan dalam microwave. Kemudian bagian mulut erlenmeyer ditutup rapat menggunakan kapas dan aluminium foil lalu disterilisasi menggunakan autoclave pada suhu 121ºC selama 15-20 menit dengan tekanan 1 atm. Setelah dilakukan sterilisasi media siap digunakan. 3.2.4 Peremajaan Kapang Endofit Peremajaan kapang endofit dengan diinokulasikan menggunakan pisau steril kemudian dipindahkan ke dalam media PDA selanjutnya dibiarkan selama 7-14 hari pada suhu ruangan. Semua pengerjaan dilakukan di dalam LAF secara aseptis. 3.2.5 Kultur Cair dan Ekstraksi Kapang Endofit Proses kultur cair dimulai dengan mengambil isolat sekitar 3-5 potong menggunakan cork borer. Kemudian dilakukan inokulasi ke dalam labu Erlenmeyer 250 ml yang sudah berisi media Potato Dextrose Broth (PDB) sebanyak 100 ml. Selanjutnya dilakukan inkubasi secara kultur dinamis dengan menggunakan shaker incubator pada kecepatan 60 rpm pada suhu 25-30 o C selama 14 hari. Kultur hasil inkubasi tersebut, kemudian disaring menggunakan kertas saring (Whatmaan No. 1, England) yang berfungsi untuk memisahkan filtrat dengan miselia. Filtrat yang didapat berupa cairan bening. Filtrat tersebut selanjutnya diekstraksi cair-cair menggunakan etil asetat dengan perbandingan filtrat:etil asetat yaitu 1:1 dalam corong pisah. Sebelum dilakukan pemisahan dengan corong pisah ekstraksi dibantu dengan ultrasonikator yang berfungsi ntuk mempercepat ekstraksi. Proses ekstraksi cair cair tersebut dilakukan sebanyak 3 kali pengulangan. Fase etil asetat dikoleksi selanjutnya diuapkan dengan vacuum rotary evaporator hingga diperoleh crude extract. Kemudian yang didapat crude extract, selanjutnya diencerkan dengan DMSO sebanyak 2 ml untuk pengujian (Rimbawan, 2018).

19 3.2.6 Peremajaan Jamur Uji Peremajaan jamur uji berupa jamur Candida albicans dilakukan dengan menginokulasikan masing-masing bakteri ke dalam media SDA slant menggunakan ose steril dengan teknik continuous streak. Pengerjaan dilakukan secara aseptis di dalam LAF. Kemudian media yang berisi bakteri uji diinkubasi selama 72 jam pada suhu 27ºC. 3.2.7 Pembuatan Standar Mc Farland (Standar Kekeruhan) Standar McFarland yang dibuat adalah Standar McFarland 0,5. Adapun cara pembuatannya yaitu mencampurkan 1% barium klorida encer sebanyak 0,05ml dengan 1% asam sulfat encer sebanyak 9,95 ml ke dalam tabung reaksi lalu divortex, sehingga diperoleh Standar McFarland 0,5 yang setara dengan jumlah bakteri 1,5x10 8 CFU/ml. 3.2.8 Pembuatan Suspensi Jamur Uji Jamur yang tumbuh dalam media SDA slant kemudian dipindah ke dalam media PDB sebanyak 1 ml lalu ditambahkan NaCl 0,9% yang telah steril hingga kekeruhannya sama dengan Standar McFarland 0,5 yang telah dibuat. Semua pengerjaan dilakukan di dalam LAF secara aseptis. 3.2.9 Pembuatan Larutan PBS (Phosphat Buffer Saline) Cara pembuatan larutan PBS sesuai dengan cara pembuatan yang tertera dalam kemasan, yaitu melarutkan 1 tablet PBS 100ml aquadest. Lalu di sterilisasi menggunakan autoclave pada suhu 121ºC selama 15-20 menit dengan tekanan 1 atm. 3.2.10 Pembuatan Reagen MTT Cara pembuatan reagen MTT dengan cara menimbang serbuk MTT sebanyak 15mg kemudian dilarutkan dalam PBS steril sebanyak 3ml. Lalu diambil 300µl dan dilarutkan kembali dengan PBS sebanyak 2,7ml. Selanjutnya disimpan di tempat terlindung dari cahaya matahari.

20 3.2.11 Uji Golongan Senyawa dengan KLT dan Pereaksi Semprot Metabolit sekunder kapang endofit tanaman tin dielusi pada plat KLT silika gel 60 GF254 ukuran 10 cm x 3 cm pada setiap ekstrak dengan menggunakan fase gerak yaitu etil asetat : kloroform. Perbandingan fase gerak yang digunakan pada kelima ekstrak A 2, Ba 2, Bu 2, D 1, dan D 2 yaitu sebagai berikut, A 2 yaitu 3 : 2, Ba 2 yaitu 1 : 1, Bu 2 yaitu 1 : 1, D 1 yaitu 5 : 3, dan D 2 yaitu 5 : 3. Penotolan ekstrak pada plat silika gel menggunakan pipa kapiler dan ditotolkan ditengah-tengah plat. Setelah terelusi, diidentifikasi secara kualitatif kandungan golongan senyawa kimianya menggunakan pereaksi semprot yaitu Lieberman-burchard, feri-klorida (FeCl 3 ), anisaldehid-asam sulfat, alumuniumklorida (AlCl 3 ), dan Dragendroff. Pereaksi semprot dragendorff digunakan untuk mendeteksi senyawa alkaloid dengan memberikan perubahan warna menjadi jingga (Fried and Sherma, 1994). Pereaksi semprot AlCl 3 mendeteksi senyawa flavonoid dengan memberikan warna kuning bila dilihat pada sinar UV 366 (Fried and Sherma, 1994). Senyawa fenolik dideteksi menggunakan pereaksi semprot FeCl 3 dengan memberikan warna biru kehitaman, hijau atau biru kehijauan atau dengan menggunakan reagen 4-aminoantipyrine akan berubah warna menjadi merah, oranye atau pink (Fried and Sherma, 1994). Senyawa terpenoid (steroid) dideteksi menggunakan pereaksi semprot LB (Liebermann Burchard) dengan memberikan warna ungu kecoklatan (da Silva, et al., 2007). Senyawa terpenoid lain dapat dideteksi menggunakan pereaksi semprot anisaldehid-asam sulfat dengan memberikan warna ungu kemerahan (Fried and Sherma, 1994). 3.2.12 Uji Aktivitas Antifungal terhadap Candida albicans Pengujian aktivitas antifungi dilakukan dengan menggunakan metode MTT Assay. Pengujian menggunakan microplate 96 well yang terbagi atas 4 zona, yaitu perlakuan (P), kontrol jamur (KJ), kontrol pelarut (KP), dan kontrol media (KM). Zona perlakuan (P) pada sumuran ke-1 berisi 196µl media MHB yang mengandung suspensi jamur uji C. albicans (1,5x10 5 CFU/ml) dan 4µl ekstrak filtrak kapang endofit. Sumuran ke-2 berisi 100µl media MHB yang mengandung suspensi jamur uji C. albicans (1,5x10 5 CFU/ml). Kemudian dilakukan

21 pengenceran bertingkat dari sumuran ke-1 hingga sumuran ke-9 untuk mendapatkan konsentrasi ekstrak filtrak kapang endofit dari 2000µg/ml hingga 7,8125µg/ml dan volume akhir pada setiap sumuran yaitu 100µl. Kontrol jamur diberikan 100µl media MHB yang mengandung suspensi jamur uji C. albicans (1,5x10 5 CFU/ml). Kontrol pelarut diberikan 90µl media MHB yang mengandung suspensi jamur uji C. albicans (1,5x10 5 CFU/ml) ditambah 10 µl DMSO 100%, dan untuk kontrol media diberikan 100µl media MHB. Kemudian diinkubasi pada suhu 37ºC selama 24 jam dalam inkubator. Selanjutnya ditambahkan 10 µl reagen MTT pada semua kontrol dan didiamkan selama 30 menit. Proses terakhir yang dilakukan yaitu pengukuran absorbansi dengan microplate reader pada panjang gelombang 570 nm. 3.3 ANALISIS HASIL Hasil pengujian aktivitas antifungal dari Ficus carica L. dianalisis secara kualitatif dengan cara mengamati perubahan warna setelah penambahan reagen MTT dan secara kuantitatif dengan menghitung persen nilai kematian sel jamur dari hasil pembacaan nilai absorbansi setiap sampel menggunakan microplate reader pada panjang gelombang 570nm. Persen kematian sel jamur dihitung menggunakan rumus: % = 100%

22 3.4 Skema Kerja 1. Pembuatan Media Agar Pembuatan Media Agar PDA plate SDA slant PDB Serbuk media ditimbang sesuai dengan kebutuhan Serbuk media dilarutkan dengan aquadest dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer Larutan media dihomogenkan dengan cara diaduk dan dipanaskan dalam microwave Media dipindahkan dalam tabung reaksi Media disterilisasi dalam autoclave pada suhu 121ºC selama 15-20 menit dengan tekanan 1 atm Media dituang dalam petri dish Media dibiarkan dalam tabung Media dibiarkan dalam erlenyemer Dibiarkan hingga memadat Gambar 3.1 Skema Kerja Pembuatan Media Agar

23 2. Peremajaan Kapang Endofit Kapang Endofit Kapang endofit diinokulasikan menggunakan ose dengan teknik continuous streak Media PDA Media PDA diinkubasi 7 14 hari pada suhu 37ºC 3. Peremajaan Jamur Uji Koloni Kapang Endofit Gambar 3.2 Skema Kerja Peremajaan Kapang Endofit Candida albicans Jamur diinokulasikan menggunakan ose dengan teknik continuous streak Media SDA slant Jamur diinkubasi 72 jam pada suhu 27ºC Koloni Jamur Candida albicans siap digunakan Gambar 3.3 Skema Kerja Peremajaan Jamur Uji

24 4. Pembuatan Suspensi Jamur Uji Koloni Candida albicans Koloni C. albicans dipipet 1ml dan diteteskan di media MHB Media MHB ditambahkan NaCl 0,9% Media MHB disesuaikan kekeruhan seperti pada Standar McFarland Suspensi jamur siap digunakan Gambar 3.4 Skema Kerja Pembuatan Suspensi Jamur Uji 5. Pembuatan Standar McFarland 0,5 (Standar Kekeruhan) BaCl 2 encer 1% sebanyak 0,05ml H 2 SO 4 Encer 1% sebanyak 9,95ml Larutan dicampur di dalam tabung reaksi dan dihomogenkan menggunakan vortex Diperoleh standar McFarland 0,8 yang setara dengan jumlah jamur 1,5x10 8 Gambar 3.5 Skema Kerja Pembuatan Standar McFarland 0,8 (Standar Kekeruhan)

25 6. Pembuatan Larutan PBS steril 1 tablet dilarutkan dalam100ml aquadest dan dihomogenkan Larutan PBS disterilisasi dalam autoklaf pada suhu 115 C selama 10menit PBS steril 7. Pembutan Reagen MTT Gambar 3.6 Skema Kerja Pembuatan Lautan PBS steril Serbuk MTT ditimbang sebanyak 15mg dan dilarutkan dalam PBS sebanyak 3ml Larutan MTT diambil 0,3ml dan dilarutkan kembali dengan 2,7ml PBS steril Gambar 3.7 Skema Kerja Pembuatan Lautan MTT

26 8. Ekstraksi, Uji Senyawa dengan KLT, dan Uji Aktivitas Antifungal Kapang Endofit Isolat Tunggal Kapang Endofit Media PDB diinkubasi secara kultur dinamis menggunakan shaker incubator dengan kecepatan 60 rpm pada suhu 25-30 o C selama 14 hari Kapang endofit diinokulasikan 3-5 potong isolat kapang endofit ke dalam media PDB Miselia Filtrat Filtrat diekstraksi cair cair dengan air : etil asetat (1:1) Esktrak etil asetat diuapkan menggunakan vacuum rotary evaporator Fase etil asetat Crude Extract etil asetat Uji Aktivitas Antifungal Terhadap Jamur Candida albicans Analisa Hasil Fase air Crude ekstrak etil asetat diuji dengan KLT dan pereaksi semprot Crude ekstrak etil asetat di uji dengan MTT Assay Kesimpulan Gambar 3.8 Skema Kerja Ekstraksi dan Uji Aktivitas Antifungal Kapang Endofit