BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. Metode adalah cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Guru Tahun 2012

BAB VI SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Awal Sertifikasi Guru Tahun 2012

KISI UJI KOMPETENSI 2014 MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Dalam bab kelima ini akan disajikan dua hal, yaitu (1) simpulan, dan (2)

BAB III METODE, TEKNIK, DAN INSTRUMEN PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptifanalisis.

BAB 6 SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. 1) Pada analisis struktur ditemukan hal-hal antara lain: a) Analisis struktur terdiri atas bentuk dan formula bahasa

BAB II LANDASAN TEORETIS

BAB 1 PENDAHULUAN. Sastra lisan sebagai sastra tradisional telah lama ada, yaitu sebelum

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Bab III ini mencakup lokasi penelitian, langkah-langkah atau cara-cara

BAB 5 SIMPULAN 5.1 Struktur Teks Ridwan Nugraha F, 2013

BAB I PENDAHULUAN. kreatif dalam rupa atau wujud yang indah. Pengertian indah, tidak semata-mata merujuk pada

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. upaya lapisan masyarakat terhadap setiap gerak langkah dan perkembangan dunia

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Lagu kelonan Ayun Ambing, Nelengnengkung, dan Dengkleung Dengdek

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

DAFTAR GAMBAR Gambar 1: penampilan dambus Gambar 2: penjelasan alat musik dambus Gambar 3: alat musik dambus Gambar 4: senar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kata merupakan bentuk atau unit yang paling kecil dalam bahasa yang

RAGAM TULISAN KREATIF. Muhamad Husni Mubarok, S.Pd., M.IKom

BAB I PENDAHULUAN. yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya belajar berbahasa adalah belajar berkomunikasi. Oleh karena itu,

PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH DASAR KELAS V SEMESTER 2

BAB 2 LANDASAN TEORETIS...

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS STRUKTUR DAN MAKNA PANTUN DALAM KESENIAN TUNDANG MAYANG DALAM MASYARAKAT MELAYU PONTIANAK

KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS X SMA N 1 KECAMATAN BASA AMPEK BALAI KABUPATEN PESISIR SELATAN DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI MIND MAPPING E JURNAL

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 11. PUISILatihan Soal Himne. Balada. Epigram. Elegi

07. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lebih terfokus. Pembelajaran bahasa Indonesia dilakukan dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Pradopo (1988:45-58) memberi batasan, bahwa karya sastra yang bermutu

BAB 6 SIMPULAN DAN SARAN

BAB III METODE PENELITIAN

Liburan 63. Bab 6. Liburan

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran

NILAI-NILAI BUDAYA DALAM SASTRA LISAN TALE KERINCI: KAJIAN STRUKTURAL DAN SEMIOTIK NAZURTY RINGKASAN

BAB I PENDAHULUAN. dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Dalam meningkatkan hal tersebut,

31. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

BAB 1 PENDAHULUAN. Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia dalam kurikulum satuan tingkat

I. PENDAHULUAN. diajarkan agar siswa dapat menguasai dan menggunakannya dalam berkomunikasi

PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH DASAR KELAS VI SEMESTER 2

34. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunarungu (SMALB B)

Samuel Taylor Coleridge mengemukakan puisi itu adalah kata-kata yang terindah dalam susunan terindah.

SILABUS. Semester : 1 Standar Kompetensi : Mendengarkan 1. Memahami siaran atau cerita yang disampaikan secara langsung /tidak langsung

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. sekolah. Lerner (dalam Mulyono, 2003:224) berpendapat bahwa menulis adalah

BAB I PENDAHULUAN. dikaruniai berbagai kelebihan dibandingkan dengan ciptaan lainnya. Karunia itu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rezki Puteri Syahrani Nurul Fatimah, 2015

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sastra disekolah. Salah satu tujuan pelajaran bahasa Indonesia di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Tarigan(1985 : 4), kata puisi berasal dari bahasa Yunani poiesis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sastra adalah salah satu saluran kreativitas yang penting dalam kehidupan

BAB 5 SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Wellek dan Warren (1993:14) bahasa adalah bahan baku kesusastraan, seperti

I. PENDAHULUAN. dalamnya terdapat pengilustrasian, pelukisan, atau penggambaran kehidupan

III. METODE PENELITIAN. menganalisis bentuk deskripsi tidak berupa angka atau koefisien tentang

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

BAB I PENDAHULUAN. yang berbudaya dan bermasyarakat. Tak ada kegiatan manusia yang tidak disertai

LAMPIRAN SKRIPSI PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN MENULIS PUISI BERBASIS EXPERIENTIAL LEARNING UNTUK SISWA KELAS VIII SMP

1. PENDAHULUAN. pembelajaran sastra berlangsung. Banyak siswa yang mengeluh apabila disuruh

PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH DASAR KELAS V SEMESTER

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

SILABUS PEMBELAJARAN

KISI-KISI SOAL. Tahun Pelajaran : 2014/ Menentukan persamaan isi berita.

BAB 1 PENDAHULUAN. (Hasanuddin, 1996:1). Dimensi pertama, drama sebagai seni lakon, seni peran

DINAS PENDIDIKAN KOTA SURABAYA KISI-KISI PENULISAN SOAL UJIAN SEKOLAH TULIS TAHUN PELAJARAN 2014/2015

32. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA)

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari peristiwa komunikasi untuk mengungkapkan gagasan, ide,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Jepang merupakan salah satu negara yang terkenal akan ragam

BAB I PENDAHULUAN. Wida Kartika Ayu, 2016

BAB II KAJIAN TEORI. bagaimana unsur cerita atau peristiwa dihadirkan oleh pengarang sehingga di dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Peningkatan Kemampuan Menganalisis Unsur Intrinsik Teks Drama Dengan Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share.

BAB I PENDAHULUAN. berekspresi dan salah satunya adalah menulis puisi. Puisi dalam Kamus Besar. penataan bunyi, irama, dan makna khusus; sajak.

BAB I PENDAHULUAN. Pembuatan film yang diangkat dari sebuah novel bukanlah hal baru. Para

BAHAN PELATIHAN PROSA FIKSI

BAB I PENDAHULUAN. Suatu karangan terdiri dari beberapa kalimat yang kemudian disusun

MENU UTAMA UNSUR PROSA FIKSI PENGANTAR PROSA FIKSI MODERN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang luas di dunia, karena Indonesia tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan ciri-ciri khas, meskipun puisi telah mengalami perkembangan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB 1 PENDAHULUAN. Meskipun bangsa Indonesia sudah memiliki tradisi tulis, tidak dapat disangkal

Transkripsi:

42 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode deskriptif-analisis. Tergolong kualitatif karena data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka. Metode deskriptif-analisis bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fakta-fakta yang berhubungan dengan struktur dalam kaba, konteks pertunjukan, proses penciptaan, dan fungsi dalam Dendang Pauah. Penelitian tidak terbatas pada pengumpulan dan penyusunan data, tetapi meliputi analisis dan interpretasi dari data tersebut (Surakhman, 1994, hlm. 139). B. Partisipan dan Tempat Penelitian Partisipan penelitian ini ada dua; partisipan utama dan partisipan tambahan. Partisipan utama adalah tukang dendang, tukang saluang, ahli Dendang Pauah atau tokoh masyarakat Kelurahan Koto Panjang Ikua Koto, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang. Partisipan tambahan adalah para penonton, dan masyarakat masyarakat Kelurahan Koto Panjang Ikua Koto, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang. Penelitian ini dilakukan di kota Padang. Kota Padang terdiri atas sebelas kecamatan. Dendang Pauah tidak hanya diapresiasi oleh masyarakat di Kecamatan Pauah saja, tetapi juga di kecamatan-kecamatan yang berada di sekeliling Kecamatan Pauah. Dalam penelitian ini dipilih Kelurahan Koto Panjang Ikua Koto, Kecamatan Koto Tangah sebagai lokasi penelitian. Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Koto Panjang Ikua Koto karena beberapa pertimbangan, yaitu sebagai berikut. Pertama, Koto Panjang Ikua Koto adalah salah satu kelurahan yang sebagaian masyarakatnya masih mempertahankan kehidupan tradisional. Sebagian besar masyarakat masih bertani, mereka sangat kuat KAJIAN STRUKTUR, KONTEKS PERTUNJUKAN, PROSES PENCIPTAAN, DAN FUNGSI KABA URANG TANJUANG KARANG DALAM PERTUNJUKAN PEMBELAJARAN APRESIASI SASTRA DI SMA SUMATERA 42 BARAT

43 dalam mempertahankan tradisi bergotong royong serta hubungan antar tetangga begitu erat karena biasanya para tetangga masih saling memiliki hubungan keluarga. Kedua, masyarakat di kelurahan ini masih sangat melestarikan tradisi Dendang Pauah. Sehingga hampir di setiap acara pernikahan masih sering dijumpai acara Dendang Pauah yang diselenggarakan oleh tuan rumah. Padahal banyak hiburan yang bisa disajikan di malam pesta pernikahan tersebut, tapi Dendang Pauah masih menjadi pilihan utama masyarakat. Ketiga, masyarakat di kelurahan Koto Tangah Ikua Koto ini sudah begitu akrab dan menyenangi hiburan berbentuk pertunjukan ini. Umumnya, semua anggota masyarakat baik yang laki-laki ataupun yang perempuan dan berusia lanjut sudah sangat mengetahui cerita-cerita yang didendangkan dalam pertunjukan Dendang Pauah ini. Mereka juga banyak yang menggemari irama dan musik yang dihasilkan oleh alat musik saluang itu. C. Pengumpulan Data Menurut Moleong (2005, hlm. 157) sumber dan data dalam penelitian kualitatif terbagi dalam beberapa jenis, yaitu berupa kata-kata dan tindakan, sumber data tertulis, foto, dan statistik. Data dalam penelitian ini adalah pertunjukan Dendang Pauah yang diadakan masyarakat Koto Panjang Ikua Koto. Dari beberapa pertunjukan yang penulis ikuti, hanya satu yang dijadikan sebagai sumber data, yaitu pertunjukan di rumah Indiak Tukang Roti yang dilakukan Tasar dkk. Pertunjukan tersebut dijadikan sumber data karena teks verbalnya lebih jelas sehingga lebih mudah ditranskripsikan. Sumber data pendukung lainnya adalah wawancara, perekaman, observasi secara langsung, serta catatan lapangan. Metode wawancara yang digunakan ialah yang tidak terstruktur tetapi berfokus. Metode wawancara digunakan untuk mendapatkan data proses penciptaan (pengalaman penyaji), konteks pertunjukan, dan KAJIAN STRUKTUR, KONTEKS PERTUNJUKAN, PROSES PENCIPTAAN, DAN FUNGSI KABA URANG TANJUANG KARANG DALAM PERTUNJUKAN

44 fungsi Dendang Pauah, serta data-data penunjang yang berkaitan dengan Dendang Pauah. Metode pengamatan digunakan pada waktu pertunjukan, yaitu untuk melihat data yang berkaitan dengan konteks pertunjukan yang meliputi tukang dendang, tukang saluang, penonton, interaksi tukang dendang dengan penonton, dan musik. Kedua metode itu akan saling melengkapi. Data yang tidak dapat diperoleh dengan metode pengamatan akan dilengkapi dengan metode wawancara. Untuk membantu kedua metode di atas, akan digunakan teknik tape recorder dan video recorder. Teknik rekaman tape recorder lebih banyak digunakan dalam pertunjukan terutama untuk mendapatkan teks kaba. Catatatan lapangan digunakan untuk melihat atau mengamati secara langsung persiapan dan proses pelaksanaan pertunjukan Dendang Pauah. Penulis sebagai peneliti membuat catatan lapangan terkait beberapa hal yang berkaitan dengan pertunjukan seperti perilaku tukang dendang, tukang saluang, penonton, dan properti yang digunakan dalam pertunjukan. D. Analisis Data Teknik analisis data bertujuan untuk mengungkapkan proses pengorganisasian dan pengurutan data tentang struktur, konteks pertunjukan, proses penciptaan, fungsi dan makna yang terdapat dalam Dendang Pauah tersebut. Selanjutnya hasilnya akan dimasukan ke dalam pola kategori satuan uraian sehingga pada akhirnya dapat ditarik kesimpulan tentang struktur, konteks pertunjukan, proses penciptaan, fungsi, dan makna yang terdapat dalam Dendang Pauah tersebut. Berdasarkan data penelitian yang telah terkumpul, data tersebut dianalisis dengan langkah-langkah sebagai berikut. 1. Mentranskripsi kaba dalam Dendang Pauah tersebut. Rekaman penuturan kaba yang sudah didapatkan, ditranskripsi ke dalam bentuk tulisan. KAJIAN STRUKTUR, KONTEKS PERTUNJUKAN, PROSES PENCIPTAAN, DAN FUNGSI KABA URANG TANJUANG KARANG DALAM PERTUNJUKAN

45 2. Melakukan penerjemahan teks kaba. Teks kaba yang disampaikan dalam Dendang Pauah yang berbahasa Minang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan cara penerjemahan kata demi kata. 3. Mengidentifikasi struktur, konteks pertunjukan, proses penciptaan, dan fungsi yang terkandung dalam Dendang Pauah tersebut. 4. Mendeskripsikan struktur, konteks pertunjukan, proses penciptaan, dan fungsi yang terkandung dalam Dendang Pauah berdasarkan interpretasi yang dilakukan. 5. Menyimpulkan hasil analisis struktur, konteks pertunjukan, proses penciptaan, dan fungsi yang terkandung dalam Dendang Pauah dan membuat bahan dan kegiatan pembelajaran apresiasi sastra. 6. Menyusun laporan hasil analisis atau hasil pengkajian. 7. Menyusun rancangan bahan dan kegiatan pembelajaran apresiasi sastra berdasarkan analisis struktur, konteks pertunjukan, proses penciptaan, dan fungsi yang terkandung di dalam Dendang Pauah tersebut. 8. Melaporkan hasil penelitian. KAJIAN STRUKTUR, KONTEKS PERTUNJUKAN, PROSES PENCIPTAAN, DAN FUNGSI KABA URANG TANJUANG KARANG DALAM PERTUNJUKAN

46 E. Pedoman Analisis Tabel 1 Pedoman Analisis No Pertanyaan/masalah penelitian Fokus Analisis Rambu-Rambu Analisis 1. Bagaimanakah struktur kaba dalam Dendang Pauah di Kecamatan Koto Tangah Kota Padang? Struktur kaba Struktur Teks Teks kaba yang disampaikan dalam pertunjukan Dendang Pauah berbentuk pantun. Pantun tersebut digunakan untuk menyampaikan rangkaian cerita dan peristiwa kaba. Karena keunikannya ini, teks kaba dalam pertunjukan Dendang Pauah harus dianalisis dari unsurunsur fiksi yang terkandung di dalamnya, serta juga dari bentuk teksnya (pantun) sesuai dengan kajian sebuah sastra lisan. Sebagai sebuah sastra lisan, dalam teks kaba kemungkinan terdapat formula serta bunyi (rima, aliterasi, asonansi), irama, serta penggunaan majas. a. Bentuk: Kesatuannya bukan kalimat dan bukan baris. Kesatuannya adalah pengucapan dengan panjang tertentu yang terdiri dari dua bagian yang berimbang. Keduanya dibatasi dalam caessura 'pemenggalan puisi (Junus, 1984, hlm. 17). b. Formula: Formula adalah kelompok kata yang secara teratur

47 dimanfaatkan dalam kondisi matra yang sama untuk mengungkapkan suatu ide pokok. Sedangkan ungkapan formulaik adalah larik atau separuh larik yang disusun berdasarkan formula (Lord dalam Taum, 2011, hlm. 101). c. Bunyi Analisis bunyi meliputi rima, asonansi, dan aliterasi serta irama. Rima mengandung pengertian yang lebih luas, yaitu menyangkut persamaan, bunyi, perulangan bunyi, perpaduan bunyi, dan intonasi yang semuanya dimaksudkan untuk membangun orkestrasi atau musikalitas. Salah satu unsur rima adalah sajak yang terdiri pula dari aliterasi (persajakan bunyi konsonan) dan asonansi (persajakan bunyi vokal). Irama, Semi (2008, hlm. 166-167) mengatakan bahwa hal lain yang berkaitan dengan kemerduan bunyi adalah irama (rhythm) yaitu semacam gerakan atau alunan yang teratur, rentetan bunyi yang berulang yang menimbulkan variasi bunyi yang menciptakan getaran yang hidup. Irama terdiri dari dua jenis, yaitu metrum dan ritme. Karena teks kaba bebrbentuk pantun, maka irama metrum merupakan hal yang akan dibahas pada bagian ini. d. Majas: majas dapat dibedakan tiga macam, majas perbandingan

48 atau identitas, majas pertentangan, dan majas pertautan atau majas kontiguitas (Moeliono dan Luxemburg, dalam Badrun, 2003, hlm. 36). Majas-majas tersebut tidak dibicarakan semua. Pembicaraan ini dibatasi pada majas tertentu. Pembatasan itu dicocokkan dengan objek kajian. Struktur Faktual Cerita Kaba merupakan sebuah cerita rakyat yang memungkinkan mengandung semua unsur pembentuk cerita. Sesuai dengan pendapat Stanton (2007, hlm. 22) mengatakan bahwa karakter, alur, dan latar merupakan fakta-fakta cerita. Elemen-elemen ini berfungsi sebagai catatan kejadian imajinatif dari sebuah cerita. e. Alur : deretan peristiwa yang secara logik dan kronologik saling berkaitan yang dialami oleh para pelaku. f. Tokoh: tokoh mengacu kepada orangnya dan watak yang dibawa oleh tiap-tiap tokoh cerita. g. Latar: untuk menunjukkan tempat kejadian, waktu, dan suasana yang membangun sehingga menimbulkan kesan kesungguhan pada cerita.

49 2. Bagaimanakah konteks pertunjukan Dendang Pauah di Kecamatan Koto Tangah Kota Padang? 3. Bagaimanakah proses penciptaan kaba dalam Dendang Pauah di Kecamatan Koto Tangah Kota Padang? Konteks pertunjukan Proses penciptaan h. Tema :makna yang dapat merangkum semua elemen dalam cerita dengan cara yang paling sederhana. a. Konteks budaya mengacu pada tujuan budaya yang menggunakan suatu teks. Pertanyaan yang diajukan berkenaan dengan konteks budaya ini adalah untuk tujuan budaya apa teks itu digunakan. Tujuan budaya yang dimaksud di sini peristiwa budaya yang melibatkan tradisi lisan. b. Konteks situasi mengacu pada waktu, tempat, dan cara penggunaan teks. Pertanyaan yang diajukan berkenaan dengan konteks situasi ini adalah kapan, di mana, dan bagaimana sebuah teks dilakonkan atau dituturkan. Konsep situasi waktu ini juga mendeskripsikan fungsi tradisi lisan seperti untuk ekspresi perasaan dalam keadaan suka seperti ucapan syukur atau ekspresi perasaan dalam keadaan duka seperti ucapan ratapan. Tiga istilah dalam penyampaian sastra lisan yaitu composser (penggubah), creator (pencipta), performer (penampil). a. Penggubah adalah orang yang merangkai ungkapan-ungkapan tertentu bagi penyuguhan, pertunjukan sastra lisan, untuk melukiskan suasana-suasana tertentu, dengan catatan,

50 4. Bagaimanakah fungsi Dendang Pauah di Kecamatan Koto Tangah Kota Padang? Fungsi menggunakan formula. b. Pencipta adalah orang yang membuat ungkapan ataupun cerita serta puisi baru. c. Penampil adalah orang (-orang) yang membawakan atau menampilkan puisi lisan (pada saat pertunjukan). Proses pewarisan sastra lisan yang bersifat penyebaran, bisa bersifat horizontal dan vertikal. a. Bersifat horizontal, penyebaran itu bisa dari tetangga ke tetangga, dari kampung ke kampung, dari kota ke kota. b. Bersifat vertikal, penebaran itu bisa dari bapak ke anak, dari kakek ke cucu, dari guru ke murid (cantrik), dan lain-lain. a. Berfungsi sebagai proyeksi. b. Berfungsi untuk pengesahan kebudayaan. c. Sebagai alat pemaksa berlakunya norma-norma sosial dan sebagai alat pengendali sosial. d. Sebagai alat pendidikan anak. e. Untuk memberikan seorang suatu jalan yang diberikan oleh masyarakat agar dia dapat mencela orang lain. f. Sebagai alat untuk memprotes ketidakadilan dalam masyarakat.

51 5. Bagaimanakah pemanfaatan Dendang Pauah di Kecamatan Koto Tangah Kota Padang sebagai alternatif bahan ajar apresiasi cerita rakyat di SMA Sumatera Barat? Bahan ajar apresiasi cerita rakyat di SMA g. Untuk melarikan diri dari himpitan hidup sehari-hari. Dengan perkataan lain, untuk hiburan semata. Modul

KAJIAN STRUKTUR, KONTEKS PERTUNJUKAN, PROSES PENCIPTAAN, DAN FUNGSI KABA URANG TANJUANG KARANG DALAM PERTUNJUKAN 52