BAB 3 TINJAUAN UMUM BADAN PUSAT STATISTIK. Badan Pusat Statistik (BPS) adalah Lembaga Negara Non Departemen. BPS

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 3 SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET

BAB 3 GAMBARAN UMUM BADAN PUSAT STATISTIK

BAB II RUANG LINGKUP PERUSAHAAN

BAB III SEJARAH DAN STRUKTUR BPS

BAB 2 GAMBARAN UMUM. Badan Pusat Statistik (BPS) adalah Lembaga Negara Non Departemen. BPS

BAB 3 GAMBARAN UMUM TEMPAT RISET

BAB II PROFIL BADAN PUSAT STATISTIK. A. Sejarah Singkat Badan pusat Statistik (BPS) oleh Direktur Pertanian, Kerajinan dan Perdagangan (Directure Vand

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II PROFIL BADAN PUSAT STATISTIK KOTA MEDAN. A. Sejarah Singkat Badan Pusat Statistik Kota Medan

BAB 3 STRUKTUR ORGANISASI BADAN PUSAT STATISTIK

PERAMALAN JUMLAH PRODUKSI PADI DI SUMATERA UTARA UNTUK TAHUN 2008 TUGAS AKHIR EFRINA SINAGA

BAB II GAMBARAN UMUM BADAN PUSAT STATISTIK KOTA MAGELANG

PERAMALAN NILAI PENJUALAN ENERGI LISTRIK DI PT. PLN (PERSERO) CABANG BINJAI UNTUK TAHUN 2008

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 86 TAHUN 2007 TENTANG BADAN PUSAT STATISTIK

BAB II GAMBARAN UMUM

KEPPRES 6/1992, KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, SUSUNAN ORGANISASI, DAN TATA KERJA BIRO PUSAT STATISTIK

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Profil Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Bandar Lampung

BAB 3 BADAN PUSAT STATISTIK (BPS)

BAB II GAMBARAN UMUM. Badan Pusat Statistik adalah Lembaga Pemerintah Non Kementerian yang

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1992 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, SUSUNANORGANISASI, DAN TATA KERJA BIRO PUSAT STATISTIK

Badan Pusat Statistik

PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PUSAT STATISTIK KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK,

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 138 TAHUN 2017 TENTANG

BAB 3 PENGOLAHAN DATA

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 86 TAHUN 1998 TENTANG BADAN PUSAT STATISTIK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB III DESKRIPSI LEMBAGA / INSTANSI

BAB 3 PENGOLAHAN DATA

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 136 TAHUN 2017 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA

BUPATI PACITAN PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK,

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 40 TAHUN 2011

Perda No.30 / 2004 Tentang Pembentukan,Kedudukan,Tugas,Fungsi, SOT Dinas Nakertrans Kab. Magelang

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 52 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 131 TAHUN 2017 TENTANG

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Pada bagian ini akan di jelaskan tentang sejarah dibentuknya BPS

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 53 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN BLITAR

LEMBARAN DAERAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

PEMERINTAH KOTA MADIUN

BUPATI NGAWI PERATURAN BUPATI NGAWI NOMOR 41 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN KEWENANGAN DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 86 TAHUN 1998 TENTANG BADAN PUSAT STATISTIK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 68 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 43 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI INSPEKTORAT KABUPATEN BLITAR BUPATI BLITAR,

TUGAS AKHIR RESTI FERONIKA PURBA

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 92 TAHUN 2016 TENTANG

BAB 3 ANALISA DATA. produksi kelapa sawit dari tahun 2007 sampai dengan tahun Tabel 3.1 Data Produksi Kelapa Sawit di

PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU NOMOR : 6 TAHUN 2001 TENTANG

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN LANDAK

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 72 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 98 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 42 TAHUN 2016 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK,

G U B E R N U R SUMATERA BARAT

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 91 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 72 TAHUN 2015

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO

LAPORAN KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK KOTA CIMAHI TAHUN 2016 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA CIMAHI

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 80 TAHUN 2008 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

RENCANA STRATEGIS TAHUN BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW TAHUN ANGGARAN 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG

LEMBARAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2008

Selamat Pagi. Sri Kadarwati, S.Si., M.T. Kepala BPS Kabupaten Lamongan. E :

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 5 TAHUN 1992 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA DEPOK

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA,

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 72 TAHUN 2008 TENTANG

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 86 TAHUN 2016

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 40 TAHUN 2008 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI NOMOR : 61 TAHUN : 2000 SERI : D NO.55 GUBERNUR BALI KEPUTUSAN GUBERNUR BALI NOMOR 78 TAHUN 2000

WALIKOTA BANJARBARU PERATURAN WALIKOTA BANJARBARU NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK,

WALIKOTA BANJARBARU PERATURAN WALIKOTA BANJARBARU NOMOR 40 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 92 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA

Perda No.37 / 2004 Tentang Pembentukan,Kedudukan,Tugas,Fungsi, SOT Pertamben Kab. Magelang PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 37 TAHUN 2004

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 65 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN KEBUMEN

2017, No Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 3. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang

PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 541 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS SUMBER DAYA AIR DAN PERTAMBANGAN KABUPATEN GARUT

Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1968 tentang Berlakunya Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1967 dan Pelaksanaan Pemerintahan di Propinsi Ben

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 42 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN KABUPATEN BLITAR BUPATI BLITAR,

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 128 TAHUN 2017 TENTANG

- 2 - BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1

Transkripsi:

BAB 3 TINJAUAN UMUM BADAN PUSAT STATISTIK 3.1. Sejarah Badan Pusat Statistik Badan Pusat Statistik (BPS) adalah Lembaga Negara Non Departemen. BPS melakukan kegiatan yang ditugaskan oleh pemerintah antara bidang pertanian, agrarian, pertambangan, kependudukan, sosial, ketenagakerjaan, keuangan, pendapatan, dan keagamaan. Selain hal hal diatas BPS juga bertugas untuk melaksanakan koordinasi di lapangan, kegiatan statistik dari segenap instansi baik dipusat maupun didaerah dengan tujuan mencegah dilakukannya pekerjaan yang serupa oleh dua atau lebih instansi, memajukan keseragaman dalam penggunaan defenisi, klasifikasi dan ukuran ukuran lainnya. Berikut ini adalah beberapa masa peralihan pada BPS, yaitu: 1. Masa pemerintahan Hindia Belanda Pada bulan Februari 1920, kantor statistik pertama kali didirikan oleh direktur pertanian, kerajinan dan perdagangan (Directeur Van Landbouw Nijverheid enhendle) dan berkedudukan di Bogor. Kantor ini diserahi tugas untuk mengolah dan memublikasi data statistik. Pada tanggal 24 September 1924 maka lembaga tersebut diganti dengan nama Centraal kantoor Voor de Statistik (CKS) atau Kantor Pusat Statistik dan dipindahkan ke Jakarta. Bersamaan dengan itu beralih pula pekerjaan mekanisme statistik perdagangan yang semula dilakukan oleh Kantor Invoer en Accijinsen (IUA) yang sekarang disebut Kantor Bea Cukai.

19 2. Masa Pemerintahan Jepang Pada bulan Juni 1942 pemerintahan Jepang baru mengaktifkan kembali kegiatan statistik yang utamanya diarahkan untuk memenuhi kebutuhan perang/militer. Pada masa ini CKS diganti namanya menjadi Shomubu Chasasitsu gunseikanbu. 3. Masa Kemerdekaan Republik Indonesia Setelah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 kegiatan statistik diganti oleh lembaga baru sesuai dengan susunan kemerdekaan yaitu KAPPURI (Kantor Penyelidikan Perangkat Umum Republik Indonesia). Tahun 1946 Kantor KAPPURI dipindahkan ke Yogyakarta sebagai konsekuensi dari Perjanjian Linggarjati. Sementara itu pemerintahan Belanda (NICA) di Jakarta mengaktifkan kembali CKS. Berdasarkan surat edaran Kementrian Kemakmuran tanggal 12 Juni 1950 No.219/S.C;KAPPURI dan CKS dilebur menjadi Kantor Pusat Statistik (KPS) dan berada dibawah Kementrian Kemakmuran. Dengan surat Mentri perekonomian tanggal 1 Maret 1952 No.P/44, lembaga KPS berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Mentri Perekonomian, dan pada tanggal 24 Desember 1953 dengan surat Mentri Perekonomian No. 18.099/M, KPS dibagi menjadi dua bagian yaitu bagian research yang disebut Afdeling A, dan bagian penyelenggaraan dan tatausaha yang disebut Afdeling B. Dengan keputusan Presiden Republik Indonesia No. 131 tahun 1957, Kementrian Perekonomian dipecah menjadi Kementrian perdagangan dan Kementrian Perindustrian. Untuk selanjutnya dengan keputusan Presiden

20 Republik Indonesia No. 172 tahun 1957 KPS diubah menjadi BPS, dan urusan statistik yang semula menjadi tanggung jawab dan wewenang Mentri Perekonomian dialihkan menjadi dibawah dan bertanggungjawab kepada Perdana Mentri. Berdasarkan KEPPRES ini pula secara formal nama BPS dipergunakan. Memenuhi anjuran PBB agar setiap negara anggota menyelenggarakan sensus penduduk secara serentak, maka pada tanggal 24 September 1960 telah diundangkan UU No. 6 tahun 1960 tentang Sensus, sebagai pengganti Volk Stelling Ordonnantie 1930. Dalam rangka memperhatikan kebutuhan data bagi perencanaan pembangunan semesta berencana dan mengingat materi statistiek ordonnantie 1934 dirasakan sudah tidak sesuai lagi dengan kemajuan kemajuan yang cepat dicapai oleh Negara kita, maka tanggal 26 September 1960 telah diundangkan UU No. 7 tahun 1960 tentang Statistik. Berdasarkan keputusan Presidium Kabinet RI No. Aa/C/9 tahun 1965, maka tiap-tiap daerah Tingkat I dan Tingkat 2 dibentuk kantor-kantor cabang BPS dengan nama Kantor Sensus Statistik Daerah (KKS) yang mempunyai tugas menjalankan kegiatan-kegiatan statistik di daerah-daerah. Disetiap daerah administrasi kecamatan, dapat diangkat seorang atau lebih pegawai yang merupakan pegawai KKS ditingkat 2 dan dibawah pengawasan Kepala Kecamatan. 4. Masa Orde Baru sampai sekarang Pada masa pemerintahan orde baru, khusus untuk memenuhi kebutuhan dalam perencanaan dan evaluasi pembangunan, maka untuk mendapatkan statistik yang

21 handal, lengkap, tepat, akurat dan terpercaya mulai diadakan pembenahan organisasi BPS. Dalam masa orde baru ini BPS telah mengalami empat kali perubahan struktur organisasi, yaitu: 1. Peraturan Pemerintah No. 16 tahun 1969 tentang organisasi Biro Pusat Statistik. 2. Peraturan Pemerintah No. 6 tahun 1980 tentang Organisasi Biro Pusat Statistik. 3. Peraturan Pemerintah No. 2 tahun 1992 tentang Organisasi Biro Pusat Statistik dan keputusan Presiden No. 6 tahun 1992 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan, Reorganisasi dan tata kerja Biro Pusat Statistik. 4. Undang-Undang No. 16 tahun 1997 tentang Statistik. 5. Keputusan Presiden RI No. 86 tahun 1998 tentang Badan Pusat Statistik. 6. Keputusan Kepala BPS No. 100 tahun 1998 tentang Organisasi dan Tata Kerja BPS. 7. PP No. tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Statistik. Tahun 1968, ditetapkan Peraturan Pemerintah No. 16 tahun 1968, yaitu yang mengatur organisasi dan tata kerja di pusat dan di daerah. Tahun 1980, Peraturan Pemerintah No. 6 tahun 1980 tentang organisasi sebagai pengganti Peraturan Pemerintah No. 16 tahun 1968. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 6 tahun 1988 di tiap provinsi terdapat perwakilan BPS dengan nama Kantor Statistik Provinsi dan di Kabupaten/Kota terdapat cabang perwakilan BPS dengan nama Kantor Statistik Kabupaten/Kota. Pada tanggal 19 Mei 1997 menetapkan tentang statistik sebagai pengganti UU No. 6 dan 7 tentang sensus dan statistik. Pada tanggal 17 Juni 1998 dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 86

22 tahun 1998 ditetapkan BPS sekaligus mengatur tata kerja dan struktur BPS yang baru. 3.2. Tugas dan Fungsi Badan Pusat Statistik Menurut Keputusan Kepala BPS Nomor 121 tahun 2001 tentang organisasi dan tata kerja perwakilan BPS di daerah. 1. Tugas BPS memunyai tugas pemerintahan di bidang kegiatan statistik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 2. Fungsi Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, BPS menyelenggarakan fungsi: 1. Pengkajian, penyusunan, dan perumusan kebijakan di bidang statistik. 2. Pengkoordinasian kegiatan statistik nasional dan regional. 3. Penetapan dan penyelenggaraan statistik dasar. 4. Pembinaan dan fasilitasi terhadap kegiatan instansi pemerintah di bidang kegiatan statistik 5. Penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang perencanaan umum, ketatausahaan, organisasi, tata laksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan, kehumasan, hukum, perlengkapan, dan rumah tangga. 3. Kewenangan Dalam menyelenggarakan fungsi sebagaimana dimaksud, BPS memunyai kewenangan: 1. Penyusunan rencana nasional secara makro di bidangnya;

23 2. Perumusan kebijakan di bidangnya untuk mendukung pembangunan secara makro. 3. Penetapan sistem informasi di bidangnya; 4. Penetapan dan penyelenggaraan statistik nasional; 5. Kewenangan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yaitu: 1. Perumusan dan pelaksanaan kebijakan tertentu di bidang kegiatan statistik 2. Penyusunan pedoman penyelenggaraan survei statistik sektoral 3.3. Visi dan Misi 1. Visi Pelopor data statistik terpercaya untuk semua. 2. Misi 1. Memperkuat landasan konstitusional dan operasional lembaga statistik untuk penyelenggaraan statistik yang efektif dan efisien. 2. Menciptakan insan statistik yang kompeten dan profesional, didukung pemanfaatan teknologi informasi mutakhir untuk kemajuan perstatistikan Indonesia. 3. Meningkatkan penerapan standar klasifikasi, konsep dan definisi, pengukuran, dan kode etik statistik yang bersifat universal dalam setiap penyelenggaraan statistik. 4. Meningkatkan kualitas pelayanan informasi statistik bagi semua pihak.

24 5. Meningkatkan koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi kegiatan statistik yang diselenggarakan pemerintah dan swasta, dalam kerangka Sistem Statistik Nasional (SSN) yang efektif dan efisien. 3.4. Struktur Organisasi BPS Sehubungan dengan semakin meningkatnya beban tugas dan pentingnya peranan BPS dalam menunjang kegiatan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan maka diperlukan struktur organisasi yang dapat menunjang kelancaran tugas dari masing-masing bagian. Surat keputusan kepala BPS No. 104 tahun 1999 yang mengatur tentang uraian tugas, bagian bidang, subbagian dan seksi perwakilan BPS di daerah dipandang perlu untuk menetapkan perincian tugas setiap bidang, subbagian, dan seksi di lingkungan perwakilan dan cabang perwakilan BPS. 1. BPS Kabupaten/kota Gambar 3.1 Struktur Organisasi BPS Kabupaten/kota

25 2. BPS Provinsi Gambar 3.2 Struktur Organisasi BPS Provinsi Organisasi merupakan suatu fungsi manajemen yang mempunyai peranaan dan kegiatan langsung dengan instansi sosial yang terjadi diantara individuindividu dalam rangka kerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Struktur organisasi perusahaan merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi tingkat keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuan yang ditetepkan. Dengan adanya struktur organisasi maka akan jelaslah pemisahan tugas dari para pegawai / staf tersebut.

26 Struktur organisasi yang diterapkan di Kantor Badan Pusat Statistik adalah struktur organisasi lini dan staf. Struktur ini mengandung unsur unsur spesialisasi kerja, standarisasi kegiatan, sentralisasi dan desentralisasi dalam pembuatan keputusan yang menunjukan lokasi kekuasaan, pembuatan keputusan dan ukuran satuan yang menunjukkan suatu kelompok kerja. Adapun tujuan dari struktur organisasi lini dan staf di Kantor Badan Pusat Statistik (BPS) Propinsi Sumatera Utara adalah : a. Pengkoordinasian yaitu yang memungkinkan komunikasi integrasi berbagai departemen dan kegiatan kegiatan yang saling berhubungan satu sama lain. b. Pemberian saran yaitu memberikan saran atau membuat rekomendasi bagi manajemen. c. Pembuatan keputusan yaitu membuat keputusan keputusan dan mengamati bagaimana pelaksanaan dari keputusan tersebut. Sebagaimana dalam lampiran dalam organisasi Kantor Badan Pusat Statistik Propinsi Sumatera Utara dipimpin seorang Kepala Kantor. Kepala Kantor dibant bagian tata usaha yang terdiri dari : 1. Sub Bagian Urusan Dalam 2. Sub Bagian Perlengkapan 3. Sub Bagian Keuangan 4. Sub Bagian Kepegawaian 5. Sub Bagian Bina Program Sedangkan Bidang Penunjang Statistik Terdiri dari Lima (5) bidang yaitu :

27 1.Bidang Statistik Produksi Bidang statistik Produksi mempunyai tugas untuk melaksanakan kegiatan Statistik Pertanian, Industri, Konstruksi pertambangan dan energi. 2.Bidang Statistik Distrubusi Bidang Statistik ditribuisi mempunyai tugas untuk melaksanakan kegiatan statistik konsumen dan perdagangan besar, statistik keuangan dan harga produsen serta niaga dan jasa. 3.Bidang Statistik Sosial Bidang Statistik kependudukan mempunyai tugas yaitu melaksanakan kegiatan demografi dan rumah tangga, ketenagakerjaan, serta statistik kesejahteraan. 4.Bidang Integrasi Pengolahan dan Diseminasi Statitik (IPDS) Penyiapan data, penyusunan sistem, dan program serta operasional pengolahan data dengan komputer. 5.Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik Mempunyai tugas untuk penyusunan Neraca Produksi, Neraca konsumsi, dan Akumulasi penyajian analisis serta kegiatan penerapan statistik. 3.5. Tugas dan Wewenangan Masing Masing Bagian di Badan Pusat Statistik Wewenang (authority) adalah : hak untuk melakukan sesuatu atau memerintahkan orang lain untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu agar tercapai tujuan tertentu. Contoh: seorang manager suatu organisasi mempunyai hak untuk memberi, perintah dan tugas serta menilai pelaksanaan kerja bawahannya.

28 Tugas adalah: kewajiban untuk melakukan sesuatu agar tercapai tujuan tertentu. Contoh: sekretaris yang mengarsip surat, membuat notulen rapat. 1. Bagian Tata Usaha 1. Menyusun program kerja tahun bidang. 2. Mengatur dan melaksanakan penghimpunan barang dan penyusunan program kerja tahunan baik rutin maupun proyek kantor statistik propinsi dan menyampaikan ke Badan Pusat Statistik. 3. Mengatur dan melaksanakan urusan dalam yang meliputi surat-surat penggandaan atau percetakan kearsipan, rumah tangga dan pemeliharaan gedung keamanan dan lingkungan serta perjalanan dinas maupun luar negeri. 4. Mengatur dan melaksanakan urusan perlengkapan dan perbekalan yang meliputi penyusunan, penyimpanan atau penggudangan, inventarisasi dan penghapusan serta pemeliharaan perlengkapan. 5. Mengatur dan melaksanakan urusan dan keuangan yang meliputi tata usaha keuangan, perbankan, administrasi dan pembukuan. 6. Mengatur dan melaksanakan urusan dan mutasi pegawai, pembinaan pegawai, kesejahteraan pegawai, administrasi jabatan dan fungsional, hukum, organisasi tata laksana serta penyajian. 7. Menyusun laporan kegiatan bagian secara berkala dan sewaktu waktu. 8. Mengatur dan melaksanakan urusan penyelenggaraan berbagai pelatihan teknis dan pelatihan administrative.

29 2. Bidang Statistik Produksi 1. Menyusun program kerja tahunan bidang yang meliputi kegiatan statistik pertanian, industri, konstruksi energi dan statistik produksi lainnya yang ditentukan. 2. Mengatur keikutsertaan program pelatihan yang diselenggarakan oleh pusat dibidang statistik produksi. 3. Mengatur dan mengkordinasikan penyelenggaraan pelatihan petugas lapangan dipusat pelatihan serta mengatur pencatahan pelatihannya. 4. Membantu kepala kantor Badan Pusat Statistik Propinsi atau pimpinan bagian proyek untuk menyiapkan program pelatihan petugas lapangan. 5. Mengatur dan melaksanakan penjatahan dan pengawasan lapangan terhadap pelaksanaan lapangan produksi. 6. Mengatur dan melaksanakan pengawasan dan pemeriksaan dokumen hasil pengumpulan data statistik produksi. 7. Bersama-sama dengan bidang pengolahan data, mengatur dan menyiapkan data statistik produksi melalui komputer sesuai yang diterapkan. 8. Mengatur dan melaksanakan evaluasi hasil kerja kegiatan statistik produksi. 9. Mengatur dan menyiapkan hasil pengolahan statistik produksi yang akan dikirim ke pusat melalui komputer sesuai dengan jadwal yang ditentukan. 10. Membantu kepala kantor badan pusat statistik propinsi melakukan pembinaan secara teratur petugas pencacah, pengawas dan pemeriksaan pengumpulan data statistik produksi, kabupaten, kotamadya, maupun dikecamatan.

30 3. Bidang Statistik Distribusi 1. Menyusun program kerja tahunan bidang yang meliputi pelaksanaan kegiatan statistik pertanian, industri pertambangan, energi dan satistik distribusi lainnya yang ditentukan. 2. Mengatur keikutsertaan program pelatihan yang diselenggarakan oleh pusat dibidang statistik distribusi. 3. Membantu kepala kantor Badan Pusat Statistik memimpin proyek untuk menyiapkan proyek tugas lapangan. 4. Mengatur dan mengkoordinasikan penyelenggaraan petugas lapangan di pusat pelatihan serta mengatur pelatihan. 5. Mengatur dan melaksanakan dokumen yang diperlukan untuk pelaksanaan lapangan, melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap kegiatan statistik distribusi. 6. Melakukan pembinaan, pengamatan lanjut, dan pengawasan lapangan terhadap pelaksanaan kegiatan statistik distribusi. 7. Mengatur dan melaksananakan penerimaan dan pemeriksaan dokumen hasil pengumpulan data statistik distribusi. 8. Mengatur dan melaksanakan pengolahan data statistik distribusi secara sederhana sesuai yang diterapkan oleh pusat. 9. Bersama- sama dengan bidang pengolahan data dan menyiapkan pengolahan statistik distribusi melalui komputer sesuai yang diterapkan. 10. Mengatur dan mengevaluasi hasil kegiatan statistik distribusi sebagai bahan masukan untuk peyempurnaan selanjutnya.

31 11. Membantu kepala kantor Badan Pusat Statistik propinsi melakukan pembinaan secara teratur petugas pencacah, pengawas dan pemeriksaan penyimpulan data statistik produksi, kabupaten, kotamadya ataupun di kecamatan. 4. Bidang Statistik Sosial 1. Menyusun program kerja tahunan bidang-bidang yang utama ruang lingkup bidang statistik kependudukan adalah meliputi pelaksanaan kegiatan statistik demografi dan rumah tangga dan statistik kepedudukan lainnya. 2. Mengatur keikutsertaan program lainnya yang akan diselenggrakan oleh statistik bidang penduduk. 3. Membantu kepala kantor Badan Pusat Statistik propinsi atau pimpinan bagian proyek untuk menyiapkan pengolahan latihan tugas lapangan. 4. Mengatur dan mengkoordinasi penyelenggaran latihan tugas lapangan dipusat serta mengatur penjatahan pelatihannya. 5. Mengatur dan melaksanakan penjatahan dokumen untuk melaksanakan tugas lapangan. 6. Melakukan pembinaan dan pengawasan lapangan terhadap pengawasan kegiatan statistik kependudukan. 7. Bersama-sama dengan bidang pengolahan data mengatur dan menyiapkan pengolahan data statistik kependudukan melalui komputer sesuai yang ditetapkan. 8. Mengatur dan melaksanakan penerimaan dokumen hasil dari pengumpulan data statistik kependudukan. 9. Mengatur dan menyiapkan pengolahan data statistik kependudukan yang akan dikirim kepusat sesuai dengan jadwal yang ditetapkan.

32 10. Mengatur dan melaksanakan evaluasi hasil pengolahan statistik kependudukan sebagai bahan untuk penyempurnaan. 5. Bidang Integrasi Pengolahan dan Diseminasi Statistik 1. Menyusun program kerja tahunan. 2. Melaksanakan penyusunan, pemeliharaan, penyelesaian permasalahan dan pengembangan sistem jaringan komunikasi data sesuai dengan aturan yang ditetapkan serta membantu penyerapan teknologi informasi. 3. Mengatur dan melaksanakan keikutsertaan dalam program latihan yang diselenggarakan oleh badan pusat statistik dalam bidang pengolahan, penyajian dan pelayanan statistik. 4. Melaksanakan koordinasi pengolahan dan pemeliharaan perangkat keras dan perangkat lunak serta menyusun sistem pengolahan data. 5. Mengatur integrasi penggunaan sistem dan program aplikasi pengolahan data statistik seperti data statistik kependudukan, data statistik produksi dan data statistik distribusi termasuk sarana pendukungnya. 6. Melaksanakan kajian evaluasi kebutuhan dan pengolahan data termasuk bahan komputer yang bekerja sama dengan satuan organisasi terkait.

BAB 4 ANALISIS DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Analisis Data Pada bab ini penulis akan menganalisis perkembangan jumlah pelanggan listrik di PT PLN Cabang Medan berdasarkan tahun 2003-2012. pada tabel ini: Adapun jumlah pelanggan listrik di PT PLN Cabang Medan dapat dilihat Tabel 4.1 Jumlah Pelanggan Listrik PT PLN Cabang Medan Tahun 2003-2012 PERIODE Tahun Jumlah Perceraian 1 2004 967 2 2005 1005 3 2006 957 4 2007 1073 5 2008 1267 6 2009 1579 7 2010 1729 8 2011 1337 9 2012 1433

34 10 2013 1579 Sumber: Pengadilan Agama Penulis akan menganalisis data pada tabel 4.1, maka akan diperoleh peramalan jumlah pelanggan listrik dengan menggunakan metode rata-rata bergerak ganda (Double moving acerage). 600000 Jumlah Pelanggan Listrik 500000 400000 300000 Jumlah Pelanggan Listrik 200000 100000 0 Grafik 4.1 Jumlah Pelanggan Listrik PT PLN 4.2 Pengolahan Data Peramalan Peningkatan Jumlah Perceraian Tahap pertama dalam proses analisa data yaitu dengan menghitung nilai rata-rata bergerak tunggal (S ) dengan N=3 periode dari realisasi total jumlah perceraian di kota Medan yaitu:

35 S = X + X + X + + X N Dari rumus diata dapat dihitung: Rata rata periode ke 3 = 383147 + 385775 + 395380 3 = 388100,67 Rata rata periode ke 4 = 385775 + 395380 + 412295 3 = 397817 Rata rata periode ke 5 = 395380 + 412295 + 418504 3 = 408726,67 Rata rata periode ke 6 = 412295 + 418504 + 432858 3 = 421219,33 Rata rata periode ke 7 = 418504 + 432858 + 445065 3 = 432142,33 Rata rata periode ke 8 = 432858 + 445065 + 481860 3 = 453261

36 Rata rata periode ke 9 = 445065 + 481860 + 481336 3 = 469420,33 Rata rata periode ke 10 = 481860 + 481336 + 498454 3 = 487216,67 Tahap kedua adalah menghitung nilai rata-rata kedua dari rata-rata pertama, yaitu rata-rata bergerak ganda (S " ) dari periode ke-5 sampai dengan periode ke-12 yaitu: S " = S + S + S N + + S Dari rumus diatas dapat dihitung: Rata rata periode ke 5 = 388100,67 + 397817 + 408726,67 3 = 398214,8 Rata rata periode ke 6 = 397817 + 408726,67 + 421219,33 3 = 409254,3 Rata rata periode ke 7 = 408726,67 + 421219,33 + 432142,33 3 = 420696,1

37 Rata rata periode ke 8 = 421219,33 + 432142,33 + 453261 3 = 435540,9 Rata rata periode ke 9 = 432132,33 + 453261 + 469420,33 3 = 451607,9 Rata rata periode ke 10 = 453261 + 469420,33 + 487216,67 3 = 469966 Tahap ketiga adalah menghitung a dengan yaitu: a = S + S S " = 2S S " Dari data diatas dapat dihitung: Nilai a untuk periode ke-5 = (2 408726,67) 398214,8 = 419238,6 Nilai a untuk periode ke-6 = (2 421219,33) 409254,3 = 433184,3 Nilai a untuk periode ke-7 = (2 432142,33) 420696,1 = 443588,6

38 Nilai a untuk periode ke-8 = (2 453261) 435530,9 = 470981,1 Nilai a untuk periode ke-9 = (2 469420,33) 451607,9 = 487232,8 Nilai a untuk periode ke-10 = (2 487216,67) 469966 = 504467,3 Tahap keempat adalah menghitung nilai b, yaitu: b = 2 N 1 (S S " ) Dari rumus diatas dapat dihitung: Nilai b untuk periode ke 5 = 2 (408726,67 398214,8) 3 1 = 10511,89 Nilai b untuk periode ke 6 = 2 (421219,33 409254,3) 3 1 = 167,3333 Nilai b untuk periode ke 7 = 2 (432142,33 420696,1) 3 1 = 11446,22

39 Nilai b untuk periode ke 8 = 2 (453261 435540,9) 3 1 = 17720,11 Nilai b untuk periode ke 9 = 2 (469420,33 451607,9) 3 1 = 17812,44 Nilai b untuk periode ke 10 = 2 (487216,67 469966) 3 1 = 17250,67 Dari hasil perhitungan nilai a dan b di atas dapat ditentukan ramalan jumlah pelanggan listrik PT PLN Cabang Medan pada tahun 2013, 2014 dan 2015 yaitu: F = a + b m Berdasarkan nilai terakhir dari nilai a dan b dapat dihitung nilai peramalan untuk satuan kuartal berikutnya dengan bentuk persamaan peramalan. Dari persamaan peramalan di atas dapat dihitung: Periode ke-11 (tahun 2013) F = 504467,3 + (17250,67 1) = 521718

40 Periode ke-12 (periode ke tahun 2014) F = 504467,3 + (17250,67 2) = 538968,667 Dibulatkan 538969 Periode ke-13 (periode ke 3 tahun 2015) F = 504467,3 + (17250,67 3) = 556219,333 Dibulatkan 556219

41 Tabel 4.2 Peramalan Jumlah Pelanggan Listrik PT PLN Cabang Medan Tahun Periode Jumlah Pelanggan Rata-rata Rata-rata Bergerak Bergerak Nilai a Nilai b Nilai F t Listrik Tunggal Ganda 2003 1 383147 - - - - - 2004 2 385775 - - - - - 2005 3 395380 388100,6667 - - - - 2006 4 412296 397817 - - - - 2007 5 418504 408726,6667 398214,8 419238,6 10511,89-2008 6 432858 421219,3333 409254,3 433184,3 11965 429750,44 2009 7 445065 432142,3333 420696,1 443588,6 11446,22 445149,33 2010 8 481860 453261 435540,9 470981,1 17720,11 455034,78 2011 9 481336 469420,3333 451607,9 487232,8 17812,44 488701,22 2012 10 498454 487216,6667 469966 504467,3 17250,67 505045,22 2013 11 m=1 521718 2014 12 m=2 538968,67 2015 13 m=3 556219,33

42 600000 Peramalan 500000 400000 300000 Peramalan 200000 100000 0 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Grafik 4.2 Nilai Peramalan Jumlah Pelanggan Listrik PT PLN

BAB 5 IMPLEMENTASI SISTEM 5.1 Pengertian Implementasi Sistem Implementasi sistem adalah prosedur yang dilakukan untuk menyelesaikan desain sistem yang ada dalam desain yang disetujui, menginstal, dan memulai sistem baru atau sistem yang diperbaiki. Tahapan implementasi merupakan tahapan penerapan hasil desain tertulis kedalam progaming (coding). Dalam pengolahan data pada karya tulis ini penulis penggunakan satu perangkat lunak sebagai implementasi sistem yaitu Microsoft Excel dalam menyelesaikan masalah untuk memperoleh hasil pehitungan. Dalam hal pengolahan data, komputer mempunyai kelebihan dari manusia yaitu kecepatan, ketepatan, dan keandalan dalam memproses data. Dan dengan adanya perangkat lunak komputer tersebut kita sangat terbantu karena memang ada kalanya data-data yang sangat rumit dan banyak itu tidak dapat dikerjakan secara manual atau dengan menggunakan tenaga manusia yang tentunya membutuhkan waktu dan tenaga yang sangat banyak untuk mengolah data tersebut, disamping itu faktor kesalahan yang dilakukan manusia relatif besar. Dan dengan adanya perangkat lunak komputer, diharapkan pekerjaan tersebut dapat dilakukan dengan cepat dan tepat, waktu dan tenaga dengan tingkat kesalahan yang relatif kecil.

44 5.2 Microsoft Excel Microsoft Excel merupakan program aplikasi lembar kerja elektronik (spread sheet) dari program paket Microsoft Office. Excel merupakan salah satu sofeware pengolah angka yang cukup banyk digunakan di dunia. Excel merupakan produk unggulan dari Microsoft Corporation yang banyak berperan dalam pengolahan infomasi khususnya data yang berbentuk angka, dihitung, diproyeksikan, dianalisis dan dipresentasikan data pada lembar kerja. Microsoft telah mengeluarkan Excel dalam berbagai versi mulai dari versi 4,versi 5, versi 97, versi 2000,versi 2002, versi 2003, versi 2007 dan versi 2010. Sheet (lembar kerja) Excel terdiri dari 256 kolom dan 65536 baris. Kolom diberi nama dengan huruf mulai dai A, B, C,..., Z kemudian dilanjutkan AA, AB, AC,...sampai kolom IV. Sedangkan kolom baris ditandai dengan angka mulai dari 1, 2, 3,...,65536. Excel 2003 hadir dengan berbagai penyempurnan, ampil lebih terintegrasi dengan berbagai sofware lain, salah satunya adalah under window seperti word, accsess dan power point. Keunggulan program spreadsheet ini adalah mulai dipakai, fleksibel, mudah terintegrasi dengan aplikasi berbasis windows. 5.3 Pengolahan Data dengan Microsoft Office Excel Sebelum pengoperasian software ini, pastikan pada komputer terpasang program Excel. Langkah-langkahnya: a. Klik tombol Start b. Pilih All Program dan klik Mocrosoft Office, Microsoft Excel

45 Gambar 5.1 Tampilan cara membuka Microsoft Excel di windows Gambar 5.1 Tampilan Pengaktifan Jendela Microsoft Excel dari Windows.

46 Setelah itu muncul tampilan worksheet ( lembar Kerja ) seperti dibawah Gambar 5.2 Tampilan Lembar Kerja Microsoft Excel. Data tiap tahun pada 2 kolom, pertama untuk tahun dan kolom kedua untuk data nilai jumlah pelanggan listrik menurut besar arus yang dipakai PT PLN Cabang Medan. Gambar 5.3 Input Data pada Lembar Kerja Microsoft Excel

47 Dari data diatas akan diberi nama pada setiap kolom seperti berikut: 1. Pada kolom pertama ditulis keterangan dengan Tahun 2. Pada kolom kedua ditulis keterangan dengan Periode 3. Pada kolom ketiga ditulis keterangan dengan Pertumbuhan pelanggan 4. Pada kolom ke empat ditulis keterangan dengan Rata-rata 3 periode ke 1 5. Pada kolom ke lima ditulis keterangan dengan Rata-rata 3 periode ke 2 6. Pada kolom ke enam ditulis keterangan dengan Nilai a 7. Pada kolom ke tujuh ditulis keterangan dengan Nilai b 8. Pada kolom ke delapan ditulis keterangan dengan Nilai F t 9. Pada kolom ke sembilan ditulis keterangan dengan Nilai e Gambar 5.4 Hasil Peramalan dengan Menggunakan Microsoft Excel

48 5.4 Pembuatan Grafik Dengan adanya grafik, kita dapat lebih mudah membaca data secara umum. Berikut ini adalah langkah-langkah membuat grafik: 1. Sorot range yang akan dibuat grafik 2. Klik insert lalu pilih line chart 3. Klik chart layout ketik judul grafik dan nama axis atau garis vertikalnya 4. Pilih tempat untuk meletakkan grafik, lalu klik sembarang sel maka grafik sudah ditempatkan pada lembar kerja. Gambar 5.5 Hasil grafik dengan Menggunakan Microsoft Excel

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari perhitungan pertumbuhan Jumlah Pelanggan Listrik pada bab 4 adalah sebagai berikut: 1. Dari data yang disajikan dapat dilihat Pelanggan Listrik pada PT PLN Cabang Medan mengalami Peningkatan. 2. Dari Perhitungan rumus: F = a t + b t (m) didapat peramalan pada tahun: 2008 sebesar 428750 2009 sebesar 445149 2010 sebesar 455035 2011 sebesar 488701 2012 sebesar 505045 2013 sebesar 521718 2014 sebesar 538969 2015 sebesar 556219

50 Berdasarkan hasil peramalan diatas pada tahun 2008 2012 mengalami peningkatan jumlah pelanggan listrik dan pada tahun 2013-2015 juga terus mengalami peningkatan. 6.2 Saran 1. Sebagai bahan pertimbangan atau perbandingan ada baiknya membahas metode peramalan apa yang akan digunakan, guna mengetahui besarnya pertumbuhan kredit pada tahun yang akan datang. 2. Peramalan Pertumbuhan Jumlah Pelanggan Listrik dapat dipakai sebagai bahan informasi yang mampu menjadi acuan pada PT PLN Cabang Medan

DAFTAR PUSTAKA Algifari, 2000, Analisis Regresi teori, kasus, dan solusi, Edisi kedua. BPFE. Yogyakarta Abdul Hakim,2002, statistik Induktif untuk ekonomi dan bisnis, Yogyakarta Dergibson siagian, Sugiarto, 2000, Motode statistika untuk bisnis dan ekonomi, Jakarta http://www.geogle.com/html/pdrb.htm. Iswardono, S.P. 1981. Sekulumit Analisa Regresi dan Korelasi.BPFE. Yogyakarta. Makridasi, Wheel wright dan Mcgee. 1998. Metodologi dan aplikasi peramalan. Jilid I. Terjemahan Ir. Hari sumiato : John Wiley & ons, inc. Sujana, Prof. DR.M.A.,M.sc.2005. Metode Statistika Bandung. Penerbit Tarsito.