BAB 3 METODOLOGI. Metode penelitian merupakan suatu cara atau jalan untuk memperoleh kembali

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

STRATEGI PROGRAMMING PROGRAM RERUN DI TRANSTV DALAM MENINGKATKAN RATING DAN SHARE (STUDI KASUS: PROGRAM PEPPY THE EXPLORER )

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. penelitian kualitatif. Metodologi adalah proses, prinsip, dan prosedur yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Riset kualitatif karena bertujuan untuk menjelaskan mengenai suatu hal

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan membahas tentang Strategi Produksi Program Reality

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB II METODE PENELITIAN. natural setting (Sugiyono, 2012 : 8), penelitian kualitatif merupakan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB II METODE PENELITIAN. penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah atau natural setting (Sugiyono, 2012

BAB III METODE PENELITIAN. HalinisesuaidenganpendapatSugiyonoyangmendeskripsikan penelitian kualitatif sebagai berikut: 69

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB II METODE PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 48 penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Jenis metode analisis data kualitatif digunakan penulis untuk melakukan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Moleong (2011:6), pada penelitian kualitatif, prosedur analisis tidak

Bab III. Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. dengan pendekatan studi kasus. Menurut Sugiyono (2012), metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian merupakan salah satu langkah yang umumnya dilakukan untuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI. dalam memecahkan suatu permasalahan. Untuk mencari jawaban akan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. di mana data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar, dan bukan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata atau lisan dari orang-orang dan perilaku

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELTIAN. terhadap objek yang diteliti. Secara ontologi aliran ini bersifat critical realism

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Data; (D) Instrumen Penelitian; (E) Data dan Sumber Data; (F) Teknik Analisis Data;

BAB III METODE PENELITIAN. studi kasus pada perusahaan yang memberikan gambaran mengenai obyek

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ditinjau dari tempat atau lokasi penelitiannya, penelitian ini termasuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam konteks penelitian ini, penelitian yang dilakukan termasuk jenis

BAB III METODE PENELITIAN. memperoleh data dan informasi yang objektif dibutuhkan data-data dan

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Sesuai dengan permasalahan, penelitian ini bertujuan untuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. postpositivisme (realitas dipandang sebagai sesuatu yang konkrit, dapat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian kualitatif merupakan penelitian khusus objek yang tidak dapat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Paradigma penelitian bertujuan untuk memudahkan tujuan. penelitian merupakan pola pokir yang menunjukan hubungan antara

BAB III METODE PENELITIAN. Oleh karena itu sesuai dengan judul penulis menggunakan penelitian

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. ini berkaitan dengan proses, prinsip dan prosedur penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah. 84 popularitasnya belum lama, dinamakan metode postpositivistik karena

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Penelitian kualititif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Bab III Metodologi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian kualitatif adalah obyek yang alamiah atau natural setting.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. untuk mendapatkan pemahaman tentang kenyataan melalui proses berpikir

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) dengan

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB 3 METODOLOGI 3.1 Pendekatan Penelitian Metode penelitian merupakan suatu cara atau jalan untuk memperoleh kembali pemecahan terhadap segala permasalahan (Subagyo, 2006). Untuk menemukan pemecahan masalah pada penelitian ini, maka metodolodi yang sesuai adalah metodologi penelitian kualitatif. Metode penelitian kualitatif merupakan sebuah metode yang dapat didefinisikan sebagai suatu proses yang mencoba untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik mengenai kompleksitas yang ada dalam interaksi manusia (Sarwono, 2006). Metode penelitian kualitatif tidak mengutamakan besarnya populasi atau sampling, bahkan sampling dalam penelitian ini sangat terbatas. Jika data yang sudah terkumpul sudah mendalam dan bisa menjelaskan fenomena yang diteliti, maka tidak perlu lagi mencari sampling lainnya (Kriyantono, 2006). Hal ini berarti pada penelitian kualitatif tidak perlu mencari sampling yang sudah ditentukan terlebih dahulu jumlahnya seperti pada penelitian kuantitatif. Selama dalam masa penelitian kualitatif sudah mendapat jawaban mengenai masalah yang ditemui, maka penelitian sudah dapat dihentikan. Dengan mempertimbangakan judul yang akan dikaji, maka penulis berpendapat bahwa akan lebih baik jika penelitian ini dipaparkan dengan bahasa lisan (tidak menggunakan angka) yang bertujuan agar pembaca lebih mudah mengerti dengan pemaparan yang disampaikan oleh penulis 55

56 3.2 Jenis Penelitian Jenis penelitian deskriptif bertujuan untuk membuat deskripsi secara sistematis, faktual, dan akurat tentang fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau objek tertentu. Melalui kerangka konseptual (landasan teori), periset melakukan operasionalisasi konsep yang akan menghasilkan variabel serta indikatornya. Riset ini untuk mnggambarkan realitas yang sedang terjadi tanpa menjelaskan hubungan antar variabel (Kriyantono, 2006). Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dimana dalam melakukan penelitian peneliti menggunakan data berupa kata-kata, gambar, dan bukan angkaangka. Dengan demikian, laporan penelitian akan berisikan kutipan-kutipan data untuk meberi gambaran mengenai laporan penelitian tersebut. Data yang digunakan dalam penelitian deskriptif dapat berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, foto, video tape, dokumen pribadi, catatan atau memo, dan dokumen resmi lainnya. Pada penelitian deskriptif, peneliti harus meneliti berbagai sumber data tersebut secara mendalam untuk menyimpulkan jawaban dari pertanyaan penelitian. 3.3 Objek Penelitian Yang menjadi objek penelitian dalam penelitian ini adalah program Peppy the Explorer di Trans TV. Program ini merupakan program hiburan yang sekaligus memberikan informasi mengenai daerah-daerah yang ada di Indonesia. Untuk mengisi slot program yang kosong atau yang membutuhkan pertolongan dikarenakan performa program tersebut kurang baik, maka pada saat PCM (Program Committee Meeting) yang diadakan setiap dua minggu sekali

57 memutuskan untuk menayangkan program rerun Peppy the Explorer. Hal ini dilakukan dengan mempertimbangkan karakter program Peppy the Explorer yang unik dan cenderung sesuai dengan berbagai kalangan. Pada beberapa episode penayangan rerun program Peppy the Explorer mengalami peningkatan jumlah rating dan share. Hal ini tentu saja menjadi hal yang menggembirakan karena program Peppy the Explorer dapat diterima kem oleh audiens di masyarakat. Peneliti ingin mengetahui strategi apa saja yang diterapkan divisi programming untuk meningkatkan rating dan share program rerun Peppy the Explorer. 3.4 Informan Informan pada penelitian ini terdiri dari orang yang akan dimintai keterangan (informan) dalam hal ini metode yang digunakan adalah wawancara. Dan orangorang yang akan diwawancara antara lain: 1. Produser program Peppy the Explorer 2. Strategic Program Planning Staff 3. Programming Research and Development Staff Untuk penelitian ini tidak digunakan key informan karena penelitian ini menggabungkan dan mengkorelasikan hasil wawancara dari ketiga sumber data. Hasil wawancara dari ketiga sumber ini nantinya akan digabungkan dan dikorelasikan untuk menjawab pertanyaan pada rumusan masalah yang telah dijelaskan pada bab 1.

58 3.5 Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber, dan berbagai cara. Bila dilihat dari sumber datanya, pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer yakni sumber data yang memberikan data secara langsung kepada pengumpul data. Sedangkan sumber sekunder adalah sumber yang tidak memberikan data secara langsung kepada pengumpul data melainkan melalui orang lain atau melalui dokumen. Dan jika dilihat dari teknik pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara observasi, wawancara, kuisioner, dokumentasi dan / atau gabungan keempatnya, (Sugiyono, 2010). Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data dilakukan pada natural setting (kondisi yang alamiah), sumber data primer, dan teknik pengumpulan data lebih banyak dilakukan pada observasi partisipan, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Dalam teknik pengumpulan data, penelitian ini menggunakan dua sumber data yakni sumber data primer dan sumber data sekunder. 3.5.1 Data Primer Sumber data primer adalah sumber data yang memberikan data langsung dari orang atau objek yang bersangkutan melalui wawancara maupun observasi. Adapun data primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Pengumpulan Data Dengan Observasi Observasi adalah dasar dari semua ilmu pengetahuan. Para ilmuwan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta yang didapatkan melalui observasi, (Sugiyono, 2010). Data tersebut nantinya yang akan dikumpulkan

59 dan diolah sehingga dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang timbul. Jenis observasi yang dilakukan dalam penelitian ini untuk mengumpulkan data adalah bbservasi partisipan. Sesuai dengan namanya, observasi partisipan memungkinkan periset terjun langsung dan menjadi bagian dari yang diriset bahkan hidup bersamasama ditengah-tengah individu atau kelompok yang diobservasi dalam jangka waktu yang cukup lama, (Kriyantono, 2006) Observasi partisipan membutuhkan keterlibatan peneliti secara penuh pada objek yang diteliti. Selama melakukan proses pengamatan, peneliti ikut mengerjakan apa yang dikerjakan oleh objek yang sedang diteliti. 2. Pengumpulan Data dengan Wawancara / Interview Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data jika peneliti ingin melakukan penelitian untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang timbul sekaligus jika peneliti ingin mengetahui hal-hal dari objek yang diteliti (responden) secara lebih mendalam. Dalam penelitian kualitatif, seorang peneliti sering menggabungkan teknik observasi partisipan dengan teknik wawancara mendalam. Selama melakukan observasi, seorang peneliti juga melakukan wawancara kepada orang-orang yang terlibat dalam penelitian. Adapun jenis wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah: a. Wawancara Mendalam Wawancara mendalam adalah metode riset dimana peneliti melakukan kegiatan wawancara tatap muka secara mendalam dan terus menerus (lebih dari satu kali) untuk menggali informasi dari responden, (Kriyantono, 2006). Wawancara jenis ini dilakukan secara berulang-ulang dan secara intensif.

60 Maka dari itu, dalam wawancara mendalam dibedakan antara responden (orang yang akan diwawancarai hanya sekali) dan informan (orang yang akan diwawancarai beberapa kali). b. Wawancara Semiterstruktur Wawancara semitruktur juga dikenal sebagai wawancara terarah atau wawancara bebas terpimpin. Artinya, wawancara dilakukan secara bebas, namun terarah dengan tetap berada pada jalur pokok permasalahan yang akan ditanyakan dan telah disiapkan terlebih dahulu, (Kriyantono, 2006). Dalam wawancara semiterstruktur, peneliti dapat mengajukan pertanyaan-pertanyaan baru yang timbul secara spontan diluar pertanyaan-pertanyaan yang telah disusun. Wawancara semiterstruktur sudah masuk dalam wawancara in depth interview dimana dalam pelakasanannya lebih bebas jika dibandingkan dengan wawancara terstruktur. Tujuan dari jenis wawancara ini adalah untuk mendapatkan jawaban yang lebih terbuka, dimana pihak yang menjadi responden diminta pendapat sekaligus ide-idenya. (Sugiyono, 2010: 233) 3. Pengumpulan Data Dengan Metode Studi Kasus Studi kasus adalah metode riset yang menggunakan berbagai sumber data (sebanyak mungkin data yang bisa digunakan untuk meneliti, menguraikan, dan menjelaskan secara komprehensif berbagai aspek individu, kelompok, suatu program, organisasi, atau peristiwa secara sistematis, (Kriyantono, 2006). Dalam metode studi kasus ini, peneliti mebutuhkan banyak instrumen dalam mengumpulkan data. Oleh sebab itu peneliti yang menggunakan metode studi kasus dapat melakukan teknik wawancara

61 mendalam, observasi partisipan, dokumentasi-dokumentasi, rekaman, dan bukti fisik. Dengan mempelajari seorang individu, kelompok, atau suatu kejadian semaksimal mungkin, peneliti bertujuan untuk memberikan uraian yang lengkap dan mendalam mengenai subjek yang diteliti. 3.5.2 Data Sekunder Sumber data sekunder adalah data yang didapatkan tidak langsung dari sumbernya melainkan melalui tangan kedua seperti dokumen dan foto-foto. Adapun jenis-jenis data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: 1. Pengumpulan Data dengan Dokumen Metode observasi, kuisioner, atau wawancara sering dilengkapi dengan kegiatan penelusuran dokumentasi. Tujuannya untuk mendapatkan informasi yang mendukung analisis dan interpretasi data, (Kriyantono, 2006). Hasil penelitian dari observasi atau wawancara akan lebih kredibel jika didukung dengan adanya dokumen. Namun tidak semua jenis dokumen dapat membuat penelitian menjadi lebih kredibel. Seperti contoh, di era teknologi seperti sekarang ini banyak foto yang sudah dapat dimanipulasi sehingga tidak menggambarkan keadaan sebenarnya sesuai dengan aslinya, dan tulisan-tulisan autobiografi yang ditulis seseorang untuk dirinya sendiri dimana hasil tulisan tersebut akan cenderung sibjektif. Pada penelitian mengenai media khususnya media televisi, banyak jenis dokumen pendukung yang dapat dilampirkan untuk membuat penelitian menjadi lebih kredibel. Dokumen pendukung tersebut dapat berupa skrip/

62 naskah sebuah program, hasil perolehan rating dan share sebuah program, dan / atau foto atau video tentang diproduksinya sebuah program. Dokumen yang digunakan pada penelitian ini adalah data perolehan rating dan share pada saat program reguler dan pada saat program rerun. 2. Pengumpulan Data dengan Triangulasi Data triangulasi merupakan teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Bila peneliti melakukan pengumpulan data dengan triangulasi, maka sebenarnya peneliti mengumpulkan data sekaligus menguji kredibilitas data, yaitu mengecek kredibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan data dari berbagai sumber data, (Sugiyono, 2010) Teknik triangulasi berarti peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. Peneliti menggunakan gabungan dari teknik observasi partisipan, wawancara mendalam dan dokumentasi untuk mendapatkan jawaban dari sumber data secara serempak. 3.6 Teknik Analisis Data Dalam penelitian kualitatif, data diperoleh dari berbagai sumber dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang beragam hingga mendapatkan data jenuh. Data jenuh merupakan data yang sama yang didapatkan dari berbagai sumber. Dengan menggali data dari sumber yang beragam tersebut menyebabkan perolehan data yang sangat beragam sehingga diperlukannya teknik menganalisis data untuk mengumpulkan jawaban dari data yang sudah terkumpul.

63 Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari data hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain sehingga dapat dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. Analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data, menjabarkannya ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan yang dapat diceritakan kepada orang lain, (Sugiyono, 2010) Berdasarkan pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami diri sendiri maupun orang lain. 3.6.1 Proses Analisis Data Analisis data pada penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai di lapangan. Namun dalam penelitian kualitatif analisis data difokuskan selama proses di lapangan bersamaan dengan proses pengumpulan data.karena penelitian ini juga menggunakan metode studi kasus, maka peneliti juga melakukan analisis sebelum dilapangan melalui teknik studi kasus tersebut. Berikut adalah proses dalam analisis data: (Sugiyono, 2010) 1. Analisis Sebelum di Lapangan Pada penelitian kualitatif, peneliti telah melakukan analisis data sebelum peneliti memasuki lapangan. Analisis data sebelum memasuki lapangan

64 dilakukan terhadap data hasil studi pendahuluan, data sekunder, yang nantinya akan digunakan dalam menentukan fokus penelitian. Namun fokus penelitian ini masih bersifat sementara yang masih dapat berkembang seiring berjalannya penelitian. 2. Analisis Data di Lapangan Pada penelitian kualitatif, analisis data juga dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung atau pada saat peneliti berada di lapangan. Pada saat melakukan wawancara, peneliti sudah dapat melakukan analisis terhadap data yang diperoleh dari narasumber. Jika jawaban yang didapat dari narasumber dirasa belum memuaskan, maka peneliti dapat terus mengajukan pertanyaan hingga jawaban atau data yang didapat dianggap sudah kredibel. 3. Analisis Data Setelah di Lapangan Pada penelitian kualitatif, analisis data dilakukan setelah melakukan penelitian di lapangan. Data yang diperoleh atau jawaban-jawaban yang didapat dari narasumber pada proses wawancara dianalisa sehingga mendapatkan suatu data atau jawaban yang kredibel. 3.6.2 Filling System Disamping menggunakan teknik analis data di lapangan, penelitian ini juga menggunakan teknik analisis filling system. Teknik analisis filling system adalah teknik menganalisa data hasil observasi dengan membuat kategori-kategori tertentu atau domain-domain tertentu, (Kriyantono, 2006). Dengan menggunakan teknik analisis data filling system akan memudahkan peneliti dalam menganalisa data hasil observasi karena data tersebut telah dikelompokkan berdasarkan domain-domain tertentu.

65 3.7 Keabsahan Penelitian Validitas adalah derajat ketepatan antara apa yang terjadi pada objek yang diteliti dengan data yang dilaporkan oleh peneliti. Dengan demikian data yang valid adalah data yang sesuai antara data yang dilaporkan oleh pebeliti dan kejadian sebenarnya yang terjadi di lapangan. Uji keabsahan data pada penelitian ini meliputi: (Sugiyono, 2010) 1. Credibility Credibility atau kredibilitas penelitian kualitatif terletak pada keberhasilannya mencapai maksud dalam meneliti masalah atau mendeskripsikan setting, proses, kelompok sosial atau pola interaksi yang kompleks. Deskripsi mendalam yang menjelaskan kompleksitas dari aspekaspek yang terkait dalam proses penelitian menjadi salah satu ukuran kredibilitas penelitian kualitatif. Salah satu cara dalam mencapai data yang kredibel adalah triangulasi data. Triangulasi data adalah pengecekan data dari berbagi sumber dengan berbagai cara dan berbagai sumber, dan berbagai waktu. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa triangulasi terdiri dari: a. Triangulasi Sumber Triangulasi sumber untuk dilakukan dengan cara mengecek data yang diperoleh dari berbagai sumber untuk menguji kredibiltas data. Data yang telah dianalisis oleh peneliti sehingga mendapatkan suatu kesimpulan selajutnya diminta kesepakatan (member check) dari narasumber. b. Triangulasi Teknik Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data kepada narasumber dengan teknik yang berbeda.

66 Misalnya data diperoleh dengan melakukan wawancara dengan narasumber, lalu kemudian dilakukan cek kredibilitas data tersebut dengan observasi dan dokumentasi. Bila dalam pengecekan data dengan menggunakan teknik yang berbeda ini menghasilkan jawaban yang berbeda-beda pula maka peneliti kembali melakukan wawancara tau pengecekan kepada narasumber untuk memastikan jawaban mana yang dianggap benar. c. Triangulasi Waktu Triangulasi waktu untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan melakukan wawancara dengan narasumber atau mencarai data pendukung (foto, dokumen, dsb) di waktu yang berbeda. Bagaimanapun waktu dapat mempengaruhi kredibilitas data yang diperoleh peneliti. Untuk itu dalam rangka pengujian kredibilitas data dapat dilakukan dengan cara melakukan pengecekan dengan wawancara, observasi, dokumen, atau teknik lain di waktu dan situasi yang berbeda. Bila data yang didapat berbeda-beda maka peneliti wajib terus melakukan penelitian hingga ditemukan hasil data yang kredibel. 2. Transferability Transferability adalah pernyataan apakah hasil penelitian dapat digunakan untuk penelitian lain yang situasinya mirip. Transferability juga berkenaan dengan pernyataan hingga mana penelitian ini dapat diterapkan atau digunakan pada situasi atau penelitian lain. Untuk dapat digunakan pada penelitian lain yang serupa, maka peneliti wajib mennyediakan data yang akurat dan kredibel sehingga nantinya dapat digunakan dalam penelitian kedepan yang serupa.

67 Bila pembaca laporan penelitian memperoleh gambaran yang sedemikian jelas, semacam apa suatu hasil penelitian dapat diberlakukan (transferability), maka penelitian tersebut memenuhi standar transferabilitas. 3. Dependability Dalam penelitian kualitatif, uji dependability dilakukan dengan melakukan audit terhadap keseluruhan proses penelitian. Uji dependability dilakukan oleh auditor yang independen atau oleh pembimbing untuk mengaudit keseluruhan proses penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Uji dependability dilakukan mulai dari bagaimana peneliti menentukan identifikasi masalah, memasuki lapangan untuk melakukan penelitian, menentukan sumber data, melakukan analisis data, melakukan uji keabsahan data, sampai membuat kesimpulan. 4. Conformability Uji conformability dalam penelitian kualitatif mirip dengan uij dependability sehingga pengujiannya dapat dilakukan secara bersamaan. Pengujian conformability berarti menguji hasil penelitian dikaitkan dengan proses yang dilakukan. Bila hasil penelitian merupakan jawaban dari proses penelitian, maka penelitian dianggap memenuhi standar conformability dan dianggap kredibel. 3.8 Keterbatasan Penelitian 1. Kesulitan mendapatkan kelengkapan data rating dan share. 2. Sedikitnya waktu wawancara dikarenakan padatnya waktu kerja praktek yang dilakukan bersamaan dengan observasi. 3. Kurangnya narasumber yang dapat diwawancarai 4. Adanya perbedaan persepsi antara pewawancara dan narasumber.