BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Memasuki awal abad ke-21, perubahan iklim menjadi isu lingkungan yang

dokumen-dokumen yang mirip
PEMANASAN GLOBAL Dampak terhadap Kehidupan Manusia dan Usaha Penanggulangannya

STUDI PREFERENSI MIGRASI MASYARAKAT KOTA SEMARANG SEBAGAI AKIBAT PERUBAHAN IKLIM GLOBAL JANGKA MENENGAH TUGAS AKHIR

Perubahan Iklim? Aktivitas terkait pemanfaatan sumber daya energi dari bahan bakar fosil. Pelepasan emisi gas rumah kaca ke udara

I. PENDAHULUAN. manusia dalam penggunaan energi bahan bakar fosil serta kegiatan alih guna

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.84/MENLHK-SETJEN/KUM.1/11/2016 TENTANG PROGRAM KAMPUNG IKLIM

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

PERUBAHAN IKLIM DAN BENCANA LINGKUNGAN DR. SUNARTO, MS FAKULTAS PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

Nations Framework Convention on Climate Change (Konvensi Kerangka Kerja Perserikatan

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan konsentrasi gas rumah kaca (GRK) seperti karbon dioksida

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN INVENTARISASI GAS RUMAH KACA NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. bebas dan dapat diakses dengan mudah. Globalisasi telah mempengaruhi berbagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pulau Jawa merupakan salah satu pulau yang menjadi pusat pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN INVENTARISASI GAS RUMAH KACA NASIONAL

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Kupang merupakan ibukota Provinsi Nusa Tenggara Timur yang

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pihak menanggung beban akibat aktivitas tersebut. Salah satu dampak yang paling

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN INVENTARISASI GAS RUMAH KACA NASIONAL

PEMANASAN GLOBAL PENYEBAB PEMANASAN GLOBAL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Percepatan Peningkatan Aksi-aksi Perubahan Iklim di Tingkat Global : Pandangan Kelompok Masyarakat Sipil

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan iklim sekarang ini perlu mendapatkan perhatian yang lebih

KAJIAN KONSEP RESILIENT CITY DI INDONESIA

BAB I PENGANTAR. keempat di dunia setelah Amerika Serikat (AS), Kanada dan Rusia dengan total

PENDAHULUAN Latar Belakang

SAMBUTAN KETUA DPR-RI. Pada Jamuan Makan Siang dengan Peserta International Youth Forum on Climate Change (IYFCC) Jakarta, 28 Februari 2011

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memberikan dampak positif seperti mudahnya berkomunikasi maupun berpindah

PEMANASAN GLOBAL. Efek Rumah Kaca (Green House Effect)

TIN206 - Pengetahuan Lingkungan Materi #10 Genap 2016/2017. TIN206 - Pengetahuan Lingkungan

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya, menempatkan manusia sebagai subjek utama yang mengambil. hidup sehingga menimbulkan kerusakan lingkungan.

FENOMENA GAS RUMAH KACA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam

PEMANFAATAN DATA SIDIK DALAM PENETAPAN LOKASI DAN AKSI PRIORITAS ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Rataan suhu di permukaan bumi adalah sekitar K (15 0 C ), suhu

Iklim Perubahan iklim

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bisnis dan pemimpin politik untuk merespon berbagai tantangan dari ancaman

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. (terutama dari sistem pencernaan hewan-hewan ternak), Nitrogen Oksida (NO) dari

Perubahan iklim dunia: apa dan bagaimana?

Perubahan iklim dan dampaknya terhadap Indonesia

2018, No Produk, Kehutanan dan Penggunaan Lahan Lainnya, dan Limbah; d. bahwa Pedoman Umum Inventarisasi GRK sebagaimana dimaksud dalam huruf c

Peningkatan Kepedulian dan Pemahaman Masyarakat akan Dampak Perubahan Iklim. oleh: Erna Witoelar *)

Kebijakan Ristek Dalam Adaptasi Perubahan Iklim. Gusti Mohammad Hatta Menteri Negara Riset dan Teknologi

PT. SANJI WANATIRTA INDONESIA. Jalan Anggrek No. 09, Sambilegi Baru, Maguwoharjo, Depok, Sleman, Yogyakarta Telp: Fax:

1. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. dan hutan tropis yang menghilang dengan kecepatan yang dramatis. Pada tahun

PEMANASAN GLOBAL: Dampak dan Upaya Meminimalisasinya

I. PENDAHULUAN. hidup, khususnya manusia dengan lingkungan hidupnya (Sitorus, 2004). Suatu

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara maritim yang mana terdapat banyak kota berada di wilayah pesisir, salah satunya adalah Kota Pekalongan.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1. Peta Ancaman Bencana Gunung Api Di Indonesia (Sumber : BNPB dalam Website, 2011)

ProKlim Asdep Adaptasi Perubahan Iklim Deputi Bidang Pengendalian Kerusakan Lingkugan dan Perubahan Ikllim Kementerian Lingkungan Hidup Maret 2012

I. PENDAHULUAN. global. Peningkatan suhu ini oleh IPCC (Intergovernmental Panel on Climate

BAB I. PENDAHULUAN. Perubahan iklim merupakan fenomena global meningkatnya konsentrasi

TINJAUAN PUSTAKA. udara pada saat tertentu dan di wilayah tertentu yang relatif sempit pada jangka

BAB I PENDAHULUAN. (renewable resources), yang dapat memberikan manfaat ekologi, ekonomi, sosial

BAB I PENDAHULUAN. utama yang dihadapi dunia saat ini. Pemanasan global berhubungan dengan proses. infra merah diserap oleh udara dan permukaan bumi.

KEBIJAKAN NASIONAL DALAM MENDUKUNG PEMDA MELAKSANAKAN PROGRAM PENURUNAN EMISI GRK DAN SISTEM PEMANTAUANNYA

BAB I. PENDAHULUAN. Indonesia tetapi juga di seluruh dunia. Perubahan iklim global (global climate

ProKlim sbg Penguatan Inisiatip Pengelolaan SDH Berbasis Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. tindakan dalam mengurangi dampak yang ditimbulkan akibat suatu bencana.

UPAYA JERMAN DALAM MENANGGULANGI PEMANASAN GLOBAL ( ) RESUME SKRIPSI

MENGURANGI EMISI GAS RUMAH KACA

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KEBIJAKAN NASIONAL ANTISIPASI DAMPAK PERUBAHAN IKLIM TERHADAP SEKTOR KELAUTAN DAN PERIKANAN. Deputi Bidang SDA dan LH

BAB I PENDAHULUAN I.1

ANCAMAN GLOBALISASI. Ali Hanapiah Muhi Juli, komunikasi. Revolusi informasi mengarahkan kita ke dalam milenium ketiga

Dampak Pemanasan Global Terhadap Perubahan Iklim di Indonesia Oleh : Ahkam Zubair

TINJAUAN PUSTAKA. sektor pertanian (MAF, 2006). Gas rumah kaca yang dominan di atmosfer adalah

RENCANA AKSI NASIONAL PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA (RAN-GRK)

BAB I PENDAHULUAN. iklim sudah menjadi pengetahuan yang umum saat ini. Pemanasan global adalah

BAB I PENDAHULUAN. 1

BAB I PENDAHULUAN. 1 P. Nasoetion, Pemanasan Global dan Upaya-Upaya Sedehana Dalam Mengantisipasinya.

BERDAGANG KARBON DENGAN MENANAN POHON: APA DAN BAGAIMANA? 1

BAB I PENDAHULUAN. keseimbangan ekosistem dan keanekaragaman hayati. Dengan kata lain manfaat

BAB 1 PENDAHULUAN. Hubungan faktor..., Amah Majidah Vidyah Dini, FKM UI, 2009

KETAHANAN PANGAN DAN PERUBAHAN IKLIM ENDAH MURNNINGTYAS DEPUTI SDA DAN LH KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS

KEPEMIMPINAN IKLIM GLOBAL PERJANJIAN KERJA SAMA (PKS)

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan iklim sebagai implikasi pemanasan global, yang disebabkan. oleh kenaikan gas-gas rumah kaca terutama gas karbondioksida (

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

lingkungan untuk kepentingan generasi sekarang dan mendatang.

I. PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Menurut Baldiviezo et al. (2003 dalam Purnomo, 2012) kelerengan dan penutup lahan memiliki peran dalam tanah longsor,

BAB I PENDAHULUAN. perubahan iklim adalah meningkatnya suhu di bumi secara global atau sering

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

SUMBER DAYA ENERGI MATERI 02/03/2015 JENIS ENERGI DAN PENGGUNAANNYA MINYAK BUMI

KEBIJAKAN NASIONAL MITIGASI DAN ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM

Menerapkan Filosofi 4C APRIL di Lahan Gambut

BAB I PENDAHULUAN. merupakan bencana banjir dan longsor (Fadli, 2009). Indonesia yang berada di

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan perekonomian masyarakat maupun Negara. Bisa melalui

III. METODOLOGI PENELITIAN

Indonesia Climate Change Trust Fund Usulan Program Mitigasi Berbasis Lahan

Uji Model Pemetaan Kerentanan Fungsi Jalan

BAB 1. PENDAHULUAN. Kalimantan Tengah pada tahun 2005 diperkirakan mencapai 292 MtCO2e 1 yaitu

BAB I PENDAHULUAN. karena hutan memiliki banyak manfaat bagi kehidupan manusia, hewan dan

PENGARUH PEMBELAJARAN EKOSISTEM BERBASIS MASALAH GLOBAL TERHADAP PENGUASAAN KONSEP, KEMAMPUAN PENALARAN DAN KESADARAN LINGKUNGAN SISWA KELAS X

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Memasuki awal abad ke-21, perubahan iklim menjadi isu lingkungan yang banyak dibicarakan dan menjadi tantangan multidimensional yang menarik untuk dikaji. Perubahan iklim adalah perubahan unsur-unsur iklim secara berangsurangsur dalam jangka panjang antara 50 sampai 100 tahun, yang dipengaruhi oleh kegiatan manusia yang menghasilkan emisi gas rumah kaca (Murdiyarso, 2003). Peristiwa iklim ekstrim sangat berpengaruh terhadap Indonesia sebagai negara tropis yang rentan terhadap ancaman kekeringan, banjir, tanah longsor, dan penularan penyakit. Beragam resiko bencana berpengaruh pada tingkat kesehatan, mata pencaharian masyarakat, biodiversitas, dan kestabilan ekonomi yang pada akhirnya dapat meningkatkan ancaman terhadap keberhasilan pencapaian pembangunan. Dalam Intergovermental Panel on Climate Change (IPCC), sebuah forum panel antarpemerintah mengenai perubahan iklim, dilaporkan bahwa bumi mengalami pemanasan secara substansial lebih cepat dari pada masa sebelumnya. Sejak tahun 1950, temperatur bumi meningkat sebesar 0,6 C, sedangkan selama 100 tahun sebelumnya peningkatan temperatur bumi hanya sebesar 0,1 C hingga 0,2 C. Dengan melihat pola dalam kurun waktu 50 tahun terakhir, temperatur bumi diperkirakan akan meningkat antara 1,1 C sampai 6,4 C sebelum tahun 2100 1

2 (Rukmana, 2011). Peningkatan suhu bumi secara menyeluruh inilah yang disebut dengan pemanasan global. Penyebab dari kenaikan temperatur bumi ditengarai berasal dari kenaikan konsentrasi emisi gas rumah kaca (GRK) di atmosfer. Dalam Protokol Kyoto disebutkan enam jenis gas yang ditetapkan sebagai gas rumah kaca, yaitu karbon dioksida (CO2), metana (CH4), nitrogen oksida (N2O), dan tiga gas-gas industri yang mengandung fluor (HFC, PFC, dan SF6). Karbon dioksida mengisi 70% dari volume total gas-gas rumah kaca, disusul dengan metana, nitrogen oksida, dan sebagainya. Meskipun komposisi gas-gas tersebut hanya sekitar 1% dari atmosfer, namun mereka berperan penting menjaga suhu bumi tidak kurang dari 30 C untuk menjamin kelangsungan kehidupan di bumi. Efek rumah kaca dapat dianggap sebagai suatu proses dimana alam mempertahankan keseimbangan di atmosfer. Akan tetapi seiring dengan meningkatnya aktivitas manusia, emisi GRK meningkat tajam melampaui kebutuhan untuk menghangatkan bumi. Berdasarkan penelitian, sampai dengan abad ke-19 konsentrasi CO2 di atmosfer sebesar 270 ppm. Namun dalam rentang waktu tahun 1860 hingga tahun 2001, terjadi kenaikan CO2 dari 290 ppm menjadi 372 ppm (Wiryono, 2013). Peningkatan konsentrasi CO2 tersebut bertepatan dengan dimulainya revolusi industri yang membutuhkan konsumsi bahan bakar fosil dalam jumlah besar. Selain dari bahan bakar fosil industri, sumber emisi GRK juga berasal dari kerusakan hutan, emisi dari sektor transportasi, sampah, serta sektor pertanian dan peternakan.

3 Pengaruh kegiatan manusia menjadi unsur penting dalam masalah lingkungan ini. Oleh karena itu, diperlukan mekanisme untuk mengatur aktivitas manusia yang menghasilkan emisi gas rumah kaca, baik dalam lingkup internasional maupun lokal. Sebagai bagian dari masyarakat internasional, Indonesia berkomitmen untuk menurunkan emisi GRK sebesar 26 % pada tahun 2020 dengan usaha sendiri dan mencapai 41 % apabila mendapat dukungan internasional. Upaya menurunkan emisi GRK dapat dilakukan oleh berbagai sektor, baik dari pemerintah, swasta, maupun dari masyarakat dengan inisiatif lokalnya. Sebagai langkah untuk menginventarisasi emisi gas rumah kaca dan bentuk apresiasi penurunan GRK, pemerintah melalui Kementerian Lingkungan Hidup memberikan penghargaan kepada komunitas yang telah melakukan upaya adaptasi dan mitigasi dalam menghadapi perubahan iklim di tingkat lokal. Tata cara pemberian penghargaan diatur melalui Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 19 Tahun 2012 tentang Program Kampung Iklim. Program Kampung Iklim atau Proklim adalah program berlingkup nasional dalam rangka mendorong masyarakat untuk melakukan peningkatan kapasitas adaptasi terhadap dampak perubahan iklim dan penurunan emisi gas rumah kaca, serta memberikan penghargaan terhadap upaya-upaya adaptasi dan mitigasi perubahan iklim yang telah dilaksanakan di tingkat lokal sesuai dengan kondisi wilayah. Dalam hal ini, yang disebut kampung adalah wilayah administratif yang terdiri atas rukun warga, dusun atau dukuh, kelurahan atau desa, dan wilayah administratif lain yang dipersamakan dengan itu (KLH, 2012).

4 Pada penyelenggaraan Program Kampung Iklim tahun 2012, dari 71 calon lokasi Proklim yang tersebar di 15 provinsi, tujuh kampung mendapatkan penghargaan Proklim dari Kementerian Lingkungan Hidup. Empat diantaranya berasal dari Daerah Istimewa Yogyakarta, yaitu: 1. Dukuh Serut, Desa Palbapang, Kecamatan Bantul, Kabupaten Bantul 2. Dukuh Sukunan, Desa Banyuraden, Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman 3. Desa Nglegi, Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunungkidul 4. Padukuhan II Gatak, Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul Dalam penelitian ini, peneliti memilih unit amatan di Desa Nglegi, Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunungkidul. Desa Nglegi merupakan satu-satunya komunitas lokal dalam skala desa yang mendapatkan penghargaan Kampung Iklim pada Tahun 2012. Sebagai wilayah yang paling luas lingkupnya, penelitian ini diharapkan dapat menggali lebih banyak upaya adaptasi dan mitigasi yang lebih beragam dibandingkan ketiga penerima penghargaan yang lain. Berangkat dari penghargaan tersebut, peneliti tertarik untuk mengeksplorasi lebih dalam konsep kampung iklim dalam sudut pandang masyarakat Desa Nglegi, serta mengetahui faktor-faktor apa yang berpengaruh dalam implementasi konsep tersebut. 1.2. Pertanyaan Berdasarkan uraian latar belakang penelitian, dikembangkan pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana konsep Kampung Tangguh Iklim menurut perspektif masyarakat Desa Nglegi, Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunungkidul? 2. Faktor-faktor apa yang berpengaruh dalam implementasi konsep tersebut?

5 1.3. Tujuan ini bertujuan untuk: 1. Mendeskripsikan konsep Kampung Tangguh Iklim di Desa Nglegi, Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunungkidul menurut perspektif masyarakat Desa Nglegi. 2. Mengidentifikasi faktor-faktor yang berpengaruh dalam implementasi konsep tersebut. 1.4. Manfaat Manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Bagi pemerintah Sebagai bahan evaluasi pelaksaanan program kampung iklim dan bahan dalam pengambilan kebijakan terkait dengan peningkatan ketangguhan masyarakat terhadap perubahan iklim. 2. Bagi masyarakat Sebagai konsep best practice model kampung iklim yang dapat diadopsi dan diimplementasikan khususnya oleh masyarakat dalam komunitas kecil. 3. Bagi ilmu pengetahuan Sebagai salah satu bentuk konsep ketangguhan masyarakat dalam rangka menghadapi perubahan iklim yang selanjutnya dapat dikembangkan menjadi model kampung tangguh iklim yang lebih baik.

6 1.5. Batasan Batasan ini adalah: 1. Ruang lingkup penelitian meliputi Desa Nglegi, Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. 2. difokuskan pada upaya-upaya yang dilakukan masyarakat yang berkaitan dengan perubahan iklim. 3. Untuk mempertegas konsep ketangguhan dalam kampung iklim, selanjutnya dalam penelitian ini kampung iklim disebut dengan kampung tangguh iklim. 1.6. Keaslian ini mendeskripsikan upaya-upaya menuju ketangguhan dalam menghadapi perubahan iklim yang dilakukan masyarakat dalam komunitas kecil. Peneliti berusaha untuk mengeksplorasi konsep masyarakat dalam menghadapi perubahan iklim yang tidak sistematis di Desa Nglegi, Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunungkidul dengan pendekatan induktif kualitatif. Sejauh ini, belum ada penelitan yang berkaitan dengan konsep ketangguhan dalam menghadapi perubahan iklim di tingkat lokal. yang telah dilakukan sebelumnya berkaitan dengan ketangguhan masyarakat (resilient community) terfokus pada ketahanan bencana secara umum. mengenai ketangguhan terhadap perubahan iklim yang telah dilakukan meliputi upaya adaptasi di Sub DAS Sungai Merawu dengan fokus untuk memperoleh rekomendasi yang tepat bagi pemerintah dalam membuat kebijakan menghadapi perbahan iklim. Keaslian penelitian ini dapat dilihat berdasarkan perbandingan penelitian sebelumnya yang dapat dijabarkan dalam Tabel 1.1.

7 Tabel 1.1 Sebelumnya yang Berkaitan dengan Ketangguhan (Resiliensi) Masyarakat Nama dan Judul Tujuan Lokasi Metode Hasil No (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Ajiek Darminto 1. Mendeskripsikan konsep Kajian Pustaka Model disusun (2011), Analisis ketahanan daerah dan Daerah berdasarkan analisis Empiris dalam berdasarkan teori dan Istimewa empiris kejadian Perumusan Model praktik terbaik dari Yogyakarta bencana dan Ketahanan Daerah beberapat tempat atu manajemem bencana Terhadap Bencana negara sebagai lessons di 11 negara. Untuk learned Alam pengujian model 2. Merumuskan model dilakukan teknik konseptual ketahanan daerah terhadap bencana Focussed Group gempa dan tsunami Disscussion (FGD) berdasarkan analisis secara iterasi dalam empiris terhadap tiga putaran. berbagai praktik terbaik 2 Lia Kartikasari Mengidentifikasi adaptasi SUB DAS (2012), Community masyarakat lokal dan Merawu, bagian menggunakan metode Adaptation to Climate dukungan pemerintah yang dari DAS Serayu, kualitatif dengan Change: A Study in ada sehingga Kabupaten pendekatan induktif Merawu Sub- memungkinkan peneliti Banjarnegara, eksploratif. Watershed untuk merekomendasikan Jawa Tengah Pengambilan data kebijakan yang lebih dengan wawancara in merefleksikan kepentingan depth interview, masyarakat lokal terkait analisis data dengan dengan perubahan iklim. analisis deskriptif 1. Hasil penelitian berupa model tiga dimensi yang memuat unsur-unsur ketahanan. Dimensi utama yaitu sosial, fisik, organisasi, dan ekonomi. Dimensi kedua adalah dimensi kesiapan yaitu sumberdaya manusia, hukum, infrastruktur, dan kelembagaan. Dimensi ketiga adalah dimensi peran, yaitu peran masyarakat, pemerintah, dan swasta/akademisi. 2. Indikator ketahanan yang tercapai setelah bencana adalah tanpa korban jiwa, tidak ada sarana umum yang rusak, tidak mempengaruhi aktifitas ekonomi, dan tidak ada perubahan kehidupan sosial di masyarakat. 1. Masyarakat lokal telah memahami dampak dari perubahan iklim dan melakukan konservasi terhadap tanah dan air sebagai respon terhadap perubahan iklim. Motivasinya cenderung kepada tekanan ekonomi, bukan konservasi lingkungan. 2. Beberapa upaya adaptasi justru memberikan pengaruh negatif pada lingkungan. 3. Pemerintah mempunyai peran penting dalam mendukung adaptasi. Pendekatan pemerintah terfokus pada perencanaan dan implementasi, namun lemah dalam monitoring dan evaluasi.

8 (1) (2) (3) (4) (5) (6) 3 Budi Sulistyo (2013), 1. Menilai tingkat resiko Desa Tieng, 1. Sebanyak 66% dari luas keseluruhan Desa Tieng Toward Resilient dan bahaya tanah longsor Kecamatan menggunakan diklasifikasikan ke dalam wilayah dengan tingkat Community in di lokasi penelitian Kejajar, kombinasi metode bahaya longsor tinggi, sisanya berada pada Lanslide Prone Area: 2. Mengindentifikasi Kabupaten kuantitif dan kualitatif. tingkatan sedang. Case of Tien Village, persepsi masyarakat yang Wonosobo, Jawa Metode Kuantitatif 2. Masyarakat Desa Tieng telah memiliki kesadaran Kejajar District, tinggal di kawasan rawan Tengah menggunakan semi terhadap isu pengurangan resiko bencana dan tanah longsor mmepunyai kemauan dan kemampuan untuk Wonosobo Regency kuantitatif dengan GIS 3. Memahami upaya mengurangi resiko, meskipun masih sepotongpotong dan tidak terstruktur. untuk memetakan mitigasi terhadap pengurangan resiko bahaya tanah longsor. bencana tanah longsor Metode kualitatif menggunakan in depth interview dan observasi. 4 Wiji Lestari (2014), 1. Memahami ketangguhan Desa Poncosari Pendekatan penelitian Factors to Promote masyarakat di daerah dan Tirtomulyo, menggunakan metode Community rawan bencana yang Kecamatan kualitatif dan Resilience in Disaster menerapkan kebijakan Kretek, kuantitatif. Prone Area: A Case desa tangguh bencana Kabupaten Pengumpulan data Study of Indonesian 2. Memahami faktor-faktor Bantul metode kuantitatif apa yang dapat Village Policy for dengan kuesioner, meningkatkan Resilience to Disaster sedangkan metode ketangguhan masyarakat 3. Mengusulkan kualitatif dengan in rekomendasi yang tepat depth interview. Sumber: Hasil Studi Pustaka, 2015 untuk mempertahanan atau mengembangkan ketangguhan msyarakat di daerah rawan bencana di Indonesia 1. Kebijakan desa tangguh bencana terbagi menjadi tiga, yatu desa tangguh bencana utama, desa tangguh bencana madya, dan desa tangguh bencana pratama. 2. Predikat sebagai desa tangguh bencana utama bukan merupakan jaminan bahwa ketangguhan masyarakat di desa tersebut lebih baik dari pada ketangguhan di desa tangguh bencana madya. 3. Faktor-faktor yang berpengaruh pada ketangguhan masyarakat adalah modal sosial, agama, dan peran pemerintah desa. 4. Desa yang memilki ketangguhan masyarakat yang lebih baik kerena modal sosial, agama, dan peran pemerintah desa memiliki hubungan yang signifikan.