DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i LEMBAR PERSETUJUAN... ii PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iii UCAPAN TERIMAKASIH... iv LEMBAR KEASLIAN... v ABSTRAK... vi ABSTRCT... vii RINGKASAN... viii SUMMARY... x DAFTAR ISI... xii DAFTAR TABEL... xiv DAFTAR SINGKATAN... xv DAFTAR LAMPIRAN... xvi BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 5 1.3 Tujuan Penelitian... 5 1.4 Manfaat Penelitian... 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA... 7 2.1 Definisi... 7 2.2 Epidemiologi... 8 2.3 Etiologi dan Faktor Risiko... 9 2.4 Patogenesis... 13 2.5 Tanda dan Gejala... 14 2.6 Diagnosis... 14 2.7 Klasifikasi Histologi... 16 2.8 Staging... 17 2.9 Pengobatan... 18 2.10 Pencegahan Primer dan Sekunder... 19 2.10.1 Pencegahan Primer... 19 2.10.2 Pencegahan Sekunder... 20 2.11 Prognosis... 20
BAB III KERANGKA BERFIKIR DAN KONSEP PENELITIAN... 22 3.1 Kerangka Berfikir... 22 3.2 Konsep Penelitian... 23 BAB IV METODE PENELITIAN... 24 4.1 Ruang Lingkup Penelitian... 24 4.1.1 Lokasi Penelitian... 24 4.1.2 Waktu Penelitian... 24 4.2 Rancangan Penelitian... 24 4.3 Variabel Penelitian... 24 4.4 Definisi Operasional Variabel... 25 4.5 Subjek Penelitian... 25 4.5.1 Populasi Target... 25 4.5.2 Populasi Terjangkau... 26 4.5.3 Sampel Penelitian... 26 4.6 Sampel... 26 4.6.1 Teknik Penentuan Sampel... 26 4.7 Instrumen Penelitian... 27 4.8 Protokol Penelitian... 27 4.9 Analisis Data... 28 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN... 29 BAB VI SIMPULAN DAN SARAN... 35 DAFTAR PUSTAKA... 36 LAMPIRAN...40 Lampiran 1. Jadwal Penelitian... 40 Lampiran 2. Rincian Biaya... 41 Lampiran 3. Data Hasil Penelitian... 42
ABSTRAK KARAKTERISTIK KLINIKOPATOLOGI PENDERITA KANKER SERVIKS UTERI DI LAB PATOLOGI ANATOMI RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN 2011-2015 Kanker serviks uteri adalah tumor ganas yang mengenai lapisan permukaan epitel dari leher rahim. Kanker serviks uteri merupakan kanker terbanyak kedua yang paling banyak ditemukan pada wanita. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik pasien kanker serviks uteri di RSUP Sanglah yang merupakan rumah sakit rujukan di Bali. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif-retrospektif yaitu menggunakan data sekunder berupa formulir pemeriksaan histopatologi di Lab PA RSUP Sanglah dari 1 Januari 2011 sampai 31 Desember 2015. Data Klinikopatologi yang terdapat sudah tercatat. Berdasarkan data histopatologi ditemukan 574 pasien perempuan yang terdiagnosis kanker serviks uteri. Yang paling sering pada kelompok umur 40-49 tahun (39,1%), perdarahan pervaginam (77,9%), squamosa sel carcinoma (68,6%) dan stadium I-II (63,7%). Dapat disimpulkan bahwa kanker serviks uteri di Bali yang paling sering terjadi pada usia menengah dengan keluhan perdarahan pervaginam, tipe squamous dan stadium I-II. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai dasar penelitian lebih lanjut untuk mengetahui karakteristik pasien kanker serviks uteri di Bali. Kata kunci : kelompok umur, gejala, histopatologi, stadium, kanker serviks, Bali
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit tidak menular merupakan penyebab utama kematian secara global dan salah satunya kanker yang menunjukkan angka kematian sebesar 27%. Berdasarkan laporan World Health Organization (WHO) tahun 2010, jumlah kematian akibat kanker pada tahun 2007 sebanyak 7,9 juta kematian. Angka kematian akibat kanker secara global diproyeksikan akan meningkat sebesar 45% dari kondisi tahun 2007 yaitu menjadi 11,5 juta kematian pada tahun 2030 (Hasibuan dkk., 2013). Menurut Oemiati R dkk (2011), pasien kanker di Indonesia 70% ditemukan dalam keadaan stadium yang sudah lanjut. Kanker dapat menyerang seluruh organ tubuh termasuk organ repoduksi wanita (payudara, vulva vagina, uterus, tuba falopi dan ovarium) (Darayani and Sumawati, 2011). Dari seluruh kanker ini, kanker serviks uteri yang banyak menyebabkan kematian pada wanita, di dunia maupun di Indonesia. Kanker serviks uteri adalah tumor ganas yang mengenai lapisan permukaan epitel dari leher rahim. Sel-sel permukaan epitel tersebut mengalami penggandaan dan berubah sifat tidak seperti sel yang normal. Salah satu penyebabnya adalah Human Papiloma Virus (HPV) tipe onkogenik yang tertular melalui hubungan seksual (Batas A dkk., 2013). Sampai saat ini kanker serviks uteri menimbulkan morbiditas dan mortalitas yang tinggi. Di negara maju angka kejadian kanker serviks uteri 4% dari seluruh kejadian kanker pada wanita, sedangkan di negara sedang berkembang, misalnya di Asia Selatan dan Asia Tenggara angka tersebut mencapai diatas 15 % (Astuti dkk., 2012).
Menurut data Globacan yang merupakan salah satu proyek dari International Agency for Reasearch on Cancer (IARC), tahun 2012 perkiraan 528.000 kasus baru dan sekitar 266.000 kematian akibat kanker serviks uteri. Hampir sembilan dari sepuluh (87%) kematian kanker serviks uteri terjadi didaerah yang kurang berkembang. Di Indonesia, setiap tahun diperkirakan terdapat 100 penderita baru per 100.000 penduduk (YKI, 2014). Berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2007, sekitar 5,7 % kematian semua umur disebabkan oleh kanker ganas pada tahun 2013, prevalensi kanker adalah 1,4 per 1000 penduduk, atau sekitar 330.000 orang (Depkes, 2014). Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia ditargetkan setiap 5 tahun minimal 80% perempuan usia 30-50 tahun sudah melakukan skrining. Data Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2010 menunjukkan jumlah wanita Indonesia yang berusia 30-50 tahun sejumlah 35.950.765 orang. Sampai dengan tahun 2012, dari 575.503 orang yang telah melakukan skrining inspeksi visual asam asetat (IVA), terdapat 25.805 orang dengan hasil IVA positif. Departemen Kesehatan Republik Indonesia pada tahun 2005 menunjukkan 50% kasus baru kanker serviks uteri terjadi pada wanita yang sebelumnya tidak pernah melakukan pemeriksaan pap smear (Depkes, 2014). Faktor resiko yang mempengaruhi tingginya kejadian kanker serviks uteri adalah merokok, hubungan seksual pertama pada usia dini, berganti-ganti pasangan seks, infeksi herpes dan klamidia menahun, gangguan kekebalan, serta pemakaian pil KB > 5 tahun (Astuti dkk., 2012). Selain faktor resiko diatas, kesadaran diri sendiri untuk melakukan skrining terhadap kanker serviks uteri masih sangat kurang.
Data epidemiologi karakteristik klinikopatologi dari pasien kanker serviks uteri merupakan hal penting yang harus diketahui. Sejumlah penelitian mengenai data epidemiologi dan karakteristik pasien kanker serviks uteri telah dilakukan di berbagai daerah seperti penelitian Khairun (2013) menemukan bahwa kejadian kanker serviks uteri tertinggi pada umur >35 tahun (90,9%), pendidikan SD (47,3%), pekerjaan ibu rumah tangga (84,5%), status kawin (95,5%) keluhan utama perdarahan pervaginam (57,3%) stadium klinik tertinggi adalah stadium klinik II (45,5%). Selain itu, pada penelitian Raymond (2013) didapatkan kelompok umur 45-49 dan 50-54 tahun adalah yang terbanyak, yaitu masingmasing 15 kasus (22,4%), atau 44,8% dari total kasus. Stadium klinik yang terbanyak adalah IIB yaitu 38 kasus (56,7%). Wanita yang menikah pada kelompok umur 15 19 tahun adalah yang terbanyak menderita kanker serviks uteri stadium lanjut, yaitu sebanyak 18 kasus (40,9%) dari 44 kasus yang terdata dan wanita yang melakukan sanggama pertama kali pada umur <20 tahun sebesar 21 kasus (47,7%) dari 44 kasus yang terdata, begitu juga dengan jumlah paritas 4 adalah yang terbanyak menderita kanker serviks uteri yaitu 24 kasus (35,8%). Wanita yang menderita kanker serviks uteri stadium lanjut terbanyak memiliki pendidikan terakhir SMA yaitu 35 kasus (52,3%) dengan pekerjaan sebagai ibu rumah tangga sebanyak 41 kasus (61,2 %) dan pendidikan suami sebagai petani yaitu sebanyak 12 kasus (26,1%) dari 46 kasus yang terdata. Di Bali, angka kejadian kanker serviks uteri mencapai 43 orang per 100 ribu penduduk, atau sekitar 0,89% dan 3,9 juta penduduk Bali dan sebanyak 553 ribu wanita usia subur (WUS) termasuk kelompok berisiko (Darayani and Sumawati, 2011). Sedangkan kasus kanker serviks di Kota Denpasar pada tahun
2009 sebanyak 703 orang (Dinkes Kota Denpasar, 2010). Kanker serviks uteri merupakan penyakit kanker paling umum kedua yang biasa diderita perempuan berusia 20-55 tahun (Darayani and Sumawati, 2011). Berdasarkan penelitian Sri Dewi dkk (2013) menunjukkan data mengenai sikap WUS tentang pemeriksaan IVA dapat dijelaskan dari 40 orang WUS di Puskesmas Buleleng I, diketahui 55,0% mempunyai sikap yang tinggi terhadap pemeriksaan IVA, sedangkan 45,0% mempunyai sikap yang kurang. Perilaku pemeriksaan IVA dari 40 orang WUS yang menjadi sampel, sebagian besar 67,5% tidak melakukan pemeriksaan IVA, sedangkan 32,5 % lainnya melakukan pemeriksaan IVA. Sejak tahun 2008, sudah 116.700 perempuan yang menerima penyuluhan dan lebih dari 45 ribu orang telah melakukan deteksi dini dengan metode IVA. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Provinsi, dan 114 puskesmas yang ada di Bali, baru 38 yang memberikan pelayanan IVA (Darayani and Sumawati, 2011). Berdasarkan hasil penelitian di Puskesmas II Denpasar Selatan dengan 40 WUS yang menjadi sampel. Hasil dari penelitian menunjukkan kejadian kanker serviks uteri paling tinggi berada pada kelompok usia >35 tahun, tingkat pendidikannya SMA dan status sudah menikah. Hal tersebut menunjukkan bahwa kesadaran dan pengetahuaan dari kanker serviks uteri dan cara pencegahannya masih kurang diketahui oleh masyarakat di provinsi Bali (Astuti and Suariyani, 2013). Lab Patologi Anatomi RSUP Sanglah merupakan salah satu Lab Patologi Anatomi (PA) di Bali yang menerima pemeriksaan PA dari pasien di RS Daerah di Bali. Berdasarkan data histopatologi di Lab PA RSUP Sanglah, pada tahun 2011 kanker serviks uteri merupakan kanker dengan urutan kedua, setelah kanker
payudara, dengan jumlah 108 pasien. Selain jumlah kasus, diperoleh juga beberapa informasi tentang data epidemiologi dan karakteristik pasien, yang selanjutnya dapat dipergunakan untuk melihat besarnya masalah kesehatan, perencanaan manajemen pasien mulai dari preventif, kuratif, sampai rehabilitatif, perencanaan fasilitas kesehatan, penetapan rencana kebijakan dibidang kesehatan, dan lain lain. Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti ingin melakukan penelitian terkait karakteristik klinikopatologi penderita kanker serviks uteri di Lab Patologi Anatomi RSUP Sanglah. 1.2 Rumusan Masalah Dengan memperhatikan latar belakang di atas dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut : Bagaimanakah karakteristik klinikopatologi penderita kanker serviks uteri di Lab Patologi Anatomi RSUP Sanglah pada tahun 2011-2015? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut. Tujuan umum : Untuk mengetahui karakteristik klinikopatologi penderita kanker serviks uteri di Lab Patologi Anatomi RSUP Sanglah pada tahun 2011-2015 Tujuan khusus : a. Untuk mengetahui data epidemiologi pasien yaitu umur pasien b. Untuk mengetahui gejala klinis pasien c. Untuk mengetahui tipe histopatologi tumor d. Untuk mengetahui stadium tumor
1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1.4.1 Manfaat bagi Ilmu Pengetahuan Hasil penelitian ini nantinya dapat memberikan tambahan informasi bagi perkembangan ilmu pengetahuan berupa adanya hasil penelitian mengenai karakteristik klinikopatologi penderita kanker serviks uteri khususnya di Bali. 1.4.2 Manfaat bagi Institusi Untuk melihat besarnya masalah tentang kanker serviks uteri dibali Sebagai dasar rencana kebijakan dibidang kesehatan seperti perencanaan fasilitas kesehatan, perencanaan manajemen pasien dengan kanker serviks uteri, serta perencanaan program skrining kanker serviks uteri di Bali.