BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian... 6

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. penyakit kanker dengan 70% kematian terjadi di negara miskin dan berkembang. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. human papilloma virus (HPV) terutama pada tipe 16 dan 18. Infeksi ini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya umur harapan hidup sebagai salah satu tujuan

BAB 1 PENDAHULUAN. serviks uteri. Kanker ini menempati urutan keempat dari seluruh keganasan pada

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan data International Agency for Research on Cancer (IARC) diketahui

BAB II KERANGKA TEORI DAN HIPOTESIS

Kata kunci: kanker kolorektal, jenis kelamin, usia, lokasi kanker kolorektal, gejala klinis, tipe histopatologi, RSUP Sanglah.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Gambaran masyarakat Indonesia dimasa depan yang ingin dicapai melalui

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN kematian per tahun pada tahun Di seluruh dunia rasio mortalitas

BAB I PENDAHULUAN. rahim yang terletak antara rahim uterus dengan liang senggama vagina.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hak semua manusia yang harus dijaga,

BAB I PENDAHULUAN. Kanker serviks (leher rahim) adalah salah satu kanker ganas yang

BAB I PENDAHULUAN. awal (Nadia, 2009). Keterlambatan diagnosa ini akan memperburuk status

BAB I PENDAHULUAN menyepakati perubahan paradigma dalam pengelolaan masalah

BAB I PENDAHULUAN. (Emilia, 2010). Pada tahun 2003, WHO menyatakan bahwa kanker merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan reproduksi menurut World Health Organization (WHO) adalah

BAB I PENDAHULUAN. di dunia. Berdasarkan data Internasional Agency For Research on Cancer

BAB I PENDAHULUAN. Kanker leher rahim adalah tumor ganas pada daerah servik (leher rahim)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker leher rahim (kanker serviks) masih menjadi masalah

BAB 4 HASIL. Korelasi stadium..., Nurul Nadia H.W.L., FK UI., Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. rahim yaitu adanya displasia/neoplasia intraepitel serviks (NIS). Penyakit kanker

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. yang disebut sebagai masa pubertas. Pubertas berasal dari kata pubercere yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Human Papilloma Virus (HPV). HPV ini ditularkan melalui hubungan

BAB I PENDAHULUAN. terjadi di Amerika Tengah dan Amerika Selatan, Karibia, Sub-Sahara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Menurut WHO kanker leher rahim (serviks) merupakan jenis kanker

I. PENDAHULUAN. Kanker adalah penyakit akibat pertumbuhan tidak normal dari sel-sel jaringan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masalah kesehatan masyarakat. Kanker menjadi penyebab kematian nomor 2 di

No. Responden: B. Data Khusus Responden

BAB 1 PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel jaringan tubuh yang tidak normal.

BAB I PENDAHULUAN UKDW. sedang berkembang, salah satunya Indonesi (WHO, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi

BAB 1 : PENDAHULUAN. dunia. Berdasarkan data GLOBOCAN, International Agency for Research on

BAB I PENDAHULUAN. karena hubungan seksual (Manuaba,2010 : 553). Infeksi menular

BAB 1 PENDAHULAN. kanker serviks (Cervical cancer) atau kanker leher rahim sudah tidak asing lagi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker merupakan istilah umum untuk pertumbuhan sel tidak normal,

BAB 1 PENDAHULUAN. penderita kanker serviks baru di dunia dengan angka kematian karena kanker ini. sebanyak jiwa per tahun (Emilia, 2010).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. kanker yang paling tinggi di kalangan perempuan adalah kanker serviks. yang paling beresiko menyebabkan kematian.

BAB 1 : PENDAHULUAN. daerah leher rahim atau mulut rahim, yang merupakan bagian yang terendah dari

BAB 1 PENDAHULUAN. yang mengandung risiko dan berdampak negatif bagi dirinya seperti terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan pertumbuhan sel yang tidak normal/terus-menerus dan tidak

BAB I PENDAHULUAN. Kanker serviks adalah kanker tersering nomor tujuh secara. keseluruhan, namun merupakan kanker terbanyak ke-dua di dunia pada

ABSTRAK GAMBARAN KANKER SERVIKS DI RUMAH SAKIT PIRNGADI MEDAN PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

No. Responden. I. Identitas Responden a. Nama : b. Umur : c. Pendidikan : SD SMP SMA Perguruan Tinggi. d. Pekerjaan :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pola penyakit saat ini telah mengalami transisi epidemiologi yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

ABSTRAK INSIDENSI DAN GAMBARAN PENDERITA KANKER SERVIKS DI RSUP DR HASAN SADIKIN BANDUNG TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. didominasi oleh penyakit menular bergeser ke penyakit tidak menular. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. penyakit yang paling umum yang diakibatkan oleh HPV. Hampir semua

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Foundation for Woman s Cancer (2013) kanker serviks adalah

BAB I PENDAHULUAN. datang ke rumah sakit ditemukan dalam keadaan stadium lanjut. Sukaca (2009, p.25) menyatakan, kanker leher rahim (Kanker Serviks)

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

KUESIONER FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU IBU DALAM PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI POLI GINEKOLOGI RSUD DR PIRNGADI MEDAN TAHUN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

KANKER PAYUDARA dan KANKER SERVIKS

BAB I PENDAHULUAN. yang menyangkut kesehatan reproduksi ini, salah satunya adalah kanker

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

dari leher rahim seorang wanita (Kemenkes, 2010). Setiap tahun terdeteksi lebih

BAB I PENDAHULUAN. tidak menular atau NCD (Non-Communicable Disease) yang ditakuti karena

Promotif, Vol.7 No.1, Juli 2017 Hal 51-59

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. menular (PTM) dapat digolongkan menjadi satu kelompok utama dengan faktor

BAB 1 PENDAHULUAN. Kanker leher rahim adalah kanker yang terjadi pada servix-uterus suatu daerah pada

BAB I PENDAHULUAN. Kanker adalah penyakit tidak menular yang ditandai dengan pertumbuhan sel

DAFTAR ISI. SAMPUL DALAM... i. LEMBAR KEASLIAN PENELITIAN... ii. LEMBAR PERSETUJUAN... iii. PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iv. KATA PENGANTAR...

BAB I PENDAHULUAN. penyakit kanker yang menempati peringkat teratas diantara berbagai penyakit kanker

BAB I PENDAHULUAN. pada perempuan. Menurut riset yang dilakukan oleh International Agency for

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan manusia tidak dapat melakukan aktivitas sehari-harinya. Keadaan

BAB I PENDAHULUAN. bila program skrining sitologi dan pelayanan kesehatan diperbaiki. 1

BAB 1 PENDAHULUAN. Kanker serviks merupakan kanker yang banyak menyerang perempuan.

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini Indonesia menghadapi beban ganda penyakit atau double

BAB I PENDAHULUAN. (Maharani, 2009). World Health Organization (WHO) (2014) mengatakan. terjadi di Negara berkembang dari pada Negara maju.

BAB I PENDAHULUAN. uteri. Hal ini masih merupakan masalah yang cukup besar dikalangan masyarakat Di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kedua di dunia dimana konstribusinya 13 % dari 22% kematian yang

BAB 4 HASIL PENELITIAN

2.3.2 Faktor Risiko Prognosis...16 BAB III KERANGKA BERPIKIR DAN KONSEP PENELITIAN Kerangka Berpikir

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. Kanker sistim reproduksi meliputi kanker serviks, payudara, indung telur,

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

ABSTRAK PREVALENSI KARSINOMA SERVIKS DI RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN BANDUNG PERIODE JANUARI - DESEMBER 2009

BAB I PENDAHULUAN. tercermin dalam program melalui upaya promotif, preventif, kuratif maupun

BAB I PENDAHULUAN. kanker serviks dengan cara inspeksi visual pada serviks dengan aplikasi asam

Upaya Mencegah Kanker Leher Rahim Melalui Deteksi Dini dengan Pemeriksaan Inspekulo Visual Asam Asetat (IVA) B. TUJUAN

BAB I PENDAHULUAN. payudara, dan kanker ovarium (Maysaroh, 2013). Salah satu kanker yang

Kanker Serviks. 2. Seberapa berbahaya penyakit kanker serviks ini?

BAB I PENDAHULUAN. pada negara-negara berkembang yang lain. Kanker leher rahim merupakan. Wilayah Propinsi Jawa Tengah. Pada tahun 2008 Kota Semarang

BAB I PENDAHULUAN. uterus. Pada organ reproduksi wanita, kelenjar serviks bertugas sebagai

30/10/2015. Penemuan Penyakit secara Screening - 2. Penemuan Penyakit secara Screening - 3. Penemuan Penyakit secara Screening - 4

Transkripsi:

DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i LEMBAR PERSETUJUAN... ii PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iii UCAPAN TERIMAKASIH... iv LEMBAR KEASLIAN... v ABSTRAK... vi ABSTRCT... vii RINGKASAN... viii SUMMARY... x DAFTAR ISI... xii DAFTAR TABEL... xiv DAFTAR SINGKATAN... xv DAFTAR LAMPIRAN... xvi BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 5 1.3 Tujuan Penelitian... 5 1.4 Manfaat Penelitian... 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA... 7 2.1 Definisi... 7 2.2 Epidemiologi... 8 2.3 Etiologi dan Faktor Risiko... 9 2.4 Patogenesis... 13 2.5 Tanda dan Gejala... 14 2.6 Diagnosis... 14 2.7 Klasifikasi Histologi... 16 2.8 Staging... 17 2.9 Pengobatan... 18 2.10 Pencegahan Primer dan Sekunder... 19 2.10.1 Pencegahan Primer... 19 2.10.2 Pencegahan Sekunder... 20 2.11 Prognosis... 20

BAB III KERANGKA BERFIKIR DAN KONSEP PENELITIAN... 22 3.1 Kerangka Berfikir... 22 3.2 Konsep Penelitian... 23 BAB IV METODE PENELITIAN... 24 4.1 Ruang Lingkup Penelitian... 24 4.1.1 Lokasi Penelitian... 24 4.1.2 Waktu Penelitian... 24 4.2 Rancangan Penelitian... 24 4.3 Variabel Penelitian... 24 4.4 Definisi Operasional Variabel... 25 4.5 Subjek Penelitian... 25 4.5.1 Populasi Target... 25 4.5.2 Populasi Terjangkau... 26 4.5.3 Sampel Penelitian... 26 4.6 Sampel... 26 4.6.1 Teknik Penentuan Sampel... 26 4.7 Instrumen Penelitian... 27 4.8 Protokol Penelitian... 27 4.9 Analisis Data... 28 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN... 29 BAB VI SIMPULAN DAN SARAN... 35 DAFTAR PUSTAKA... 36 LAMPIRAN...40 Lampiran 1. Jadwal Penelitian... 40 Lampiran 2. Rincian Biaya... 41 Lampiran 3. Data Hasil Penelitian... 42

ABSTRAK KARAKTERISTIK KLINIKOPATOLOGI PENDERITA KANKER SERVIKS UTERI DI LAB PATOLOGI ANATOMI RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN 2011-2015 Kanker serviks uteri adalah tumor ganas yang mengenai lapisan permukaan epitel dari leher rahim. Kanker serviks uteri merupakan kanker terbanyak kedua yang paling banyak ditemukan pada wanita. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik pasien kanker serviks uteri di RSUP Sanglah yang merupakan rumah sakit rujukan di Bali. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif-retrospektif yaitu menggunakan data sekunder berupa formulir pemeriksaan histopatologi di Lab PA RSUP Sanglah dari 1 Januari 2011 sampai 31 Desember 2015. Data Klinikopatologi yang terdapat sudah tercatat. Berdasarkan data histopatologi ditemukan 574 pasien perempuan yang terdiagnosis kanker serviks uteri. Yang paling sering pada kelompok umur 40-49 tahun (39,1%), perdarahan pervaginam (77,9%), squamosa sel carcinoma (68,6%) dan stadium I-II (63,7%). Dapat disimpulkan bahwa kanker serviks uteri di Bali yang paling sering terjadi pada usia menengah dengan keluhan perdarahan pervaginam, tipe squamous dan stadium I-II. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai dasar penelitian lebih lanjut untuk mengetahui karakteristik pasien kanker serviks uteri di Bali. Kata kunci : kelompok umur, gejala, histopatologi, stadium, kanker serviks, Bali

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit tidak menular merupakan penyebab utama kematian secara global dan salah satunya kanker yang menunjukkan angka kematian sebesar 27%. Berdasarkan laporan World Health Organization (WHO) tahun 2010, jumlah kematian akibat kanker pada tahun 2007 sebanyak 7,9 juta kematian. Angka kematian akibat kanker secara global diproyeksikan akan meningkat sebesar 45% dari kondisi tahun 2007 yaitu menjadi 11,5 juta kematian pada tahun 2030 (Hasibuan dkk., 2013). Menurut Oemiati R dkk (2011), pasien kanker di Indonesia 70% ditemukan dalam keadaan stadium yang sudah lanjut. Kanker dapat menyerang seluruh organ tubuh termasuk organ repoduksi wanita (payudara, vulva vagina, uterus, tuba falopi dan ovarium) (Darayani and Sumawati, 2011). Dari seluruh kanker ini, kanker serviks uteri yang banyak menyebabkan kematian pada wanita, di dunia maupun di Indonesia. Kanker serviks uteri adalah tumor ganas yang mengenai lapisan permukaan epitel dari leher rahim. Sel-sel permukaan epitel tersebut mengalami penggandaan dan berubah sifat tidak seperti sel yang normal. Salah satu penyebabnya adalah Human Papiloma Virus (HPV) tipe onkogenik yang tertular melalui hubungan seksual (Batas A dkk., 2013). Sampai saat ini kanker serviks uteri menimbulkan morbiditas dan mortalitas yang tinggi. Di negara maju angka kejadian kanker serviks uteri 4% dari seluruh kejadian kanker pada wanita, sedangkan di negara sedang berkembang, misalnya di Asia Selatan dan Asia Tenggara angka tersebut mencapai diatas 15 % (Astuti dkk., 2012).

Menurut data Globacan yang merupakan salah satu proyek dari International Agency for Reasearch on Cancer (IARC), tahun 2012 perkiraan 528.000 kasus baru dan sekitar 266.000 kematian akibat kanker serviks uteri. Hampir sembilan dari sepuluh (87%) kematian kanker serviks uteri terjadi didaerah yang kurang berkembang. Di Indonesia, setiap tahun diperkirakan terdapat 100 penderita baru per 100.000 penduduk (YKI, 2014). Berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2007, sekitar 5,7 % kematian semua umur disebabkan oleh kanker ganas pada tahun 2013, prevalensi kanker adalah 1,4 per 1000 penduduk, atau sekitar 330.000 orang (Depkes, 2014). Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia ditargetkan setiap 5 tahun minimal 80% perempuan usia 30-50 tahun sudah melakukan skrining. Data Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2010 menunjukkan jumlah wanita Indonesia yang berusia 30-50 tahun sejumlah 35.950.765 orang. Sampai dengan tahun 2012, dari 575.503 orang yang telah melakukan skrining inspeksi visual asam asetat (IVA), terdapat 25.805 orang dengan hasil IVA positif. Departemen Kesehatan Republik Indonesia pada tahun 2005 menunjukkan 50% kasus baru kanker serviks uteri terjadi pada wanita yang sebelumnya tidak pernah melakukan pemeriksaan pap smear (Depkes, 2014). Faktor resiko yang mempengaruhi tingginya kejadian kanker serviks uteri adalah merokok, hubungan seksual pertama pada usia dini, berganti-ganti pasangan seks, infeksi herpes dan klamidia menahun, gangguan kekebalan, serta pemakaian pil KB > 5 tahun (Astuti dkk., 2012). Selain faktor resiko diatas, kesadaran diri sendiri untuk melakukan skrining terhadap kanker serviks uteri masih sangat kurang.

Data epidemiologi karakteristik klinikopatologi dari pasien kanker serviks uteri merupakan hal penting yang harus diketahui. Sejumlah penelitian mengenai data epidemiologi dan karakteristik pasien kanker serviks uteri telah dilakukan di berbagai daerah seperti penelitian Khairun (2013) menemukan bahwa kejadian kanker serviks uteri tertinggi pada umur >35 tahun (90,9%), pendidikan SD (47,3%), pekerjaan ibu rumah tangga (84,5%), status kawin (95,5%) keluhan utama perdarahan pervaginam (57,3%) stadium klinik tertinggi adalah stadium klinik II (45,5%). Selain itu, pada penelitian Raymond (2013) didapatkan kelompok umur 45-49 dan 50-54 tahun adalah yang terbanyak, yaitu masingmasing 15 kasus (22,4%), atau 44,8% dari total kasus. Stadium klinik yang terbanyak adalah IIB yaitu 38 kasus (56,7%). Wanita yang menikah pada kelompok umur 15 19 tahun adalah yang terbanyak menderita kanker serviks uteri stadium lanjut, yaitu sebanyak 18 kasus (40,9%) dari 44 kasus yang terdata dan wanita yang melakukan sanggama pertama kali pada umur <20 tahun sebesar 21 kasus (47,7%) dari 44 kasus yang terdata, begitu juga dengan jumlah paritas 4 adalah yang terbanyak menderita kanker serviks uteri yaitu 24 kasus (35,8%). Wanita yang menderita kanker serviks uteri stadium lanjut terbanyak memiliki pendidikan terakhir SMA yaitu 35 kasus (52,3%) dengan pekerjaan sebagai ibu rumah tangga sebanyak 41 kasus (61,2 %) dan pendidikan suami sebagai petani yaitu sebanyak 12 kasus (26,1%) dari 46 kasus yang terdata. Di Bali, angka kejadian kanker serviks uteri mencapai 43 orang per 100 ribu penduduk, atau sekitar 0,89% dan 3,9 juta penduduk Bali dan sebanyak 553 ribu wanita usia subur (WUS) termasuk kelompok berisiko (Darayani and Sumawati, 2011). Sedangkan kasus kanker serviks di Kota Denpasar pada tahun

2009 sebanyak 703 orang (Dinkes Kota Denpasar, 2010). Kanker serviks uteri merupakan penyakit kanker paling umum kedua yang biasa diderita perempuan berusia 20-55 tahun (Darayani and Sumawati, 2011). Berdasarkan penelitian Sri Dewi dkk (2013) menunjukkan data mengenai sikap WUS tentang pemeriksaan IVA dapat dijelaskan dari 40 orang WUS di Puskesmas Buleleng I, diketahui 55,0% mempunyai sikap yang tinggi terhadap pemeriksaan IVA, sedangkan 45,0% mempunyai sikap yang kurang. Perilaku pemeriksaan IVA dari 40 orang WUS yang menjadi sampel, sebagian besar 67,5% tidak melakukan pemeriksaan IVA, sedangkan 32,5 % lainnya melakukan pemeriksaan IVA. Sejak tahun 2008, sudah 116.700 perempuan yang menerima penyuluhan dan lebih dari 45 ribu orang telah melakukan deteksi dini dengan metode IVA. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Provinsi, dan 114 puskesmas yang ada di Bali, baru 38 yang memberikan pelayanan IVA (Darayani and Sumawati, 2011). Berdasarkan hasil penelitian di Puskesmas II Denpasar Selatan dengan 40 WUS yang menjadi sampel. Hasil dari penelitian menunjukkan kejadian kanker serviks uteri paling tinggi berada pada kelompok usia >35 tahun, tingkat pendidikannya SMA dan status sudah menikah. Hal tersebut menunjukkan bahwa kesadaran dan pengetahuaan dari kanker serviks uteri dan cara pencegahannya masih kurang diketahui oleh masyarakat di provinsi Bali (Astuti and Suariyani, 2013). Lab Patologi Anatomi RSUP Sanglah merupakan salah satu Lab Patologi Anatomi (PA) di Bali yang menerima pemeriksaan PA dari pasien di RS Daerah di Bali. Berdasarkan data histopatologi di Lab PA RSUP Sanglah, pada tahun 2011 kanker serviks uteri merupakan kanker dengan urutan kedua, setelah kanker

payudara, dengan jumlah 108 pasien. Selain jumlah kasus, diperoleh juga beberapa informasi tentang data epidemiologi dan karakteristik pasien, yang selanjutnya dapat dipergunakan untuk melihat besarnya masalah kesehatan, perencanaan manajemen pasien mulai dari preventif, kuratif, sampai rehabilitatif, perencanaan fasilitas kesehatan, penetapan rencana kebijakan dibidang kesehatan, dan lain lain. Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti ingin melakukan penelitian terkait karakteristik klinikopatologi penderita kanker serviks uteri di Lab Patologi Anatomi RSUP Sanglah. 1.2 Rumusan Masalah Dengan memperhatikan latar belakang di atas dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut : Bagaimanakah karakteristik klinikopatologi penderita kanker serviks uteri di Lab Patologi Anatomi RSUP Sanglah pada tahun 2011-2015? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut. Tujuan umum : Untuk mengetahui karakteristik klinikopatologi penderita kanker serviks uteri di Lab Patologi Anatomi RSUP Sanglah pada tahun 2011-2015 Tujuan khusus : a. Untuk mengetahui data epidemiologi pasien yaitu umur pasien b. Untuk mengetahui gejala klinis pasien c. Untuk mengetahui tipe histopatologi tumor d. Untuk mengetahui stadium tumor

1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1.4.1 Manfaat bagi Ilmu Pengetahuan Hasil penelitian ini nantinya dapat memberikan tambahan informasi bagi perkembangan ilmu pengetahuan berupa adanya hasil penelitian mengenai karakteristik klinikopatologi penderita kanker serviks uteri khususnya di Bali. 1.4.2 Manfaat bagi Institusi Untuk melihat besarnya masalah tentang kanker serviks uteri dibali Sebagai dasar rencana kebijakan dibidang kesehatan seperti perencanaan fasilitas kesehatan, perencanaan manajemen pasien dengan kanker serviks uteri, serta perencanaan program skrining kanker serviks uteri di Bali.