BAB 1 PENDAHULUAN. dan cipta serta pikir baik secara etis, estetis, dan logis. Kemahiran berbahasa

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. senantiasa berkomunikasi di antara anggota masyarakat tidak akan dapat

PENERAPAN METODE FIELD TRIP UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS DESKRIPSI PADA SISWA KELAS X-1 SMA NEGERI 1 NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dengan baik, seseorang perlu belajar cara berbahasa yang baik

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

BAB I PENDAHULUAN. apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia. Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Menulis. Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa dan merupakan

I. PENDAHULUAN. sekolah. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia ada empat komponen

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah.

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah.

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi. Oleh karena itu dalam pembelajaran Bahasa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini di kenal dua macam cara berkomunikasi, yaitu komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. Keempat keterampilan tersebut saling berhubungan, tidak boleh dipisahpisahkan

BAB I PENDAHULUAN. berbahasa (Indonesia) merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia di dunia pendidikan bertujuan agar

BAB I PENDAHULUAN. dan guru yang menerapkan komponen-komponen pembelajaran seperti strategi

I. PENDAHULUAN. secara kreatif dapat memikirkan sesuatu yang baru. berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan hendaknya berupa kata-kata

BAB I PENDAHULUAN. di masyarakat seperti organisasi sosial. Di dalam kelompok itu, manusia selalu

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan pembelajaran siswa di sekolah. Kegiatan menulis menjadikan siswa

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa merupakan alat komunikasi dalam mengungkapkan pikiran dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan dengan baik secara lisan maupun tulisan. Pembelajaran bahasa,

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN

M 2015 PENERAPAN TEKNIK BBM (BERPIKIR-BERBICARA-MENULIS) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS TANGGAPAN DESKRIPTIF

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. interaksi antara guru-siswa dan komunikasi timbal balik yang berlangsung dalam

BAB I PENDAHULUAN. sekolah. Dalam kegiatan ini, seorang penulis harus terampil memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. kesepakatan bahasa yang digunakan dalam kelompok terebut.

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan pendidikan selalu muncul bersamaan dengan. berkembang dan meningkatnya kemampuan siswa, situasi dan kondisi

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sastra disekolah. Salah satu tujuan pelajaran bahasa Indonesia di

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan kemampuan berbahasa Indonesia sangat penting sebagai

KETERAMPILAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI SEBAGAI KREATIVITAS MENGARANG SISWA: STUDI KASUS SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan ilmu pengetahuan dari guru dalam proses belajar-mengajar. membimbing dan memfasilitasi siswa dalam kegiatan belajar.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia terdapat empat aspek keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan, baik dalam kehidupan pendidikan maupun masyarakat. Keterampilan menulis perlu diperhatikan karena merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2015 PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN MELALUI TRANSFORMASI FILM DOKUMENTER

BAB I PENDAHULUAN. setiap warga negara dalam mengenyam pendidikan. Mulai dari sekolah dasar,

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN. E. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa Indonesia adalah pembelajaran yang lebih menekankan

BAB I PENDAHULUAN. memindahkan informasi pengetahuan ke buku catatan yang telah didapat dari

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang wajib dilaksanakan dari jenjang sekolah dasar

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. eksternal diantaranya adalah keluarga, sekolah, dan masyarakat. Sekolah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang masalah. Pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah dasar (SD) mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. bernalar serta kemampuan memperluas wawasan. Menurut Tarigan (2008:1) ada

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

BAB I PENDAHULUAN. yang tepat dan terencana dengan strategi pembelajaran yang efektif.

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan menulis merupakan suatu ciri dari orang terpelajar atau bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Desi Sukmawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu ciri orang terpelajar atau bangsa yang terpelajar. Menurut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sehingga pembelajaran dapat berlangsung dengan mengoptimalkan dan

PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI SISWA KELAS V SD NEGERI I GEBANG NGUNTORONADI WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. dapat berupa tujuan jangka pendek, menengah, dan panjang. Dalam mata

TEKS WAWANCARA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN MENULIS NARASI DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. saling berkaitan satu sama lain. pada dasarnya belajar bahasa diawali dengan

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi, berbagi pengalaman belajar, dan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. dengan aspek yang lain dalam seluruh proses belajar mengajar yang dialami

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF INDUKTIF MENGGUNAKAN METODE KONTEKSTUAL. ( DESKRIPTIF PADA Siswa Kelas X SMA Darmayanti

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. bersastra. Pada kurikulum 2013, pelajaran bahasa Indonesia mengalami. mengembangkan kemampuan dan keterampilan berpikir siswa.

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI DENGAN METODE FIELD TRIP PADA SISWA KELAS VB SD NEGERI GEMOLONG 1 TAHUN AJARAN 2009/2010

BAB 1 PENDAHULUAN. daya manusia yang siap menyampaikan maupun menulis teks berita. Menulis teks

BAB I PENDAHULUAN. pada siswa. Perubahan tingkah tersebut merupakan tujuan dari pembelajaran. dalam meningkatkan kualitas pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu masyarakat dapat dilihat dari perkembangan pendidikannya.

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar siswa terampil dalam berbahasa

2015 PENERAPAN STRATEGI PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI DI SEKOLAH DASAR

BAB 1 PENDAHULUAN. Di zaman yang modern ini kiranya tidaklah terlalu berlebihan bila

BAB I PENDAHULUAN. yaitu: keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN BACAAN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 GATAK MELALUI PEMBELAJARAN MEMBACA CEPAT DAN EFEKTIF

BAB I PENDAHULUAN. dan jenjang pendidikan, mulai dari taman kanak-kanak sampai Perguruan Tinggi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia bukan mata pelajaran eksak, namun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. dalam merangkai kata. Akan tetapi, dalam penerapannya banyak orang

Bahasa Indonesia merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus. dipelajari dan diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan

BAB I PENDAHULUAN. terampil dan berkepribadian serta siap berperan dalam pembangunan nasional. Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia tidak lepas dari hubungan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari peristiwa komunikasi untuk mengungkapkan gagasan, ide,

BAB I PENDAHULUAN. didukung oleh keterampilan menyimak, membaca dan berbicara. membuat parafrasa lisan dalam kontek bekerja.

BAB I PENDAHULUAN. seorang pendidik yang mempunyai kompetensi, baik kompetensi pedagogik,

SKRIPSI. Disusun dan Diajukan untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan. Gelar Sarjana Pendidikan Sekolah Dasar. Oleh SITI JULAEHA NIM A.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Selain itu bahasa Indonesia juga

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah salah satu alat komunikasi. Melalui bahasa manusia

BAB 1 PENDAHULUAN. Kegiatan berbahasa tidak terlepas dari empat komponen keterampilan

PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARATIF PADA SISWA KELAS VII A SMP MUHAMMADIYAH I SURAKARTA

KESALAHAN EJAAN DAN KETIDAKBAKUAN KATA PADA KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 SUKOHARJO Tahun Pelajaran 2008/2009 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu.

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA LAGU PADA SISWA KELAS VIIIB SMP NEGERI 1 NGUTER, SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Bahasa Indonesia

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) LABUHAN BATU

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa Indonesia adalah alat komunikasi paling penting untuk mempersatukan seluruh bangsa. Oleh sebab itu, merupakan alat mengungkapkan diri baik secara lisan maupun tertulis, dari segi rasa, karsa dan cipta serta pikir baik secara etis, estetis, dan logis. Kemahiran berbahasa Indonesia bagi mahasiswa Indonesia tercermin dalam tatapikir, tataucap, tatatulis, dan tatalaku berbahasa Indonesia dalam konteks ilmiah dan akademis. Oleh karena itu, bahasa Indonesia masuk ke dalam kelompok mata kuliah pengembangan kepribadian mahasiswa, yang kelak, sebagai insan terpelajar akan terjun ke dalam kancah kehidupan berbangsa dan bernegara sebagai pemimpin dalam lingkunganya masing-masing. Bahasa Indonesia sebagai bahasa yang masih hidup tidak dapat menghindarkan diri dari tuntutan perkembangan masyarakat pemakainya. Perkembangan bahasa Indonesia telah terjadi sepanjang masa, dapat dibuktikan dengan terdapatnya perbedaan antara bahasa Indonesia zaman dulu (Ejaan Lama) sampai dengan bahasa Indonesia dewasa ini (EYD). Perbedaan itu telah menimbulkan pertentangan antara mereka yang ingin mempertahankan bahasa Indonesia secara baik dan benar seperti keadaan semula, dan generasi muda yang ingin agar bahas Indonesia dapat berkembang sesuai perkembangan zaman (tidak kaku). ( Rohmadi, Muhammad dkk, 2009-3 ). 1

2 Sebuah komunikasi dikatakan efektif apabila setiap penutur menguasai perbedaan ragam bahasa. Dengan penguasaan ragam bahasa, penutur bahasa dapat dengan mudah mengungkapkan gagasanya melalui pemilihan ragam bahasa yang ada sesuai dengan kebutuhanya. Oleh karena itu penguasaan ragam bahasa menjadi tuntutan bagi setiap penutur, mengingat kompleksnya situasi dan kepentingan masing-masing menghendaki kesesuaian bahasa yang digunakan. Proses kegiatan belajar mengajar dikatakan berhasil apabila siswa dianggap telah belajar. Siswa dikatakan telah belajar apabila tujuan pembelajaran yang dirumuskan dapat dikuasai siswa. Setiap program pembelajaran harus direncanakan secara sistematis dengan memusatkan perhatian terhadap siswa. Program pembelajaran direncanakan berdasarkan kebutuhan dan karakteristik siswa serta diarahkan terhadap perubahan tingkah laku siswa sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Belajar bahasa mencakup empat ketrampilan berbahasa yaitu mendengarkan, berbicara, menulis, membaca. Keempat aspek tersebut harus mendapatkan porsi seimbang dan dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran secara terpadu. Aspek-aspek ketrampilan ini harus dilaksanakan dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia dengan tujuan siswa mampu dan berlatih berkomunikasi, yaitu melalui latihan-latihan dan praktik kebahasaan. Menurut The Liang Gie ( dalam Tarigan 2009: 17 ) menulis merupakan padanan kata dari mengarang, sedangkan mengarang itu sendiri merupakan keseluruhan rangkaian kegiatan sesorang dalam mengungkapkan

3 gagasan dan menyampaikanya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami. Atas dasar ini, menulis dapat diartikan sebagai salah satu cara berkomunikasi antarmanusia dengan bahasa tulis. Tulisan tersebut dirangkai ke dalam susunan kata dan kalimat secara runtut dan sistematis, sehingga informasi yang disampaikan dapat dipahami secara utuh. Keterampilan menulis merupakan keterampilan berbahasa yang bersifat kompleks, dengan melibatkan aktivitas secara kognitif dan ketrampilan tertentu dalam proses memproduksi teks. Proses tersebut berkaitan dengan proses berpikir dan proses pengembangan, dalam menata dan menyinergikan beragam pengetahuan yang terdapat pada otak dan perasaan dalam berbahasa. Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang bersifat produktif dan ekspresif. Bersifat produktif karena menulis merupakan kegiatan memproduksi lambing-lambang bermakna. Makna dapat dipahami apabila mereka memahami bahasa dan lambing-lambang itu. Menulis bersifat ekspresif karena menulis menjadi sarana dalam mengekspresikan pikiran melalui komunikasi tidak langsung, secara tertulis yang menggambarkan suatu bahasa yang dapat dipahami seseorang ( Tarigan, 2009:21 ). Selama ini pembelajaran yang berlangsung di kelas VIII F SMP Negeri 2 Gatak Sukoharjo, guru dalam menerapkan metode pembelajaran keterampilan menulis deskripsi kurang menarik perhatian siswa, jadi pembelajaran menulis deskripsi hanya dilakukan secara konvensional, dalam arti siswa diberi sebuah teori menulis deskripsi kemudian siswa melihat

4 contoh dan akhirnya siswa ditugasi untuk membuat paragraf atau wacana deskripsi baik secara langsung atau dengan jalan melanjutkan tulisan yang telah ada. Kesimpulan tersebut diperkuat dengan adanya fakta bahwa media atau sumber belajar yang variatif tidak dimunculkan oleh guru. Sumber belajar diluar guru yang dapat dimanfaatkan siswa yaitu buku teks dan modul bahasa Indonesia,bahkan buku teks tidak pernah dipakai oleh guru pada saat menyampaikan materi, guru hanya mengacu pada modul bahasa Indonesia yang isinya kurang lengkap dibandingkan dengan buku teks. Proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru bahasa Indonesia di SMP Negeri 2 Gatak Sukoharjo, guru lebih cenderung ceramah dalam menyampaikan materi pada siswanya. Dalam hal ini, guru kurang memberikan motivasi dalam menulis karangan deskripsi. Sehingga proses pembelajaran yang diterapkan oleh guru dikelas mengakibatkan siswa kurang aktif dan menjadi malas untuk menulis, selain itu siswa juga merasa kesulitan untuk menuangkan ide atau gagasan kedalam sebuah tulisan. Proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru ini juga bisa mengakibatkan siswa merasa jenuh dan bosan dalam mengikuti proses pembelajaran tentang keterampilan menulis. Selain itu siswa juga belum mampu mengidentifikasikan sebuah peristiwa ataupun gambaran yang ada dalam pikiran masing-masing untuk dirangkai ke dalam bentuk tulisan atau dalam kata lain siswa kurang dapat menggali ide atau gagasan. Padahal guru sudah menentukan tema tulisan secara jelas. Fenomena yang saat ini terjadi dalam pembelajaran menulis di sekolah, khususnya SMP Negeri 2 Gatak Sukoharjo berdasarkan survai yang

5 telah dilakanakan menunjukan rendahnya kualitas proses dan hasil pembelajaran menulis siswa kelas VIII F. beberapa faktor penghambat yang dialami siswa kelas VIII F dalam kemampuan menulis di SMP Negeri 2 Gatak Sukoharjo yaitu: (1) minat dan motivasi siswa dalam menulis sangat rendah, (2) dalam menentukan topic, gagasan utama siswa masih mengalami kebingungan, (3) kurangnya pembiasaan terhadap tradisi menulis, sehingga siswa merasa terbebani ketika mendapat tugas untuk menulis, (4) rendahnya keterampilan bahasa yang dimiliki siswa seperti kosakata, penggunaan tanda baca, struktur kalimat yang benar, (5) waktu yang dibutuhkan siswa cukup lama untuk menuangkan ide atau gagasan, (6) media yang digunakan oleh guru kurang menarik siswa. Kelemahan-kelemahan siswa dalam menulis karangan deskripsi seperti tampak pada karya siswa (1), (2), (3) KEBERSIHAN SMP NEGERI 2 GATAK SUKOHARJO Disini saya akan menceritakan tentang keadaan sekolah saya yaitu SMP.Negeri 2 Gatak Sukoharjo. SMP ini terletak di daerah Sukoharjo di desa Trangsan, walaupun SMP.Negeri 2 Gatak Sukoharjo tempatnya sangat terpencil, namun sekolah ini sudah terkenal dimanamana. SMP ini memiliki fasilitas yang cukup memadai dengan sekolah lain. SMP Negeri 2 Gatak Sukoharjo mempunyai ruang praktik dan alat-alat praktik yang cukup lengkap. Misalnya saja ruang musik, ruang computer, laboratorium, SMP ini juga memiliki halaman yang sangat luas, bisa bermanfaat untuk upacara, olahraga, pelantikan acara osis, ekstrakulikuler, dll. SMP ini memiliki kebersihan yang kurang mengenai kamar kecil. Di kamar kecil bau dan aromanya kurang menyenangkan. SMP ini mempunyai kantin yang kurang terjaga kebersihannya dan kesopanannya. Namun SMP Negeri 2 Gatak Sukoharjo tidak memiliki ruang OSIS, sehingga ruang OSIS akan dibangun lebih lanjut. N/O5/VIII/18-01-2013

6 Pada data (1) paragraf terakhir kalimat pertama siswa hanya menjelaskan kebersihan kamar mandinya saja. Siswa tidak mendiskripsikan jumlah kamar mandi di SMP dan letak kamar mandi tersebut disebelah mana. Di SMP Negeri 2 Gatak Sukoharjo memiliki delapan kamar mandi, dua diantaranya adalah kamar mandi guru yang terletak di dalam ruang guru. Sedangkan sisanya kamar mandi untuk siswa. Yang tiga terletak diantara kelas IX, dan sisanya terletak diantara kelas VIII. SEKOLAH IDAMANKU SMP Negeri 2 Gatak Sukoharjo terletak di desa Trangsan kabupaten Sukoharjo. Sekolah ini terdiri dari 24 kelas, yang terdiri dari 8 ruang untuk kelas VII, 8 ruang untuk kelas VIII, dan 8 ruang untuk kelas IX. Sekolah ini cukup luas, dan memiliki lapangan yang sangat luas. Di SMP Negeri 2 Gatak Sukoharjo lahan parkirnya sudah cukup luas sehingga mudah untuk menampung kendaraan siswa. Fasilitas yang digunakan untuk mengajar di kelas kurang memadai, karena hanya ada papan tulis sebagai alat mengajar guru. SMP Negeri 2 Gatak Sukoharjo juga mempunyai alat proyektor, namun hanya memiliki 2 alat proyektor saja. Jadi, jika ingin memakainya harus bergantian sesuai dengan materi yang diajarkan. N/21/VIII/18-01-2013 Pada data (2) paragraf pertama pertama baris ke lima siswa hanya menjelaskan lahan parkir yang cukup luas. Siswa tidak menjelaskan bagaimana kondisi dan letak lahan parkir untuk guru dan karyawan. SMP Negeri 2 Gatak Sukoharjo memiliki lahan parkir yang cukup luas. Tempat parkir untuk sepeda siswa berada di belakang kelas IX, sedangkan tempat parkir untuk kendaraan guru berada di halaman depan sekolah.

7 SMP FAVORITKU Di kabupaten Sukoharjo terdapat banyak SMP yang menjadi idaman banyak orang. Salah satunya adalah SMP Negeri 2 Gatak Sukoharjo. Sekolah ini banyak diminati semua orang, karena sudah berakreditasi cukup baik. Dan guru-gurunya yang sudah banyak pengalaman tentang hal pembelajaran. Lingkungan SMP Negeri 2 Gatak Sukoharjo juga sangat nyaman. Tetapi pada siang hari udaranya sangat panas karena penghijauan di sekolah ini sangat kurang. Sanitasi di sekolah ini juga masih perlu diperbaiki karena kamar mandi yang bersih` hanya kamar mandi guru dan karyawan saja. Sedangkan kamar mandi untuk siswa sangat tidak terawat. Kebersihan kamar mandi yang kurang diperhatikan ini mengakibatkan siswa mudah terserang penyakit. N/30/VIII/18-01-2013 Pada data (3) pada paragraf pertama kalimat pertama siswa hanya menyebutkan sekolah SMP 2 Gatak Sukoharjo menjadi sekolah idaman saja, namun siswa tidak menyebutkan letak sekolah SMP Negeri 2 Gatak Sukoharjo dimana. Melihat kondisi yang demikian akhirnya peneliti berusaha memberikan alternatif dalam pembelajaran menulis agar segala permasalahan serta kendala yang dihadapi siswa maupun guru dapat teratasi. Setelah adanya diskusi antara pihak peneliti dengan guru bahasa Indonesia sepakat penelitian tentang permasalahan dalam menulis deskripsi perlu dilakukan. Penggunaan metode yang sesuai dapat memperbaiki siswa dalam menulis khususnya menulis paragraf deskripsi. Untuk itu cara mengajar guru harus kreatif dan variatif. Merujuk permasalahan di atas guru dan peneliti membuat solusi dalam pembelajaran menulis.

8 Salah satu strategi untuk meningkatkan proses belajar mengajar menulis paragraph adalah dengan mengubah pola ajar yang digunakan oleh peneliti. Dalam hal ini pola ajar yang dilakukan adalah dengan menggunakan model pembelajaran ARIAS (assurance, relevance, interest, assessment, dan satisfaction). Peneliti menggunakan model pembelajaran ARIAS (assurance, relevance, interest, assessment, dan satisfaction) karena metode-metode terdahulu seperti ceramah cenderung membosankan dan kurang menarik minat siswa. Metode ini kiranya cukup efisien dan efektif untuk memberikan pembelajaran yang berarti pada siswa. Dengan model pembelajaran ini, pembelajaran dilaksanakan dengan menarik perhatian siswa dalam belajar, karena siswa satu persatu diberikan nomor undian yang diacak dan selanjutnya guru memanggil salah satu nomor dari yang dipegang oleg masing-masing siswa secara acak. Penggunaan model pembelajaran ARIAS (assurance, relevance, interest, assessment, dan satisfaction) bisa melatih siswa untuk lebih aktif disiplin, dan sikap percaya dengan harapan untuk berhasil dalam proses pembelajaran. Hal ini sangat sesuai untuk pembelajaran menulis paragraf deskripsi karena dengan pendekatan objek akan memudahkan siswa untuk menuangkan ide-ide kedalam tulisan dan membuat siswa agar lebih aktif dan displin dalam menulis. Berdasarkan uraian di atas peneliti menggunakan model pembelajaran ARIAS (assurance, relevance, interest, assessment, dan satisfaction) untuk meningkatkan kemampuan menulis paragraph deskripsi dengan memilih judul Peningkatan Ketrampilan Menulis Paragraf Deskripsi Dengan Menggunakan

9 Mode Pembelajaran ARIAS (assurance, relevance, interest, assessment, dan satisfaction) Pada Siswa Kelas VIII F SMP Negeri 2 Gatak Kecamatan Trangsan Kabupaten Sukoharjo B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, ada dua rumusan masalah yang perlu di bahas. 1. Apakah penerapan model pembelajaran ARIAS (assurance, relevance, interest, assessment, dan satisfaction) dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran menulis paragraf deskripsi dalam menemukan kesalahan ejaan, pilihan kata, keefektifan kalimat, keterpaduan paragraf, dan kebulatan wacana pada siswa kelas VIII F SMP Negeri 2 Gatak Kecamatan Trangsan Kabupaten Sukoharjo? 2. Apakah penerapan model pembelajaran ARIAS (assurance, relevance, interest, assessment, dan satisfaction) dapat meningkatkan kualitas hasil pembelajaran menulis paragraf deskripsi dalam memperbaiki kesalahan ejaan, pilihan kata, keefektifan kalimat, keterpaduan paragraf, dan kebulatan wacana pada siswa kelas VIII F SMP Negeri 2 Gatak Kecamatan Trangsan Kabupaten Sukoharjo? C. Tujuan Penelitian Dalam penelitian ini ada dua tujuan yang ingin dicapai.

10 1. Meningkatkan kualitas proses pembelajaran menulis paragraf deskripsi dalam menemukan kesalahan ejaan, pilihan kata, keefektifan kalimat, keterpaduan paragraf, dan kebulatan wacana pada siswa kelas VIII F SMP.N.2 Gatak Kecamatan Trangsan Kabupaten Sukoharjo dengan menerapkan model pembelajaran ARIAS (assurance, relevance, interest, assessment, dan satisfaction). 2. Meningkatkan kualitas hasil pembelajaran menulis paragraf deskripsi dalam memperbaiki kesalahan ejaan, pilihan kata, keefektifan kalimat, keterpaduan paragraf, dan kebulatan wacana pada siswa kelas VIII F SMP.N.2 Gatak Kecamatan Trangsan Kabupaten Sukoharjo dengan menerapkan model pembelajaran ARIAS (assurance, relevance, interest, assessment, dan satisfaction). D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Secara umum penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat sumbangan terhadap pembelajaran bahasa Indonesia terutama pada aspek keterampilan menulis khususnya keterampilan menulis paragraf deskripsi melalui model pembelajaran ARIAS (assurance, relevance, interest, assessment, dan satisfaction). 2. Manfaat Praktis 1) Bagi guru

11 a) Memberikan masukan model pembelajaran yang bervariasi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. b) Sebagai contoh kepada para guru agar lebih tanggap terhadap permasalahan. 2) Bagi Peserta Didik Memberikan sajian materi yang menarik, menantang, efektif, dan menyenangkan sehingga mampu meningkatkan kemampuan diri. 3) Bagi Peneliti Menambah wawasan dalam menerapkan model pembelajaran ARIAS (assurance, relevance, interest, assessment, dan satisfaction) dalam kegiatan pembelajaran menulis paragraf deskripsi serta dapat mengatahui tingkat keberhasilan metode ini.