BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, bahwa

dokumen-dokumen yang mirip
menciptakan stabilitas ekonomi (economic stability) melalui retribusi

Pendapatan Regional Regional Income

Pendapatan Regional / Product Domestic Regional Bruto

Tabel PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan 2000 di Kecamatan Ngadirejo Tahun (Juta Rupiah)

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI UTARA DARI SISI PDRB SEKTORAL TAHUN 2013

PDRB / GDRP BAB XII PDRB GDRP. Berau Dalam Angka 2013 Page 265

Gross Domestic Regional Product

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi menjadi prioritas utama bagi negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. membangun seluruh kehidupan masyarakat, bangsa dan negara, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. membentuk kerja sama antara pemerintah daerah dengan sektor swasta untuk

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

BAB I PENDAHULUAN. bentuk kenaikan pendapatan nasional. Cara mengukur pertumbuhan ekonomi

PENDAPATAN REGIONAL REGIONAL INCOME BAB IX PENDAPATAN REGIONAL CHAPTER IX REGIONAL INCOME Struktur Ekonomi. 9.1.

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA UTARA TAHUN 2013

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

I. PENDAHULUAN. suatu perekonomian dari suatu periode ke periode berikutnya. Dari satu periode ke

PERTUMBUHAN EKONOMI GORONTALO TAHUN ,71 PERSEN

BAB I PENDAHULUAN. dan masyarakatnya mengelola sumberdaya-sumberdaya yang ada dan. swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang

BAB I PENDAHULUAN. rakyat. Pembangunan merupakan pelaksanaan dari cita-cita luhur bangsa. desentralisasi dalam pembangunan daerah dengan memberikan

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN IV TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas (Irawan dan Suparmoko 2002: 5). pusat. Pemanfaatan sumber daya sendiri perlu dioptimalkan agar dapat

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH

PERTUMBUHAN EKONOMI PADANG LAWAS TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. Setiap upaya pembangunan ekonomi daerah mempunyai tujuan utama untuk. bersama-sama mengambil inisiatif pembangunan daerah.

PERTUMBUHAN EKONOMI ASAHAN TAHUN 2013

DAFTAR ISI. Halaman Kata Pengantar Daftar Isi... iii Daftar Tabel.. v Daftar Gambar ix

BAB I PENDAHULUAN. seluruh stakeholders untuk memberikan kesejahteraan yang sebesar-besarnya bagi

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi dan serta iklim perekonomian dunia.

BPS PROVINSI MALUKU PERTUMBUHAN EKONOMI MALUKU PDRB MALUKU TRIWULAN IV TAHUN 2013 TUMBUH POSITIF SEBESAR 5,97 PERSEN

PERTUMBUHAN EKONOMI PADANG LAWAS TAHUN 2011

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2012

PERTUMBUHAN EKONOMI PAKPAK BHARAT TAHUN 2013

BAB II KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH. 2.1 Perkembangan indikator ekonomi makro daerah pada tahun sebelumnya;

BAB 10. PENDAPATAN REGIONAL

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2008

BAB I PENDAHULUAN. potensial yang ada seperti sektor pertanian, perkebunan, perikanan, kehutanan dan

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN IV TAHUN 2008

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia ( Sadono Sukirno, 1996:33). Pembangunan ekonomi daerah

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN III TAHUN 2008

I. PENDAHULUAN. Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional dalam rangka

No. 64/11/13/Th.XVII, 5 November 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI SUMATERA BARAT TRIWULAN III 2014

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional, terlebih dahulu kita harus menganalisa potensi pada

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2007

TABEL POKOK PDRB / GRDP PRIMER TABLES OF MUSI BANYUASIN. Tabel / Table 11.1

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2007

I. PENDAHULUAN. itu pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan pendapatan perkapita serta. yang kuat bagi bangsa Indonesia untuk maju dan berkembang atas

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2008

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN SIMALUNGUN TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, yaitu upaya peningkatan pembangunan dan hasil-hasilnya menuju. kepada tercapainya kemakmuran seluruh rakyat Indonesia.

PERTUMBUHAN PDRB TAHUN 2013 MENCAPAI 6,2 %

PERTUMBUHAN EKONOMI GORONTALO. PDRB Gorontalo Triwulan I Tahun 2012 Naik 3,84 Persen

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN IV TAHUN 2012

PENDAPATAN REGIONAL REGIONAL INCOME

A. Proyeksi Pertumbuhan Penduduk. Pertumbuhan Penduduk

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA UTARA TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TAHUN 2008

Pendapatan Regional/ Regional Income

Pendapatan Regional/ Regional Income

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses dimana pemerintah

BAB 1 PENDAHULUAN. Regional Bruto (PDRB) didefinisikan sebagai jumlah nilai tambah yang

10. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO ( PDRB )

I. PENDAHULUAN. yang menyebabkan GNP perkapita (Gross National Product) atau pendapatan

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam jangka panjang yang disertai oleh perbaikan sisterm kelembagaan.

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA UTARA TAHUN 2016

BPS KABUPATEN TAPANULI TENGAH PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI TENGAH TAHUN 2013

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses kenaikan pendapatan

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

PERKEMBANGAN EKONOMI RIAU

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA UTARA TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH TRIWULAN I TAHUN 2012

I. PENDAHULUAN. Dalam melaksanakan pembangunan perekonomian di daerah baik pada tingkat

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan ekonomi yang bervariasi, mendorong setiap daerah Kabupaten

EKONOMI SUMATERA BARAT TRIWULAN I 2014 TUMBUH 6,5 PERSEN

I. PENDAHULUAN. perkembangan suatu perekonomian dari suatu periode ke periode. berikutnya. Dari satu periode ke periode lainnya kemampuan suatu negara

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

PERTUMBUHAN EKONOMI SERDANG BEDAGAI TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2015 KABUPATEN BANGKA SELATAN

BADAN PUSAT STATISTIK

Pemerintah Kabupaten Bantul. Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Akhir TA 2007 Kabupaten Bantul

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN LABUHANBATU TAHUN 2013

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA SELATAN TAHUN 2014

BAB II PERUBAHAN KEBIJAKAN UMUM APBD Perubahan Asumsi Dasar Kebijakan Umum APBD

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang

PERTUMBUHAN EKONOMI SUMATERA UTARA TRIWULAN III TAHUN 2014

BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB.SUBANG TAHUN 2013

PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN III TAHUN 2009

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2013

Figur Data Kota Surakarta Tahun

I. PENDAHULUAN. mewujudkan masyarakat Indonesia yang sejajar dengan bangsa-bangsa maju

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI UTARA DARI SISI PDRB Lapangan Usaha TAHUN 2015

BPS KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR

PERTUMBUHAN EKONOMI PAPUA BARAT TAHUN 2012

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang penting dalam

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, bahwa pemerintah daerah mempunyai kewenangan yang lebih luas untuk mengatur dan mengelola berbagai urusan penyelenggaran pemerintah bagi kepentingan dan kesejahteraan masyarakat daerah yang bersangkutan. Sedangkan dalam hal pembiayaan dan keuangan daerah diatur dalam UU Nomor 25 Tahun 1999 yang kemudian diganti dengan UU No. 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pusat dan Daerah tidak hanya kesiapan aparat pemerintah saja, tetapi juga masyarakat untuk mendukung pelaksanaan Otonomi Daerah dengan pemanfaatan sumber-sumber daya secara optimal. Pembangunan daerah harus sesuai dengan kondisi potensi serta aspirasi masyarakat yang tumbuh dan berkembang. Apabila pelaksanaan prioritas pembangunan daerah kurang sesuai dengan potensi yang dimiliki oleh masingmasing daerah, maka pemanfaatan sumber daya yang ada akan menjadi kurang optimal. Keadaan tersebut dapat mengakibatkan lambatnya proses pertumbuhan ekonomi daerah yang bersangkutan. Pertumbuhan ekonomi (economic growth) mengukur prestasi dari perkembangan sesuatu perekonomian. Dalam analisis makroekonomi tingkat pertumbuhan ekonomi yang dicapai suatu daerah diukur dari perkembangan produk regional bruto riil atau pendapatan nasional riil yang dicapai suatu negara (Sadono Sukirno, 1999). Guna mencapai tingkat perekonomian tertentu dalam sistem perekonomian terbuka, peranan pemerintah

amat diperlukan. Demikian pula, pertumbuhan ekonomi adalah salah satu tolak ukur yang dapat dipakai untuk meningkatkan adanya pembangunan dalam suatu daerah dari berbagai macam sektor ekonomi yang secara tidak langsung menggambarkan tingkat perubahan ekonomi dalam daerah tersebut.. Sedangkan laju pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai kenaikan dalam PDRB tanpa memandang apakah kenaikan itu lebih besar atau lebih kecil dari tingkat pertumbuhan penduduk dan apakah ada perubahan atau tidak dalam struktur ekonomi. Salah satu indikator untuk menunjukkan tingkat kemakmuran suatu daerah adalah data mengenai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga yang berlaku ataupun atas dasar harga konstan. Suatu masyarakat dipandang mengalami suatu pertumbuhan dalam kemakmuran masyarakat apabila pendapatan perkapita menurut harga atau pendapatan terus menerus bertambah. Tabel 1.1 Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku 2004-2010 ( Milliar Rp ) No Lapangan Usaha/ Industrial Origin 2004 2005 2006 2007 2008 2.009 2.010 1. Pertanian/Agriculture 2.270.334 2.404.733 2.679.951 3 057.890 3 609.943 3.886.148 4.387.444 2. Pertambangan dan Penggalian Minning and Quarrying 15.667 16.912 18.097 19.611 21.786 23.248 26.404 3. Industri / Manufacturing 1.466.345 1.908.322 2 229.854 2 484.398 2 837.481 3.114.141 3.582.087 4. Listrik, Gas dan Air Minum / El Gas t and i it Water Supply 83.697 96.919 105.824 117.290 133.240 152.625 171.219 5. Bangunan / Construction 138.608 156.552 175.941 201.179 233.356 267.693 309.681 6. 7. 8. Perdagangan, Hotel dan R Trade, Hotel and Restaurant Pengangkutan dan Komunikasi Transportation and C Keuangan, i Usaha i Persewaan dan J Perusahaan / Financial, and O of Dwelling hi Business Service 818.285 2.541.523 158.948 955.248 296.571 181.610 1 100.805 331.329 201.857 1 292.011 374.489 223.198 1 562.490 437.791 220.284 1.618.723 474.682 275.975 1.879.672 531.681 310.415 9. Jasa-jasa / Services 370.091 397.731 417.112 451.105 494.707 622.701 733.072 PDRB/GDRP Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Asahan 5.532.880 6.416.596 7.260.769 8.221.172 9.551.080 10.435.936 11.931.676

Laju pertumbuhan PDRB kabupaten Asahan disumbang oleh 9 (sembilan) sektor yaitu : pertanian; pertambangan dan penggalian; industri; listrik, gas dan air minum; konstruksi; perdagangan, hotel dan restorant;pengangkutan dan komunikasi; lembaga keuangan usaha persewaan dan jasa; jasa-jasa (BPS 2008:358). Pada tahun 2008 PDRB Kabupaten Asahan atas dasar harga berlaku (adhb) mencapai 9,551 triliun rupiah. Sektor pertanian merupakan kontibutor utama yang memberikan peranan sebesar 37,80 persen. Selanjutnya diikuti oleh sektor Industri (29,71 persen) dan sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 16,36 persen. Sedangkan sektor-sektor lainnya hanya menyumbang total kontribusi sebesar 16,76 persen. Tabel. 1.2 Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 2004 2008 ( Milliar Rp ) Lapangan Usaha/ No Industrial Origin 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 1. Pertanian/Agriculture 2. Pertambangan dan Minning and Quarrying 3. Industri / Manufacturing 4. Listrik, Gas dan Air Minum Gas and Water Supply 5. Bangunan / Construction 6. Perdagangan, Hotel dan Trade, Hotel and 7. Pengangkutan dan Transportation and 8. Keuangan, Usaha Perusahaan / Financial, of Dwelling Business 1.772.606 1.782.844 1.795.560 1.824.083 1.872.554 1.890.629 1.942.016 11.548 11.828 12.156 12.516 12.894 13.583 14.204 1.074.985 1.163.182 1.289.065 1.401.701 1.501.265 1.624.400 1.727.318 47.964 52.266 1.289.065 1.401.701 1.501.265 62.481 66.241 103.703 107.474 112.213 117.957 124.884 132.723 141.723 611.153 616.855 656.438 699.082 743.143 800.808 855.552 160.306 165.658 172.245 178.802 185.863 194.748 203.725 109.764 113.782 118.682 125.280 126.259 133.229 141.676 9. Jasa-jasa / Services 229.752 235.362 242.931 255.064 270.036 281.817 297.372 PDRB/GDRP 4.121.780 4.249.241 4.453.183 4.670.899 4.896.026 5.134.420 5.289.728 Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Asahan

Berdasarkan harga konstan (adhk) tahun 2000, PDRB Kabupaten Asahan pada tahun 2007 mencapai 4,896 triliun rupiah. Pada tahun 2008 semua sektor ekonomi mengalami pertumbuhan dibandingkan tahun 2007. Pada tahun 2008 pertumbuhan ekonomi Kabupaten Asahan mencapai 4,82 persen, pertumbuhan terbesar terjadi pada sektor Industri (7,10 persen). Secara keseluruhan tampak bahwa PDRB per kapita Kabupaten Asahan mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2007. Berdasarkan harga berlaku naik dari Rp. 12.150.623 menjadi Rp. 13.871.718 sedangkan adhk 2000 juga mengalami peningkatan dari Rp. 6.903.436 tahun 2007 menjadi Rp. 7.110.850 pada tahun 2008. Adapun laju pertumbuhan ekonomi untuk Kabupaten Asahan dapat dilihat sebagai berikut: Tabel 1.3 Laju Pertumbuhan Ekonomi Menurut Lapangan Usaha The Economic Growth by Industrial Origin 2004-2008 ( Persen / Percent ) No Lapangan Usaha/ Industrial Origin 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 1. Pertanian/Agriculture 1,7 0,58 0,71 1,59 2,66 1,75 2,72 2. Pertambangan dan Minning and 1,57 2,43 2,77 2,96 3,03 4.53 4,57 3. Industri / 14,01 8,2 10,82 8,74 7,1 6,75 6,34 4. Listrik, Gas dan Air Gas and Water Supply 6,37 8,97 3,11 4,68 4,81 5,99 6,02 5. Bangunan / 1,77 3,64 4,41 5,12 5,87 6,28 6,78 6. Perdagangan, Hotel dan 7. Trade, Hotel and Pengangkutan dan 3,13 0,93 6,42 6,5 6,3 6,89 6,84 Transportation and 2,37 3,34 3,98 3,81 3,95 4,44 4,61 8. Keuangan, Usaha Perusahaan / of Dwelling Business 8,18 3,66 4,31 5,56 0,78 6,06 6,34 9. Jasa-jasa / Services 3,27 2,44 3,22 4,99 5,87 5,32 5,52 PDRB / GDRP 5,22 3,09 4,8 4,89 4,82 4,67 4,49 Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Asahan

B. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Sektor-sektor ekonomi apakah yang paling strategis dan potensial untuk dikembangkan sebagai penunjang pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Asahan? 2. Sejauhmanakah keterkaitan Kabupaten Asahan dengan daerah-daerah sekitarnya sehingga saling menunjang pertumbuhan ekonominya? 3. Berdasarkan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman/tantangan pada sektor potensial yang ada, strategi sektoral apa sajakah yang dapat dirumuskan untuk mendukung tercapainya pertumbuhan ekonomi yang relatif stabil di Kabupaten Asahan guna mengembangkan sektor-sektor potensial yang ada? Untuk memecahkan masalah di atas perlu adanya usaha peningkatan kemampuan dibidang ekonomi di Kabupaten Asahan melalui analisis pertumbuhan ekonomi (PDRB) dengan pendekatan basis ekonomi yang bertujuan untuk mengidentifikasi sektor-sektor mana yang paling unggul dan strategis untuk dikembangkan, analisis keterkaitan antar daerah sekawasan dengan Kabupaten Asahan sebagai pelengkap sehingga dapat diketahui sejauh mana daerah tersebut saling berkaitan satu sama lain dalam pertumbuhan ekonominya. Analisis SWOT juga digunakan untuk mengidentifikasi bagaimana pengembangan sektoral yang ada agar dapat mendorong laju pertumbuhan ekonomi dan mendapat prioritas dalam alokasi investasi.

C. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah maka tujuan yang akan dicapai dari penelitian ini adalah : 1. Untuk menganalisis sektor-sektor ekonomi mana yang paling strategis untuk dikembangkan sebagai penunjang pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Asahan. 2. Untuk menganalisis keterkaitan keterkaitan Kabupaten Asahan dengan daerah-daerah sekitarnya sehingga saling menunjang pertumbuhan ekonominya. 3. Untuk mengetahui strategi kebijakan sektoral apa sajakah yang dapat dirumuskan dilihat dari kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman/tantangan sektor potensial yang ada, untuk mendukung tercapainya pertumbuhan ekonomi yang relatif stabil di Kabupaten Asahan, serta bertujuan untuk mengembangkan sektor-sektor potensial yang ada. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai : 1. Sumbangan pemikiran terhadap pembangunan yang ada. 2. Tambahan informasi dan bahan kajian tentang perkembangan perekonomian daerah khususnya daerah Kabupaten Asahan. 3. Masukan bagi para pembuat kebijakan yang berhubungan dengan pembangunan Kabupaten Asahan dalam rangka mempersiapkan program pembangunan selanjutnya, serta terciptanya peningkatan pertumbuhan ekonomi.