BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Cipta,2008),hlm Ismail SM.M.Ag, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, (Semarang: RaSAIL, 2009), hlm. 36.

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi dan tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING SISWA KELAS VIII SMP AL ISHLAH TAHUN AJARAN 2011 / Nugroho Adi Prayitno

PENGERTIAN BELAJAR 1. BELAJAR ADALAH SUATU PROSES ADAPTASI ATAU PENYESUAIAN TINGKAH LAKU YANG BERLANGSUNG SECARA PROGRESIF (SKINNER) 2

BAB I PENDAHULUAN. b. Aspek Aqidah: Menjelaskan pengertian Malaikat, Menyebutkan namanama Malaikat, Menyebutkan tugas-tugas malaikat

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan proses belajar mengajar Bahasa Indonesia di Sekolah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. 2008), hlm Winata Putra Udin S., dkk, Strategi Belajar Mengajar IPA, (Jakarta: Universitas. Terbuka, 2001), hlm.

UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM MATERI KEPERWIRAAN SHALAHUDDIN AL AYYUBI MELALUI METODE SOSIO DRAMA

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan siswa untuk berkomunikasi dalam Bahasa dan Sastra Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. Ciputat Pers, 2002, hlm Asnawir dan Basyiruddin Usman, Media pembelajaran, Jakarta :

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN ROLE PLAYING

METODE BERMAIN PERAN (ROLE PLAYING) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS. Oleh : Ari Yanto )

BAB I PENDAHULUAN. membentuk sikap serta ketrampilan yang berguna baginya dalam menyikapi

BAB I PENDAHULUAN. yang harus ditempuh oleh anak, anak juga dituntut untuk mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini, kita sedang memasuki suatu abad baru yang banyak

BAB I PENDAHULUAN. Prestasi Pustaka, 2007), hlm Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstrutivistik, (Jakarta:

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI MODEL ROLE PLAYING PADA SISWA KELAS IV SD TERUMAN BANTUL SKRIPSI. Oleh Sartinem NPM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, 2013, hlm Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, Rasail Media Group, Semarang, 2008, hlm.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. secara sadar dengan tujuan untuk menyampaikan ide, pesan, maksud,

BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Pendidikan Nasional). Masa kanak-kanak adalah masa Golden

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORI. dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara afektif dan efesien. Senada dengan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdiri dari 12 orang siswa laki-laki dan 13 orang siswa perempuan.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006, hlm Endang Poerwanti, dkk, Perkembangan Peserta didik, Malang: UMM Press, 2002, hlm.

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE NUMBERED HEADS TOGETHER

BAB I PENDAHULUAN. Semarang, 2008, hlm Radno Harsanto, Pengelolaan Kelas yang Dinamis, Kansius, Yogyakarta, 2007, hlm. 9.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan negara.melalui pendidikanlah suatu negara dapat. menggunakan metode-metode yang monoton, tentu dirasakan kurang

BAB I PENDAHULUAN. potensi siswa dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar

PENERAPAN METODE ROLE PLAYING

IMPLEMENTASI PENDEKATAN QUANTUM LEARNING SEBAGAI UPAYA MEMINIMALISASI MISKONSEPSI BIOTEKNOLOGI DI SMA NEGERI 8 SURAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN. dengan classroom action research. Dalam penelitian tindakan kelas terdapat

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas tentu tidak lepas dari dunia pendidikan. Karena. adalah dengan cara memeperbaiki proses pembelajaran.

PEMBELAJARAN SENI TARI BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI STIMULUS ALAM SEKITAR DI SDN TERSANA BARU KABUPATEN CIREBON

BAB IV ANALISIS PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN. SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM DI MTs NURUL HUDA BANYUPUTIH BATANG

BAB I PENDAHULUAN. diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ai Nunung Muflihah,2013

LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK MELALUI TEKNIK ROLE PLAYING DALAM MENINGKATKAN KONSEP DIRI SISWA KELAS VII B DI SMP NEGERI 4 PACITAN TAHUN PELAJARAN

2 BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INSTRINSIK DAN EKSTRINSIK SASTRA MELALUI METODE PRESENTASI DISKUSI. Eri Sutatik SMA Negeri 2 Tanggul Kabupaten Jember

BAB I PENDAHULUAN. mengalami kemajuan, pendidikan di madrasah-madrasah juga telah

BAB I PENDAHULUAN. hidup seseorang bahkan dalam kesejahteraan suatu bangsa. Dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam perkembangan kognitif dan sosial anak. Dengan kata lain, guru memegang peranan yang strategis dalam

BAB III METODE PENELITIAN. rangka pemecahan suatu permasalahan. Hasil penelitian tidak pernah

BAB I PENDAHULUAN. 2009), hlm tentang Guru dan Dosen, UU Guru dan Dosen, (Bandung : Nuansa Indah, 2006), hlm. 2.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (Classroom Action Research) yaitu suatu bentuk penelitian dengan

Skripsi. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata I Program Studi Pendidikan Biologi.

BAB I PENDAHULUAN. mampu memecahkan masalah di sekitar lingkungannya. menjadi warga negara yang demokratis, serta bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

BAB I PENDAHULUAN. tahun dan 9 tahun. Anak-anak yang bersekolah di tingkat Sekolah Dasar (dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipisahkan dari diri manusia, masyarakat maupun lingkungannya. Manusia

BAB II KAJIAN TEORI. Lebih lanjut strategi pembelajaran aktif merupakan salah satu strategi yang

BAB I PENDAHULUAN. mengajar. Winkel (dalam Darsono dkk., 2000) mengungkapkan pengertian

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara

BAB I PENDAHULUAN. bentuk, manifestasinya mutlak diperlukan oleh para pendidik khususnya para

BAB III METODE PENELTIAN. Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas

278 Penerapan Metode Sosiodrama...

Tutik Daryati 22. Kata kunci : Diskusi, TTS, Hasil Belajar, Ikatan Kimia. Guru SMA Negeri 4 Jember

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan penulis adalah dengan menggunakan penelitian

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. hlm. 1. nasional (sisdiknas), pasal 1 ayat 1. hlm. 43.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Maju mundurnya suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan memegang peranan yang amat penting untuk menjamin

JURNAL PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Biologi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Masa sekarang ini, pendidikan berbasis religius merupakan sebuah motivasi hidup sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Persada, 2007), hlm E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum 2004, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), hlm. 173.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar 5

BAB I PENDAHULUAN. 1 Moh.Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional ( Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2008 ), 5

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian baik jasmani maupun rohani ke arah yang lebih baik dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. suatu Sistem Pendidikan Nasional. Dan sebagai pedoman yuridisnya adalah

PERNYATAAN KEASLIAN TESIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat terlepas dari kegiatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN MULTI MEDIA POWER POINT DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR CALON GURU SEJARAH

BAB I PENDAHULUAN. mengarahkan/mendorong/mengantarkan siswa ke arah aktivitas belajar. Di dalam proses

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Maulida Zahara, 2013

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN. ditarik beberapa kesimpulan dan dirumuskan beberapa saran sebagai berikut.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. salah satu faktor penentu kelulusan ujian nasional. Tidak dapat dipungkiri bahwa sebagian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Fuad Ihsan, Dasar-Dasar Kependidikan, PT. Rieneka Cipta, Jakarta, 1997, hlm. 2-3.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

IMPLEMENTASI STRATEGI PETA KONSEP DALAM COOPERATIF LEARNING SEBAGAI UPAYA MEMINIMALISASI MISKONSEPSI BIOTEKNOLOGI DI SMA NEGERI 8 SURAKARTA

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PEMUAIAN PANJANG MELALUI SFAE SISWA KELAS X TPTU SMK NEGERI 1 BIREUEN. Oleh Fatimah Abubakar*

BAB I PENDAHULUAN. dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

II.TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN PARADIGMA

HUBUNGAN ANTARA KELOMPOK TEMAN SEBAYA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMKN

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu upaya mewariskan nilai, yang akan menjadi penolong dan penuntun dalam menjalani kehidupan, sekaligus untuk memperbaiki nasib dan peradaban umat manusia yang bisa dilakukan sejak masih dalam kandungan. Begitu pentingnya pendidikan bagi kita, tak dapat kita bayangkan misalnya tanpa pendidikan, manusia sekarang tidak akan berbeda dengan manusia zaman dahulu, bahkan mungkin akan lebih rendah kualitas peradabannya. 1 Pendidikan juga merupakan sendi dasar utama kesejahteraan masyarakat. Melalui pendidikan terbentuk nilai tambah pada diri manusia. Pembangunan di berbagai segi memerlukan sumber daya manusia yang terdidik. Namun patut di sayangkan, meskipun banyak orang mengerti akan pentingnya pendidikan, tapi memberi perhatian serius pada pendidikan belum menjadi semangat bersama. 2 Mengingat bahwa pendidikan merupakan suatu proses yang melibatkan beberapa faktor dan berlangsung dalam waktu relatif lama, Maka pendidikan tentunya membutuhkan keserasian dalam pelaksanaanya, pendidikan yang dimaksud di sini tidak hanya yang bersifat umum, akan tetapi juga pendidikan Islam, hal ini sesuai dengan pengertian pendidikan yang di ungkapkan oleh bapak Ismail sm M. Ag yang mengatakan bahwa pendidikan Islam adalah suatu proses transformasi dan interalisasi ilmu pengetahuan dan nilai nilai pada diri seseorang guna mencapai kesempurnaan hidupnya serta 1 Khoiruddin, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Yogyakarta : Pilar Media, 2007), hlm. 3 2 M. Saekan Muchith, Classroom Action Research, ( Semarang : Rosail Media Group, 2009), hlm. 7

2 menjadikan manusia dapat menyelaraskan kebutuhan hidup jasmani dan rohani serta dunia dan akhiratnya. 3 Keserasian yang dibutuhkan menyangkut semua aspek yang ada termasuk materi dan metodenya. Seperti sudah kita ketahui bersama bahwa ada banyak sekali metode yang dapat di gunakan memnyampaikan materi materi dalam dunia pendidikan untuk itu pendidik harus bisa memilih dan menerapkan suatu metode yang sesuai dengan kondisi yang ada. Hal ini di maksudkan agar proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik. Dengan kata lain guru harus dapat menyampaikan suatu materi dengan mudah dapat diterima oleh peserta didiknya. Tentu bukanlah permasalahan yang mudah, mengingat adanya beberapa hal yang perlu di perhatikan diantaranya adalah masalah pendidik dan metode yang dipakainya. Pertama seorang pendidik harus menguasai berbagai metode yang dapat diterapkan dalam menyampaikan materi pendidikan. Selanjutnya seorang pendidik juga harus mampu memilih dan menerpakn metode yang telah dipilihnya dengan tepat. Hal itu dimaksudkan agar seorang pendidik mampu menciptakan suasana belajar yang kondusif, sehingga proses belajar mengajar dapat berjalan dengan efektif dan efisien, pada akhirnya tujuan pendidikan dapat dicapai dengan maksimal. Kenyataan di lapangan yang dapat kita amati bahwa kegiatan pembelajaran di sekolah / madrasah mayoritas belum terlaksana dengan baik, sebagai contoh pembelajaran yang dilakukan di MTs. Miftahul Huda Bulungkulon Jekulo Kudus yang sebagian besar masih dilakukan dengan metode konvensional. Banyak materi yang dalam penyampaiannya di lakukan hanya dengan metode ceramah saja. Padahal tidak semua materi dapat di sampaikan secara tepat dengan dengan metode ceramah saja. Dari kondisi tersebut maka wajar jika hasil dari pembelajaran itu kurang begitu memuaskan. 2009), hlm. 36 3 Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, ( Semarang : Rosail,

3 Hasil evaluasi menunjukkan bahwa mata pelajaran SKI kelas VIII A semester genap pokok bahasan Keperwiraan Sholahuddin Al Ayyubi pada MTs. Miftahul Huda Bulungkulon Jekulo Kudus kurang begitu memuaskan. Hal ini terbukti masih adanya tingkah laku siswa yang tidak mencerminkan sifat keperwiraan dalam perilaku hidup sehari-hari, contohnya : 1. Tidak kesatria : tidak mau mengakui kesalahan yang diperbuat dan tidak bertanggung. 2. Tidak jujur dan sering berbohong pada arah lain atau temannya. 3. Tidak adil : yaitu sering menutupi dan membela kesalahan temannya. Dan bukti yang lain adalah : Pada tahun ajaran 2008 / 2009 nilai rata rata kelas pada materi tersebut hanya 65. Sedangkan pada tahun ajaran 2009 / 2010 nilai rata rata kelas pada materi tersebut hanya 63. Hal ini menunjukkan bahwa prestasi belajar pada materi tersebut kurang baik di samping juga terjadi penurunan prestasi belajar pada pembelajaran pokok bahasan tersebut sehingga perlu ditingkatkan. Untuk meningkatkannya maka perlu dilakukan perubahan terutama dalam memilih dan menerapkan metodenya. Dengan harapan jika metodenya dapat sesuai dengan materi yang ada maka hasilnya akan meningkat. Pada pokok bahasan Keperwiraan Sholahuddin Al Ayyubi pada kelas VIII A MTs. Miftahul Huda Bulungkulon Jekulo Kudus diharapkan di sampaikan dengan metode sosio drama. Dengan metode ini di harapkan semua siswa akan menjadi lebih memperhatikan secara mendalam pada materi tersebut dan mengikuti proses pembelajaran secara seksama. Pada akhirnya semua peserta didik dapat menangkap informasi dari temannya dan terkesan dari apa yang telah dilakukan oleh temannya serta apa yang dilakukannya sendiri dalam bermain peran. Sosio drama atau role playing dapat dikatakan sama artinya. Dan dalam pemakaiannya sering disilihgantikan. Sosio drama pada dasarnya mendramatisasi tingkah laku dalam hubungannya masalah social. Kalau drama atau sandiwara itu dilakukan oleh sekelompok orang untuk memainkan suatu cerita yang telah disusun naskah ceritanya dan dipelajari sebelum dimainkan

4 adapun pelakunya harus memahami lebih dahulu tentang peran masing masing yang akan dibawakan. Sedangkan sosio drama juga sama dengan drama atau sandiwara, akan tetapi tidak disiapkan naskahnya lebih dahulu, tidak pula diadakan pembagian tugas yang harus mengalami latihan terlebih dahulu. 4 Cara penerapan metode ini adalah : 1. Menetapkan Topik : - Konflik antara golongan - Perbedaan pendapat - Tokoh ternama dalam mengambil kebijakan, dll. 2. Tunjuk dua orang siswa atau secukupnya maju kedepan untuk memerankan karakter tertentu 10 sampai 15 menit. 3. Pada saat siswa memerankan karakter tertentu di muka kelas, peserta didik lainya di minta untuk mengamati dan menulis tanggapan mereka. 4. Guru melakukan kesimpulan, klarifikasi dan tindak lanjut. 5 Sosio drama merupakan salah satu metode atau strategi pembelajaran aktif, strategi ini dapat membantu peserta didik dalam berkonsentrasi, mengajukan pertanyaan dan menggugah semangat untuk meneladani atau meniru peilaku yang baik untuk diterapkan dalam prilaku hidup sehari hari. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa maka penulis berminat untuk meniliti sejauh mana keberhasilan, upaya peningkatan prestasi belajar siswa bidang studi SKI materi keperwiraan Sholahuddin Al Ayyubi melalui metode sosio drama di kelas VIII A MTs. Miftahul Huda Bulungkulon Jekulo Kudus. 4 Ibid, hlm. 21 5 Ibid, hlm. 84

5 B. Identifikasi Masalah 1. Perumusan Masalah Dalam upaya peningkatan prestasi belajar siswa bidang studi SKI materi keperwiraan Sholahuddin Al Ayyubi melalui metode sosio drama di kelas VIII A MTs. Miftahul Huda Bulungkulon Jekulo Kudus, penyusun berusaha mengetengahkan beberapa rumusan masalah sebagai berikut : a. Bagaimana kondisi pembelajaran pada mata pelajaran SKI di kelas VIII A MTs. Miftahul Huda Bulungkulon Jekulo Kudus sehingga hasilnya kurang maksimal? b. Bagaimana penerapan metode sosio drama pada mata pelajaran SKI pokok bahasan keperwiraan Sholahuddin Al Ayyubi pada kelas VIII A MTs. Miftahul Huda Bulungkulon Jekulo Kudus? c. Apakah penerapan metode sosio drama dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran SKI pokok bahasan keperwiraan Sholahuddin Al Ayyubi pada kelas VIII A MTs. Miftahul Huda Bulungkulon Jekulo Kudus? 2. Rencana Pemecahan Masalah Mengingat adanya beberapa masalah seperti yang telah diuraikan di atas, maka penyusun berusaha untuk menyelesaikan permasalahan terebut dengan beberapa rencana sebagai berikut : a. Mendiskripsikan gambaran pembelajaran pada mata pelajaran SKI pokok bahasan Sholahuddin Al Ayyubi pada kelas VIII A MTs. Miftahul Huda Bulungkulon Jekulo Kudus. Yang menggunakan metode ceramah hingga hasilnya kurang maksimal. b. Menguraikan pengertian metode sosio drama dengan penjelasan dari beberapa sumber yang relevan. c. Dari beberapa sumber yang menguraikan penerapan metode sosio drama penyusun akan menyimpulkan suatu rancangan penerapan metode sosio drama yang sesuai untuk dilaksanakan pada pembelajaran SKI pokok bahasan keperwiraan Sholahuddin Al Ayyubi

6 pada kelas VIII A MTs. Miftahul Huda Bulungkulon Jekulo Kudus Tahun ajaran 2010 / 2011. d. Setelah mengetahui hasil evaluasi dari penerapan metode sosio drama pada pembelajaran SKI pokok bahasan keperwiraan Sholahuddin Al Ayyubi pada kelas VIII A MTs. Miftahul Huda Bulungkulon Jekulo Kudus Tahun 2010 / 2011, penyusun akan menyimpulkan apakah penggunaan metode sosio drama tersebut dapat meningkatakan prestasi belajar siswa atau tidak. Jika prestasi belajar siswa telah meningkat dari prestasi sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode tersebut telah berhasil meningkatkan prestasi belajar siswa. C. Penegasan Istilah 1. Prestasi Belajar a. Pengertian Belajar Menurut Skinner. Belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif. Menurut Chaplin belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman. Menurut Hintzman belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri organisme (manusia dan hewan) disebabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku organisme tersebut. Witting mendefinikan belajar adalah perubahan yang relatif menetap yang terjadi dalam segala macam atau keseluruhan tingkah laku suatu organisme sebagai hasil pengalaman. Menurut Reber belajar adalah suatu perubahan kemampuan bereaksi yang relatif langgeng sebagai hasil latihan yang diperkuat. Menurut Biggs belajar dibagi tiga rumusan : Rumusan kuantitatif, rumusan institusional dan rumusan kualitatif 1) Rumusan Kuantitatif ( ditinjau dari sudut jumlah ) Belajar berarti kegiatan pengisian atau pengembangan kemapuan kognitif dengan fakta sebanyak banyaknya.

7 2) Rumusan Institusional ( tinjauan kelembagaan ) Belajar di pandang sebagai proses validasi atau pengabsahan terhadap penguasaan siswa atas materi materi yang telah di pelajari. 3) Rumusan Kualitatif ( tinjauan mutu ) Belajar adalah proses memperoleh arti arti dan pemahaman serta cara cara menafsirkan dunia di sekeliling siswa. 6 Dari berbagai definisi di atas, maka dapat kami pahami bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan indivu untuk memperoleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman dalam interaksi dengan lingkungannya baik yang menyangkut ranah kognitif, afektif maupun psikomotorik. b. Prestasi Belajar Dalam kamus bahasa Indonesia, prestasi belajar di definisikan sebagai penguasaan atau ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran. Umumnya prestasi belajar ditunjukkan dengan hasil tes yang berupa nilai yang diberikan oleh guru. Dalam buku psikologi pendidikan dijelaskan prestasi belajar adalah pengungkapan hasil belajar ideal meliputi segenap ranah psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar siswa. 7 Prestasi seseorang yang diartikan sebagai hasil yang telah dicapai atau tes yang tersusun dan terencana oleh suatu hal dalam kurun waktu tertentu. Siswa dapat dikatakan berprestasi jika ia mampu menguasai mata pelajaran yang diberikan oleh guru secara baik berdasarkan kurikulum yang ada. Kemudian dalam melakukan kegiatan belajar, seseorang dikatakan berhasil atau tidak diantaranya dapat dilihat melalui nilai nilai yang berhasil diperolehnya. 6 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung : Remaja Rosda Karya, 2008) hlm. 89 7 Ibid. hal. 150

8 Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil belajar yang menunjukkan pada suatu perubahan kemampuan dan ketrampilan yang nyata dalam bentuk pencapaian siswa setelah melakukan kegiatan belajar mengajar dalam suatu periode tertentu dengan penguasaan tes sebagaimana diwujudkan dalam bentuk nilai nilai. 2. Metode Sosio Drama Metode sosio drama ( role playing ) atau bermain peran, merupakan salah satu metode dalam pembelajaran yang bersifat PAIKEM ( pembelajaran aktif, inovatif, kreatif dan menyenagkan ). Metode ini dapat mberikan pengalaman kongkrit dari apa yang telah dipelajari, dapat mengilustrasikan prinsip prinsip dari materi pembelajaran, dapat menumbuhkan kepekaan terhadap masalah masalah yang berhubungan dengan sosial kemasyarakatan, dapat menyiapkan dasar dasar diskusi yang kongkrit, dapat menumbuhkan minat dan motivasi belajar siswa dan dapat juga menjadikan sarana untuk mengekspresikan perasaan yang tersembunyi di balik suatu keinginan. Dalam pelaksanaan metode sosio drama ada beberapa langkah yang harus dilaksanakan diantaranya adalah : a. Guru membentuk kelompok pada siswa yang akan bermain peran. b. Guru menetapkan judul / topik, contoh : a. Konflik antar golongan b. Perbedaan pendapat c. Tokoh tertentu dalam mengambil kebijakan. c. Guru menunjuk salah satu kelompok untuk maju ke depan untuk memerankan karakter tertentu : 10 sampai 15 menit. d. Pada saat kelompok memerankan karakter tertentu di muka kelas, peserta didik lainnya diminta untuk mengamati dan menulis tanggapan mereka. e. Guru menghentikan role playing atau sosio drama jika dirasa sudah cukup.

9 f. Guru melakukan kesimpilan, klarifikasi dan tindak lanjut. 8 Walaupun konsep langkah langkah tersebut telah ada akan tetapi dalam pelaksanaannya masih perlu adanya variasi variasi dari seorang guru yang sesuai dengan kondisi yang ada, agar penerapan metode tersebut dapat terlaksana dengan baik. D. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah upaya meningkatkan prestasi belajar siswa mata pelajaran SKI dengan menggunakan metode sosio drama di MTs Miftahul Huda Bulungkulon, Jekulo Kudus. Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah : 1. Untuk mengetahui kondisi pembelajaran pada mata pelajaran SKI di kelas VIII A. MTs Miftahul Huda Bulungkulon Jekulo Kudus, sehingga hasilnya kurang maksimal. 2. Untuk mengetahui penerapan metode sosio drama pada mata pelajaran SKI materi keperwiraan Sholahuddin Al Ayyubi pada kelas VIII A. MTs Miftahul Huda Bulungkulon Jekulo Kudus. 3. Untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran SKI materi keperwiraan Sholahuddin Al Ayyubi pada kelas VIII A. MTs Miftahul Huda Bulungkulon Jekulo Kudus. E. Manfa at Penelitian Hasil penelitian ini akan sangat bermanfaat bagi pengelolaan pembelajaran, khususnya bagi guru yang mengajar SKI, yaitu sebagai berikut : 1. Memiliki gambaran tentang pembelajaran SKI yang aktif. 2. Dapat mengidentifikasikan permasalahan yang timbul di kelas, sekaligus mencari solusi pemecahanya. 3. Dipergunakan untuk menyusun program peningkatan efektivitas pembelajaran SKI pada tahap berikutnya. 2009), hlm. 84 8 Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, ( Semarang : Rosail,

10 F. Kajian Pustaka Penelitian tindakan kelas yaitu penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya ( sekolah ) tempat ia mengajar dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses dan praktis pembelajaran. Tujuan PTK adalah untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas praktek pembelajaran secara berkesinambungan, sehingga meningkatkan mutu hasil instruksional,mengembangkan ketrampilan guru, meningkatkan relevansi, meningkatkan efesiensi pengelolaan instruksional serta menumbuhkan budaya meneliti pada komunitas guru. PTK sangat penting untuk guru dengan alasan sebagai berikut : 1. PTK sangat kondusif untuk membuat guru menjadi peka dan tanggap terhadap dinamika pembelajaran di kelasnya. 2. PTK dapat meningkatkan kinerja guru 3. Guru mampu memperbaiki proses pembelajaran melalui suatu kajian yang dalam, terhadap apa yang terjadi di kelasnya Dalam pelaksanaan PTK ada empat tahapan yakni sebagai berikut : a. Tahap 1 : Perencanaan Menyusun rancangan tindakan yang menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa dan bagaimana tindakan terebut dilaksanakan. b. Tahap 2 : Pelaksanaan / Tindakan Yaitu implementasi atau penerapan isi rancangan di dalam kancah, yaitu mengenakan tindakan di kelas. c. Tahap 3 : Pengamatan Yaitu pelaksanaan pengamatan oleh pengamat yakni guru. d. Tahap 4 : Refleksi / Pantulan Yaitu kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah terjadi. 9 2009), hal. 112 9 M. Saekan Muchith, Classroom Action Research, ( Semarang : Rosail Media Group,