Mahasiswa program Kebidanan STIKES Aisyiyah Yogyakarta. 3

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN FREKUENSI PIJAT DENGAN PERTUMBUHAN BERAT BADAN PADA BAYI UMUR 6-12 BULAN DI RUMAH BERSALIN RACHMI NGAMPILAN YOGYAKARTA TAHUN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA HARJOBINANGUN PURWOREJO GITA APRILIA ABSTRAK

Hikmatul Khoiriyah Akademi Kebidanan Wira Buana ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA PEMBERIAN ASI DENGAN STATUS GIZI BAYI UMUR 1-6 BULAN DI DESA TEGALARUM KECAMATAN BOROBUDUR KABUPATEN MAGELANG TAHUN

PENGARUH INISIASI MENYUSU DINI TERHADAP WAKTU PENGELUARAN ASI PADA IBU POST PARTUM

HUBUNGAN USIA PENYAPIHAN DENGAN STATUS GIZI BALITA DI DUKUH PUNDONG SRIHARDONO BANTUL YOGYAKARTA TAHUN INTISARI

PERBEDAAN PERKEMBANGAN MOTORIK BAYI USIA 0-6 BULAN ANTARA YANG DIBERI ASI DENGAN YANG DIBERI PASI DI DESA GLAGAH JATINOM KLATEN

BAB III METODE PENELITIAN. mengungkapkan hubungan antar variabel yaitu pemberian MP ASI dengan

HUBUNGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI) DINI DENGAN KEJADIAN KONSTIPASI PADA BAYI DIBAWAH UMUR 6 BULAN

Nisa khoiriah INTISARI

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU KESEHATAN GIGI DAN MULUT IBU HAMIL DI PUSKESMAS MANTRIJERON

HUBUNGAN ASUPAN SUSU SAPI DENGAN KEJADIAN DIARE PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU POST PARTUM DENGAN PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR DI BIDAN PRAKTEK SWASTA (BPS) KECAMATAN TURI LAMONGAN

ABSTRAK. meninggal sebanyak 49 bayi dan 9 bayi diantaranya meninggal disebabkan karena diare. 2 Masa pertumbuhan buah hati

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT DI PUSKESMAS WIROBRAJAN YOGYAKARTA TAHUN 2009 INTISARI

Trisna Ebtanastuti 2, Anjarwati 3 INTISARI

HUBUNGAN ANTARA PERAN IBU BALITA DALAM PEMBERIAN MAKANAN BERGIZI DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA. Kata Kunci: Peran, ibu balita, gizi, status gizi.

Oleh : Suharno, S.Kep.,Ners ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA IBU HAMIL PRE EKLAMSI DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RSUD SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. dilanjutkan dengan makanan pendamping sampai usia 2 tahun. American

HUBUNGAN ANTARA PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI DINI DENGAN PERTUMBUHAN BAYI DI DESA PAKIJANGAN KECAMATAN BULAKAMBA KABUPATEN BREBES

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

Disusun Oleh: Wiwiningsih

DUKUNGAN SUAMI TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA KORIPAN KECAMATAN SUSUKAN

Lina Afiyanti 2, Retno Mawarti 3 INTISARI

HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN MP-ASI DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA BULAN DI DESA TAMANMARTANI KALASAN SLEMAN YOGYAKARTA

Puskesmas Bilalang Kota Kotamobagu

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG ASI EKSKLUSIF TERHADAP PEMBERIAN PASI PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI BPS NY. DIYAH SIDOHARJO SRAGEN

BAB III METODE PENELITIAN. variabel independent dan variabel (Notoatmodjo, 2003). Puskesmas Gubug pada tanggal Agustus 2010.

HUBUNGAN SIKAP IBU BALITA TENTANG GIZI TERHADAP STATUS GIZI PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKAN HERAN KECAMATAN RENGAT BARAT TAHUN 2012

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU BERSALIN DENGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSUI DINI DIKAMAR BERSALIN PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN 2013

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PENGHASILAN IBU MENYUSUI DENGAN KETEPATAN WAKTU PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR

Volume 08 No. 02. November 2015 ISSN :

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR BALITA DI KELURAHAN BRONTOKUSUMAN KECAMATAN MERGANGSAN YOGYAKARTA

HUBUNGAN PEMBERIAN AIR SUSU IBU (ASI) EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI UMUR 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GADANG HANYAR

ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI PADA BAYI USIA 6-12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BINTUHAN KABUPATEN KAUR

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan penelitian ini merupakan rancangan penelitian cross sectional,

Yeni Yuniarti 2, Suesti 3 INTISARI

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS PEKERJAAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI ESKLUSIF DI PUSKESMAS 7 ULU PALEMBANG TAHUN 2013

SIKAP IBU BEKERJA YANG MEMILIKI BAYI 0-6 BULAN TENTANG ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS KEBAKKRAMAT I KARANGANYAR. Yanti 1, Ika Tristanti 2

Dukungan Suami dengan Kemauan Ibu Hamil dalam Pemberian ASI Eksklusif 62

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan adalah Croos Sectional yaitu suatu penelitian

HUBUNGAN KETERTARIKAN IKLAN SUSU FORMULA DENGAN PEMBERIAN ASI EKKSLUSIF DI POSYANDU DESA KEMUDO PRAMBANAN KLATEN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU MENYUSUI DENGAN KETEPATAN WAKTU PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI) DI POSYANDU BUNGA KRISAN TULAKAN SINE NGAWI

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU PRIMIGRAVIDA DENGAN PEMBERIAN ASI PADA BAYI UMUR 6-12 BULAN DI BPM KUSNI SRI MAWARTI DESA TERONG II KEC.

III. METODE PENELITIAN. cross sectional. Pendekatan cross sectional adalah suatu penelitian noneksperimental

BAB I PENDAHULUAN. mengandung zat gizi yang paling sesuai dengan kebutuhan bayi dan

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG KEHAMILAN RESIKO TINGGI DIPUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

HUBUNGAN PEKERJAAN IBU BALITA TERHADAP STATUS GIZI BALITA DI POSYANDU PRIMA SEJAHTERA DESA PANDEAN KECAMATAN NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2009

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG KERUGIAN SUSU FORMULA DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI BPS MEI MUHARTATI YOGYAKARTA TAHUN 2009

HUBUNGAN PELATIHAN PEMBERIAN MAKANAN PADA BAYI DAN ANAK (PMBA) DENGAN KETERAMPILAN KONSELING PADA BIDAN DI WILAYAH KAWEDANAN PEDAN TAHUN 2014

EFEKTIFITAS PERAN KELOMPOK PENDUKUNG IBU TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI 0-6 BULAN DI PUSKESMAS PANDAK I BANTUL YOGYAKARTA 2011

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DI DESA BUTUH KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG

HUBUNGAN POLA MAKAN IBU MENYUSUI DENGAN STATUS GIZI BAYI UMUR 0-6 BULAN DI BPS ATIK PUJIATI SUTARTO SLEMAN TAHUN 2009

BAB I PENDAHULUAN. obstetrik dan ginekologi di suatu wilayah adalah dengan melihat Angka

Sugiarti dan Vera Talumepa

HUBUNGAN KEBIASAAN MENYUSUI DENGAN STATUS GIZI BAYI USIA 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WIRADESA KABUPATEN PEKALONGAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I. A. Latar Belakang. Dalam Al-Qur an terkandung segala bentuk tata kehidupan, mulai dari. Qur an surat Al- Baqarah dan surat Yunus yang artinya :

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN UPAYA KEPATUHAN PEMBERIAN VITAMIN A PADA BALITA DI PUSKESMAS WIROBRAJAN YOGYAKARTA TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI

STATUS GIZI BALITA DI LINGKUNGAN BONTO MANAI KELURAHAN ALLEPOLEA WILAYAH KERJA PUSKESMAS LAU KABUPATEN MAROS

PENGARUH PERILAKU IBU DALAM MEMBERIKAN MAKANAN PENDAMPING ASI TERHADAP STATUS GIZI BAYI USIA 7-12 BULAN. Kolifah *), Rizka Silvia Listyanti

HUBUNGAN TEHNIK MENYUSUI YANG BENAR DENGAN KEJADIAN BENDUNGAN ASI PADA IBU NIFAS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MEUREUDU KABUPATEN PIDIE JAYA MISRINA

PENGARUH PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF TERHADAP BERAT BADAN BAYI UMUR 4 6 BULAN (Di Wilayah Kerja Puskesmas Plumpang Kabupaten Tuban)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

II. METODE PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 JATEN KARANGANYAR

Seprianus Lahal 1, Suhartatik 2. STIKES Nani Hasanuddin Makassar 2. STIKES Nani Hasanuddin Makassar ABSTRAK

HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM TABLET FE PADA IBU PRIMIGRAVIDA DENGAN KEJADIAN ANEMIA DI PUSKESMAS TEGALREJO TAHUN 2016

NURJANNAH NIM

Sudarti 1, Afroh Fauziah 2 INTISARI PENDAHULUAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) PADA BAYI DI PUSKESMAS BITUNG BARAT KOTA BITUNG.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Balita di Kelurahan Baros Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi

Jurnal Kesehatan Masyarakat. ZAHRATUN NIDA Mahasisiwi Kebidanan STIKes U Budiyah Banda Aceh. Inti Sari

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN TEHNIK MENYUSUI YANG BENAR DENGAN KEJADIAN BENDUNGAN ASI PADA IBU NIFAS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MEUREUDU KABUPATEN PIDIE JAYA MISRINA

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN REMAJA TENTANG PENYAKIT MENULAR SEKSUAL (PMS) DENGAN JENIS KELAMIN DAN SUMBER INFORMASI DI SMAN 3 BANDA ACEH TAHUN 2012

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI BILU BANJARMASIN

SURYA 51 VOL 2, NO.3, AGUSTUS 2009

PERBEDAAN BERAT BADAN BAYI PENGGUNA ASI EKSLUSIF DENGAN ASI TIDAK EKSLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TERMINAL BANJARMASIN

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA MURID KELAS III SDN 32 BEURAWE BANDA ACEH TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. nutrisi yang baik pada balita (Dinkes, 2007). Perwakilan UNICEF di Indonesia

Immawati, Ns., Sp.Kep.,A : Pengaruh Lama Pemberian ASI Eklusif

HUBUNGAN JUMLAH KONSUMSI VITAMIN A DENGAN PENGELUARAN AIR SUSU IBU POST PARTUM DI PUSKESMAS TEGAL REJO YOGYAKARTA TAHUN 2012 NASKAH PUBLIKASI

BAB III METODE PENELITIAN. tingkat pengetahuan dan status gizi balita. Variabel independen dan variabel

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian Observasional Analitik study yaitu

BAB I PENDAHULUAN. terbaik yang bersifat alamiah. Menurut World Health Organization (WHO),

Kata Kunci : Pengetahuan, Pemberian ASI, ASI Eksklusif.

HUBUNGAN STATUS GIZI IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS UMBULHARJO I YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: Tri Wahyuni

Selvina Ismalia Assegaf 2, Fitria Siswi Utami 3 INTISARI

Rina Harwati Wahyuningsih Akademi Kebidanan Giri Satria Husada Wonogiri ABSTRAK

Hubungan Pengetahuan, Pendidikan, Paritas dengan Pemberian ASI eksklusif di Puskesmas Bahu Kecamatan Malalayang Kota Manado

PENGARUH PUTING SUSU LECET TERHADAP PENERAPAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS KEBAKKRAMAT I KARANGANYAR

Maulina. Mahasiswi Pada STIKes U Budiyah Banda Aceh D-III Kebidanan

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI DENGAN KEJADIAN IKTERUS PADA BAYI BARU LAHIR 0-7 HARI DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH

ANALISA HUBUNGAN PENGARUH CARA MENYUSUI DENGAN KEJADIAN PAYUDARA BENGKAK PADA IBU POST PARTUM

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI BALITA DENGAN STATUS GIZI BALITA DI POSYANDU DESA JOTOSANUR KECAMATAN TIKUNG TAHUN 2008

BAB III METODA PENELITIAN. A. Jenis/ Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan. wawancara menggunakan kuesioner dengan pendekatan cross sectional.

Transkripsi:

HUBUNGAN PEMBERIAN SUSU FORMULA DENGAN STATUS GIZI PADA BAYI UMUR 0 6 BULAN DI PUSKESMAS NGAMPILAN YOGYAKARTA TAHUN 2009 1 Ispi Setiawati 2, Farida Kartini 3 INTISARI Susu formula merupakan susu yang diformulasikan sedemikian rupa yang bertujuan untuk mengganti pemberian ASI. Dikarenakan oleh beberapa faktor penyebab ibu tidak memberikan ASI kepada bayinya. Komposisi dan nilai gizi susu formula tidak sama dengan ASI sehingga pemberian susu formula tidak dapat memenuhi gizi seperti layakmya ASI. Studi pendahuluan yang dilaksanakan di Puskesmas Ngampilan Yogyakarta diperoleh data bahwa pada tahun 2009 dari total bayi umur 0 6 bulan berjumlah 69 bayi, yang mengalami pemberian susu formula jumlah 32 bayi ( 46,38%). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pemberian susu formula dengan status gizi pada bayi umur 0 6 bulan di Puskesmas Ngampilan Yogyakarta tahun 2009. Metode yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan desain survey analitik dan pendekatan waktu cross sectional. Teknik pengambilan sampel dengan motode sampling jenuh dengan jumlah 69 sampel. Alat pengumpul data berupa buku KIA dan dari catatan medik. Hasil penelitian diperoleh pemberian susu formula paling banyak kategori tidak memberikan susu formula (62,3%), sedangkan status gizi paling banyak dengan kategori gizi baik (82,8%). Hasil Uji Fisher Exact test diperoleh signifikansi 0,000 (p<0,05), maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan signifikan antara pemberian susu formula dengan status gizi pada bayi umur 0 6 bulan di Puskesmas Ngampilan Yogyakarta tahun 2008-2009. Hasil Uji Kontingensi diperoleh contingency coefficient sebesar 0,632 masuk dalam interval koefesien 0,60 0,799, dalam kategori kuat, sehingga dapat dinyatakan hubungan antara pemberian susu formula dengan status gizi pada bayi umur 0 6 bulan di Puskesmas Ngampilan Yogyakarta tahun 2009 memiliki keeratan hubungan yang kuat. Peneliti memberikan saran bagi ibu yang memiliki bayi 0 6 bulan untuk mempertahankan dan mensosialisasikan dalam memberikan ASI eksklusif sehingga asupan gizinya dapat terpenuhi. 1 Judul Karya Tulis Ilmiah 2 Mahasiswa program Kebidanan STIKES Aisyiyah Yogyakarta. 3 Dosen STIKES Aisyiyah Yogyakarta.

PENDAHULUAN Wanita sebagai ibu mempunyai peranan penting dalam merawat, mendidik dan membesarkan anaknya. Oleh karena itu diperlukan peningkatan kesehatan ibu mulai dari bio, psiko, sosio, kultural sehingga dapat melahirkan secara fisiologis dan memperoleh kesehatan janin yang optimal sehingga melahirkan bayi yang sehat. UNICEF menyatakan, sebanyak 30.000 kematian bayi di Indonesia dan 10 juta kematian anak Balita di dunia pada tiap tahunnya, dan sekitar 132.000 bayi di Indonesia meninggal sebelum usia 1 tahun tahunnya. Keadaan tersebut dapat dicegah melalui pemberian ASI eksklusif. Menurut WHO, dari seluruh kematian bayi tersebut, lebih dari setengahnya terkait dengan gizi kurang, gizi buruk, dan penyakit infeksi Dari hasil penelitian, dikemukakan dalam jurnal Pediatrics pada tahun 2006 bahwa bayi yang diberi susu formula (susu bayi) memiliki kemungkinan untuk meninggal dunia pada bulan pertama kehidupannya (www.bernas.co.id). Berdasarkan permasalahan di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai hubungan pemberian susu formula dengan status gizi pada bayi umur 0-6 bulan di Puskesmas Ngampilan Yogyakarta tahun 2009. Tujuan umum penelitian ini diketahuinya hubungan pemberian susu formula dengan status gizi pada bayi umur 0 6 bulan di Puskesmas Ngampilan Yogyakarta tahun 2009. Penelitian ini sebagai referensi maupun masukan bagi ilmu pengetahuan khususnya ilmu kebidanan Stikes Aisyiyah Yogyakarta tentang hubungan pemberian susu formula dengan status gizi pada bayi umur 0 6 bulan. Bagi tenaga kesehatan di Puskesmas Ngampilan Yogyakarta sebagai tambahan informasi kepada bidan khususnya di Puskesmas Ngampilan Yogyakarta tentang pemberian susu formula dengan status gizi pada bayi umur 0 6 bulan. Bagi ibu yang mempunyai bayi umur 0 6 bulan di wilayah kerja Puskesmas Ngampilan Yogyakarta. Sebagai tambahan informasi tentang hubungan pemberian susu formula dengan status gizi pada bayi umur 0 6 bulan. Lingkup materi yang diteliti adalah hubungan pemberian susu formula dengan status gizi pada bayi umur 0 6 bulan, karena masih banyak bayi usia tersebut yang di beri susu formula. Lingkup responden dalam penelitian ini adalah semua Ibu dan bayinya usia 0 6 bulan di Puskesmas Ngampilan Yogyakarta sebanyak 69 responden. Lingkup Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2008 sampai dengan Agustus 2009 dimulai dari studi pendahuluan, penyusunan, sampai dengan laporan penelitian. Lingkup tempat penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Ngampilan Yogyakarta, karena pada tahun 2009 terdapat (46,3%) bayi usia 0 6 bulan yang diberi Susu Formula METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah metode survey analitik yaitu metode penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi. Kemudian melakukan analisis dinamika korelasi antara fenomena, baik antara faktor resiko dengan faktor efek (Notoatmodjo, 2005). Metode pendekatan waktu yang digunakan dengan pendekatan cross sectional yaitu suatu penelitian dimana variabelvariabel yang termasuk faktor resiko dan variabel-variabel yang termasuk efek observasi sekaligus dalam waktu bersamaan (Notoatmodjo, 2005). Penelitian ini akan menghubungkan pemberian susu formula dengan status gizi pada bayi umur 0 6 bulan di puskesmas ngampilan Yogyakarta 2009. Variabel adalah gejala yang bervariasi, yang menjadi obyek penelitian (Arikunto, 2006): Variabel bebas : Pemberian susu formula, Variabel terikat: Status gizi pada bayi umur 0 6 bulan, Variabel pengganggu yang tidak dikendalikan yaitu pekerjaan. Sedangkan yang dapat dikendalikan adalah kesehatan ibu dan aktor kesehatan bayi. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu dan bayinya usia 0 6 bulan dan memiliki buku KIA di Puskesmas Ngampilan kota Yogyakarta tahun 2009. Jumlah populasi pada penelitian ini sebanyak 69 bayi. Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan obyek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2005 ). Sampel dalam penelitian ini menggunakan semua anggota populasi itu atau disebut sampel jenuh (Sugiyono, 2006 ). Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 69 bayi. Metode pengumpulan data pada penelitian ini baik untuk variabel pemberian susu formula (independent) ataupun variabel status gizi (dependent) menggunakan data sekunder dengan

melihat hasil penimbangan yang dicatat tiap bulan oleh petugas kesehatan/kader di buku KIA dan dari catatan medik yang dimiliki Puskesmas dengan langkah-langkah sebagai berikut: Editing, Coding, Transfering dan Tabulating. Analisis data yang dilakukan meliputi : analisa Ngampilan Yogyakarta tahun 2009. Metode pengolahan data dilakukan secara manual analisa bivariat. Dalam analisis bivariat ini dapat dilakukan pengujian statistic dengan chi square (notoatmodjo, 2002). univariat, Dan yang terakhir adalah analisis hubungan pemberian susu formula dengan status gizi. Teknik analisis yang dipakai dalam penelitian ini dengan uji statistik Fisher s Exaxt Test karena data berbentuk nominal/ordinal (Sugiyono, 2007). Deskripsi komposisi kandungan antara nutrien ASI dan Susu Sapi. Tabel 1. Komposisi ASI Dibanding Susu Sapi omposisi Kolostrum ASI Transisi ASI Matang Susu Sapi Protein(gr %) 4,1 1,6 1,2 3,3 Lemak (gr %) 2,9 3,5 3,7 4,3 Kalori (kcal/ml) 57 63 65 65 Laktosa (gr %) 5,5 6,4 7 1,8 Data diolah secara komputerisasi. menghitung tingkat kekuatan hubungan antar variabel tersebut digunakan analisis koefisien kontingensi, dengan rumus: (Sugiyono, 2006) 2 x C = 2 N + x Keterangan : C = koefisien kontingensi N = jumlah anggota Chi Square 2 X = besarnya Chi Square Berdasarkan koefisien tersebut, maka dapat di gambarkan pada tabel berikut. Tabel 2. Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Terhadap Koefisien Korelasi Interval Koefisien Tingkat Variabel 0,00-0,99 Sangat rendah 0,20-0,399 Rendah 0,40-0,599 Sedang 0,60-0,779 Kuat 0,80-1,00 Sangat kuat Hubungan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Ngampilan Yogyakarta. Puskesmas Ngampilan tersebut berada di kelurahan Notoprajan, Kecamatan Ngampilan. Jenis pelayanan yang ada di Puskesmas Ngampilan Yogyakarta meliputi kesehatan ibu dan anak (KIA, KB), kesehatan gigi, pelayanan kesehatan umum, dan pemeriksaan laboratorium. Sedangkan tenaga medis terdiri dari 2 orang dokter umum, 2 orang dokter gigi, 3 bidan, 2 orang perawat gigi, 4 perawat, 1 orang analisis kesehatan, 1 pelaksana gizi. Berikut deskripsi Karakteristik responden yang diamati dalam penelitian ini berdasarkan umur bayi, jenis kelamin bayi, kondisi kesehatan bayi, berat badan bayi, pekerjaan orang tua, dan penghasilan orang tua. Dibawah ini deskripsi dari frekuensi umur bayi.

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Umur Bayi No. Umur Frekuensi Persentase 1. 0 2 bulan 13 18,8% 2. >2 4 bulan 44 63,8% 3. >4 6 bulan 12 17,4% Jumlah 69 100,0% Selanjutnya, deskripsi tabel Jenis kelamin bayi. Tabel 4. Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Bayi No. Jenis Kelamin Frekuensi Persentase 1. Laki-laki 38 55,1% 2. Perempuan 31 44,9% Jumlah 69 100,0% Tabel 5. Distribusi Frekuensi Berat Badan Bayi No. Berat Badan Bayi Frekuensi Persentase 1. 2-3 kg 3 4,3% 2. >3-4 kg 4 5,8% 3. >4-5 kg 9 13% 4. >5 kg 53 76,8% Jumlah 69 100,0% Tabel di atas menunjukkan karakteristik responden berdasarkan berat badan bayi. Tabel di bawah menunjukkan karakteristik responden berdasarkan pekerjaan orang tua Tabel 6. Distribusi Frekuensi Pekerjaan Orang Tua No. Pekerjaan Orang tua Frekuensi Persentase 1. Pedagang 40 58% 2. IRT 27 39,1% 3. PNS 2 2,9% Jumlah 69 100,0%

Tabel 7. Distribusi Frekuensi Penghasilan Orang Tua No. Penghasilan Orang tua Frekuensi Persentase 1. 2. 3. 4. 5. ribu 300-400 >400 500 ribu >500 600 ribu >600 700 ribu >700 ribu 5 8 22 18 16 7,2% 11,6% 31,9% 26,1% 23,2% Jumlah 69 100,0% Tabel di atas menunjukkan karakteristik responden berdasarkan penghasilan orang tua. Jumlah responden pada penelitian ini adalah 69 orang. Tabulasi data pemberian susu formula disajikan pada tabel berikut: Tabel 8. Distribusi Frekuensi pemberian susu formula Kategori Diberikan Jumlah Persentase ASI Sejak Lahir 43 62,3% Susu Formula Sejak Lahir 26 37,7% Jumlah 69 100% Sumber: data primer 2009 Tabel pemberian susu formula di atas menunjukan bahwa bayi yang diberi susu formula sebanyak 26 bayi (37,7%), sedangkan 43 bayi (62,3%) diberikan ASI. Sekitar sepertiga dari jumlah responden sudah diberi pasi sejak lahir. Tabulasi data status gizi bayi usia 0-6 bulan disajikan pada tabel berikut: Tabel 9. Distribusi Frekuensi Status Gizi Bayi Kategori Jumlah Persentase Gizi Lebih Gizi Baik Gizi Cukup Gizi Buruk 0 57 12 0 0% 82,6% 17,4% 0% Jumlah 69 100% Sumber: data primer 2009

Tabel status gizi bayi di atas menunjukan bahwa status gizi bayi paling banyak dalam kategori gizi baik, yaitu 57 orang (82,6%), 12 bayi (17,4%) dalam kategori gizi cukup, dan tidak terdapat gizi lebih dan gizi buruk. Analisis hubungan pemberian susu formula dengan status gizi pada bayi umur 0-6 bulan di Puskesmas Ngampilan Yogyakarta menggunakan statistik fisher exact test. Gambaran hubungan pemberian susu formula dengan status gizi pada bayi umur 0-6 bulan di Puskesmas Ngampilan Yogyakarta dapat dilihat pada tabulasi silang berikut ini. Tabel 10. Hubungan Pemberian Susu Formula dengan Status Gizi pada Bayi Umur 0-6 bulan di Puskesmas Ngampilan Yogyakarta Status Gizi Bayi Pemberian Gizi Baik Gizi Cukup Total Susu Formula F % F % F % Exact Sig. (2-sided) ASI 42 60,9 % 1 1,4% 43 62,3 % 0,000 Susu Formula 5 7,2% 21 30,4 % 26 37,7 % Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara pemberian susu formula dengan status gizi pada bayi umur 0 6 bulan di Puskesmas Ngampilan Yogyakarta. Analisis dilakukan dengan menggunakan uji statistik non parametrik dengan fisher exact test. Pemberian Susu Formula pada Bayi Umur 0-6 bulan di Puskesmas Ngampilan Yogyakarta. Susu bayi atau susu botol di kenal dengan sebutan susu formula karena berasal dari susu sapi yang di formulasi sedemikian rupa sehingga komposisinya mendekati ASI (Muchtadi, 2002). Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil bahwa bayi yang diberi susu formula sebanyak 26 responden (37,7%), dan yang tidak diberikan susu formula (ASI) sebanyak 43 responden (62,3%). Hal ini menunjukan bahwa responden mayoritas tidak diberikan susu formula, namun diberikan air susu ibu (ASI), yang menunjukan bahwa responden sudah sadar akan pentingnya memberikan ASI bagi bayinya. Bayi yang diberi susu formula berjumlah 26 tersebut merupakan suatu permasalahan yang besar dan akan berdampak pada kualitas gizi bayi. Hal ini dikeranakan bayi yang diberikan susu formula sebelum usianya 6 bulan lebih rentan terhadap diare dibandingkan bayi yang hanya diberi ASI. Sistem pencernaan bayi usia 0-6 bulan belum bekerja dengan sempurna sehingga bayi tidak dapat mencerna protein dalam susu formula dan menyerapnya secara optimal. Bayi lebih sering sakit dan rentan terhadap alergi, asma, obesitas, atopik dermatitis (infantile eczema), rhinitis, otitis media, allergic gastroenteropathy. Beberapa responden yang memberikan susu formula tersebut di atas dapat dipengaruhi oleh beberapa hal, diantaranya pendidikan. Di satu sisi, semakin tinggi pendidikan ibu semakin paham pentingnya ASI dan resiko tidak diberikannya ASI, namun disisi lain semakin tingginya pendidikan, menuntut ibu untuk bekerja di ruang publik (Adiningsih, 2004), sehingga ibu yang mempunyai pekerjaan akan besar potensinya memberikan susu formula. Status Gizi pada Bayi Umur 0-6 bulan di Puskesmas Ngampilan Yogyakarta. Status Gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu, merupakan indek yang statis dan agregatif sifatnya kurang peka untuk melihat terjadinya perubahan dalam waktu pendek misalnya bulanan (Supariasa, 2001). Status gizi baik atau status gizi optimal terjadi bila tubuh memperoleh cukup zat-zat gizi yang digunakan secara efisien, sehingga

memungkinkan pertumbuhan fisik, pertumbuhan otak, kemampuan kerja dan kesehatan secara umum pada tingkat setinggi mungkin Status gizi kurang terjadi bila tubuh mengalami kekurangan satu atau lebih zat-zat lebih esensial (Almatsier, 2002). Status gizi dalam penelitian ini diukur berdasarkan hasil penimbangan berat badan bayi dengan menggunakan timbangan manual mekanik model tidur dengan jarum penunjuk yang dapat bergerak normal, yang dilakukan pada setiap bulannya dan di catat pada buku KIA. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh status gizi bayi dalam kategori gizi baik sebanyak 57 responden (82,6%), dan gizi cukup sebanyak 12 responden (17,4%). Hubungan antara Pemberian Susu Formula dengan Status Gizi pada Bayi umur 0-6 Bulan di Puskesmas Ngampilan Yogyakarta. Pemberian susu formula pada bayi berusia 0-6 bulan dipengaruhi oleh faktor ibu yaitu pekerjaan, kesehatan bayi, faktor bayi diantaranya berat bayi ketika lahir, kecacatan. Pemberian susu formula pada bayi yang berusia 0-6 bulan dapat menyebabkan meningkatnya angka kesakitan bayi seperti alergi, diare, obesitas. Jika bayi usia 0-6 bulan tidak diberi susu formula, status kesehatan bayi akan meningkat dan terhindar dari penyakit seperti alergi dan diare. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian digambarkan bahwa bayi yang diberi ASI sebanyak 43 bayi (62,3%) memiliki kecenderungan status gizi dalam kategori gizi baik, yaitu 42 bayi (60,9%). Bayi yang diberi susu formula sebanyak 26 (37,7%) memiliki kecenderungan status gizinya dalam kategori gizi cukup yaitu 21 bayi (30,4%). Hasil ini menunjukan bahwa bayi yang diberi ASI memiliki status gizi yang lebih baik. Selanjutnya dari hasil analisis dengan fisher exact test, diperoleh nilai signifikansi 0,000. Dari hasil tersebut diketahui bahwa nilai p<0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pemberian susu formula dengan status gizi pada bayi umur 0-6 bulan di Puskesmas Ngampilan Yogyakarta. Berdasarkan hasil uji kontingensi diperoleh nilai contingency coefficient sebesar 0,632. Nilai tersebut dikonsultasikan ke dalam koefesien korelasi masuk dalam interval koefesien 0,60 0,799, dalam kategori kuat, sehingga dapat dinyatakan pemberian susu formula dengan status gizi pada bayi umur 0-6 bulan di Puskesmas Ngampilan Yogyakarta memiliki keeratan hubungan yang kuat. Bahwa terdapat hubungan antara pemberian susu formula dengan status gizi pada bayi umur 0 6 bulan di Puskesmas Ngampilan Yogyakarta. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut. 1. Jumlah bayi umur 0 6 bulan yang diberi susu formula di Puskesmas Ngampilan Yogyakarta tahun 2009 sebanyak 26 bayi (37,7%), dan yang diberi ASI sebanyak 43 bayi (62,3%). 2. Status gizi bayi umur 0 6 bulan di Puskesmas Ngampilan Yogyakarta tahun 2009 dalam kategori gizi baik, yaitu 57 bayi (82,8%). 3. Terdapat hubungan yang kuat antara pemberian susu formula dengan status gizi pada bayi umur 0 6 bulan di Puskesmas Ngampilan Yogyakarta tahun 2009. 4. Bagi Pengetahuan (scientefic) Bagi ilmu pengetahuan disarankan dapat lebih kreatif dalam memberikan wacana keilmuan berupa informasi kesehatan, khususnya pentingnya ASI bagi bayi dengan cara penyampaian bahasa yang mudah dimengerti dan mudah diakses oleh seluruh kalangan masyarakat. 5. Bagi Pengguna a. Bagi tenaga kesehatan di Puskesmas Ngampilan Yogyakarta disarankan dapat mempertahankan dan meningkatkan keberhasilannya dalam memotivasi ibu tentang pentingnya memberikan ASI kepada anak-anaknya. b. Bagi ibu yang memiliki bayi umur 0 6 bulan di wilayah Puskesmas Ngampilan Yogyakarta disarankan lebih meningkatkan kesadarannya untuk memberikan ASI kepada anak-anaknya dengan cara mencari informasi yang mendalam tentang manfaat ASI bagi tumbuh kembang anak. DAFTAR PUSTAKA Almatsier, S., 2003, Prinsip Dasar Ilmu Gizi, P.T.Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

, 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan, Edisi Revisi. Rineka Cipta: Jakarta. Depkes RI, 2002, Profil Kesehatan Indonesia, Jakarta. Depkes, 2003. Klasifikasi Status Gizi Anak Bawah Lima Tahun (Balita). Depkes:Yogyakarta. Gamayanti, Esti., 2003, Hubungan Pola Pemberian Susu Formula Dengan Tingkat Diare Pada Bayi Umur 0 4 Bulan di Puskesmas Kebakramat II Karanganyar, Akbid Aisyiyah Yogyakarta. Hr. Seputar Indonesia, http://www.depkes.go.id, 17 Septembber 2008. Muchtadi, D, 2002, Gizi untuk Bayi, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta. Muhtarina, A., Hubungan Jenis Makanan Bayi Dengan Status Gizi Bayi 0-6 Bulan Di Puskesmas Temon II Kulonprogo Tahun 2005, Karya Tulis Ilmiah Mahasiswa D3 Kebidanan Jalur Reguler STIKES Aisyiyah, yogyakarta. Rekam Medis Puskesmas Ngampilan Yogyakarta, 2008 2009. Roesli, U. 2000. Mengenal ASI Eksklusif. Trubus Agriwijaya: Jakarta. Soetjiningsih, 2000, Tumbuh Kembang Anak, Buku Kedokteran EGC, Jakarta. Soetjiningsih. 2002. Tumbuh Kembang Anak dan Remaja, Sagung Seto: Jakarta Sugiyono, 2006, Statistik Untuk Penelitian, CV Alfabeta, Bandung. Supari, F., Memberikan ASI Saja Selama 6 Bulan, www.depkes.go.id, 12 September 2007. Supariasa dkk, 2002, Penilaian Status Gizi, EGC, Jakarta. Wiryo, Februari 2, 2003, www.depkes.co.id, 7 Februri 2009. Wordl Health Organization National Center For Health Statistic (WHO-NCHS), www.dkk.bpp.com, Muhtarina, Aulan., 2005, Hubungan Jenis Makanan Bayi Dengan Status Gizi Bayi Usia 0-6 bulan di Puskesmas Temon II Kulonprogo Yogyakarta. Notoatmodjo, 2005, Promosi Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta. Perinasia, 2001, Modul Manajemen Laktasi, Pati. Pudjiadi,S, 2001, Bayiku Sayang, Rineka Cipta, Jakarta.