BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan ketenagakerjaan sebagai bagian integral dari pembangunan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara RI Tahun 1945, dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya untuk meningkatkan harkat, martabat, dan harga diri tenaga kerja serta mewujudkan masyarakat sejahtera, adil, makmur dan merata, baik materiil maupun spiritual. 1 Sesuai dengan peranan dan kedudukan tenaga kerja, diperlukan pembangunan ketenagakerjaan untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja dan peran sertanya dalam pembangunan serta peningkatan perlindungan tenaga kerja dan keluarganya sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan. Untuk itulah sangat diperlukan adanya perlindungan terhadap tenaga kerja dimaksudkan untuk menjamin hak-hak dasar pekerja/buruh dan menjamin kesamaan kesempatan serta perlakuan tanpa diskrimanasi atas dasar apa pun untuk mewujudkan kesejahteraan pekerja/buruh dan keluarganya dengan tetap memperhatikan perkembangan kemajuan dunia usaha. 2 Keselamatan dan kesehatan kerja diselenggarakan untuk melindungi keselamatan pekerja/buruh guna mewujudkan produktivitas kerja yang optimal. 1 Penjelasan Umum atas UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. 2 Asri Wijayanti, Hukum Ketenagakerjaan Pasca Reformasi, Surabaya, Sinar Grafika, 2009, hlm.6 1
2 Upaya keselamatan dan kesehatan kerja dimaksudkan untuk memberikan jaminan keselamatan dan meningkatkan derajat kesehatan para pekerja/buruh dengan cara pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat kerja, pengendalian bahaya di tempat kerja, promosi kesehatan, pengobatan, dan rehabilitasi. 3 Setiap perusahaan wajib menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan. Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja adalah bagian dari sistem manajemen perusahaan secara keseluruhan yang meliputi struktur organisasi, perencanaan, pelaksanaan, tanggung jawab, prosedur, proses, dan sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan penerapan, pencapaian, pengkajian, dan pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja, guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien, dan produktif. 4 Selama ini ruang lingkup Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) selalu dihubungkan dengan proses industri dengan risiko tinggi (high risk industry), seperti pabrik dan pertambangan. Tidak banyak yang tahu bahwa keselamatan dan kesehatan kerja (K3) juga mendapat posisi penting di industri pelayanan kesehatan seiring dengan dikeluarkannya Keputusan Menteri Kesehatan RI No.1087 Tahun 2010 tentang Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit. Melalui Kemenkes ini telah ditetapkan standar penerapan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) untuk Rumah Sakit (RS) atau disingkat K3RS. Latar belakang disusunnya standar ini, sebagaimana dijelaskan dalam kata 3 Hardijan Rusli, Hukum Ketenagakerjaan Berdasarkan UU No.13/2003 tentang Ketenagakerjaan dan Peraturan Terkait Lainnya, Cet.2, Bogor, Ghalia Indonesia, 2011, hlm. 82. 4 Ibid, hlm. 82.
3 pengantar, adalah sebagai upaya melindungi kemungkinan dampak negatif yang ditimbulkan oleh proses pelayanan kesehatan, maupun keberadaan sarana, prasarana, obat-obatan dan logistik lainnya yang ada di lingkungan Rumah Sakit sehingga tidak menimbulkan kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja dan kedaruratan termasuk kebakaran dan bencana yang berdampak pada pekerja Rumah Sakit, pasien, pengunjung dan masyarakat di sekitarnya. 5 Rumah sakit merupakan fasilitas kesehatan yang paling kompleks diantara jenis fasilitas kesehatan yang ada. Kompleksitas Rumah Sakit ini dapat ditinjau dari jumlah dan karakteristik layanan yang tersedia, luasnya area yang diperlukan untuk menjalankan layanan, jumlah dan ragam personal yang terlibat dalam layanan, serta peralatan dan teknologi yang digunakan dalam penyelenggaraan layanan. Seperti halnya fasilitas kesehatan lainnya, rumah sakit merupakan tempat kerja yang sangat sarat dengan potensi bahaya kesehatan dan keselamatan pekerjanya. Risiko terjadinya gangguan kesehatan dan kecelakaan menjadi semakin besar pada pekerja di suatu Rumah Sakit mengingat Rumah Sakit merupakan fasilitas kesehatan paling kompleks seperti yang disebutkan sebelumnya dan merupakan tempat yang padat tenaga kerja. 6 Potensi bahaya di Rumah Sakit, selain penyakit-penyakit infeksi juga ada potensi bahaya-bahaya lain yang mempengaruhi situasi dan kondisi di Rumah Sakit, yaitu kecelakaan (peledakan, kebakaran, kecelakaan yang berhubungan 5 http://www.konsultasik3.com/2013/01/k3rs-keselamatan-dan-kesehatan-kerja-di.html, diakses pada tanggal 30 September 2013 pda pukul 06.00. 6 http://abrarenvirolink.blogspot.com/2010/03/peranan-k3-di-rumah-sakit-instansi.html, diakses pada tanggal 29 September 2013 pada pukul 20.00.
4 dengan instalasi listrik, dan sumber-sumber cidera lainnya), radiasi, bahan-bahan kimia yang berbahaya, gas-gas anastesi, gangguan psikososial dan ergonomi. Semua potensi bahaya tersebut di atas, jelas mengancam jiwa dan kehidupan bagi para karyawan di Rumah Sakit, para pasien maupun para pengunjung yang ada di lingkungan Rumah Sakit. Dalam pekerjaan sehari-hari petugas kesehatan selalu dihadapkan pada bahaya-bahaya tertentu, misalnya bahaya infeksius, reagensia yang toksik, peralatan listrik maupun peralatan kesehatan. Secara garis besar bahaya yang dihadapi dalam rumah sakit atau instansi kesehatan dapat digolongkan dalam : a) Bahaya kebakaran dan ledakan dari zat/bahan yang mudah terbakar atau meledak (obat obatan). b) Bahan beracun, korosif dan kaustik c) Bahaya radiasi d) Luka bakar e) Syok akibat aliran listrik f) Luka sayat akibat alat gelas yang pecah dan benda tajam g) Bahaya infeksi dari kuman, virus atau parasit Pada umumnya bahaya tersebut dapat dihindari dengan usaha-usaha pengamanan, antara lain dengan penjelasan, peraturan serta penerapan disiplin kerja. Ditambahkan juga bahwa terdapat beberapa kasus penyakit akut yang diderita petugas Rumah Sakit lebih besar 1.5 kali dari petugas atau pekerja lain, yaitu penyakit infeksi dan parasit, saluran pernafasan, saluran cerna dan keluhan lain, seperti sakit telinga, sakit kepala, gangguan saluran kemih, masalah kelahiran
5 anak, gangguan pada saat kehamilan, penyakit kulit dan sistem otot dan tulang rangka. Dari berbagai potensi bahaya tersebut, maka perlu upaya untuk mengendalikan, meminimalisasi dan bila mungkin meniadakannya, oleh karena itu keselamatan dan kesehatan kerja di Rumah Sakit perlu dikelola dengan baik. 7 Rumah Sakit Islam Surakarta adalah merupakan rumah sakit non pemerintah milik yayasan RSIS yarsis (YARSIS) yang berdiri pada tahun 1983 terletak di Jalan Jenderal Ahmad Yani kelurahan Pabelan, Kecamatan Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, Propinsi Jawa Tengah. Tujuan berdirinya Rumah Sakit Islam Surakarta (YARSIS), yaitu memberikan pelayanan kesehatan baik promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif dengan karakter pelayanan yang cepat, tepat dan memuaskan kepada semua orang yang membutuhkan. Atas dasar tersebut manajemen Rumah Sakit berusaha memberikan perhatian kepada pekerja berkaitan dengan keselamatan dan kesehatan kerja bagi para pekerja di Rumah Sakit Islam Surakarta (YARSIS). Namun terkadang ada hal-hal yang kurang diperhatikan oleh manajemen Rumah Sakit Islam Surakarta (YARSIS). Dari uraian latar belakang masalah di atas, maka penulis berusaha untuk menyusun penulisan hukum dengan judul : IMPLEMENTASI PERLINDUNGAN HUKUM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA BAGI PEKERJA PADA RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA (YARSIS) DI SURAKARTA. 7 Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 432 tahun 2007 tentang Pedoman Manajemen Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (K3) Di Rumah Sakit
6 B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan beberapa rumusan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana implementasi perlindungan hukum keselamatan dan kesehatan kerja bagi pekerja di Rumah Sakit Islam Surakarta (YARSIS)? 2. Apa hambatan dan upaya mengatasi hambatan dalam implementasi perlindungan hukum keselamatan dan kesehatan kerja bagi pekerja di Rumah Sakit Islam Surakarta (YARSIS)? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Subjektif Penyusunan Penulisan Hukum oleh penulis dimaksudkan sebagai syarat yang harus dipenuhi untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada. 2. Tujuan Objektif a. Untuk mengetahui implementasi perlindungan hukum keselamatan dan kesehatan kerja bagi pekerja di Rumah Sakit Islam Surakarta (YARSIS). b. Untuk mengetahui hambatan dalam implementasi perlindungan hukum keselamatan dan kesehatan kerja bagi pekerja di Rumah Sakit Islam Surakarta (YARSIS). c. Untuk mengetahui upaya mengatasi hambatan dalam implementasi perlindungan hukum keselamatan dan kesehatan kerja bagi pekerja di Rumah Sakit Islam Surakarta (YARSIS).
7 D. Keaslian Penelitian Telah terdapat beberapa penelitian yang terkait dengan penelitian hukum yang dilakukan oleh penulis, namun terdapat beberapa substansi yang berbeda dan jika terdapat kesamaan, maka bukanlah menjadi suatu kesengajaan dari penulis. Penelitian dan penulisan hukum yang dilakukan oleh penulis ini dimaksudkan untuk menyempurnakan penelitian yang telah ada sebelumnya. Adapun beberapa penelitian hukum yang telah dilakukan oleh peneliti lain, yang mirip dengan penelitian ini, yakni penelitian yang dilakukan oleh : 1. Pelaksanaan Perlindungan Keselamatan dan Kesehatan kerja Bagi Pekerja di PT. Niaga Merapi, Sleman, Yogyakarta, merupakan sebuah penulisan hukum yang ditulis oleh M. Sigit Wisnu Wardhana yang lulus dari Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada pada tahun 2013. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa saja macam kecelakaan kerja dan jenis penyakit akibat kerja yang dialami oleh pekerja selama bekerja di PT. Niaga Merapi dan untuk mengetahui upaya apa saja yang dilakukan oleh PT. Niaga Merapi untuk meningkatkan perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja. 2. Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di PT. Tecma Mitratama Advertindo Sukoharjo Sebagai Wujud Perlindungan Terhadap Pekerja, merupakan sebuah penulisan hukum yang ditulis oleh Bernita Oktavia Dewi yang lulus dari Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret pada tahun 2013. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaturan keselamatan dan kesehatan kerja di PT. Tecma Mitratama
8 Advertindo Sukoharjo terkait dengan perlindungan terhadap pekerja, kebijakan PT. Tecma Mitratama Advertindo Sukoharjo dalam kaitannya dengan keselamatan dan kesehatan kerja, dan untuk mengetahui hambatan apa saja yang ada berkaitan dengan pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja di PT. Tecma Mitratama Advertindo. Memang tidak sedikit terdapat penelitian hukum maupun penulisan hukum yang mengangkat tema mengenai pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja di berbagai perusahaan maupun instansi. Namun yang membedakan penelitian hukum yang satu dengan yang lain adalah mengenai substansi materi yang diteliti serta obyek penelitian yang berbeda-beda. Perkembangan zaman juga turut membuat perbedaan antara penelitian yang satu dengan yang lainnya. Pada penelitian ini telah diteliti tentang bagaimana implementasi dan hambatan yang ada dalam implementasi perlindungan hukum keselamatan dan kesehatan kerja bagi pekerja pada Rumah Sakit Islam Surakarta (YARSIS) di Surakarta. Diharapkan penulisan hukum ini dapat saling melengkapi penulisan hukum terdahulu yang telah dilakukan. E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Pengembangan Ilmu Pengetahuan a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi pengembangan ilmu pengetahuan hukum pada umumnya, dan masalah ketenagakerjaan yang berkaitan dengan keselamatan dan kesehatan kerja pada khususnya, serta dapat menambah literatur dan bahan-bahan
9 informasi ilmiah yang dapat digunakan untuk melakukan kajian dan penelitian lebih lanjut. b. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan jawaban terhadap permasalahan yang sedang diteliti. 2. Dari Segi Praktis a. Penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan atau sumbangan pemikiran bagi pembaca pada umumnya dan bagi Direksi atau manajemen Rumah Sakit Islam Surakarta (YARSIS) pada khususnya yang berkaitan dengan upaya perlindungan hukum keselamatan dan kesehatan kerja. b. Dengan penulisan hukum ini diharapkan dapat mengembangkan pola pikir yang dinamis sekaligus untuk mengetahui kemampuan penulis dalam menerapkan ilmu yang diperoleh selama menimba ilmu di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
10