1Km. 1Km. Gambar 3.12 Skema penarikan batas litologi dan pusat pusat erupsi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB 3 GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB IV ANALISIS STRUKTUR GEOLOGI

Geologi dan Studi Fasies Karbonat Gunung Sekerat, Kecamatan Kaliorang, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur.

BAB IV ANALISIS STRUKTUR GEOLOGI

BAB IV ANALISIS STRUKTUR GEOLOGI

BAB IV ANALISIS STRUKTUR GEOLOGI

BAB IV STRUKTUR GEOLOGI

BAB IV ANALISIS STRUKTUR GEOLOGI

Foto 3.30 Bidang Sesar Malekko 3 di Salu Malekko.

BAB IV ANALISIS STRUKTUR GEOLOGI

BAB III TATANAN GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

Foto III.14 Terobosan andesit memotong satuan batuan piroklastik (foto diambil di Sungai Ringinputih menghadap ke baratdaya)

berukuran antara 0,05-0,2 mm, tekstur granoblastik dan lepidoblastik, dengan struktur slaty oleh kuarsa dan biotit.

DAFTAR ISI COVER HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN KATA PENGANTAR DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL BAB I PENDAHULUAN 1. I.1.

BAB IV ANALISIS STRUKTUR GEOLOGI

Umur dan Lingkungan Pengendapan Hubungan dan Kesetaraan Stratigrafi

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB II GEOMORFOLOGI 2. 1 Fisiografi Regional Jawa Tengah

BAB IV ANALISIS STRUKTUR GEOLOGI

GEOLOGI DAN PROSPEKSI EMAS HIDROTERMAL DAERAH BUNIKASIH, PANGALENGAN, JAWA BARAT

BAB IV GEOMORFOLOGI DAN TATA GUNA LAHAN

Gambar 3.13 Singkapan dari Satuan Lava Andesit Gunung Pagerkandang (lokasi dlk-13, foto menghadap ke arah barat )

Umur GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

3.2.3 Satuan Batulempung. A. Penyebaran dan Ketebalan

KONTROL STRUKTUR GEOLOGI TERHADAP SEBARAN ENDAPAN KIPAS BAWAH LAUT DI DAERAH GOMBONG, KEBUMEN, JAWA TENGAH

BAB II TATANAN GEOLOGI

Identifikasi Struktur. Arie Noor Rakhman, S.T., M.T.

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

ANALISIS KEKAR PADA BATUAN SEDIMEN KLASTIKA FORMASI CINAMBO DI SUNGAI CINAMBO SUMEDANG JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. yang terletak pada bagian utara gawir Pegunungan Selatan (lihat Gambar 1.1).

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB II GEOLOGI REGIONAL KOMPLEKS GUNUNG RAJABASA

GEOLOGI DAERAH KLABANG

IV.2 Pola Kelurusan Daerah Penelitian

Untuk mengetahui klasifikasi sesar, maka kita harus mengenal unsur-unsur struktur (Gambar 2.1) sebagai berikut :

Geologi Daerah Perbukitan Rumu, Buton Selatan 19 Tugas Akhir A - Yashinto Sindhu P /

SKRIPSI FRANS HIDAYAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II GEOLOGI REGIONAL

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

Bab III Geologi Daerah Penelitian

BAB IV STRUKTUR GEOLOGI

Foto 3.24 Sayatan tipis granodiorit (HP_03). Satuan ini mempunyai ciri-ciri umum holokristalin, subhedral-anhedral, tersusun atas mineral utama

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB III TATANAN GEOLOGI REGIONAL

BAB IV INTERPRETASI SEISMIK

ANALISIS KINEMATIK SESAR ANJAK (THRUST FAULT) DAN IMPLIKASINYA TERHADAP EVOLUSI TEKTONIK ZONA KENDENG DAERAH NGRANCANG DAN SEKITARNYA

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB III TATANAN GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB II GEOLOGI REGIONAL

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

Geologi dan Analisis Struktur Daerah Cikatomas dan Sekitarnya, Kabupaten Lebak, Banten. BAB I PENDAHULUAN

BAB II GEOLOGI REGIONAL

GEOLOGI DAERAH SALUTIWO, KECAMATAN BONEHAU, KABUPATEN MAMUJU, SULAWESI BARAT

GEOLOGI DAN ANALISIS STRUKTUR GEOLOGI DAERAH DESA SUKARAMA DAN SEKITARNYA, KECAMATAN BOJONGPICUNG, KABUPATEN CIANJUR, JAWA BARAT TUGAS AKHIR A

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

HALAMAN PENGESAHAN...

3.2.3 Satuan lava basalt Gambar 3-2 Singkapan Lava Basalt di RCH-9

Struktur Geologi Daerah Jonggol Dan Jatiluhur Jawa Barat

BAB II Geomorfologi. 1. Zona Dataran Pantai Jakarta,

BAB II GEOLOGI REGIONAL

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB II GEOLOGI REGIONAL

GEOLOGI STRUKTUR. PENDAHULUAN Gaya/ tegasan Hasil tegasan Peta geologi. By : Asri Oktaviani

BAB III GEOLOGI DAERAH CILEUNGSI DAN SEKITARNYA

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB III TATANAN GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

GEOLOGI DAERAH LAWELE DAN SEKITARNYA, KECAMATAN LASALIMU, KABUPATEN BUTON, SULAWESI TENGGARA

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB 2 METODOLOGI DAN KAJIAN PUSTAKA...

GEOLOGI DAERAH CIPEUNDEUY KABUPATEN SUBANG, JAWA BARAT. Oleh : Muhammad Abdurachman Ibrahim

Foto IV-10 Gejala Sesar Anjak Cinambo 3 pada lokasi CS 40.

BAB I PENDAHULUAN. pertemuan diantara tiga lempeng besar, yaitu lempeng pasifik, lempeng Indo-

PENGARUH STRUKTUR GEOLOGI TERHADAP MUNCULNYA REMBESAN MINYAK DAN GAS DI DAERAH BOTO, KECAMATAN BANCAK, KABUPATEN SEMARANG, PROVINSI JAWA TENGAH

BAB II TATANAN GEOLOGI DAN HIDROGEOLOGI REGIONAL

BAB II GEOLOGI REGIONAL

GEOLOGI DAN ANALISIS STRUKTUR GEOLOGI DAERAH SITUMEKAR DAN SEKITARNYA, SUKABUMI, JAWA BARAT TUGAS AKHIR A

BAB II GEOLOGI REGIONAL

BAB II GEOLOGI REGIONAL

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB 2 GEOLOGI REGIONAL

BAB II GEOLOGI REGIONAL

BAB IV SEJARAH GEOLOGI

BAB II TATANAN GEOLOGI REGIONAL

BAB II GEOLOGI REGIONAL

IDENTIFIKASI AIRTANAH DAERAH CIEMAS, KABUPATEN SUKABUMI BERDASARKAN CITRA SATELIT, GEOLOGI DAN HIDROGEOLOGI

STRIKE-SLIP FAULTS. Pemodelan Moody dan Hill (1956)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Maksud dan Tujuan 1.2 Lokasi Penelitian

BAB II GEOLOGI REGIONAL

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

Geologi Daerah Sirnajaya dan Sekitarnya, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat 27

GEOLOGI DAERAH CISURUPAN DAN SEKITARNYA, KABUPATEN GARUT, JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Transkripsi:

U 1Km 1Km Gambar 3.12 Skema penarikan batas litologi dan pusat pusat erupsi 25

Gambar 3.13 Tabel Karakteristik Satuan Batuan Daerah Bunikasih Gambar 3.14 Peta Geologi Daerah Bunikasih 26

3.3 STRUKTUR GEOLOGI 3.3.1 Analisa Foto Udara dan Topografi Berdasarkan hasil analisa pada data olahan dari topografi yang diolah dengan Arcgis (Gambar 3.1.) pola kelurusan pada daerah penelitian memiliki arah dominan Utara Barat Laut Selatan Tenggara untuk punggungan dan Utara TimurLaut- Selatan Baratdaya untuk lembah (Sungai). Arah tersebut tidak hanya menunjukan kelurusan akibat struktur namun pada daerah volkanik masih dipengaruhi arah aliran lava dari sumber erupsi yang berbeda-beda. Garis hitam untuk kelurusan sungai dan putih untuk punggunggan. 0 o 0 o 270 o 90 o 270 o 90 o 180 o Kelurusan Lembah 180 o Kelurusan Punggungan U 3 km (Gambar 3.15) Analisa peta topografi dengan pengolahan melalui ArcGIS dan Diagram kelurusan punggungan dan lembah. (garis putih kelurusan punggungan, garis hitam kelurusan lembah) 27

3.3.2 Struktur Geologi Daerah Bunikasih Struktur geologi daerah penelitian didapatkan melalui analisa unsur-unsur struktur di lapangan, ditambah dengan analisa kelurusan lembah/sungai atau punggungan untuk interpretasi sesar-sesar yang nampak pada peta topografi dan foto udara serta pengolahan melalui Arcgis. Unsur-unsur struktur yang ada di lapangan kebanyakan adalah unsur -unsur penyerta sesar, berupa kekar gerus, kekar tarik, bidang sesar, urat. 0 o 270 o 90 o 180 o Gambar 3.16 Diagram Hasil Analisa Semua Kelurusan punggungan dan lembah Daerah Penelitian Gambar 3.17 Determinasi penentuan jenis sesar translasi berdasarkan pitch dan netslip terhadap bidang sesar (Rickard, 1972 dalam Ragan, 1973). 28

Secara umum daerah penelitian merupakan zona kekar gerus yang berkembang menjadi zona hancuran dan zona sesar. Berdasarkan data-data tersebut, dapat dilakukan interpretasi struktur geologi yang berkembang di daerah penelitian terutama kekar, sesar dan arah tegasan yang bekerja. Penentuan jenis sesar didasarkan pada sudut pitch atau rake dan netslip terhadap bidang sesar (Gambar 3.8.), dengan sudut 45 dijadikan batas antara sesar mendatar dan dip-slip fault. Untuk sesar dengan pitch 0-45 digolongkan sebagai sesar mendatar, sedangkan sesar dengan pitch 45-90 digolongkan sebagai dip-slip fault (Ragan, 1973). Ragan (1973) telah mengklasifikasikan jenis pergeseran relatif (slip) dari pensesaran (Gambar 21). Jenis sesar di daerah penelitian digolongkan berdasarkan jalur pergeseran relatifnya (slip), dengan menggunakan diagram klasifikasi untuk sesar-sesar translasi. Gambar 3.18 Klasifikasi jenis pergeseran relatif (slip) dari pensesaran (Ragan, 1973). 29

Penamaan sesar disesuaikan dengan nama-nama sungai dan geografis tempat sesar-sesar tersebut berada. Sedangkan untuk penamaan pergerakan sesar digunakan analisa net slip yang diperoleh dari menggabungkan dari kekar gerus. 3.3.2.1 Struktur Kekar Struktur kekar yang dijumpai di daerah penelitian terjadi akibat proses tektonik dan volkanisme. Kekar akibat tektonik berupa kekar gerus yang saling berpasangan dan kekar tarik. Sekitar 95% kekar tarik di daerah penelitian telah terisi oleh kuarsa sedangkan 5% kekar yang lain terisi oleh kalsit. 3.3.2.2 Struktur Sesar Berdasarkan pendekatan dan metoda di atas, ditemukan adanya delapan buah struktur sesar mendatar, yang juga nampak jelas pada foto udara dan peta topografi. Gambar 3.19 Peta Geologi daerah bunikasih dan lokasi sesar. Keterangan : 1. Sesar Cibaliung, 2. Sesar Bunikasih, 3.Sesar Cikabuyutan, 4.Sesar Mulya 5.Sesar P.Cacing 1. Sesar Cibaliung Sesar Cibaliung ini memanjang timurlaut-baratdaya dari Sungai Cibaliung menerus melalui bagian utara perbukitan sebelah timur Sungai Cibaliung sampai Desa 30

Bunikasih. Penentuan sesar ini berdasarkan kelurusan topografi dan Observasi lapangan. Ditemukannya gawir dan Air Terjun. Sesar Cibaliung yang berarah relatif timurlaut-baratdaya ini, diinterpretasikan berdasarkan kelurusan topografi dan memotong Satuan Andesit Cibaliung dan Lava Andesit Cikabuyutan Sesar ini terbentuk setelah diendapkan Satuan Lava Andesit Cikabuyutan yang berumur Plio-Plistosen. Jurus sesar berarah N 215 o 225 o E Gambar 3.20 Air terjun S.Cibaliung merupakan bukti sesar normal yang berarah N 215 o 225 o E (Fotografi : Subandrio, 2005) 2. Sesar Bunikasih Sesar Bunikasih memanjang Baratlaut - Tenggara sepanjang anak Sungai Cikabuyutan. Penentuan sesar ini berdasarkan kelurusan sungai pada peta topografi. Sesar Bunikasih yang berarah relatif Baratlaut - Tenggara, memotong Satuan Lava Andesit Cikabuyutan sehingga disimpulkan bahwa pembentukan sesar ini melibatkan Satuan Lava Andesit Cikabuyutan. Diperkirakan jurus sesar berarah N 315 o -325 o E 3. Sesar Cikabuyutan Sesar Cikabuyutan memanjang Baratlaut - Tenggara pada Sungai Cikabuyutan di daerah Congngeang.. Penentuan sesar ini berdasarkan hasil interpretasi Kelurusan Topografi dan Air Terjun di lapangan. Diperkirakan jurus sesar berarah N 125 o - 135 o E 31

Gambar 3.21 Air terjun di sungai Kabuyutan adalah gawir sesar normal N 125 o - 135 o E Sesar Cikabuyutan yang berarah Baratlaut - Tenggara ini, diinterpretasikan merupakan sesar mendatar yang disimpulkan bahwa pembentukan sesar ini melibatkan Satuan Lava Andesit Cikabuyutan. 4. Sesar Mulya Sesar Mulya memanjang berarah Timurlaut-Baratdaya. Penentuan sesar ini berdasarkan interpretasi kelurusan topografi dan kelurusan punggungan. Sesar Cipicung yang berarah relatif Timurlaut-Baratdaya ini, diinterpretasikan memotong Satuan Lava Andesit P.Cacing sehingga disimpulkan bahwa pembentukan sesar ini melibatkan Satuan Lava Andesit P.Cacing. Sesar ini terbentuk setelah diendapkan Satuan Lava Andesit puncak cacing yang berumur Plio-Plistosen. Diperkirakan jurus sesar berarah N 50 o -60 o E 5. Sesar Cacing Sesar Cacing memanjang Baratlaut Tenggara pada kelurusan punggungan puncak cacing. Penentuan sesar ini berdasarkan kelurusan punggungan. Sesar Cacing yang berarah Baratlaut Tenggara, diinterpretasikan memotong Satuan Lava Andesit P.Cacing sehingga disimpulkan bahwa pembentukan sesar ini melibatkan Satuan Lava Andesit P.Cacing. Diperkirakan jurus sesar berarah 130 o -140 o E 32

Daerah penelitian dipengaruhi oleh zona sesar besar di sekitar daerah penelitian yang berarah timurlaut-baratdaya yang merupakan sesar mendatar menganan (gambar 3.11.). Sehingga model yang digunakan untuk daerah penelitian adalah model Riedel Shear dengan arah pergerakan menganan. Gambar 3.23 Model Riedel Shear dari konsep Simple Shear (modifikasi Corbett & Leach, 1998) 34