BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konstitusi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) serta Undang-Undang nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, bahwa kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Kesehatan merupakan salah satu komponen utama dalam Index Pembangunan Manusia (IPM) yang dapat mendukung terciptanya SDM yang sehat, cerdas, terampil dan ahli menuju keberhasilan Pembangunan Kesehatan. Pembangunan kesehatan merupakan salah satu hak dasar masyarakat yaitu hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dapat dipenuhi. Dalam pelaksanaan pembangunan kesehatan telah dilakukan perubahan cara pandang (mindset) dari paradigma sakit menuju paradigma sehat sejalan dengan Visi Indonesia Sehat 2010 (DKK Semarang, 2008). Salah satu indikator penting untuk menilai tingkat kesejahteraan suatu negara dan status kesehatan masyarakat adalah Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Angka kematian bayi sebagian besar adalah kematian neonatal yang berkaitan dengan status kesehatan ibu saat hamil, pengetahuan ibu dan keluarga terhadap pentingnya pemeriksaan 1
kehamilan dan peranan tenaga kesehatan serta ketersediaan fasilitas kesehatan. Masalah kematian ibu dan bayi di Indonesia yang masih tinggi merupakan fokus utama pemecahan masalah kesehatan di Indonesia. Kehamilan dapat berkembang menjadi masalah atau membawa risiko bagi ibu. WHO memperkirakan bahwa sekitar 15% dari seluruh wanita yang hamil akan berkembang menjadi komplikasi yang berkaitan dengan kehamilannya serta dapat mengancam jiwanya. Sebagian besar penyebab terjadinya dapat dicegah melalui pemberian asuhan kehamilan yang berkualitas. Chalik (2008) menyebutkan penyebab langsung berkaitan dengan kematian ibu adalah perdarahan obstetrik (24,8%), infeksi (14,9%), hipertensi dalam kehamilan atau eklampsia (12,9%), partus tak maju/distosia (6,9%), abortus yang tidak aman (12,9%), dan sebab-sebab langsung lain (7,9%). Dalam Reproductive Health Library no.5 terdapat data global mengenai kematian maternal. Setiap tahun terdapat 180 sampai 200 juta perempuan menjadi hamil dan 585.000 ibu diantaranya meninggal akibat salah satu komplikasi sehubungan dengan kehamilan dan persalinan. Hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2009 Angka Kematian Ibu (AKI) masih cukup tinggi, yaitu 390 per 100.000 kelahiran hidup. Angka kematian ibu (AKI) di Jateng tergolong masih tinggi. Hal tersebut bisa dilihat dari data Dinas Kesehatan Provinsi Jateng yang menyebutkan pada 2008 AKI mencapai 114,42/100.000 kelahiran. Angka tersebut masih berada di atas target nasional yakni sebesar 102/100.000 kelahiran. Sedangkan Angka
kematian Ibu (AKI) dilihat dari data pada tahun 2009 Dinas Kesehatan Kota Semarang mencapai 85,47/10.000 kelahiran hidup. Berdasarkan laporan Puskesmas jumlah kematian ibu maternal di Kota Semarang pada tahun 2008 sebanyak 27 kasus dengan jumlah kelahiran hidup sebanyak 25.160 atau sekitar 107,31%. Dan pada tahun 2009 terdapat 204 kejadian perdarahan. Faktor-faktor yang menyebabkan perdarahan khususnya pada kehamilan muda karena pada tempat yang akan dilakukan penelitian memiliki angka kejadian yang cukup tinggi yaitu 58,3%. Antara lain faktor janin atau ovum yaitu : ovofetus cacat 60%, implantasi atau aktifitas trofoblas cacat 15%. Faktor ibu yaitu : penyakit umum 2%, kelainan uterus 8%, psikosomatik 15% (Llewellyn, 2001). Penyebab Angka Kematian Ibu (AKI) masih tinggi yang berhubungan dengan pengetahuan yaitu: masih kurangnya pengetahuan mengenai sebabmusabab dan penanggulangan komplikasi-komplikasi penting dalam kehamilan, persalinan, serta nifas, dan kurangnya pengetahuan mengenai kesehatan reproduksi (Wiknjosastro, 2008). Prasurvey yang telah dilakukan oleh peneliti di RB Citra Insani Semarang menunjukkan hasil bahwa pada bulan Januari tahun 2009 sampai bulan Maret 2010 dari 987 ibu hamil terdapat 24 orang yang mengalami perdarahan pada kehamilan muda 58,3% adalah ibu primigravida. Dengan 41,7% kasus perdarahan pervaginam, 50% abortus incompletus, 4,2% abortus completus, 4,2% kehamilan ektopik terganggu. Sedangkan prasurvey tingkat pengetahuan
dari 10 ibu primigravida didapatkan berpengetahuan baik 10%, cukup 40%, kurang 50%. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk membentuk tindakan seseorang. Sehingga diharapkan dengan tinggiya tingkat pengetahuan tentang perdarahan pada kehamilan muda, ibu hamil dapat mengetahui secara dini dan segera memeriksakan kehamilannya apabila terjadi gejala dan dapat segera ditangani agar komplikasi tidak terjadi. Diharapkan pada jangka panjang angka kejadian perdarahan pada kehamilan muda juga ikut berkurang. Perlu dilakukan penyuluhan yang berupa pendidikan kesehatan dengan memberikan informasi kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan sekelompok masyarakat, dalam penelitian ini terutama kepada ibu primigravida. Berdasarkan prasurvey yang telah dilakukan peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul pengaruh penyuluhan terhadap pengetahuan ibu primigravida tentang perdarahan pada kehamilan muda di RB Citra Insani. B. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Apakah ada pengaruh penyuluhan terhadap pengetahuan ibu primigravida tentang perdarahan pada kehamilan muda di RB Citra Insani?
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Untuk mengetahui pengaruh penyuluhan terhadap pegetahuan ibu primigravida tentang perdarahan pada kehamilan muda di RB Citra Insani. 2. Tujuan Khusus a. Mengidentifikasi karakteristik (umur, pendidikan, pekerjaan) ibu primigravida di RB Citra Insani. b. Mendiskripsikan tingkat pengetahuan ibu primigravida tentang perdarahan pada kehamilan muda sebelum diberikan penyuluhan oleh peneliti. c. Mendiskripsikan tingkat pengetahuan ibu primigravida tentang perdarahan pada kehamilan muda sesudah diberikan penyuluhan oleh peneliti. d. Menganalisis pengaruh penyuluhan terhadap tingkat pengetahuan ibu primigravida tentang perdarahan pada kehamilan muda yang diberikan oleh peneliti. D. Manfaat 1. Bagi peneliti Untuk menambah wawasan pengetahuan serta pengalaman peneliti dalam melakukan penelitian khususnya terhadap pengetahuan ibu primigravida tentang perdarahan pada kehamilan muda.
2. Bagi tenaga kesehatan Sebagai masukan bagi tenaga kesehatan khususnya bidan yang ada di BPS kota Semarang. 3. Bagi Institusi pendidikan Sebagai bahan referensi atau sumber informasi bagi mahasiswi-mahasiswi yang akan melakukan penelitian dan dapat dimanfaatkan sebagai sumber bacaan. 4. Bagi masyarakat Hasil penelitian dapat dijadikan gambaran tentang tingkat pengetahuan ibu primigravida mengenai perdarahan pada kehamilan muda di tempat yang diteliti. E. Keaslian Penelitian Sejauh penelusuran peneliti, belum terdapat penelitian yang berjudul sama.