PENDAHULUAN Latar Belakang Usaha peternakan ayam kampung pada saat ini sudah sangat dikenal dikalangan masyarakat, hal ini merupakan aspek yang menguntungkan dan perlu ditingkatkan karena selain dapat memenuhi kebutuhan masyarakat akan protein hewani,usaha pemeliharaan ayam kampung juga dapat meningkatkan pendapatan masyarakat. Keunggulan protein hewani membuat industri atau usaha peternakan memiliki potensi yang besar untuk berkembang, dikarenakan konsumsi daging masyarakat Indonesia yang rendah masih dapat ditingkatkan. Usaha peternakan di Indonesia sangat bermacam-macam jenis ternak yang diusahakan, diantaranya sapi, kambing, kerbau, ayam dan lainnya. Namun daging ayam adalah yang paling banyak dikonsumsi oleh masyarakat dikarenakan harganya yang relatif murah dibandingkan dengan daging sapi dan kambing. Alasan tersebut dapat digunakan untuk memacu peningkatan usaha peternakan khususnya ayam kampung pedaging yang bertujuan memberikan protein hewani yang baikkepada masyarakat sehingga konsumsi daging Indonesia dapat meningkat. Pada saat ini usaha ayam kampung memiliki prospek cukup besar untuk dikembangkan. Peluang ini terlihat dari keunggulan yang dimiliki oleh ayam kampung terutama jika dibandingkan dengan ayam ras. Ayam kampung memiliki kelebihan seperti kecepatan daya adaptasi terhadap lingkungan, pemeliharaan yang mudah, ketahanan terhadap penyakit yang lebih tinggi dibandingkan dengan ayam ras. Ayam kampung juga merupakan bahan pertukaran yang paling
mudahdijual dan sebagai sumber pendapatan bagi peternak karena daging, telur, bulu dan kotoran ayam kampung memiliki potensi pasar (Murtidjo, 1998). Peningkatan produksi daging ayam kampung dapat dilakukan dengan cara manajemen yang baik terutama pakan, pakan yang diberikan harus memiliki nilai gizi yang tinggi dan dapat dicerna oleh ayam kampung. Namun pakan adalah masalah utama dalam pemeliharaan ayam kampung, karena ditinjau dari segi biaya produksi, biaya pakan dapat mencapai 80% dari total biaya produksi.tingginya biaya pakan ini dipengaruhi oleh tingginya harga bahan baku penyusun bahan pakan ternak. Pemanfaatan limbah sebagai bahan pakan ternak merupakan alternatif dalam meningkatkan ketersediaan bahan baku penyusun ransum dan dapat menekan biaya pakan yang tinggi. Limbah yang biasanya digunakan yaitu limbah pertanian, perkebunan, limbah rumah tangga bahkan dari limbah peternakan itu sendiri.limbah pertanian dan limbah perkebunan merupakan jenis limbah yang pengolahannya lebih sederhana, jumlahnya banyak, harga relatif lebih murah, kandungan nutrisinya cukup baik untuk diberikan sebagai salah satu komponen bahan penyusun pakan untuk ayam kampung dan hal yang paling terpenting adalah tidak bersaing dengan manusia. Ampas sagu merupakan limbah hasil pertanian yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan pakan ternak ayam kampung, karena di Sumatera Utara sendiri ampas sagu hanya terbuang begitu saja belum banyak dimanfaatkan. Sagu merupakan salah satu sumber daya alam nabati di Indonesia yang mulai akhir tahun 70-an semakin meningkat pemanfaatannya. Pada pengolahan sagu dijumpai limbah/hasil ikutan yang berupa kulit batang dan ampas.pada proses pengolahan sagu dihasilkan limbah padat dan limbah cair. Ampas sagu merupakan dari salah
satu limbah padat tersebut. Ampas sagu dihasilkan dari proses ekstraksi sekitar 14% dari total berat basah batang sagu (Flach, 1997). Alternatif penggunaan ampas sagu sebagai bahan ransum ternak merupakan hal yang positif walaupun disadari bahwa penggunaannya sebagai pakan ternak belum optimal karena mempunyai kendala pada tingginya kadar serat kasar dan rendahnya kadar protein. Kondisi ini menyebabkan penggunaan ampas sagu dalam campuran ransum untuk ayam kampung hanya terbatas pada jumlah tertentu. Namun dengan tindakan dan teknologi sederhana seperti fermentasi maka kandungan nutrisinya dapat ditingkatkan. Ransum yang mengandung serat kasar tinggi ternyata daya cernanya rendah (Lubis, 1992).Untuk menyiasatinya, perlu dilakukan suatu terobosan dengan menambahkan probiotik starbio pada ransum sehingga terjadi peningkatan efisiensi penggunaan ransum. Penggunaan probiotik starbio dalam ransum ternyata dapat meningkatkan daya cerna sehingga zat-zat pakan lebih banyak diserap oleh tubuh untuk pertumbuhan maupun produksi (Barrow, 1992).Starbio merupakan koloni bakteri alami yang terdiri atas bakteri lignolitik, selulolitik, proteolitik, dan bakteri nitrogen fiksasi nonsimbiotik. Analisis usaha ternak merupakan kegiatan yang sangat penting bagi suatu usaha ternak komersial. Dengan melakukan analisis usaha peternakan dapat diketahui nilai ekonomis usaha tersebut apakah menguntungkan atau mengakibatkan kerugian. Hasil analisis ini juga dapat digunakan untuk merencanakan perluasan usaha baik menambah cabang usaha atau memperbesar skala usaha. Analisis usaha ternak ayam kampung merupakan kegiatan yang sangat penting bagi suatu ternak yang mempunyai prospek cerah yang dapat
dilihat dari analisis usahanya. Keadaan perusahaan seperti besarnya biaya yang dikeluarkan, pendapatan bersih, serta ukuran efesien dan efektifnya usaha yang digambarkan melalui analisis usaha ekonomi. Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan analisis usaha melalui penelitian pemberian ampas sagu (Metroxylon sp.) yang difermentasi dengan probiotik starbio sebagai pakan ayam kampung umur 0-12 minggu. Rumusan Masalah Pada pemeliharaan ayam kampung hal yang perlu diperhatikan salah satunya adalah pemilihan pakan yang sesuai dengan ternaknya, berkualitas baik, tidak bersaing dengan manusia dan pakan mudah didapatkan. Dengan memperhatikan hal tersebut maka ternak dapat tumbuh dengan baik dan didapatkan hasil produksi yang optimal. Disamping itu agar didapatkan keuntungan yang maksimal maka perlu menekan biaya pakan yaitu dengan cara memanfaatkan limbah pertanian. Pakan merupakan faktor yang sangat penting dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi ayam kampung.khususnya pakan komersil buatan pabrik pakan yang harganya relatif mahal. Oleh karena itu, untuk mencukupi kebutuhan ayam kampung maka digunakan bahan pakan alternatif yang harganya relatif murah dan ketersediaannya melimpah. Limbah ampas sagu merupakan limbah pertanian yang tersedia dan merupakan potensi yang dapat dimanfaatkan sebagai pakan ayam kampung. Ketersediaan limbah ampas sagu yang melimpah agar lebih termanfaatkan diperlukan suatu teknologi. Teknologi pengolahan limbah ampas sagu dengan cara fermentasiyang diolah sebagai ransum ayam kampung, dapat dimanfaatkan
sebagai salah satu bahan pakan alternatif. Di samping itu, limbah ampas sagu masih mempunyai kandungan nutrisi yang baik untuk ayam kampung. Dari uraian diatas maka diharapkan pemanfaatan limbah ampas sagu sebagai ransum dapat menekan biaya pakan ayam kampung sehingga dapat menaikkan pendapatan peternak ayam kampung. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui pemanfaatan ampas sagu yang difermentasi dengan probiotik starbio sebagai ransum terhadap nilai ekonomis usaha pemeliharaan ternak ayam kampung. Kegunaan Penelitian Sebagai bahan informasi bagi masyarakat peternakayam kampung, instansi pemerintah terkait serta kalangan akademik (mahasiswa, dosen dan para peneliti) mengenai penggunaan limbah ampas sagu yang difermentasi sebagai pakan ternak ayam kampung ditinjau dari sudut ekonomi. Kegunaan penelitian ini juga sebagai bahan penulisan skripsi yang merupakan salah satu syarat untuk menempuh ujian sarjana di Program Studi PeternakanFakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.