BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil umum UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) Profil Usaha Mikro Kecil Menengah Kota Bandung

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan manusia yang berjiwa kreatif, inovatif, sportif, dan wirausaha.

BAB I PENDAHULUAN. Minat terhadap profesi wirausaha (entrepreneur) pada masyarakat Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Penelitian. Pada Era modern ini dunia wirausaha tidak hanya didominasi oleh lakilaki

BAB I PENDAHULUAN. negara-negara miskin dan negara baru berkembang, Indonesia sebagai negara

BAB I PENDAHULUAN. (UMKM) dalam pertumbuhan perekonomian suatu negara sangat penting. Ketika

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. (entrepreneurship) sering sekali terdengar, baik dalam bisnis, seminar, pelatihan,

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi yang terjadi saat ini menimbulkan persaingan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pelaku bisnis di Indonesia sebagian besar adalah pelaku usaha mikro, kecil

2015 PENGARUH KREATIVITAS, INOVASI DAN DIFERENSIASI PRODUK TERHADAP LABA PENGUSAHA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kewirausahaan merupakan salah satu bidang ekonomi yang penting bagi

BAB I PENDAHULUAN ,83 % , ,10 13,15 % Sumber :

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Indonesia Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan

Dampak Positif UMKM Perempuan Kurangi Angka Kemiskinan

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Kriteria Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Usaha Kecil 50 Juta 500 Juta Maksimal 300 Juta

BAB I PENDAHULUAN. sampai SMA saja, tetapi banyak juga sarjana. Perusahaan semakin selektif menerima

BAB I PENDAHULUAN 1.1 L atar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan sosial, yaitu berupa kegiatan-kegiatan yang dilakukan suatu negara

BAB 1 PENDAHULUAN. Usaha Kecil dan Menengah (UKM) menjadi hal yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. mengalami transformasi dari perekonomian yang berbasis industri. Sektor industri

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Pertumbuhan UMKM dan Usaha Besar. Mikro, Kecil dan Menengah ,55 47, ,93 47, ,75 46,25

I. PENDAHULUAN. (NSB) termasuk Indonesia sering berorientasi kepada peningkatan pertumbuhan

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan pendapatan masyarakat, serta mendorong pertumbuhan ekonomi. stabilitas ekonomi pada khususnya (Ardiana dkk, 2010).

wbab I PENDAHULUAN No Indikator Satuan Tahun 2011 *) TAHUN 2012 **) PERKEMBANGAN TAHUN Jumlah % Jumlah % Jumlah %

BAB I PENDAHULUAN. tidak sebanding dengan lapangan pekerjaan yang tersedia, sehingga membuat

BAB I PENDAHULUAN. ternyata tidak mampu bertahan dengan baik ketika krisis ekonomi yang mengarah pada krisis

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perekonomian saat ini Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia banyak perusahaan sulit mengikuti arus perubahan yang terjadi karena

BAB I PENDAHULUAN. berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGEMBANGAN USAHA PEREMPUAN BAGI KESEJAHTERAAN KELUARGA MELALUI KEWIRAUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. semakin membuktikan kekuatannya. Makna dari istilah Koperasi sebagai Soko Guru

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali di Indonesa. Peranan UMKM dalam perekonomian Indonesia diakui

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Resensi Buku JADI KAYA DENGAN BERBISNIS DI RUMAH OLEH NETTI TINAPRILLA * FENOMENA WANITA * WANITA BERBISNIS : ANTARA KELUARGA DAN KARIR

BAB I PENDAHULUAN. Kewirausahaan merupakan kendaraan untuk pertumbuhan ekonomi,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGERTIAN USAHA KECIL DAN MENENGAH

BAB I PENDAHULUAN. Di hampir semua periode sejarah manusia, kewirausahaan telah mengemban fungsi

BAB I PENDAHULUAN. faktor yang memicu orang-orang untuk mencari pekerjaan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mulyadi, 2014 Pengaruh Perilaku Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha

BAB I PENDAHULUAN. Tidak dapat dipungkiri bahwa keluarga miskin dan kemiskinan pada umumnya

BAB I PENDAHULUAN. kerja kalah cepat dengan kenaikan jumlah lulusan. Sangat ironis bila kita

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional dari negara-negara di dunia. Untuk mengimbangi tantangan

Profil UMKM Sepatu dan Sandal di Kecamatan Medan Denaiˏ Kota Medan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini perkembangan dunia usaha yang dinamis dan penuh

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 14/ 22 /PBI/2012 TENTANG

BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan UMKM di Indonesia dari tahun telah. Tabel 1.1. Jumlah Unit UMKM dan Industri Besar

BAB I PENGANTAR Latar Belakang. Ketahanan ekonomi merupakan syarat mutlak bagi kemakmuran sebuah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. macam suku bangsa, kebudayaan dan sumber daya alam serta didukung oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Di negara maju, para entrepreneur telah memperkaya. pasar dengan produk-produk yang inovatif.

BAB I PENDAHULUAN. jumlah asset maksimal 0 sampai Rp 50 juta dan omzet total 0 sampai 300 juta.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. (UMKM) telah mendapat perhatian yang relative cukup besar dari pemerintah,

PEMERINTAH KOTA KEDIRI

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Rencana siswa setalah lulus Jumlah Persentase (%) Manjadi Pegawai Berwirausaha 8 10 Melanjutkan sekolah Total

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menentukan kelangsungan hidup dan perkembangan suatu bangsa. Kemajuan

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bank sebagai lembaga keuangan merupakan institusi penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan masa depan pembangunan bangsa mengharapkan penduduk yang

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Jumlah Unit Usaha Kota Bandung Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini kemiskinan merupakan masalah yang belum sepenuhnya bisa

MODUL 14 KEWIRAUSAHAAN. Oleh : Agus Supriyanto, SE

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. jika disebut bahasa pengambil keputusan (Jusup, 2009:4). Hal ini dikarenakan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lagi. Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, Hasan dalam Republika

BAB I PENDAHULUAN. merupakan urat nadi perekonomian daerah dan nasional. Indonesia adalah negara

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

Kesimpulannya, intensi seseorang terhadap perilaku tertentu dipengaruhi oleh tiga variabel yaitu sikap, norma subjektif, dan kontrol perilaku (Ajzen

BAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya didukung oleh unit-unit usaha kecil. Kemampuan masyarakat

PENDAHULUAN. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) adalah suatu usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. kerja yang tidak terserap dalam dunia kerja menjadi berkurang. Sektor UKM telah

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. Sektor Usaha Kecil Menengah (UKM) memiliki kontribusi yang cukup. penting didalam pembangunan nasional. Kemampuannya untuk tetap bertahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Intensi Berwirausaha. tindakan dan merupakan unsur yang penting dalam sejumlah tindakan, yang

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan banyak sekali pengangguran khususnya di Kota Denpasar. Jumlah

I PENDAHULUAN. Diakses 17 juli Guritno Kusumo Statistik Usaha Kecil dan Menengah.

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat memenuhi kebutuhannya yang tidak terbatas sehingga tidak

BAB I PENDAHULUAN. manusia, termasuk inovasi dalam kegiatan jual beli barang dan jasa. Saat ini

BAB I PENDAHULUAN. dan sekaligus menjadi tumpuan sumber pendapatan sebagian besar masyarakat dalam

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Indonesia. memiliki tempat tersendiri dalam perkembangan ekonomi Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Masalah-masalah ekonomi yang di alami Indonesia kian memprihatinkan.

BAB I PENDAHULUAN. sajikan data-data yang terkait dengan sektor - sektor yang akan di teliti,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini kita mengamati banyaknya perubahan yang cepat dan melanda

BAB I PENDAHULUAN. untuk menghadapi persaingan yang semakin ketat tersebut, maka pembinaan dan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian a. Profil umum UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro,Kecil dan Menengah (UMKM), pengertian UMKM: a. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini. b. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini. c. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini. b. Profil Usaha Mikro Kecil Menengah Kota Bandung UMKM di kota Bandung setiap tahunnya mengalami peningkatan setiap tahunnya, sehingga, menjadi sebuah sektor industri yang meningkatkan perekonomian. 1

Tabel 1. 1 Jumlah UMKM Kota Bandung Tahun 2010-2017 NO URAIAN TAHUN 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 1 MIKRO 3,649 3,827 3,921 4,115 4,301 4,578 4689 5099 2 KECIL 301 325 337 357 372 392 395 411 3 MENENGA H 271 273 273 274 276 281 281 282 JUMLAH 4,221 4,425 4,531 4,746 4,948 5,251 5365 5792 Sumber: Dinas KUMKM dan Perindag Kota Bandung Tahun 2017 c. Kriteria Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), untuk membedakan sebuah usaha apakah itu termasuk usaha mikro, usaha kecil, atau usaha menengah, oleh pemerintah diberikan batasan berdasarkan undang undang sesuai dengan kriteria jenis usaha masing masing yang didasarkan atas peredaran usaha dan atau jumlah aktiva yang dimiliki sebagai berikut : a. Kriteria Usaha Mikro adalah : Usaha Mikro memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 50.000.000,00 - lima puluh juta rupiah, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 300.000.000,00. b. Kriteria Usaha Kecil adalah : Usaha Kecil memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000,00 - lima puluh juta rupiah sampai dengan paling banyak Rp 500.000.000,00 - lima ratus juta rupiah tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300.000.000,00 - tiga ratus juta rupiah sampai dengan paling banyak Rp 2.500.000.000,00. c. Kriteria Usaha Menengah adalah : Usaha Menengah memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp. 10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak 2

termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; ataumemiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah) d. Jumlah UMKM berdasarkan Jenis Bisnis Adapun jumlah UMKM binaan Dinas UMKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung tahun 2015 sebagai berikut: Tabel 1. 2 Jumlah UMKM Berdasarkan Tipe Bisnis Tahun 2015 No Tipe Bisnis Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Mikro Kecil Menengah 1. Fashion 53 6 1 60 2. Makanan dan Minuman 117 5-122 3. Kerajinan Tangan 18 1-20 4. Jasa 22 9 4 35 5. Perdagangan 15 4-19 JUMLAH UMKM 225 25 5 255 Sumber: Dinas KUMKM dan Perindag Kota Bandung Tahun 2015 1.2 Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan ekonomi suatu negara sangat di pengaruhi oleh peran kewirausahaan dan pengusaha. Aghion dan Howitt (1997) menjelaskan bahwa dinamika kewirausahaan adalah kunci untuk inovasi dan pertumbuhan perekonomian (Djankov et al, 2009). Bagi negara-negara industri maju maupun negara sedang berkembang, seperti halnya Indonesia, tumbuh kesadaran betapa pentingnya peranan kewirausahaan dalam pembangunan nasional. Hal ini bisa terlihat dari besarnya peranan UMKM terutama kemampuannya dalam menyerap tenaga kerja serta sifatnya yang fleksibel terhadap gejolak ekonomi. Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) mempunyai peran penting dan strategis dalam pembangunan ekonomi nasional. Selain berperan dalam pertumbuhan ekonomi dan 3

penyerapan tenaga kerja, UMKM juga berperan dalam mendistribusikan hasil-hasil pembangunan. Presiden RI, Joko Widodo menyatakan UMKM yang memiliki daya tahan tinggi akan mampu untuk menopang perekonomian negara, bahkan saat terjadi krisis global (Sunnylands, 2016). Menurut Kementerian Koperasi dan KUKM (2017) mengungkapkan bahwa perkembangan UMKM di Indonesia sangat berkembang pesat dan terus mengalami kemajuan. Hal ini terbukti bahwa semakin banyak orang Indonesia yang tertarik untuk menjadi seorang pengusaha. Jumlah pelaku usaha industri UMKM Indonesia termasuk paling banyak di antara negara lainnya, terutama sejak tahun 2014. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik wirausaha Indonesia mengalami peningkatan, dimana pada Tahun 2013-2014 lalu masih dalam angka 1,67 persen, Sedangkan pada tahun 2017 mengalami kenaikan yaitu menjadi 3,1 persen. Pada perkembangan jaman seperti saat ini entrepreneur tidak hanya di dominasi oleh pria namun perempuan juga telah mengambil bagian ini untuk dijadikan tumpuan hidupnya kelak, atau sebagai pekerjaan sampingan untuk membantu membiayai kehidupan keluarganya. Wanita pengusaha bertumbuh sangat pesat di Amerika, terutama disegmen bisnis kecil. Wanita membuka bisnis dua kali lipat banyaknya dari pria. Pada saat ini wanita memiliki sepertiga dari semua bentuk bisnis, dan diharapkan akan bertumbuh menjadi 50% wanita pengusaha pada tahun 2000. Kebanyakan sekarang ini 80% wanita menggeluti bidang retailing dan jasa pelayanan. Sedangkan pria menjalankan banyak usaha pabrik, konstruksi, transportasi, dan pertambangan. (Zimmerer & Scarborough, 2009). Wirausaha wanita mempunyai peranan yang sangat penting dalam pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Di era globalisasi ini, wanita Indonesia mempunyai peluang dan kesempatan yang sangat besar untuk berkembang. Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (2017), Syarief Hasan, menegaskan peran penting perempuan dalam mendorong kewirausahaan. Kaum wanita merupakan kelompok yang proaktif dan dalam situasi tertentu serta berani mengambil inisiatif terutama menghadapi situasi sosial ekonomi yang berkaitan langsung dengan peningkatan kesejahteraan dan kualitas hidup keluarganya. Selain itu, dengan membuka akses keuangan dan pemasaran bagi wirausaha perempuan dapat 4

menciptakan karakter wirausaha perempuan yang tangguh, handal, memiliki daya kreativitas dan inovasi yang tinggi. Sehingga wirausahawan perempuan mampu bersaing di tengah globalisasi. Berdasarkan hasil riset yang dilakukan Global Entrepreneurship Monitor (2017), wirausaha wanita mencapai 14 persen dari total populasi. Dengan nilai 14 persen, artinya ada 14 dari 100 orang yang membuka wirausaha baru hingga usahanya berumur 3,5 tahun pada 2016, perempuan dinilai lebih berani membuka usaha baru dibanding lelaki. Ketua GEM Indonesia periode 2013-2016 Catharina B. Nawangpalupi mengatakan survei kewirausahaan baru tersebut sudah berjalan empat tahun di Indonesia dengan hasil yang menunjukkan bahwa perumpuan di Indonesia lebih berani mengambil risiko untuk memulai usaha baru. Dalam penelitian GEM, terdapat indikator TEA (Total Early-stage Entrepreneurial Activity) yang bersifat stabil dari tahun ke tahun. Indikator itu mengukur persentase penduduk berusia 18-64 tahun yang merintis usaha baru dalam kurun waktu 3,5 tahun. Nilai 14 persen yang diraih membuat Indonesia berada di peringkat 20 dari 65 negara. Jumlah perempuan juga diketahui lebih banyak dibanding lelaki untuk membuka usaha baru. Angka rasionya 1,24 atau lima orang perempuan berbanding empat orang lelaki (Anwar, 2017). Pertumbuhan pengusaha wanita di Indonesia pun mengalami peningkatan. Potensi wanita Indonesia untuk berkiprah di sektor usaha atau sebagai pembisnis cukup besar, hal tersebut didukung berdasarkan studi yang dilakukan oleh Asia Foundation, menunjukan bahwa sekitar 23% adalah pengusaha wanita. Jumlahnya tumbuh 8% setiap tahunnya. Data dari Kementrian Koperasi dan UKM pada 2015 tercatat, dari sekitar 52 juta pelaku UKM yang ada di seluruh Indonesia, sebanyak 60% usaha dijalankan oleh perempuan (Arie, 2017). Berdasarkan data survey Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2016, wirausaha wanita di Bandung mengalami peningkatan tiap tahunnya. Pada tahun 2007 jumlah perempuan yang terjun ke dunia wirausaha 58.576, pada 2010 menjadi 60.170, maka pada 2013 jumlahnya menjadi 78.152 dan terjadi kenaikan tajam antara 2010 ke 2013 sebanyak 18 ribu pengusaha baru perempuan (Irva, 2017). 5

Ketua Umum DPP Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) Nita Yudi mengatakan ada empat penghambat perkembangan pertumbuhan jumlah perempuan pengusaha di Indonesia yaitu (1) keraguan perempuan pada potensi mereka sebagai pebisnis, padahal berbagai keahlian yang dikuasai mayoritas ibu rumah tangga seperti masak bisa dijadikan bisnis; (2) perempuan di Indonesia cenderung kurang lihai atau merasa terbatas oleh hambatan budaya dalam mengembangkan jaringan dibandingkan pria; (3) budaya di Indonesia juga membuat perempuan kurang jeli dalam melihat peluang dan cenderung ragu-ragu dalam memanfaatkannya menjadi bisnis baru; (4) modal dari perbankan masih mengharuskan nasabah perempuan menyertakan jaminan dari orang tua, anak, atau suami jika mengajukan kredit (Demis, 2017). Pengusaha wanita juga dihadapkan dengan hambatan yang sifatnya internal seperti dilema peran ganda, di mana mereka dihadapkan dengan aktivitas sebagai seorang istri, ibu, dan menjalankan bisnis / usaha yang dirintisnya. Sebagaimana yang ditemukan oleh (Setiawati, 2011:15) bahwa kesemua sampel penelitiannya mengalami kesulitan dalam menyeimbangkan antara kegiatan berwirausaha dan menjadi seorang ibu rumah tangga dan mendapatkan suatu protes dari anaknya terkait masalah perhatian. Hal ini didukung oleh McKay (2001:161) yang menemukan bahwa wanita yang berusia diatas 50 tahun memiliki keinginan berwirausaha lebih tinggi dibandingkan wanita yang masih muda karena jauh lebih fleksibel dalam merencanakan bisnis. Berdasarkan hasil penelitian Bastaman, A. dan Juffiasari, R. (2015) bahwa adanya faktor-faktor yang bersifat eksternal seperti (peran suami/keluarga, lingkungan sosial, lingkungan keluarga/ keturunan, kesempatan dan sumber modal) berpengaruh dalam pengambilan keputusan wanita untuk berwirausaha.hanya saja faktor yang paling menentukan dalam pengambilan keputusan berwirausaha adalah dukungan dan peran suami. Laju pertumbuhan perekonomian Kota Bandung berkembang pesat mencapai 6,8 persen, lebih besar dari laju pertumbuhan perekonomian di Jawa Barat yang mencapai 5,3 persen dan nasional mencapai 5,0 persen. Namun laju pertumbuhan perekonomian tersebut belum mampu menurunkan kurva kemiskinan di Kota Bandung. Untuk menangani permasalahan tersebut, pemerintah kota 6

Bandung berkomitmen untuk terus memberdayakan potensi-potensi wanita di kota Bandung untuk menyebarkan usahanya. (Jamil, 2018). Berdasarkan hasil penelitian Handani dan Harianti (2017) menjelaskan bahwa untuk meningkatkan pertumbuhan wirausaha wanita UMKM di kota Bandung perlu dilakukan aktivitas-aktivitas atau program seperti pembekalan berupa menanamkan semangat atau jiwa kewirausahaan dengan menghadirkan pengusaha sukses untuk membagikan pengalamannya dan membangun karakter wirausaha wanita, perencanaan berwirausaha atau mengembangkan bisnisnya dengan memberikan ide dan memilih jenis usaha yang relevan, mengelola keuangan, dan membuat perencanaan atau pengembangan usaha. Anggadwita dan Dhewanto (2017) mengemukakan bahwa niat merupakan faktor penting dalam mengidentifikasi motivasi dan karakteristik seseorang dalam membangun kegiatan kewirausahaan. Hal tersebut didukung oleh teori perilaku yang direncanakan (TPB) yang telah menyoroti bahwa niat sebagai faktor utama yang memotivasi perilaku manusia, yang ditentukan oleh tiga unsur kunci: sikap terhadap perilaku; norma subjektif; dan dirasakan kontrol perilaku (Ajzen,1991). Oleh karena itu, pemahaman tentang niat seseorang untuk berwirausaha dapat mencerminkan kecenderungan orang untuk mendirikan usaha secara riil (Jenkins dan Johnson, 1997). Berdasarkan fenomena yang terjadi maka dari itu penulis melakukan penelitian dengan judul Analisis Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Niat Berwirausaha Dengan Pendekatan Theory Of Planned Behavior (Studi Kasus Pada Wirausaha Muda Wanita Umkm Kelompok Usia 17-25 Tahun Di Kota Bandung) 1.3 Perumusan Masalah Pada perkembangan jaman seperti saat ini entrepreneur tidak hanya di dominasi oleh pria namun wanita juga telah mengambil bagian ini. Pertumbuhan wirausaha wanita di kota Bandung mengalami peningkatan tiap tahunnya. Permerintah kota Bandung pun terus memberdayakan potensi potensi wanita di kota Bandung untuk menurunkan kemiskinan di kota Bandung. Selanjutnya, untuk 7

meningkatkan pertumbuhan wirausaha wanita UMKM di kota Bandung perlu dilakukan aktivitas-aktivitas atau program seperti pembekalan berupa menanamkan semangat atau jiwa kewirausahaan dengan menghadirkan pengusaha sukses untuk membagikan pengalamannya dan membangun karakter wirausaha wanita, perencanaan berwirausaha atau mengembangkapun bisnisnya dengan memberikan ide dan memilih jenis usaha yang relevan, mengelola keuangan, dan membuat perencanaan atau pengembangan usaha. Niat merupakan faktor penting dalam mengidentifikasi motivasi dan karakteristik seseorang dalam membangun kegiatan kewirausahaan. Hal tersebut didukung oleh teori perilaku yang direncanakan (TPB) yang telah menyoroti bahwa niat sebagai faktor utama yang memotivasi perilaku manusia, yang ditentukan oleh tiga unsur kunci: sikap terhadap perilaku; norma subjektif dan kontrol perilaku yang dirasakan. 1.4 Pertanyaan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah tersebut. Pertanyaan penelitian mengenai penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana tanggapan responden mengenai Sikap Terhadap Perilaku terhadap niat berwirausaha? 2. Bagaimana tanggapan responden mengenai Norma Subjektif terhadap niat berwirausaha? 3. Bagaimana tanggapan responden mengenai Kontrol Perilaku yang Dirasakan terhadap niat berwirausaha? 4. Bagaimana tanggapan responden mengenai Niat Berwirausaha? 5. Bagaimana pengaruh theory of planned behavior terhadap niat berwirausaha? 6. Seberapa besar pengaruh sikap terhadap perilaku (attitude toward behavior)terhadap niat wirausaha wanita di kota Bandung dalam menjalankan bisnisnya? 8

7. Seberapa besar pengaruh norma subjektif (subjective norms) terhadap niat wirausaha wanita di kota Bandung dalam menjalankan bisnisnya? 8. Sebarapa besar pengaruh kontrol perilaku yang dirasakan (perceived behavioral control) terhadap niat wirausaha wanita di kota Bandung dalam menjalankan bisnisnya? 1.5 Tujuan Penelitian Berdasarkan pertanyaan penelitian tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui tanggapan responden mengenai Sikap Terhadap Perilaku terhadap niat berwirausaha. 2. Mengetahui tanggapan responden mengenai Norma Subjektif terhadap niat berwirausaha. 3. Mengetahui tanggapan responden mengenai Kontrol Perilaku yang Dirasakan terhadap niat berwirausaha. 4. Mengetahui tanggapan responden mengenai Niat Berwirausaha. 5. Bagaimana pengaruh theory of planned behavior terhadap niat berwirausaha? 6. Mengetahui seberapa besar pengaruh sikap terhadap perilaku (attitude toward behavior)terhadap niat berwirausaha pada wirausaha wanita di kota Bandung dalam menjalankan bisnisnya. 7. Mengetahui seberapa besar pengaruh norma subjektif(subjective norms) terhadap niat berwirausaha pada wirausaha wanita di kota Bandung dalam menjalankan bisnisnya. 8. Mengetahui seberapa besar pengaruh perilaku yang dirasakan (perceived behavioral control) terhadap niat berwirausaha pada wirausaha wanita di kota Bandung dalam menjalankan bisnisnya. 9

1.6 Manfaat Penelitian 1.6.1 Aspek Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi bagi peneliti yang meneliti dengan topik yang serupa. Kemudian dapat menambah pengetahuan mengenai niat wirausaha wanita. 1.6.2 Aspek Praktis Hasil yang didapat dari penelitian ini mengenai faktor faktor yang mempengaruhi niat wirausaha wanita dalam menjalankan bisnisnyabisnisnya, serta mengetahuihambatan hambatan yang terjadi pada wirausaha wanita. Dan sebagai acuan para wirausaha wanita yang menjalankan UMKM. 1.7 Ruang Lingkup Penelitian 1.7.1 Lokasi dan Objek Penelitian Penelitian ini adalah tentang identifikasi seberapa besar pengaruh atau faktor yang mendasari niat wirausaha wanita dalam menjalankan bisnisnya. Penelitian ini hanya fokus dan dikhususkan untuk meneliti wanita pemilik UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) di kota Bandung. 1.7.2 Waktu dan Periode Penelitian Secara keseluruhan penelitian ini akan dilaksanakan selama 6 bulan terhitung sejak bulan September tahun 2017 Maret tahun 2018 1.8 Sistematika Penulisan Tugas Akhir Pembahasan penelitian ini terbagi menjadi lima bab yang terdiri dari beberapa sub-bab. Sistematika penulisian penelitian ini secara garis besar adalah sebagi berikut: BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini diuraikan mengenai gambaran umum, latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian. 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LINGKUP PENELITIAN Dalam bab ini diuraikan teori-teori yang dapat mendukung analisis penelitian, diuraikan juga megenai penelitian terdahulu, kerangka pemikiran, hipotesis penelitian, dan ruang lingkup penelitian. BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini, dijelaskan mengenai jenis penelitian yang digunakan, variabel operasional, tahapan penelitian, populasi dan sampel, pengumpulan data, jenis data, teknik analisi data dan hipotesis BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini diuraikan mengenai karakteristik responden, hasil penelitian, dan pembahasan hasil penelitian BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Dalam bab ini disajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian, yang disajikan dalam kesimpulan penelitian, dan saran yang diberikan kepada objek penelitian. 11